Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KASUS

A P P E N D I C I T I S I N F I L T R AT

Narasumber :
dr. H. Asep Hermana, Sp.B

Pendamping :
dr. Hj. Sumarmi

Presentan :
dr. Jody Setiawan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH 45 KUNINGAN


KABUPATEN KUNINGAN
2023
LATAR BELAKANG
Apendisitis infiltrat adalah proses radang apendiks yang penyebarannya dapat dibatasi oleh
omentum dan usus-usus dan peritoneum disekitarnya sehingga membentuk massa
(appendicealmass).
Appendisitis infiltrat sering terjadi pada usia tertentu dengan range 22-30 tahun..
Menurut World Health Organization (2018, dalam Wainsani dan Khoiriyah 2020), di Amerika
Serikat apendisitis merupakan kedaruratan bedah abdomen yang paling sering dilakukan, dengan
jumlah penderita pada tahun 2017 sebanyak 734.138 orang dan meningkat pada tahun 2018 yaitu
739.177 orang
Hasil survei pada tahun 2018 angka kejadian apendisitis di sebagian besar wilayah Indonesia,
jumlah pasien yang menderita penyakit apendisitis berjumlah sekitar 7% dari jumlah penduduk di
Indonesia atau sekitar 179.000 orang
I D E N T I TA S
PA S I E N

Nama : Ny. I
Nomor RM : 00224682
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru
Tanggal masuk RS : 15/12/22
Tanggal Periksa : 15/12/22
ANAMNESA
Keluhan Utama

Nyeri perut di bagian kanan bawah sejak 1 Minggu SMRS


Riwayat Penyakit Sekarang

Os datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah yang dirasakan sejak 1
minggu SMRS. Awal nya nyeri di ulu hati dan tiba-tiba menjalar ke kanan bawah,
Nyeri dirasakan terus menerus dan semakin memberat sejak 1 hari SMRS. Nyeri haya
dirasakan di perut kanan bawah dan tidak menjalar ke pinggang, punggung maupun
selangkangan, dan tidak ada nyeri di bagian panggul. Nyeri bertambah saat pasien
beraktifitas. Nyeri terasa lebih ringan jika pasien menekuk kaki kanannya.Pasien tidak
mengaku merasakan nyeri perut di seluruh perut sebelumnya, perut pasien tidak
merasa kembung, di selangkangan paha juga tidak merasakan adanya benjolan.
R I WAYAT P E N YA K I T S E K A R A N G

Keluhan pasien juga di sertai demam sejak 3 hari SMRS, mual,


muntah dan tidak nafsu makan. Muntah dirasakan 3x perharinya setiap
diberi makan. pasien juga mengaku belum BAB sejak 3 hari namun
masih bisa buang gas. BAK tidak ada nyeri atau berpasir, Warna BAK
Kuning biasa. Pasien juga mengatakan selama haid teratur dan sekarang
sedang tidak haid, Perdarahan berlebih (-) tidak ada keputihan (-), dan
telah melakukan test kehamilan dengan PP test hasil nya negatif (-)
Pasien sebelum nya periksa ke klinik utama swasta di kuningan dengan
keluhan yang sama pada tanggal 14/12/2022, setelah bertemu dr.Sp.B
pasien disarankan ke RSUD 45 dengan membawa surat pengantar rujukan
dari klinik utama swasta di kuningan dan membawa hasil USG.
 RiwayatPenyakitDahulu:
Riwayat sakit sama sebelumnya(-), Riwayat kehamilan (-) Batu/pasir Saluran kencing(-)
DM (-), Hipertensi (-)
 RiwayatPenyakitKeluarga:
Keluarga tidak ada riwayat apapun
 RiwayatKebiasaan:
Pasien jarang mengkonsumsi sayuran & buah
 Riwayat Pengobatan:

Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK

KU : Tampak Sakit Sedang

Kesadaran : Composmentis (E4V5M6)


TTV
• TD : 110/80 mmHg
• HR : 88 x/menit
• RR : 24 x/menit
• Suhu : 37.1 0 C
• SpO2 : 99%
KEPALA
Bentuk
P E M E R I: K S Normocephali
AAN FISIK
Rambut : Rambut hitam, tidak mudah dicabut, distribusi
merata.
Mata : Pupil bulat, isokor, konjungtiva anemis -/- ,
sklera ikterik -/-.
Telinga : Normotia, liang telinga lapang/lapang, serumen
-/-.
Hidung : Bentuk biasa, lapang/lapang, sekret(-).
Mulut : Mukosa bibir kering, sianosis (-), lidah tidak
kotor & tidak kering
LEHER : KGB tidak teraba membesar.
THORAKS
Ins : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi suprasternal -,
retraksi sub costae -
Pal : Vokal fremitus simetris kanan = kiri
Per : Sonor kanan = kiri
Aus : Pulmo : VBS vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Cor : BJ I & II normal, murmur -, gallop -
ABDOMEN
Inspeksi ; Datar, distribusi warna sama dengan kulit sekitar, bentuk
normal, ikterik(-), pucat (-), gerak dinding perut
simetris.
Perkusi ; Thimpani seluruh lapang abdomen, shifting dullness (-).
Auskultasi ; Bising usus (+)
Palpasi ; dinding abdomen supel, nyeri tekan di RLQ (Right Lower
Quadrant), defans muskular(-), Nyeri tekan Mc burney (+),
Blumberg sign(+), rovsing sign (+), psoas sign (+), obturator sign
(+), lasegue (-), hepar dan lien tak teraba, ballotement (-), undulasi
(-), ketok CVA (-).

EKSTREMITAS
Akral hangat +
CRT <2”
oedem -
A LVA R A D O S C O R E
M Migration of pain (1)
A Anorexia (1)
N Nausea/vomitus (1)
T Tenderness in right lower quadrant (2)
R Rebound pain (1)
E Elevated temperature (1)
L Leucocytosis (0)
S Shift Of White Blood cell count to the left (0)

• 7-10 : apendisitis akut


• 5-6 : observasi 24 jam
•<5 : bukan apendisitis
FOTO POLOS ABDOMEN AP

PEMERIKSAAN LABOORATORIUM :
HASIL LAB DI IGD 15/12/2022 Hasil Nilai rujukan

Hemoglobin 14.2 12 – 16
Leukosit 8.15 4.0 – 10.0
Hematokrit 42.8 35.0 – 47.0
Trombosit 373.000 150 – 450
Eritrosit 5.08 4.10 – 5.10
MCV 84.3 80.0 – 96.0
MCH 28.0 28.0 – 33.0
MCHC 33.2 33.0 – 36.0
SGOT 17 5 – 31
SGPT 15 < = 34
Ureum 22 10 – 50
Kreatinin 0.73 0.5 – 1.1
Natrium 138 135 – 145
Kalium 4.1 3.5 – 5.1
Kalsium 1.24 1.13 – 1.32
Antigen (-) Negatif (-) Negatif
HBsAg (-) Negatif (-) Negatif
RONTGEN THORAX

Hasil : Tidak ada pembesaran jantung


USG

Kesimpulan :
• Suspek Periappendicular Infiltrate
• USG Ren Bilateral dan Uterus tak menunjukkan kelainan
RESUME

Os datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah yang dirasakan sejak 1 minggu SMRS. Nyeri dirasakan terus menerus
dan semakin memberat sejak 1 hari SMRS. Nyeri haya dirasakan di perut kanan bawah dan tidak menjalar ke pinggang,
punggung maupun selangkangan, dan tidak ada nyeri di bagian panggul. Nyeri bertambah saat pasien beraktifitas. Nyeri
terasa lebih ringan jika pasien menekuk kaki kanannya.Pasien tidak mengaku merasakan nyeri perut di seluruh perut
sebelumnya, perut pasien tidak merasa kembung, di selangkangan paha juga tidak merasakan adanya benjolan.
Keluhan pasien juga di sertai demam sejak 3 hari SMRS, mual, muntah dan tidak nafsu makan. Muntah dirasakan 3x
perharinya setiap diberi makan. pasien juga mengaku belum BAB sejak 3 hari namun masih bisa buang gas. BAK tidak ada
nyeri atau berpasir, Warna BAK Kuning biasa. Pasien juga mengatakan selama haid teratur dan sekarang sedang tidak haid,
Perdarahan berlebih (-) tidak ada keputihan (-), dan telah melakukan test kehamilan dengan PP test hasil nya negatif (-)
Pemeriksaan Abdomen : dinding abdomen supel, nyeri tekan di RLQ(+), Nyeri tekan Mc burney +), Blumberg
sign(+), rovsing sign (+), psoas sign (+), obturator sign (+).
DIAGNOSIS BANDING :

Urolithiasis
Adnexitis
Divertikulitis
ISK
Kehamilan Ektopik
Kista ovarium
DIAGNOSIS KERJA :

Appendisitis Infiltrate
T E R AP I
PENATALAKSANAAN IGD :

IVFD Asering 500 cc/ 8 jam

Cefotaxime inj 2x1 i.v (skin test)


Omeprazole 1x1 vial i.v
puasakan
Advis dr. Asep Hermana, Sp.B

Siapkan operasi jam 11


Advis dr.Lukman, Sp.An
• Ondancentron 8 mg IV
• Omeprazole 40 mg IV
• Loading 500 Ml RL
PROGNOSIS
Qou ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam
Quo sanationam : Dubia ad bonam
Laporan Operasi

Jam mulai : pk. 10.45

Jam selesai : pk. 11.50

Diagnosis Pre Operatif : Appendisitis Infiltrate


Diagnosis Post operati : Appendisitis Infiltrate

Tindakan : Apendektomi

Jumlah Perdarahan : kurang labih 10 cc.


TGL Hasil Assesmen Pasien Instruksi Dokter
S: Nyeri luka post op (+), demam (-) Obs. TTV
O: keadaan umum : sakit sedang Puasa s/d BU(+)
TD : 110/70 mmhg IVFD RL
HR : 78 x/menit Therapy :
RR : 18x/menit Cefotaxime 2x1gram iv
15/12/22 Suhu : 36.5 C Dexametasone 3x1 amp iv
Abdomen: nyeri tekan (+), BU (-), luka Omeprazole 1x1
operasi masih basah GV 2 kali sehari
A : Post Op Appendektomi
P : instruksi dr. Asep Hermana, Sp.B
S: Nyeri luka post op (+) minimal, Obs. TTV
demam (-), pasien sudah mulai minum Diet lunak
dan makan lunak. IVFD RL : Hidroma = 2:1
O: keadaan umum : Tampak baik Therapy :
TD : 110/70 mmhg Cefotaxime 2x1gram iv
HR : 78 x/menit Dexametasone 3x1 amp iv
16/12/22 RR : 18x/menit Omeprazole 1x1
Suhu : 36.5 C Metoclopramide 3x1
Abdomen: nyeri tekan (+), BU (+), Ketorolac 3x1
luka operasi darah (-), pus (-) GV 2 kali sehari
A : Post Op Appendextomi
P : instruksi dr. Asep Hermana, Sp.B
S: Nyeri luka post op (+) minimal, Terapi Lanjut
demam (-), pasien sudah mulai minum
dan makan lunak.
BAB (+) Buang angin (+)
O: keadaan umum : Tampak baik
TD : 110/70 mmhg
17/12/22 HR : 78 x/menit
RR : 18x/menit
Suhu : 36.5 C
Abdomen: nyeri tekan (+), BU (+),
luka operasi darah (-), pus (-)
A : Post Op Appendextomi
P : instruksi dr. Asep Hermana, Sp.B
S: Nyeri luka post op (+) minimal, Boleh Pulang
demam (-), pasien sudah mulai minum
dan makan lunak.
BAB (+) Buang angin (+)
O: keadaan umum : Tampak baik
TD : 110/70 mmhg
19/12/22 HR : 78 x/menit
RR : 18x/menit
Suhu : 36.5 C
Abdomen: nyeri tekan (+), BU (+),
luka operasi darah (-), pus (-)
A : Post Op Appendextomi
P : instruksi dr. Asep Hermana, Sp.B
LANDASAN
TEORI
ANATOMI
• Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10cm
(kisaran 3-15cm), dan berpangkal di caecum
• Struktur apendiks mirip dengan usus mempunyai 4 lapisan yaitu mukosa,
submukosa, muskularis eksterna/propria (otot longitudinal dan sirkuler) dan
serosa
• Terletak : intraperitoneal dan retroperitoneal

De Jong,.W., Sjamsuhidajat, R., 2004


VASKULARISASI

Parasimpatis  cab. N. Vagus


a. mesenterika superior dan a. apendikularis

Simpatis  N. torakalis X
Anatomi apendiks Posisi apendiks
FISIOLOGI APENDIKS

•Menghasilkan lendir 1-2 ml/hari


•Lendir itu normalnya dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya
mengalir ke sekum
•Kapasitas lumen apendiks normal hanya sekitar 0,1 ml. Jika sekresi
sekitar 0,5 dapat meningkatkan tekanan intalumen sekitar 60 cm
•Gangren dan perforasi khas dapat terjadi dalam 24-36 jam, tapi
waktu tersebut dapat berbeda-beda setiap pasien. Bila sekresi mukus
terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat
De Jong,.W., Sjamsuhidajat, R., 2004
JENIS POSISI

Promontorik : ujung appendiks menunjuk ke arah promontoriun sacri

Retrocolic : appendiks berada di belakang kolon ascenden dan biasanya

retroperitoneal.
Antecaecal : appendiks berada di depan caecum.

Paracaecal : appendiks terletak horizontal di belakang caecum.

Pelvic descenden : appendiks menggantung ke arah pelvis minor 

Retrocaecal : intraperitoneal atau retroperitoneal; appendiks berputar ke atas ke belakang


caecum.

Itskowiz, M.S., Jones, S.M., 2004


DEFINISI
Apendisitis infiltrat adalah proses radang
apendiks yang penyebarannya dapat
dibatasi oleh omentum dan usus-usus dan
peritoneum disekitarnya sehingga
membentuk massa (appendicealmass)
• Apendisitis dapat ditemukan
pada semua umur namun <1
tahun jarang dilaporkan
• Insidens tertinggi pada
kelompok umur 20-30 tahun
• Insidens laki-laki dan
perempuan sebanding, utk
kelompok usia 20-30 tahun
lebih sering laki-laki De Jong,.W., Sjamsuhidajat, R.,
2004
ETIOLOGI
ETIOLOGI :
• Infeksi bakteri: Bacteroides
fragilis,  bakteri anaerob, gram
negatif dan Escherichia coli,
bakteri gram
negatif, facultative anaerob
• Sedangkan bakteri lainnya yaitu:
Peptostreptococcus,
Pseudomonas, Klebsiela, dan
Klostridium, Lactobacillus, dan
B.splanchnicus. 
• Erosi mukosa apendiks
• Fekalit
• Benda asing yang tertelan De Jong,.W., Sjamsuhidajat, R.,
2004
• Diet rendah serat
Itskowiz, M.S., Jones, S.M., 2004
Klasifikasi
Klasifikasi Apendisitis

Apendisi Apendisit Apendisiti Apendisi Apendisit


tis Akut is Infiltrat s Perforasi tis Abses is Kronik

Apendisitis Apendisitis Apendisitis


Akut Akut Akut
Sederhana Purulenta Gangrenosa

De Jong,.W., Sjamsuhidajat, R.,


2004
Manifestasi Klinis
Gejala Tanda:
• Nyeri samar-samar dan • Demam
tumpul di daerah • Kembung
epigastrium di sekitar
• Mc. Burney sign
umbilikus
• Obturator sign
• Mual muntah
• Rovsing sign
• Nafsu makan berkurang
• Psoas sign
• Nyeri akan berpindah
ke titik Mc.Burney
• Konstipasi

De Jong,.W., Sjamsuhidajat, R.,


2004
Lokasi nyeri
P E M E R I K S A A N F I S I K PA L PA S I
Pemeriksaan penunjang

Leukositosis

Laboratorium Penunjang lain

• Appendicogra
m(foto barium
usus buntu)
• USG
De Jong,.W., Sjamsuhidajat, R.,
2004
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN HASIL YANG DIHARAPKAN NILAI NORMAL

Hb biasanya normal Lelaki: 14-18 g/dL


Kasus: 13 g/dL Wanita: 12-16 g/dL
Hematokrit Kasus: 40% Lelaki: 41-53%
Wanita: 36-47%
Trombosit Kasus: 200.000/uL Lelaki: 150.000-400.000/uL
Wanita : 150-400.000/uL

LED meningkat (pada appendicitis infiltrate) Lelaki: 0-10 mm/jam


Kasus: 30 mm/jam Wanita: < 15 mm/jam

Tes protein reaktif (CRP) Biasanya CRP dalam serum akan


meningkat sampai 16.
Lelaki : 4.000-11.000/uL
Leukosit 12.000 /uL Wanita: 5-10/uL

Pemeriksaan urin Tidak ada bakteri patogen Tidak ada bakteri patogen
Tidak ada sel darah putih dan protein
PEMERIKSAAN PENUNJANG RADIOLOGI

1. FOTO POLOS ABDOMEN 2. BARIUM ENEMA


adanya fekalit pada abdomen Kontour opak apendiks yang tidak
sebelah kanan bawah reguler
3. USG 4. CT SCAN
Appendiks yang meradang tampak sebagai
lumen tubuler, diameter lebih dari 6mm, tidak
penebalan dinding appendix dan
ada peristaltic pada penampakan longitudinal dan periappendiceal stranding (panah)
gambaran target pada penampakan transversal.
A LVA R A D O S C O R E
M Migration of pain (1)
A Anorexia (1)
N Nausea/vomitus (1)
T Tenderness in right lower quadrant (2)
R Rebound pain(1)
E Elevated temperature (1)
L Leucocytosis (2)
S Shift Of White Blood cell count to the left (1)

• 7-10 : apendisitis akut


• 5-6 : observasi 24 jam
De Jong,.W., Sjamsuhidajat, R.,
2004
•<5 : bukan apendisitis
INTERPRETASI

Skor 1-4 Skor 5-6 Skor 7-8 Skor 9-10


dipertimbangkan kemungkinan dipertimbangkan hampir definitif mengalami dx
tidak dipertimbangkan
dx apendisitis akut tetapi tidak
mengalami apendisitis dx apendisitis apendisitis akut dan dibutukan
membutuhkan operasi segera
akut. akut tindakan bedah
atau dinilai ulang.
Diagnosis banding

• Gastroenteritis • Divertikulitis Meckel


• Demam dengue • Perforasi tukak duodenum
• Kelainan ovulasi • Kolesistitis akut
• Infeksi panggul • Pankreatitis
• Kehamilan ektopik • Perforasi kolon
• Kista ovarium terpuntir • Karsinoid
• Endometriosis ovarium externa • Mucocele apendiks
• urolitiasis
PENATALAKSANAAN
Add
• Open appendectomy: Title

• Antibiotik
- Pada apendisitis Add
Title
gangrenosa/perforata
- Preoperatif, antibiotik broad
spectrum intravena Add
Title
diindikasikan untuk
mengurangi infeksi pasca
bedah
PENATALAKSANAAN
• Post operatif, diteruskan selama 24 Add
Title
jam tanpa komplikasi, diteruskan
selama 5-7 hari kasus apendisitis
ruptur/dengan abses, diteruskan Add
Title
sampai 7-10 hari kasus apendisitis
ruptur dengan peritonitis difus

• Pencegahan Add
Title
- Diet tinggi serat
- Defekasi yang teratur
Komplikasi
Perforasi

Peritonitis

Masa periapendikuler
Apendiktomi yang dilakukan
01 sebelum perforasi prognosisinya
baik.
Setelah operasi masih dapat
02 terinfeksi pada 30% kasus
Prognosis apendiks perforasi/gangrenosa

Serangan berulang dapat terjadi


03 bila apendiks tidak diangkat
D A F TA R P U S TA K A

 Mansjoer,A., dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Kedua. Penerbit Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
 Schwartz, Spencer, S., Fisher, D.G., 1999. Principles of Surgery sevent edition. Mc-Graw Hilla Division of The
McGraw-Hill Companies. Enigma an Enigma Electronic Publication.
 Anonim, . Ilmu Bedah dan Teknik Operasi. Bratajaya Fakultas Kedokteran UNAIR. Surabaya.
 Lugo,. V.H., 2004. Periappendiceal Mass. Pediatric Surgery Update. Vol.23 No.03 September 2004.
http://home.coqui.net/titolugo/PSU23304.PDF#search=periappendiceal %20 mass
 Anonim, 2006. Appendix Mass. GP Note Book  http://www.gpnotebook.co.uh/cache/1738145813.htm
 Anonim,2006.Appendicitis.http://www.meddean.lun.edu/lumen/Meded/Radio/Nuc_med?Appendicitis/Natural.htm.

 De Jong,.W., Sjamsuhidajat, R., 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. EGC. Jakarta.
 Itskowiz, M.S., Jones, S.M., 2004. Appendicitis. Emerg Med 36 (10): 10-15.www.emedmag.com
Thank You

Anda mungkin juga menyukai