Anda di halaman 1dari 37

Laporan Kasus

Kehamilan dengan Tumor medulla spinalis

Disusun oleh :
dr. Ulfa maulina lubis

Pembimbing :
dr. Robert S.H. Situmorang, Sp. OG

Program Internsip Dokter Indonesia


Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Natuna
2019
Identitas
Nama : Ny. FS Nama suami: Tn. Y
Umur : 24 tahun Umur : 38 tahun
Status : Menikah Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta
Pekerjaan : IRT Agama : Islam
Agama : Islam
Alamat : pulau tiga
Masuk RS : 21-08-2019
ANAMNESIS (1)
Keluhan •Kehamilan dengan lemah anggota gerak bawah
Utama

• Seorang perempuan G1P0A0 hamil 35-36 minggu berusia 24


tahun datang diantar oleh keluarga pasien ke IGD RSUD NATUNA
dengan nyeri pinggang disertai ketidak mampuan berkemih
sejak 2 jam SMRS. Nyeri pertama dirasakan di pinggang sebelah
kiri, nyeri yang dirasakan menjalar ke dada sebelah kiri. Nyeri
Riwayat yang dirasakan makin hebat saat bergerak atau merubah posisi.
penyakit Nyeri disertai kebas yang menjalar awalnya dari tungkai sebelah
sekarang kiri kemudian kebas sebelah kanan. Nyeri juga disertai
kelemahan awalnya pada pada tungkai sebelah kiri dan
kemudian tungkai sebelah kanan. akhirnya pasien sulit untuk
berjalan. BAB(+)N dan BAK sulit 1 minggu terakhir. Riwayat
Hipertensi (-), DM (-), penyakit jantung (-), stroke (-) dan
penyakit ginjal (-). Riwayat penyakit paru (-). Riwayat jatuh
terduduk (-)
ANAMNESIS (2)
Riwayat Haid / Kontrasepsi
• Haid pertama kali umur : 14 tahun
• Siklus haid : teratur, 29 hari / bulan
• Durasi & banyaknya haid : 3-5 hari, 2-3 kali ganti softex
• Hari pertama haid terakhir : 04-januari-2019
• Taksiran persalinan 11 setember-2019
• Kontrasepsi : Tidak memakai KB

Riwayat Antenatal Care


• Pasien memeriksakan kehamilan di puskesmas tidak teratur, hanya 4 kali
kunjungan yaitu pada bulan pertama, kedua, kelima, dan ketujuh. Selama
pemeriksaan kehamilan pasien tidak ada keluhan dan kelainan, hanya diberi
vitamin tambah darah dan asam folat saja. Pasien melakukan pemeriksaan USG 1
kali di umur kehamilan 8 bulan. Pada pemeriksaan USG tersebut dinyatakan
kondisi janin baik dengan presentasi kepala oleh bidan puskesmas. Pasien tidak
pernah kontrol ke RS atau dokter kandungan dikarenakan tinggal di pulau, akses
ke RS sulit dan harus melewati laut memakai pompong atau kapal ke kabupaten.
ANAMNESIS (3)
Riwayat Perkawinan & Kehamilan
• Pasien menikah 1 kali.pertama kali menikah
umur 20 tahun. Lama menikah dengan
suami sekarang 5 tahun.

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga


• Riwayat asma (-) • Riwayat asma (-)
• Riwayat hipertensi (-) • Riwayat hipertensi (-)
• Riwayat diabetes mellitus (-) • Riwayat diabetes mellitus (-)
• Riwayat penyakit jantung (-) • Riwayat penyakit jantung (-)
• Riwayat penyakit ginjal (-) • Riwayat penyakit ginjal (-)
• Riwayat menjalani operasi (-)
PEMERIKSAAN FISIK (1)
• KU : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
• Tekanan Darah: 110/80 mmHg
• Nadi : 120 x/menit, reguler, cukup
• Suhu : 36,4 °C
• Pernapasan : 20 x/menit, teratur
PEMERIKSAAN FISIK (2)
• Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor normal,
kelembaban normal, pucat (-)
• Kepala dan Leher
• Kepala : Normosefal, ubun-ubun normal, rambut warna hitam,
distribusi merata, tidak mudah dicabut
• Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
• Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung -/-
, sekret -/-,
• Mulut : Bibir merah muda, kering (-), sianosis (-)
• Lidah: lidah kotor (-)
• Tonsil : T1/T1
• Tenggorokan : faring hiperemis (-)
• Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba
membesar, trakea letak normal
• Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-), pucat, CRT < 2 detik
PEMERIKSAAN FISIK (3)
Paru

• Inspeksi : Bentuk dada normal, gerak pernapasan simetris,


tipe abdomino-thorakal, retraksi (-)
• Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris
• Perkusi : Sonor di semua lapang paru
• Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-

Jantung

• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak


• Palpasi : Ictus cordis teraba, thrill (-)
• Perkusi : Redup
• Auskultasi : SISII reguler, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN OBSTETRIK
Status Lokalis Abdomen

• Inspeksi :cembung, striae gravidarum (+), linea nigra (+).


• Palpasi : Kontraksi (+), TFU teraba sejajar pusar, nyeri tekan
seluruh abdomen
• Auskultasi : Bising usus (+) normal

Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher)

• Puncak kepala, teraba UUB yang paling rendah pada


pemeriksaan dalam dan UUB sudah berputar ke depan.portio
terbuka sedikit.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan HBsAg Non reaktif Non reaktif

Hematologi Rutin HIV Non reaktif Non reaktif

Hemoglobin 10,9 12-16 g/dl Golongan Darah A

Hematokrit 30,5 37-47 % Anti-Rhesus +

Eritrosit 4,88 4,3-6,0 jt/µL Glukosa Darah 84 < 140 mg/dl


(Sewaktu)
Leukosit 11,2 4.800-10.800/µL
Hemostasis
Trombosit 214.000 150.000-
PT pasien 7,5 9,8 – 12,6
400.000
MCV 81 80-96 fL PT control 10,4 -

MCH 28,9 27-32 pg APTT pasien 26,2 31 – 47

MCHC 35,7 32-36 g/dl APTT control 31,9 -


DAFTAR MASALAH
1. Kehamilan dengan kelemahan anggota gerak bawah
2. Sesak napas
3. Inkontinensia urin
4. Parestesia
5. Nyeri tulang belakang
DIAGNOSIS
• G1P0A0 hamil 35-36 minggu + JPKTH +
Parapharese inferior tipe UMN e.c Susp.
Tumor Medulla Spinalis.
PENATALAKSANAAN
• Observasi tanda vital,
Rencana keadaan umum, perdarahan
pervaginam dan jumlah urin.
Diagnostik • Kirim ke VK untuk tatalaksana
lanjutan (USG)

• Pasang kateter urin


Rencana • Kie keluarga persiapan SC
• Antibiotik
Terapi • Pro operasi SC CITO
Tanggal 12/09/2019, 2 jam post SC
Subjektif Assesment

• Di lakukan SC CITO oleh dr.


Robert Sp.OG • p1a0 post SC dengan pharaparese inferior tipe
UMN e.c susp tumor medula spinalis+
Inkontinensia urin
Objektif

• KU : lemah Planning
• Kesadaran : Compos Mentis
• TD : 50 / palpasi • Loading RL 500 cc  TD: 110/70 mmHg
• IVFD 10 i.u oxytocin drip 28 tetes/ menit dalam
• HR : 120 x/menit cairan RL 500 cc
• RR : 20 x/menit • Inj. Ceftriaxon 2x1gr IV
• T : afebris • Drip metronidazol 3x500 mg IV
• Abdomen : kontraksi (+) baik, • Inj. ketorolac 3x30 mg IV
TFU 2 jari dibawah pusat • Pindah rawat inap kebidanan, Observasi TTV,
• Vulva : perdarahan aktif (-) kontraksi uterus, perdarahan pervaginam, monitor
urin output.
• Cek DL (Darah Lengkap) post SC
Jam 18.00
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi Rutin
Hemoglobin 10 12-16 g/dl
Hematokrit 30,7 37-47 %
Eritrosit 4,88 4,3-6,0 jt/µL
Leukosit 17.206 4.800-10.800/µL
Trombosit 243.000 150.000-400.000
MCV 83 80-96 fL
MCH 31 27-32 pg
MCHC 35 32-36 g/dl
Lapor hasil Lab  advice
-loading RL 500 cc
Inj.ceftriaxon 2x1 gr/IV
Asam traneksamat 3x0,5 mg/IV
Inj ketorolac 3x30 mg/IV
Follow Up 13 september 2019
Subjektif
Assesment
• lemas (-), sesak (-), perdarahan pervaginam
(-), pusing (-)
• p1a0 post SC H-1 dengan
Objektif pharaparese inferior tipe UMN
e.c susp tumor medula spinalis+
• KU : Baik Inkontinensia urin
• TD : 120/70 mmHg RR : 20x/menit
• HR : 81x/menit T : 36,5 ºC
• Mata : Anemis (-)
Planning
• Abdomen : soepel, BU (+) normal, nyeri
tekan (-)
• Ekstremitas : akral hangat, crt < 2’’, edem (-)
• Infus RL 20 tpm
• Status Obstetri : • Diet MB TKTP
• Payudara : bengkak (-), nyeri tekan (-), ASI (-) • Inj. Ceftriaxon 2x1gr IV
• Abdomen : datar, striae gravidarum (+), • Drip metronidazol 3x500 mg IV
soepel, nyeri tekan (-), TFU 3 jari dibawah • Asam mefenamat 3x500 mg PO
pusat, kontraksi (+) baik,
• Metergin 3x1 tab PO
• Genitalia : edem (-), luka (-), perdarahan
aktif (-) • Konsul dr.sari Sp.S
Follow Up 14 september 2019
Subjektif
Assesment
• Lemah anggota gerak bawah,tidak bisa menahan
rasa ingin buang air kecil,nyeri pinggang(+) • p1a0 post SC H-2 dengan
pharaparese inferior tipe UMN
Objektif e.c susp tumor medula
• KU : Baik spinalis+ Inkontinensia urin
• TD : 110/80 mmHg RR : 20x/menit
• HR : 81x/menit T : 36,5 ºC
• Mata : Anemis (-)
• Abdomen : soepel, BU (+) normal, nyeri tekan (- Planning
),TFU 2 jari dibawah pusat, luka bekas operasi
ditutupi kassa. • Aff infus
• Ekstremitas : akral hangat, crt < 2’’, edem (-)
• Cefadroxil 2x500 mg PO
• Status Obstetri :
• Payudara : bengkak (+), nyeri tekan (-), ASI (+) • Asam mefenamat 3x500 mg PO
• Abdomen : datar, striae gravidarum (+), TFU 3 jari • Benovit C 1x1
dibawah pusat, kontraksi (+) baik, • Pompa ASI
• Genitalia : edem (-), luka (-), perdarahan aktif (-)
• Laboratorium : Hemoglobin : 10 g/dl • Rujul RS awal bros batam
Leukosit : 7.000 /ul dengan terencana.
Follow up 18 september 2019
(RS Awal Bros Batam)
Kesan :
Massa perdarahan(BT)= dalam batas normal
Massa pembekuan(CT)=dalam batas normal
Golongan darah (ABO) + rhesus= A positif
SGOT,SGPT = dalam batas normal
HbsAg rapid non reaktif
Anti HIV rapid non reaktif

Pemeriksaan Hematologi : dalam batas normal


HASIL MRI
KESAN : adanya massa oval intradural
extra-medullalokasinya pada level
corpus TH5-TH7 sisi posterior disertai
dengan batas tumor yang
reguler serta perdesakan/kompresi
medula spinalis dari posterior
dengan tanda-tanda Myelopati.
INDIKASI RAWAT INAP
• pro operasi laminektomi removal tumor hasil operasi
laminektomi tumor medulla spinalis pada pasien Ny.Feronika
Saputri, perempuan, 24 tahun.
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi tumor medulla spinalis


Tumor Medula Spinalis adalah
massa dari pertumbuhan jaringan
yang abnormal di dalam medula
spinalis, bisa bersifat jinak
(benigna) atau ganas (maligna)
Patofisiologi medulla spinalis
Medulla spinalis dibagi menjadi 4
wilayahyang didefinisikan oleh 31
pasang saraf keluar jalurnya
8 12 5 5
Serviks toraks Lumbal Sakral
(C) (T) (L) (s)

1 saraf
coccygeal
Medula spinalis terkandung dalam
kanal dan ditutupi oleh lapisan
jaringan ikat, dura mater. Tumor yang
terletak di luar dura disebut
extradural. Ini biasanya tumor
metastasis dan paling sering timbul
pada tulang belakang itu sendiri.
Tumor yang timbul di dalam dura,
tetapi di luar substansi sebenarnya
dari medulla spinalis yang disebut
intradural-extramedullary. Ini
biasanya tumor selubung saraf atau
meningioma. Tumor yang timbul
dalam substansi dari sumsum tulang
belakang itu sendiri disebut tumor
intramedulla. Ini biasanya
astrocytomas atau ependymomas.
Berbagai jenis tumor sering
berperilaku berbeda dan
memerlukan perawatan yang
berbeda.
Epidemiologi

Di Indonesia. jumlah penderita tumor medula spinalis belum diketahui secara pasti.
Jumah kasus tumor medula spinalis di Amerika Serikat mencapai 15% dari total
jumlah tumor yang terjadi pada susunan saraf pusat dengan perkiraan insidensi
sekitar 0,5-2,5 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Jumlah penderita pria hampir
sama dengan wanita dengan sebaran usia antara 30 hingga 50 tahun. Diperkirakan
25% tumor terletak di segmen servikal, 55% di segmen thorakal dan 20% terletak di
segmen lumbosakral.

Tumor intradural intramedular Tumor intradural


yang tersering adalah ekstramedular yang tersering
ependymoma, astrositoma adalah schwanoma, dan
dan hemangioblastoma. meningioma
Klasifikasi

Berdasarkan asal dan sifat selnya, tumor pada medula spinalis dapat dibagi menjadi
tumor primer dan tumor sekunder. Tumor primer dapat bersifat jinak maupun ganas,
sementara tumor sekunder selalu bersifat ganas karena merupakan metastasis dari
proses keganasan di tempat lain seperti kanker paru-paru, payudara, kelenjar prostat,
ginjal, kelenjar tiroid atau limfoma. Tumor primer yang bersifat ganas contohnya adalah
astrositoma, neuroblastoma, dan kordoma, sedangkan yang bersifat jinak contohnya
neurinoma, glioma, dan ependimoma.

Gambar 2.1
(A) Tumor intradural-intramedular, (B) Tumor
intradural-ekstramedular, dan (C) Tumor
Ekstradural
Sumber:
http://www.draryan.com/Portals/0/spinal%20c
ord%20tumors.jpg
a B C
Tabel 1. Tumor Medula Spinalis Berdasarkan Gambaran
Histologisnya
Intradural
Ekstra dural Intradural ekstramedular
intramedular
Chondroblastoma Ependymoma, tipe Astrocytoma
Chondroma myxopapillary Ependymoma
Hemangioma Epidermoid Ganglioglioma
Lipoma Lipoma Hemangioblastoma
Lymphoma Meningioma Hemangioma
Meningioma Neurofibroma Lipoma
Metastasis Paraganglioma Medulloblastoma
Neuroblastoma Schwanoma Neuroblastoma
Neurofibroma Neurofibroma
Osteoblastoma Oligodendroglioma
Osteochondroma Teratoma
Osteosarcoma
Sarcoma
Vertebral
hemangioma
Etiologi dan Patogenesis

Penyebab tumor medula spinalis primer sampai saat ini belum diketahui secara
pasti. Beberapa penyebab yang mungkin dan hingga saat ini masih dalam tahap
penelitian adalah virus, kelainan genetik, dan bahan-bahan kimia yang bersifat
karsinogenik. Adapun tumor sekunder (metastasis) disebabkan oleh sel-sel kanker
yang menyebar dari bagian tubuh lain melalui aliran darah yang kemudian
menembus dinding pembuluh darah, melekat pada jaringan medula spinalis yang
normal dan membentuk jaringan tumor baru di daerah tersebut.

Manifestasi klinis

Menurut Cassiere, perjalanan penyakit tumor medula spinalis terbagi dalam tiga
tahapan , yaitu:
1. Ditemukannya sindrom radikuler unilateral dalam jangka waktu yang lama
2. Sindroma Brown Sequard
3. Kompresi total medula spinalis atau paralisis bilateral
Keluhan pertama dari tumor medula spinalis dapat berupa nyeri radikuler,
nyeri vertebrae, atau nyeri funikuler.
Tumor medula spinalis yang sering menyebabkan nyeri radikuler adalah
tumor yang terletak intradural-ekstramedular, sedang tumor intramedular jarang
menyebabkan nyeri radikuler. Pada tumor ekstradural sifat nyeri radikulernya biasanya
hebat dan mengenai beberapa radiks.

Tumor-tumor intrameduler dan intradural-ekstra¬meduler dapat juga


diawali dengan gejala TIK seperti: hidrosefalus, nyeri kepala, mual dan muntah,
papiledema, gangguan penglihatan, dan gangguan gaya berjalan

Gejala umum akibat adanya


kompresi, antara lain:

Perubahan Problem
nyeri
sensori motorik
Tabel 2. Tanda dan Gejala Tumor Medula Spinalis

Foramen Gejalanya aneh, tidak lazim, membingungkan, dan tumbuh lambat


Magnum sehingga sulit menentukan diagnosis. Gejala awal dan tersering
adalah nyeri servikalis posterior yang disertai dengan hiperestesia
dalam dermatom vertebra servikalis kedua (C2). Setiap aktivitas
yang meningkatkan TIK (misal ; batuk, mengedan, mengangkat
barang, atau bersin) dapat memperburuk nyeri. Gejala tambahan
adalah gangguan sensorik dan motorik pada tangan dengan pasien
yang melaporkan kesulitan menulis atau memasang kancing.
Perluasan tumor menyebabkan kuadriplegia spastik dan hilangnya
sensasi secara bermakna. Gejala-gejala lainnya adalah pusing,
disartria, disfagia, nistagmus, kesulitan bernafas, mual dan
muntah, serta atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
Temuan neurologik tidak selalu timbul tetapi dapat mencakup
hiperrefleksia, rigiditas nuchal, gaya berjalan spastik, palsi N.IX
hingga N.XI, dan kelemahan ekstremitas.
Servikal Menimbulkan tanda-tanda sensorik dan motorik mirip lesi
radikular yang melibatkan bahu dan lengan dan mungkin juga
menyerang tangan. Keterlibatan tangan pada lesi servikalis bagian
atas (misal, diatas C4) diduga disebabkan oleh kompresi suplai
darah ke kornu anterior melalui arteria spinalis anterior. Pada
umumnya terdapat kelemahan dan atrofi gelang bahu dan lengan.
Tumor servikalis yang lebih rendah (C5, C6, C7) dapat
menyebabkan hilangnya refleks tendon ekstremitas atas (biseps,
brakioradialis, triseps). Defisit sensorik membentang sepanjang
tepi radial lengan bawah dan ibu jari pada kompresi C6,
melibatkan jari tengah dan jari telunjuk pada lesi C7, dan lesi C7
menyebabkan hilangnya sensorik jari telunjuk dan jari tengah.
Torakal Seringkali dengan kelemahan spastik yang timbul perlahan pada
ekstremitas bagian bawah dan kemudian mengalami parestesia.
Pasien dapat mengeluh nyeri dan perasaan terjepit dan tertekan
Lumbosakral Suatu situasi diagnostik yang rumit timbul pada kasus tumor yang
melibatkan daerah lumbal dan sakral karena dekatnya letak
segmen lumbal bagian bawah, segmen sakral, dan radiks saraf
desendens dari tingkat medula spinalis yang lebih tinggi.
Kompresi medula spinalis lumbal bagian atas tidak
mempengaruhi refleks perut, namun menghilangkan refleks
kremaster dan mungkin menyebabkan kelemahan fleksi panggul
dan spastisitas tungkai bawah. Juga terjadi kehilangan refleks lutut
dan refleks pergelangan kaki dan tanda Babinski bilateral. Nyeri
umumnya dialihkan keselangkangan. Lesi yang melibatkan
lumbal bagian bawah dan segmen-segmen sakral bagian atas
menyebabkan kelemahan dan atrofi otot-otot perineum, betis dan
kaki, serta kehilangan refleks pergelangan kaki. Hilangnya sensasi
daerah perianal dan genitalia yang disertai gangguan kontrol usus
dan kandung kemih merupakan tanda khas lesi yang mengenai
daerah sakral bagian bawah.
Kauda Menyebabkan gejala-gejala sfingter dini dan impotensi. Tnda-
Ekuina tanda khas lainnya adalah nyeri tumpul pada sakrum atau
perineum, yang kadang-kadang menjalar ke tungkai. Paralisis
flaksid terjadi sesuai dengan radiks saraf yang terkena dan
terkadang asimetris.
Tumor Ekstradural
Tumor Intradural-
Sebagian besar merupakan tumor metastase,
yang menyebabkan kompresi pada medula Ekstramedular
spinalis dan terletak di segmen thorakalis. Tumor ini tumbuh di radiks dan
Nyeri radikuler dapat merupakan gejala awal menyebabkan nyeri radikuler
pada 30% penderita tetapi kemudian setelah kronik progresif. Kejadiannya ±
beberapa hari, minggu/bulan diikuti dengan 70% dari tumor intradural, dan
gejala mielopati. Nyeri biasanya lebih dari 1 jenis yang terbanyak adalah
radiks, yang mulanya hilang dengan istirahat, neurinoma pada laki-laki dan
tetapi semakin lama semakin meningioma pada wanita.
menetap/persisten, sehingga dapat
merupakan gejala utama, walaupun terdapat
gejala yang berhubungan dengan tumor Tumor Intradural-
primer. Nyeri pada tumor metastase ini dapat Intramedular
terjadi spontan, dan sering bertambah dengan Lebih sering menyebabkan nyeri
perkusi ringan pada vertebrae, nyeri demikian funikuler yang bersifat difus
lebih dikenal dengan nyeri vertebrae. seperti rasa terbakar dan
menusuk, kadang-kadang
bertambah dengan rangsangan
ringan seperti electric shock like
pain (Lhermitte sign).
Diagnosis

laboratori Foto polos


um CT-scan MRI
vertebrae

Diagnosa banding

1.Amyotrophic Lateral Sclerosis


(ALS)
2.Lumbar (Intervertebral) Disk
Disorders
3.Mechanical Back Pain
4.Brown-Sequard Syndrome
5.Infeksi Medula Spinalis
6.Cauda Equina Syndrome
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun
ekstramedular adalah dengan pembedahan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan
tumor secara total dengan menyelamatkan fungsi neurologis secara maksimal.
Kebanyakan tumor intradural-ekstramedular dapat direseksi secara total dengan
gangguan neurologis yang minimal atau bahkan tidak ada post operatif. Tumor-tumor
yang mempunyai pola pertumbuhan yang cepat dan agresif secara histologis dan tidak
secara total dihilangkan melalui operasi dapat diterapi dengan terapi radiasi post
operasi

Terapi yang dapat dilakukan pada tumor medulla spinalis adalah :

a.Deksamethasone
b.Penatalaksanaan berdasar evaluasi
radiografik
c.Penatalaksanaan
darurat(pembedahan/radiasi) berdasarkan
derajat blok dan kecepatan deteriosasi
d.Radiasi
e.pembedahan
komplikasi

Komplikasi yang mungkin pada tumor medula spinalis antara lain:


• Paraplegia
• Quadriplegi
• Infeksi saluran kemih
• Kerusakan jaringan lunak
• Komplikasi pernapasan

Komplikasi yang muncul akibat pembedahan adalah:


Deformitas pada tulang belakang post operasi lebih sering terjadi
pada anak-anak dibanding orang dewasa. Deformitas pada tulang belakang
tersebut dapat menyebabkan kompresi medula spinalis.
Setelah pembedahan tumor medula spinalis pada servikal, dapat
terjadi obstruksi foramen Luschka sehingga menyebabkan hidrosefalus.
prognosis

Tumor dengan gambaran histopatologi dan klinik yang agresif mempunyai


prognosis yang buruk terhadap terapi. Pembedahan radikal mungkin dilakukan
pada kasus-kasus ini. Pengangkatan total dapat menyembuhkan atau setidaknya
pasien dapat terkontrol dalam waktu yang lama. Fungsi neurologis setelah
pembedahan sangat bergantung pada status pre operatif pasien. Prognosis
semakin buruk seiring meningkatnya umur (>60 tahun).
pembahasan

Pada Kasus ini, datang seorang perempuan G1P0A0 hamil 35-36 minggu berusia 24 tahun
mengalami susp.Tumor medulla spinalis. Untuk dapat menegakkan diagnosis dapat dilakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis diketahui pasien datang dengan Nyeri
Punggung sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. keluhan ini juga disertai rasa kebas dan kelemahan
pada bagian tungkai bawah. Pemeriksaan didapatkan gangguan khas pada lesi UMN, yaitu didapatkan
reflex cenderung meningkat dan Klonus (+).
Kepustakaan menjelaskan bahwa gejala dari tumor medulla spinalis adalah nyeri pinggang,
gangguan neurologis, baik gangguan sensorik, motoric dan otonom. Gejala-gejala tersebut ditemukan
pada pasein dan saat pemeriksaan fisik ditemukan kelemahan anggota tubuh bagian bawah (+).
Pemeriksaan laboratorium didapatkan tidak adanya kelainan. Sedangkan hasil MRI menunjukkan kesan
adanya massa solid Isointens pada T1 dan T2 setinggi Thorakal 8 dan 9.
Penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien yaitu riwayat inap di ruangan dengan
maintenance cairan dan simptomatik Berdasarkan kepustakaan yang dibahas sebelumnya, terapi
diberikan pada pasien ini sudah tepat. Hal ini dibuktikan dengan repon perbaikan kondisi pasien saat
kunjungan selanjutnya yang berangsur membaik. Namun diperlukan intervensi selanjutnya
(Pembedahan) sebagai terapi utama untuk kasus ini.
Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun ekstramedular
adalah dengan pembedahan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan tumor secara total dengan
menyelamatkan fungsi neurologis secara maksimal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai