Anda di halaman 1dari 40

PANGGUL SEMPIT

NINA KARINA GINTING 090100222


SALWA NURHASANAH 090100349

PEMBIMBING :
dr Sanusi Piliang, SpOG
Anatomi Panggul
Tulang-tulang panggul terdiri atas
1). os koksa yang terdiri atas os ilium, os
iskium, dan os pubis,
2). os sacrum dan
3) os koksigeus.
Bidang Panggul
Pintu Atas Panggul (Pelvic inlet)
Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium
korpus vertebra sakral 1, linea innominata (terminalis), dan pinggir atas simfisis.
Panjang jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium lebih kurang 11 cm
disebut konjugata vera.

Bidang pintu atas panggul
Bidang Hodge
Pintu tengah panggul(Midpelvicpelvis)
Diameter interspina 10 cm atau lebih, dan
merupakan diameter terkecil dari pelvis.
Diameter anteroposterior melalui level spina
ischiadica normalnya berukuran sekurang-
kurangnya 11.5 cm.

Pintu bawah panggul (Pelvic Outlet)
Pintu bawah panggul tersusun atas 2 bidang
datar berbentuk segi tiga, yaitu bidang yang
dibentuk oleh garis antara kedua buah tubera
ossis iskii dengan ujung os sakrum dan
bagianbawah simfisis.
Dalam obstetri dikenal 4 jenis panggul
(pembagian Cadwell dan Molloy 1933)
Jenis gynaecoid
Jenis anthropoid
Jenis android
Jenis platypelloid
Panggul Sempit
Definisi
Panggul disebut sempit apabila ukurannya 1-2 cm kurang dari
ukuran yang normal.
Kesempitan panggul bisa pada pintu atas panggul, ruang tengah
panggul, pintu bawah panggul atau kombinasi dari ketiganya.

Pembagian panggul sempit
Kesempitan pintu atas panggul
Conjugata diagonal (CD) + 13.5 cm. Conjugata vera (CV)
+ 12.0 cm. Dikatakan sempit bila CV kurang dari 10 cm
atau diameter transversa kurang dari 11,5 cm.

Tingkat I : CV = 9-10 cm = borderline
Tingkat II : CV = 8-9 cm = relatif
Tingkat III : CV = 6-8 cm = ekstrim
Tingkat IV : CV = 6 cm = mutlak

Pembagian menurut tindakan :

CV = 11 cm.. partus biasa
CV = 8-10 cm.. partus percobaan
CV = 6-8 cm SC Primer

Kesempitan pintu tengah panggul
Distansia interspinarum (DI) + 10.5 cm. Diameter
anterior posterior (AP) + 11.5 cm,diameter
sagitalis posterior 5 cm. Dikatakan sempit bila
diameter interspinarum <10 cm atau<9,5cm
atau 9cm.
Kesempitan pintu bawah panggul
Diameter sagitalis posterior (AP) + 7.5 cm.
Distansia intertuberosum + 10.5 cm. Dikatakan
sempit bila jumlah kedua diameter < 15 cm atau
bila diameter intertuberosum < 8 cm.
diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Klinis(pelvimetri klinis) :
- Pengukuran Panggul :*VT
* jangka panggul

Pelvimetri radiologis
untuk menentukan ukuran-ukuran CV,
Conjugata obstetrique apakah kurang dari
normal, CT, serta imbang kepala panggul.

Penanganan Panggul Sempit
Seksio sesaria
panjang CV 8-10 cm partus percobaan
- panjang CV 6-8 cm SC primer
- panjang CV < 6 cm SC absolut
Partus Percobaan
suatu partus fisiologis yang dilakukan pada kehamilan aterm,
anak presentasi belakang kepala dengan suspek disproporsi
sefalopelvik (CPD)
Komplikasi

Bahaya pada ibu
-partus lama
-infeksi intrapartum
-ruptur uteri
bahaya pada janin
-kematian perinatal
-fraktur pada os parietalis

STATUS ORANG SAKIT

ANAMNESIS PRIBADI :

Nama : Dian Novita Siregar
Umur : 27 Tahun
Tgl masuk : 18 februari 2014
Jam masuk : 09:55 wib
No RM : 00.91.49.67
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam



ANAMNESIS UMUM :

Ny, D, 27 Tahun, G2P1A0, islam, batak, SMA, Ibu Rumah Tangga i/d Tn, D 25 Tahun, islam, jawa,
SMA, wiraswasta datang ke IGD RSUPM dengan keluhan :
Ku : Rencana Seksio Sesarea elekif
Telaah : o.s direncanakan untuk dilakukan seksio sesarea elektif pada tanggal 19 februari 2014, riwayat
mules-mules mau melahirkan (-), riwayat keluar lendir bercampur darah (-), riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-), BAK (+) normal, BAB (+) normal.
RPT : -
RPO : -



RIWAYAT HAID :

HPHT : 08 Mei 2013
TTP : 5 Februari 2014
ANC : SpOG 1x, Bidan 5x

RIWAYAT PERSALINAN :

Perempuan, aterm, 2500 gram, SC a/i panggul sempit, SpOG, RS, 4 tahun, sehat
Hamil ini


STATUS PRESENS :

Sensorium : Compos Mentis Anemis : (-)
TD : 120/70 mmHg Ikterik : (-)
HR : 80x/i Sianosis : (-)
RR : 20x/i Dipsnoe : (-)
T : 36,5 C Oedem : (-)
TB : 148 cm
STATUS OBSTETRIKUS :

Abdomen : membesar asimetris
TFU : 3 jari bpx (33 cm)
Bagian Tegang : kiri
Bagian terbawah : kepala
Gerak : (+)
His : (-)
DJJ : 150 x/i, reguller
EBW : 3000-3200 gram


STATUS GINEKOLOGIS :

Adekuasi panggul :
Promontorium teraba, Konjugata Diagonal: 9 cm, Konjungtiva Vera : 7,5 cm.
Linea innominata teraba seluruhnya.
Spina ischiadica tidak menonjol.
Os sacrum cekung.
Arcus pubis tumpul.
Os coccygeus mobile.
Kesan : panggul sempit.

Pemeriksaan Dalam (VT):
Serviks tertutup.
Sarung tangan :
Lendir darah (-), air ketuban (-).


USG TAS :

Janin tunggal, letak kepala, anak hidup
FM (+), FHR (+) 150x/i Reguller
Plasenta corpus posterior grade III
BPD : 88 mm
FL : 68 mm
AC : 334 mm
Air ketuban cukup
EBW : 3277 gram
Kesan : IUP 37-39 minggu + LK + AH


LABORATORIUM TGL 17 FEBRUARI 2014 :





DIAGNOSIS :
Previous SC 1x a/i panggul sempit + SG + KDR (38-40) minggu + PK+AH + B.Inpartu

RENCANA :
- SC elektif tanggal 19 februari 2014
- Konsul Anak

Hemoglobin 11,2 gr % 12 16 gr %
Eritrosit 4,29 x 10
6
uL 4,00 5,40 x 10
6
mm
Leukosit 16.740 mm 4000 10000 mm
Hematokrit 31.8 % 36,0 42,0 %
Trombosit 353.000 / mm 150000 440.000 mm
KGD ad Random 87 mg/dl <120 mg/dl
Laporan SC a/i panggul sempit + SG + KDR (38-40) minggu + PK+AH + B.Inpartu
Lahir bayi Laki-laki, BB : 2900 gr, PB : 46 cm, AS 8/9 , anus (+)
Tanggal 19 Februari 2014
Ibu dibaringkan dimeja operasi dengan posisi supine dengan infus dan kateter terpasang baik;
Dibawah spinal anastesi dilakukan tindakan aseptik dengan cairan antiseptik dengan larutan
povidone iodine dan alkohol 70% pada dinding abdomen lalu ditutup dengan doek steril kecuali
lapangan operasi;
Dilakukan insisi mengikuti bekas luka lama, dibuka mulai dari kutis, subkutis hingga tampak
fascia;
Dengan menyisipkan pinset anatomis dibawahnya fascia digunting kekanan dan kekiri, kemudian
otot dipisahkan secara tumpul;
Peritoneum dijepit dengan dua klem, dijinjing kemudian digunting diantaranya lalu dilebarkan
keatas dan kebawah;
Tampak uterus gravidarum sesuai usia kehamilan, identifikasi SBR;
Plika vesikouterina digunting secara konkaf kekanan dan kekiri kemudian disisihkan kearah blaas
secukupnya;
Selanjutnya uterus diinsisi secara konkaf, hingga subendometrium, kemudian endometrium
ditembus secara tumpul dan diperlebar sesuai arah sayatan, tampak selaput ketuban dipecahkan,
kesan : air ketuban jernih;
Dengan meluksir kepala lahir bayi laki-laki, BB 2900 gram, PB 46 cm, apgar skor 8/9, anus (+);
Tali pusat diklem didua tempat lalu digunting diantaranya;
Plasenta dilahirkan secara traksi pada tali pusat, plasenta lahir lengkap;
Kedua sudut luka insisi pada uterus dijepit dengan oval klem;
Cavum uteri dibersihkan dari sisa selaput ketuban dengan kassa steril terbuka sampai tidak ada
selaput ketuban yang tertinggal;
Ujung luka insisi uterus dijahit dengan hemostatic suture figure of eight,luka insisi uterus dijahit
secara continous interlocking, kemudian dilakukan reperitonealisasi;
Evaluasi pada daerah bekas insisi uterus yang telah dijahit, perdarahan terkontrol;
Identifikasi tuba fallopii dan ovarium kanan dan kiri, dalam batas normal;
Cavum abdomen dibersihkan dari sisa darah dan stoll cell hingga bersih;
Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis mulai dari peritoneum, otot, fascia, subkutis dan
kutis;
Luka operasi ditutup dengan sufratulle, kassa steril, dan hypafix;
Liang vagina dibersihkan dari sisa darah dengan kapas sublimat hingga bersih;
KU ibu post SC : stabil.

ANJURAN :

Cek laboratorium (darah rutin 2 jam post sc)
Awasi vital sign, kontraksi dan tanda-tanda perdarahan

LABORATORIUM TGL 19 FEBRUARI 2014 :




Hemoglobin 10,4 gr % 12 16 gr %
Eritrosit 4,02 x 10
6
4,00 5,40 x 10
6
mm
Leukosit 17.040 mm 4000 10000 mm
Hematokrit 32,6 % 36,0 42,0 %
Trombosit 200.000 mm 150000 440.000 mm
KGD ad Random 90 mg/dl <120 mg/dl
PEMANTAUAN POST SC :

JAM 11:30 12:00 12:30 13:00
TD 120/70 mmHg 120/70 mmHg 120/60 mmHg 110/60 mmHg
HR 86 x/i 88 x/i 88 x/i 90 x/i
RR 22 x/i 22 x/i 20 x/i 22 x/i
TEMP 36,3C 36,2C 36,2C 36,0C
KONTRAKSI kuat kuat kuat Kuat
PERDARAHAN - 3cc 3cc 3cc
FOLLOW UP PASIEN :

Tanggal S O A P
Terapi Rencana
20/2/2014 Nyeri bekas
operasi
Sensorium: Compos Mentis
TD: 130/80 mmHg Anemia (-)
HR: 80 x/i Ikterik (-)
RR: 20 x/i Sianosis (-)
T: 36,0
o
C Dyspnoe (-)
Odem (-)

Status Lokalisata:
Abdomen: Soepel, Peristaltik (+) Normal
TFU: 1 jari dibawah pusat, kontraksi kuat
LO: tertutup verban, kesan kering
P/V: (+) lochia rubra
BAK: Via kateter, oup : 60cc/jam warna kuning
jernih
BAB: (-)
Flatus: (-)
ASI: (+/+)

Post SC a/i Previous SC
1x ec Panggul Sempit +
NH1

- IVFD RL 20 gtt/i
- Injeksi Ceftriaxone 1gr
/ 12 jam
- Injeksi Ketorolac 1amp
/ 8 jam
- Injeksi Ranitidine
1amp / 12 jam

Tanggal S O A P
Terapi Rencana
21/02/2014 Nyeri bekas
operasi
Sensorium: Compos Mentis,
TD: 120/70 mmHg Anemia (-)
HR: 708 x/i Ikterik (-)
RR: 22 x/i Sianosis (-)
T: 36,5
o
C Dysonoe (-)
Oedem (-)

Status Lokalisata:
Abdomen: Soepel, Peristaltik (+) Normal
TFU: 2 jari dibawah pusat, kontraksi kuat
LO: tertutup verban, kesan kering
P/V: (+) lochia rubra
BAK: Via kateter, oup : 65cc/jam warna kuning
jernih
BAB: (-)
Flatus: (-)
ASI: (+/+)
Post SC a/i Previous SC
1x ec Panggul Sempit +
NH2

- IVFD RL 20 gtt/i
- Injeksi Ceftriaxone 1gr /
12 jam
- Injeksi Ketorolac 1amp /
8 jam
- Injeksi Ranitidine 1amp /
12 jam

- Mobilisasi
- AFF kateter

Tanggal S O A P
Terapi Rencana
22/02/2014 Nyeri bekas
operasi
Sensorium: Compos Mentis
TD: 110/70 mmHg Anemia (-)
HR: 75 x/i Ikterik (-)
RR: 22 x/i Sianosis (-)
T: 36,3
o
C Dyspnoe (-)
Sianosis (-)

Status Lokalisata:
Abdomen: Soepel, Peristaltik (+) Normal
TFU: 2 jari dibawah pusat, kontraksi kuat
LO: tertutup verban, kesan kering
P/V: (+) lochia rubra
BAK: Via kateter, oup : 65cc/jam warna
kuning jernih
BAB: (-)
Flatus: (-)
ASI: (+/+)
Post SC a/i Previous SC
1x ec Panggul Sempit +
NH3

- IVFD RL 20 gtt/i
- Injeksi Ceftriaxone 1gr /
12 jam
- Injeksi Ketorolac 1amp /
8 jam
- Injeksi Ranitidine 1amp
/ 12 jam

- Ganti perban
= kesan kering
- Pasien PBJ,
kontrol ke poli
ibu hamil

ANALISA KASUS
TEORI KASUS
Panggul dikatakan sempit (pelvic Contracture) apabila
ukurannya 1-2 cm kurang dari ukuran yang normal.
Kesempitan panggul bisa pada inlet (pintu atas
panggul), midpelvis (ruang tengah panggul), outlet
(pintu bawah panggul), atau kombinasi dari inlet,
midpelvis, atau oulet. Ukuran pelvis normal (untuk
janin rata-rata) termasuk conjugata diagonalis 12,5
cm, conjugata obstetrik (anteroposterior dari inlet) 10
cm, dan tranversal dari midpelvis 9,5 cm.
Pada kasus ini, seorang pasien Ny. D, 27 tahun,
G
2
P
1
A
0,
datang ke IGD RSUPM dengan keluhan utama
Seksio Sesarea elektif atas indikasi previous SC 1x ec
panggul sempit.

TEORI KASUS
Dari penelitian Gozali, menyatakan bahwa
berdasarkan tinggi badan, diperoleh proporsi tertinggi
ibu yang menjalani seksio sesarea dengan indikasi
disproporsi fetopelvik adalah ibu dengan tinggi badan
< 155 cm (82,1 %). Hasil tabulasi silang menunjukkan
adanya hubungan antara tinggi badan ibu dengan
kejadian disproporsi fetopelvik. Penelitian Toh-adam
et.al. menyatakan bahwa, seorang ibu dengan
perawakan pendek berhubungan secara independen
terhadap risiko tinggi kejadia disproporsi sefalopelvik.
Penelitian ini menggunakan angka 145 cm sebagai
batasan perawakan pendek. Sementara itu, penelitian
Aflah menyatakan adanya hubungan yang bermakna
antarA tinggi badan ibu dengan ukuran distansia
spinarum secara radiologis.
Pada kasus ini, pasien datang dengan status presens:
compos mentis, TD: 120/70 mmHg, HR: 80x/i, RR:
20x/i, Temp: 36,5 C dan TB: 148 cm. Dengan tinggi
badan ibu tersebut dikhawatirkan ibu mempunyai
panggul yang kecil dikarenakan dalam beberapa kasus
didapatkan wanita dengan tinggi badan < 145 cm
mempunyai panggul kecil. Jelas kemungkinan pada
pasien ini mengalami ketidakseimbangan antara
panggul dan besar janin sehingga terjadi disproporsi
fetopelvik.

TEORI KASUS
Pembagian tingkat kesempitan panggul berdasarkan
nilai konjugata vera (CV):
Tingkat I: panggul sempit borderline dengan CV =
9-10 cm.
Tingkat II: panggul sempit relative dengan CV = 8-
9 cm.
Tingkat III: panggul sempit ekstrim dengan CV = 6-
8 cm.
Tingkat IV: panggul sempit absolut (mutlak)
dengan CV = 6 cm.

Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan dalam untuk
menilai adekuasi panggul, dijumpai:
Promontorium teraba, konjugata diagonal: 9 cm,
konjugata vera: 7,5 cm
Linea innominata teraba seluruhnya
Arcus pubis tumpul
Spina ischiadica tidak menonjol
Os Sacrum cekung
Os coccygeus mobile
Dari pemeriksaan tersebut pasien dengan konjugata
vera 7,5 cm, dikategorikan panggul sempit tingkat III (
panggul sempit ektrim).

TEORI KASUS
Pembagian panggul sempit menurut tindakan:
CV = 11 cm partus biasa
CV = 8-10 cm partus percobaan
CV = 6-8 cm SC primer

Pada pasien ini dilakukan tindakan persalinan seksio
sesarea, lahir bayi laki-laki dengan BB 2900 gram, TB
46 cm, AS 8/9, anus (+). Keadaan anak dan ibu post
SC baik.

PERMASALAHAN
1. Apakah sebaiknya pada pasien ini dilakukan Pelvimetri Radiologis sebelum os
pulang ?
2. Setelah berapa lama pasien ini boleh hamil lagi, mengingat os adalah prev. SC a/i
penggul sempit ?
3. Apakah diagnosis kami sudah benar ?
4. Apakah penanganan pada pasien ini sudah tepat ?


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai