0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
152 tayangan40 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang panggul sempit dan status pasien yang akan menjalani operasi sesar. Panggul sempit dapat terjadi pada pintu atas, tengah atau bawah panggul dan dapat menyebabkan komplikasi selama persalinan. Pasien merupakan ibu rumah tangga usia 27 tahun yang akan menjalani operasi sesar elektif karena riwayat panggul sempit dan persalinan sebelumnya melalui sesar.
Deskripsi Asli:
Tulang-tulang panggul terdiri atas
1). os koksa yang terdiri atas os ilium, os iskium, dan os pubis,
2). os sacrum dan
3) os koksigeus.
Dokumen tersebut membahas tentang panggul sempit dan status pasien yang akan menjalani operasi sesar. Panggul sempit dapat terjadi pada pintu atas, tengah atau bawah panggul dan dapat menyebabkan komplikasi selama persalinan. Pasien merupakan ibu rumah tangga usia 27 tahun yang akan menjalani operasi sesar elektif karena riwayat panggul sempit dan persalinan sebelumnya melalui sesar.
Dokumen tersebut membahas tentang panggul sempit dan status pasien yang akan menjalani operasi sesar. Panggul sempit dapat terjadi pada pintu atas, tengah atau bawah panggul dan dapat menyebabkan komplikasi selama persalinan. Pasien merupakan ibu rumah tangga usia 27 tahun yang akan menjalani operasi sesar elektif karena riwayat panggul sempit dan persalinan sebelumnya melalui sesar.
PEMBIMBING : dr Sanusi Piliang, SpOG Anatomi Panggul Tulang-tulang panggul terdiri atas 1). os koksa yang terdiri atas os ilium, os iskium, dan os pubis, 2). os sacrum dan 3) os koksigeus. Bidang Panggul Pintu Atas Panggul (Pelvic inlet) Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium korpus vertebra sakral 1, linea innominata (terminalis), dan pinggir atas simfisis. Panjang jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium lebih kurang 11 cm disebut konjugata vera.
Bidang pintu atas panggul Bidang Hodge Pintu tengah panggul(Midpelvicpelvis) Diameter interspina 10 cm atau lebih, dan merupakan diameter terkecil dari pelvis. Diameter anteroposterior melalui level spina ischiadica normalnya berukuran sekurang- kurangnya 11.5 cm.
Pintu bawah panggul (Pelvic Outlet) Pintu bawah panggul tersusun atas 2 bidang datar berbentuk segi tiga, yaitu bidang yang dibentuk oleh garis antara kedua buah tubera ossis iskii dengan ujung os sakrum dan bagianbawah simfisis. Dalam obstetri dikenal 4 jenis panggul (pembagian Cadwell dan Molloy 1933) Jenis gynaecoid Jenis anthropoid Jenis android Jenis platypelloid Panggul Sempit Definisi Panggul disebut sempit apabila ukurannya 1-2 cm kurang dari ukuran yang normal. Kesempitan panggul bisa pada pintu atas panggul, ruang tengah panggul, pintu bawah panggul atau kombinasi dari ketiganya.
Pembagian panggul sempit Kesempitan pintu atas panggul Conjugata diagonal (CD) + 13.5 cm. Conjugata vera (CV) + 12.0 cm. Dikatakan sempit bila CV kurang dari 10 cm atau diameter transversa kurang dari 11,5 cm.
Tingkat I : CV = 9-10 cm = borderline Tingkat II : CV = 8-9 cm = relatif Tingkat III : CV = 6-8 cm = ekstrim Tingkat IV : CV = 6 cm = mutlak
Pembagian menurut tindakan :
CV = 11 cm.. partus biasa CV = 8-10 cm.. partus percobaan CV = 6-8 cm SC Primer
Kesempitan pintu tengah panggul Distansia interspinarum (DI) + 10.5 cm. Diameter anterior posterior (AP) + 11.5 cm,diameter sagitalis posterior 5 cm. Dikatakan sempit bila diameter interspinarum <10 cm atau<9,5cm atau 9cm. Kesempitan pintu bawah panggul Diameter sagitalis posterior (AP) + 7.5 cm. Distansia intertuberosum + 10.5 cm. Dikatakan sempit bila jumlah kedua diameter < 15 cm atau bila diameter intertuberosum < 8 cm. diagnosis Anamnesis Pemeriksaan Klinis(pelvimetri klinis) : - Pengukuran Panggul :*VT * jangka panggul
Pelvimetri radiologis untuk menentukan ukuran-ukuran CV, Conjugata obstetrique apakah kurang dari normal, CT, serta imbang kepala panggul.
Penanganan Panggul Sempit Seksio sesaria panjang CV 8-10 cm partus percobaan - panjang CV 6-8 cm SC primer - panjang CV < 6 cm SC absolut Partus Percobaan suatu partus fisiologis yang dilakukan pada kehamilan aterm, anak presentasi belakang kepala dengan suspek disproporsi sefalopelvik (CPD) Komplikasi
Bahaya pada ibu -partus lama -infeksi intrapartum -ruptur uteri bahaya pada janin -kematian perinatal -fraktur pada os parietalis
STATUS ORANG SAKIT
ANAMNESIS PRIBADI :
Nama : Dian Novita Siregar Umur : 27 Tahun Tgl masuk : 18 februari 2014 Jam masuk : 09:55 wib No RM : 00.91.49.67 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Agama : Islam
ANAMNESIS UMUM :
Ny, D, 27 Tahun, G2P1A0, islam, batak, SMA, Ibu Rumah Tangga i/d Tn, D 25 Tahun, islam, jawa, SMA, wiraswasta datang ke IGD RSUPM dengan keluhan : Ku : Rencana Seksio Sesarea elekif Telaah : o.s direncanakan untuk dilakukan seksio sesarea elektif pada tanggal 19 februari 2014, riwayat mules-mules mau melahirkan (-), riwayat keluar lendir bercampur darah (-), riwayat keluar air-air dari kemaluan (-), BAK (+) normal, BAB (+) normal. RPT : - RPO : -
RIWAYAT HAID :
HPHT : 08 Mei 2013 TTP : 5 Februari 2014 ANC : SpOG 1x, Bidan 5x
RIWAYAT PERSALINAN :
Perempuan, aterm, 2500 gram, SC a/i panggul sempit, SpOG, RS, 4 tahun, sehat Hamil ini
STATUS PRESENS :
Sensorium : Compos Mentis Anemis : (-) TD : 120/70 mmHg Ikterik : (-) HR : 80x/i Sianosis : (-) RR : 20x/i Dipsnoe : (-) T : 36,5 C Oedem : (-) TB : 148 cm STATUS OBSTETRIKUS :
Abdomen : membesar asimetris TFU : 3 jari bpx (33 cm) Bagian Tegang : kiri Bagian terbawah : kepala Gerak : (+) His : (-) DJJ : 150 x/i, reguller EBW : 3000-3200 gram
STATUS GINEKOLOGIS :
Adekuasi panggul : Promontorium teraba, Konjugata Diagonal: 9 cm, Konjungtiva Vera : 7,5 cm. Linea innominata teraba seluruhnya. Spina ischiadica tidak menonjol. Os sacrum cekung. Arcus pubis tumpul. Os coccygeus mobile. Kesan : panggul sempit.
Pemeriksaan Dalam (VT): Serviks tertutup. Sarung tangan : Lendir darah (-), air ketuban (-).
USG TAS :
Janin tunggal, letak kepala, anak hidup FM (+), FHR (+) 150x/i Reguller Plasenta corpus posterior grade III BPD : 88 mm FL : 68 mm AC : 334 mm Air ketuban cukup EBW : 3277 gram Kesan : IUP 37-39 minggu + LK + AH
RENCANA : - SC elektif tanggal 19 februari 2014 - Konsul Anak
Hemoglobin 11,2 gr % 12 16 gr % Eritrosit 4,29 x 10 6 uL 4,00 5,40 x 10 6 mm Leukosit 16.740 mm 4000 10000 mm Hematokrit 31.8 % 36,0 42,0 % Trombosit 353.000 / mm 150000 440.000 mm KGD ad Random 87 mg/dl <120 mg/dl Laporan SC a/i panggul sempit + SG + KDR (38-40) minggu + PK+AH + B.Inpartu Lahir bayi Laki-laki, BB : 2900 gr, PB : 46 cm, AS 8/9 , anus (+) Tanggal 19 Februari 2014 Ibu dibaringkan dimeja operasi dengan posisi supine dengan infus dan kateter terpasang baik; Dibawah spinal anastesi dilakukan tindakan aseptik dengan cairan antiseptik dengan larutan povidone iodine dan alkohol 70% pada dinding abdomen lalu ditutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi; Dilakukan insisi mengikuti bekas luka lama, dibuka mulai dari kutis, subkutis hingga tampak fascia; Dengan menyisipkan pinset anatomis dibawahnya fascia digunting kekanan dan kekiri, kemudian otot dipisahkan secara tumpul; Peritoneum dijepit dengan dua klem, dijinjing kemudian digunting diantaranya lalu dilebarkan keatas dan kebawah; Tampak uterus gravidarum sesuai usia kehamilan, identifikasi SBR; Plika vesikouterina digunting secara konkaf kekanan dan kekiri kemudian disisihkan kearah blaas secukupnya; Selanjutnya uterus diinsisi secara konkaf, hingga subendometrium, kemudian endometrium ditembus secara tumpul dan diperlebar sesuai arah sayatan, tampak selaput ketuban dipecahkan, kesan : air ketuban jernih; Dengan meluksir kepala lahir bayi laki-laki, BB 2900 gram, PB 46 cm, apgar skor 8/9, anus (+); Tali pusat diklem didua tempat lalu digunting diantaranya; Plasenta dilahirkan secara traksi pada tali pusat, plasenta lahir lengkap; Kedua sudut luka insisi pada uterus dijepit dengan oval klem; Cavum uteri dibersihkan dari sisa selaput ketuban dengan kassa steril terbuka sampai tidak ada selaput ketuban yang tertinggal; Ujung luka insisi uterus dijahit dengan hemostatic suture figure of eight,luka insisi uterus dijahit secara continous interlocking, kemudian dilakukan reperitonealisasi; Evaluasi pada daerah bekas insisi uterus yang telah dijahit, perdarahan terkontrol; Identifikasi tuba fallopii dan ovarium kanan dan kiri, dalam batas normal; Cavum abdomen dibersihkan dari sisa darah dan stoll cell hingga bersih; Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis mulai dari peritoneum, otot, fascia, subkutis dan kutis; Luka operasi ditutup dengan sufratulle, kassa steril, dan hypafix; Liang vagina dibersihkan dari sisa darah dengan kapas sublimat hingga bersih; KU ibu post SC : stabil.
ANJURAN :
Cek laboratorium (darah rutin 2 jam post sc) Awasi vital sign, kontraksi dan tanda-tanda perdarahan
LABORATORIUM TGL 19 FEBRUARI 2014 :
Hemoglobin 10,4 gr % 12 16 gr % Eritrosit 4,02 x 10 6 4,00 5,40 x 10 6 mm Leukosit 17.040 mm 4000 10000 mm Hematokrit 32,6 % 36,0 42,0 % Trombosit 200.000 mm 150000 440.000 mm KGD ad Random 90 mg/dl <120 mg/dl PEMANTAUAN POST SC :
JAM 11:30 12:00 12:30 13:00 TD 120/70 mmHg 120/70 mmHg 120/60 mmHg 110/60 mmHg HR 86 x/i 88 x/i 88 x/i 90 x/i RR 22 x/i 22 x/i 20 x/i 22 x/i TEMP 36,3C 36,2C 36,2C 36,0C KONTRAKSI kuat kuat kuat Kuat PERDARAHAN - 3cc 3cc 3cc FOLLOW UP PASIEN :
Tanggal S O A P Terapi Rencana 20/2/2014 Nyeri bekas operasi Sensorium: Compos Mentis TD: 130/80 mmHg Anemia (-) HR: 80 x/i Ikterik (-) RR: 20 x/i Sianosis (-) T: 36,0 o C Dyspnoe (-) Odem (-)
Status Lokalisata: Abdomen: Soepel, Peristaltik (+) Normal TFU: 1 jari dibawah pusat, kontraksi kuat LO: tertutup verban, kesan kering P/V: (+) lochia rubra BAK: Via kateter, oup : 60cc/jam warna kuning jernih BAB: (-) Flatus: (-) ASI: (+/+)
- IVFD RL 20 gtt/i - Injeksi Ceftriaxone 1gr / 12 jam - Injeksi Ketorolac 1amp / 8 jam - Injeksi Ranitidine 1amp / 12 jam
Tanggal S O A P Terapi Rencana 21/02/2014 Nyeri bekas operasi Sensorium: Compos Mentis, TD: 120/70 mmHg Anemia (-) HR: 708 x/i Ikterik (-) RR: 22 x/i Sianosis (-) T: 36,5 o C Dysonoe (-) Oedem (-)
Status Lokalisata: Abdomen: Soepel, Peristaltik (+) Normal TFU: 2 jari dibawah pusat, kontraksi kuat LO: tertutup verban, kesan kering P/V: (+) lochia rubra BAK: Via kateter, oup : 65cc/jam warna kuning jernih BAB: (-) Flatus: (-) ASI: (+/+) Post SC a/i Previous SC 1x ec Panggul Sempit + NH2
- IVFD RL 20 gtt/i - Injeksi Ceftriaxone 1gr / 12 jam - Injeksi Ketorolac 1amp / 8 jam - Injeksi Ranitidine 1amp / 12 jam
- Mobilisasi - AFF kateter
Tanggal S O A P Terapi Rencana 22/02/2014 Nyeri bekas operasi Sensorium: Compos Mentis TD: 110/70 mmHg Anemia (-) HR: 75 x/i Ikterik (-) RR: 22 x/i Sianosis (-) T: 36,3 o C Dyspnoe (-) Sianosis (-)
Status Lokalisata: Abdomen: Soepel, Peristaltik (+) Normal TFU: 2 jari dibawah pusat, kontraksi kuat LO: tertutup verban, kesan kering P/V: (+) lochia rubra BAK: Via kateter, oup : 65cc/jam warna kuning jernih BAB: (-) Flatus: (-) ASI: (+/+) Post SC a/i Previous SC 1x ec Panggul Sempit + NH3
- IVFD RL 20 gtt/i - Injeksi Ceftriaxone 1gr / 12 jam - Injeksi Ketorolac 1amp / 8 jam - Injeksi Ranitidine 1amp / 12 jam
- Ganti perban = kesan kering - Pasien PBJ, kontrol ke poli ibu hamil
ANALISA KASUS TEORI KASUS Panggul dikatakan sempit (pelvic Contracture) apabila ukurannya 1-2 cm kurang dari ukuran yang normal. Kesempitan panggul bisa pada inlet (pintu atas panggul), midpelvis (ruang tengah panggul), outlet (pintu bawah panggul), atau kombinasi dari inlet, midpelvis, atau oulet. Ukuran pelvis normal (untuk janin rata-rata) termasuk conjugata diagonalis 12,5 cm, conjugata obstetrik (anteroposterior dari inlet) 10 cm, dan tranversal dari midpelvis 9,5 cm. Pada kasus ini, seorang pasien Ny. D, 27 tahun, G 2 P 1 A 0, datang ke IGD RSUPM dengan keluhan utama Seksio Sesarea elektif atas indikasi previous SC 1x ec panggul sempit.
TEORI KASUS Dari penelitian Gozali, menyatakan bahwa berdasarkan tinggi badan, diperoleh proporsi tertinggi ibu yang menjalani seksio sesarea dengan indikasi disproporsi fetopelvik adalah ibu dengan tinggi badan < 155 cm (82,1 %). Hasil tabulasi silang menunjukkan adanya hubungan antara tinggi badan ibu dengan kejadian disproporsi fetopelvik. Penelitian Toh-adam et.al. menyatakan bahwa, seorang ibu dengan perawakan pendek berhubungan secara independen terhadap risiko tinggi kejadia disproporsi sefalopelvik. Penelitian ini menggunakan angka 145 cm sebagai batasan perawakan pendek. Sementara itu, penelitian Aflah menyatakan adanya hubungan yang bermakna antarA tinggi badan ibu dengan ukuran distansia spinarum secara radiologis. Pada kasus ini, pasien datang dengan status presens: compos mentis, TD: 120/70 mmHg, HR: 80x/i, RR: 20x/i, Temp: 36,5 C dan TB: 148 cm. Dengan tinggi badan ibu tersebut dikhawatirkan ibu mempunyai panggul yang kecil dikarenakan dalam beberapa kasus didapatkan wanita dengan tinggi badan < 145 cm mempunyai panggul kecil. Jelas kemungkinan pada pasien ini mengalami ketidakseimbangan antara panggul dan besar janin sehingga terjadi disproporsi fetopelvik.
TEORI KASUS Pembagian tingkat kesempitan panggul berdasarkan nilai konjugata vera (CV): Tingkat I: panggul sempit borderline dengan CV = 9-10 cm. Tingkat II: panggul sempit relative dengan CV = 8- 9 cm. Tingkat III: panggul sempit ekstrim dengan CV = 6- 8 cm. Tingkat IV: panggul sempit absolut (mutlak) dengan CV = 6 cm.
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan dalam untuk menilai adekuasi panggul, dijumpai: Promontorium teraba, konjugata diagonal: 9 cm, konjugata vera: 7,5 cm Linea innominata teraba seluruhnya Arcus pubis tumpul Spina ischiadica tidak menonjol Os Sacrum cekung Os coccygeus mobile Dari pemeriksaan tersebut pasien dengan konjugata vera 7,5 cm, dikategorikan panggul sempit tingkat III ( panggul sempit ektrim).
TEORI KASUS Pembagian panggul sempit menurut tindakan: CV = 11 cm partus biasa CV = 8-10 cm partus percobaan CV = 6-8 cm SC primer
Pada pasien ini dilakukan tindakan persalinan seksio sesarea, lahir bayi laki-laki dengan BB 2900 gram, TB 46 cm, AS 8/9, anus (+). Keadaan anak dan ibu post SC baik.
PERMASALAHAN 1. Apakah sebaiknya pada pasien ini dilakukan Pelvimetri Radiologis sebelum os pulang ? 2. Setelah berapa lama pasien ini boleh hamil lagi, mengingat os adalah prev. SC a/i penggul sempit ? 3. Apakah diagnosis kami sudah benar ? 4. Apakah penanganan pada pasien ini sudah tepat ?