Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

INVAGINASI ILLEOCOLICA
OLEH:
dr. AINNI PUTRI SAKIH
DPJP
dr.TAMSIL Sp.B
RUMAH SAKIT BUDI KEMULIAAN BATAM
2017
ANAMNESIS

Identitas Pasien
• Nama : An. N
• Umur : 3 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Berat badan : 15 kg
• Alamat : Perumahan sierra H/5 , Batu Aji
• Agama : Kristen
• Suku : Batak
• Nama orang tua :
– Ayah : Verenki Nadapdap
– Ibu : Ratna Simanjuntak
• Tanggal Masuk RS : 28 September 2017
• Tanggal keluar RS : 02 Oktober 2017
• No. RM : 418763
ANAMNESIS

KELUHAN • NYERI PERUT 5 SMRS


UTAMA

KELUHAN • MUAL DAN MUNTAH


TAMBAHAN • DEMAM
Riwayat penyakit sekarang
Pasien merupakan rujukan RS Mutiara Aini batu aji dengan keluhan nyeri perut hilang
timbul 5-10 menit, keluhan ini muncul sejak ± 4 hari yang lalu SMRS. Diantara nyeri berulang
anak cenderung tenang.
Sebelumnya pasien mengeluhkan demam sempat diukur dengan termometer 39,0°C
kemudian orang tuanya membawa pasien ke klinik Alam sehat diberikan obat penurun
panas dan antibiotik, namun demamnya tidak kunjung turun, lalu tengah malam pasien
dibawa ke bidan kemudian di masukkan obat penurun panas melalui dubur kemudian
panasnya turun.
Keesokan harinya pasien mengeluhkan nyeri perut yang tak tertahankan dengan
intensitas 10-15 menit sekali disertai mual dan muntah dengan frekuensi > 6 kali muntah
berwarna jernih dengan volume ¼ Aqua gelas tiap kali muntah, dan pasien langsung dibawa
ke IGD RS mutiara aini, lalu dokternya mengusulkan pasien untuk dilakukan USG abdomen di
Aeskulap Health Center dari hasilnya yaitu dicurigai adanya invaginasi ileoileal, kemudian
atas saran dokter igd pasiennya dirujuk ke RSBK untuk mendapat penanganan lebih lanjut
oleh dokter bedah. Sebelumnya pasien memiliki riwayat batuk pilek yang dialami ± 1
minggu sebelum mengalami keluhan nyeri perut disertai demam.
BAB mencret kuning tidak ada darah dan lendir. Os memiliki kebiasaan makan seperti
biasa tetapi cenderung makan sambil minum air.
RPD Tidak ada kelainan

RPK Tidak ada kelainan

RPO Tidak ada kelaian


ANC teratur ke spesialis kandungan, ibu hamil aterm
Riw. Kehamilan ibu 39 minggu dan ibunya tidak pernah mengalami kelainan
selama masa kehamilan

Pasien lahir secara pervaginam dengan BBL 2900 gr dan


Riw. Persalinan ibu panjang 50 cm. pasien merupakan anak pertama dengan
jenis kelamin laki-laki, lahir cukup bulan

Riw.Pemberian Pasien sering makan makanan tidak dikunyah langsung


Makan dengan minum

Riw. Imunisasi Hepatitis B + Polio + BCG + DTP


II. PEMERIKSAAN FISIK

Vital Sign

• Keadaan Umum : Lemah


• Kesadaran : Compos Mentis
• Heart rate : 103 x/menit
• Pernapasan : 22 x/menit
• Suhu : 37,8 oC
• Berat Badan : 15 Kg
Status generalis
– Kepala:
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), airmata(-)
Hidung : tidak ada sekret/ bau/ perdarahan
Telinga : tidak ada sekret/bau/perdarahan
Mulut : bibir tidak sianosis, tidak ada pigmentasi,
mukosa tidak pucat, mulut kering.
– Leher:
KGB : tidak ada pembesaran
Tiroid : tidak ada pembesaran
• Thoraks:
– Cor:
I: ictus cordis tidak tampak
P: ictus codis teraba di ICS IV MCLS
P: batas jantung ICS IV PSL dekstra sampai ICS V
MCL sinistra
A: S1S2 tunggal, ekstra sistol (-), gallop (-), murmur (-)
– Pulmo:
I: Simetris, tidak ada retraksi
P: Fremitus raba normal +/+
P: Sonor +/+
A: Vesikuler +/+, Ronkhi:-/- Wheezing : -/-
• Abdomen:
I: Flat(+) , darm contour (-), darm steivung (-)
A: Peristaltik meningkat,Bising usus (-), methalic sound (-)
P: Thympani
P:Flat (+), H/L tidak ada nyeri tekan, turgor kulit 2 detik
• Ekstremitas:
Akral hangat + + Oedem - -
+ + - -
• Genitalia :
RT : Sfingter ani normal, tidak ada darah
Laboratorium Darah (27-09-2017)(RS Mutiara aini)

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan


Hemoglobin 11,0 11 g/dl
Leukosit 11.200 5000-11.000/ul
Trombosit 487.000 15.000-50.000/ul
Hematokrit 31 53,0-63,0 %
Eritrosit 4,4 4,4-5,8 x 103/ul
LABORATORIUM DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium Darah (28-09-2017)(RSBK)


Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Glukosa sewaktu (stick) 97 90-199 mg/dl

Golongan darah A/+


Waktu pendarahan (BT) 3 1-4 menit
Waktu pembekuan (CT) 6 3-7 menit
HbsAg (rapid) negatif negatif
Anti HIV (rapid 1) Non-reaktif Non-reaktif
USG (27-09-2017)
Hasil pemeriksaan USG
• Pada abdomen tengah tampak gambaran
sandwich sign dan gambaran menyerupai
doughnut sign .
• KESAN
– USG tampak gambaran mengarah ke invaginasi
illeoileal.
– Hepatobillier, lien, pankreas, ginjal kiri dan kanan.
Foto rontgen (28-09- 2017)
Hasil pemeriksaan Foto rontgen Thoraks AP
semi errect dan BOF
Thoraks AP semi errect
• Kesan :
– Cor pulmo tak tampak kelainan.
BOF
• Kesan :
– Massa intra abdomen intra peritoneal dengan cresent sign
regio abdomen atas-bawah susp.intususepsi colo-colica
– Terpasang NGT dengan ujung proyeksi bulbus duodenum.
Diagnosis
• Diagnosis kerja :
– Kolik abdomen ec. Susp. Invaginasi
• Diagnosis komplikasi :
– Appendecitis akut
– Illeus obstruktif
– Massa Intraabdomen
Penatalaksanaan
• IVFD KAeN3B 1500 cc/24 jam
• Inj. Ceftriaxon 2 x 500mg
• Inj. Antrain 3 x ½ amp
• Drip. Metronidazole 3 x 250mg
• Inj. Ranitidin 3x ½ amp
• Inj. Ondancetron 2 x ½ amp
• NGT
• Rencana OP cyto konsul dokter anak dan dokter anastesi
• Siapkan 1 kantong PRC
Prognosis
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
Resume
• Pasien an.N merupakan rujukan dari RS
Mutiara Aini dengan nyeri perut dan demam
yang sangat sudah dirasakan ± 4 hari yang lalu
sudah diberikan obat namun tidak membaik.
• Nyeri diseluruh lapang perut, disertai muntah
bening, BAB mencret kuning tanpa darah dan
lendir dan BAK tidak ada kelainan. Pasien di
USG dan rontgen dengan hasil susp.invaginasi,
pasien disiapkan operasi segera.
S
Follow up (28-07-2017)
Demam(+), nyeri perut ,pasien rewel, muntah (+), kembung (+)

O KU: lemah
Kesan: compos mentis
TTV : nadi :103x/menit RR: 22x/menit temp:37,8°C
Thorax: cor S1S2t unggal M/G = -/-
pulmo : ves :+/+ , ronk : - / -, whes : -/-
Abdomen : flat (+), BU (+), soepel, thympani.
Ekstremitas: AH ++/++ oedem - - /- -

A Kolik abdomen e.c Invaginasi illeoilleal


P - IVFD Kaen3B 1500/24 jam
- Inj. Antrain 3 x ½ amp
- Inj. Metronidazole 3x 250mg
- inj. Ranitidin 3 x ½ amp
- Inj. Ondancetron 2 x ½ amp

- Dilakukan operasi CITO pukul 21.30 WIB


- Tranfusi PRC 1 labu (Bawa OK)
- Pasang kateter
- Laparotomi
- Milking
- Appendiktomi
- Repair Saecum
S
Follow up (pagi 29-07-2017)
Demam(+), nyeri ↓,pasien rewel, tidur(+).

O KU: membaik, lemah kesan: compos mentis


TTV : nadi :130x/menit RR: 22x/menit temp:37,5°C
Thorax: cor S1S2tunggal M/G = -/-
pulmo : ves : +/+, ronki: - / -, whes : -/-
Abdomen : flat (+), BU (+), soepel, thympani.
Ekstremitas: AH ++/++ oedem - - /- -
Stats. Lokal
1. NGT (+) jernih di aff
2. Verban diregio umbilical
3. Drain diregio suprapubik, isi darah volume 75cc
4. Cateter isi urine kuning 50 cc

A Intususepsi illeocolica post laparotomy

P - IVFD Kaen3B 1500/24 jam


- Inj. Antrain 3 x ½ amp
- Inj. Metronidazole 3x 250mg
- inj. Ranitidin 3 x ½ amp
- Inj. Ondancetron 2 x ½ amp
- Masuk tranfusi PRC 1 labu(02.00)
- Boleh minum sedikit, susu, latihan duduk.
S
Follow up (pagi 30-09-2017)
Demam(-), nyeri ↓,pasien rewel, tidur(+).

O KU: baik kesan: compos mentis


TTV : nadi :120x/menit RR: 24x/menit temp:37,5°C
Thorax: cor S1S2tunggal M/G = -/-
pulmo : ves : +/+ , ronk : - / -, whes : -/-
Abdomen : flat (+), BU (+), soepel, thympani.
Ekstremitas: AH ++/++ oedem - - /- -
Stats. Lokal
1. Verban diregio umbilical
2. Drain diregio suprapubik, isi darah volume 79cc di aff
3. Cateter isi urine kuning 100 cc di aff

A Intususepsi illeocolica post laparotomy

P - IVFD Kaen3B 1500/24 jam


- Inj. Antrain 3 x ½ amp
- Inj. Metronidazole 3x 250mg
- inj. Ranitidin 3 x ½ amp
- Inj. Ondancetron 2 x ½ amp
- Inj. Cefazolin 2x500mg
- Diet susu 6 x 50 cc persendok
- Diet bubur
S
Follow up (pagi 01-10-2017)
nyeri ↓,pasien rewel, tidur(+).

O KU: baik, kesan: compos mentis


TTV : nadi :122x/menit RR: 22x/menit temp:37,5°C
Thorax: cor S1S2tunggal M/G = -/-
pulmo : ves : +/+, ronk : - / -, whes : -/-
Abdomen : flat (+), BU (+), soepel, thympani.
Ekstremitas: AH ++/++ oedem - - /- -
Stats. Lokal
1. Verban diregio umbilical
2. Pasien sudah bisa duduk

A Intususepsi illeocolica post laparotomy

P - IVFD Kaen3B 1500/24 jam


- Inj. Antrain 3 x ½ amp
- Inj. Metronidazole 3x 250mg
- inj. Ranitidin 3 x ½ amp
- Inj. Ondancetron 2 x ½ amp
- Inj. Cefazolin 2x 500mg
- Diet susu 6 x 50 cc persendok
- Diet bubur
S Tidak ada keluhan
Follow up (pagi 02-10-2017)
O KU: baik kesan: compos mentis
TTV : nadi :120x/menit RR: 23x/menit temp:37,5°C
Thorax: cor S1S2tunggal M/G = -/-
pulmo : ves : +/+ , ronk : - / -, whes : -/-
Abdomen : flat (+), BU (+), soepel, thympani.
Ekstremitas: AH ++/++ oedem - - /- -
Stats. Lokal
1. Verban diregio umbilical

A Intususepsi illeocolica post laparotomy

P p/o : - cefixime 2 x ½ cth


- paracetamol 3 x ½ cth
Edukasi :
a. Kontrol ke poli bedah umum 3 hari setelahnya untuk rawat luka dan angkat jahitan.
b. Diberikan susu 6 x 50 cc dan bubur serta lauknya yg dicincang halus.
c. Latihan duduk bertahap hingga berjalan.
TINJAUAN PUSTAKA

INVAGINASI
1 DEFINISI
Adalah keadaan dimana suatu segmen usus masuk ke
dalam lumen usus bagian distalnya sehingga
menimbulkan gejala obstruksi usus

27
2. EPIDEMIOLOGI
Pada umur antara 3 bulan sampai 6 tahun

Insiden bervariasi dari 1-4 per


1.000 kelahiran hidup

laki-laki dan perempuan  4:1

merupakan penyebab 80-90% dari


kasus obstruksi usus pada bayi dan
anak

28
3. ETIOLOGI

• Penyebab pasti dari invaginasi belum diketahui

• Invaginasi dibedakan menjadi dua


– Idiopatik
– Kausal

• Didapatkan hal-hal sebagai berikut:


– Adanya penebalan Plaque Peyer
– Adanya  perubahan  flora  usus  sehingga  timbul
 peristaltic  yang  meniggi.
29
4. Klasifikasi
Invaginasi

20% 10%
50%
ileo-colica
ileo-ileo colica
ileo-ileal
colo-colica
lain-lain

22%
25%
5. patofisiologi
Gangguan motilitas
Disritmik peristaltik
usus

intususepsi

Gangguan vaskular

Iskemia 
edema nekrosis

Obstruksi Perforasi
31
6. MANIFESTASI KLINIS

Crapping
pain

TRIAS
invaginasi
Sausage Currant jelly
shaped stool

32
TANDA-TANDA KOMPLIKASI
Umumnya terjadi setelah > 18-24 jam

Ileus obstruksi Peritonitis

Perut distended Nyeri di seluruh


Muntah lapangan perut
BAB negatif  Defans muskular
Flatus negatif  Demam tinggi
Tanda dehidrasi  Anak terlihat
“toksik”

33
7. DIAGNOSIS

anamnesis
Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan fisik
Rectal Touche
BOF dan LLD

Barium enema
Gold standard
USG

CT Scan

34
Currant jelly stool
CT Scan

USG potongan tranversal USG potongan horizontal 35


8. DIAGNOSIS BANDING

• Appendicitis Akut

• Volvulus

• Divertikulum Meckel

36
9. TATALAKSANA

Perbaikan KU  Puasa
 Resusitasi cairan
 Dekompressi
Reposisi  Antibiotika
(dengan indikasi)
Reseksi  Analgesik
(dengan indikasi)

37
9. TATALAKSANA

Barium enema

Reposisi
Milking (surgical)

Reseksi Dilanjutkan dengan end to end


anastomose

38
39
10. KOMPLIKASI

• Jika invaginasi terlambat atau tidak


diterapi, dapat menimbulkan nekrosis
jaringan, perforasi usus, dan infeksi.

40
11. prognosis
• ditentukan oleh cepatnya pertolongan yang
diberikan

• pertolongan <24 jam dari serangan pertama 


prognosis yang lebih baik.

• Angka kematian setelah terapi berkisar 1-3%.

• Dapat terjadi relaps invaginasi, yaitu 11%


setelah reposisi barium dan 3% pada operasi
tanpa reseksi usus.
41
A NK
TH
YOU

42

Anda mungkin juga menyukai