PLASENTA PREVIA
Oleh :
Afandi Ahmad
Andri Mahadi
M. Rifqi Nugroho
Noviena Nurrahmi
Ravi Sanjani
Rofi Saputra
Tasia Rozakiah Lubis
Vadyan Haz Kamal
Plasenta previa adalah suatu keadaan dimana implantasi plasenta pada segmen bawah rahim
yang menyebabkan tertutupnya seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum
Pada wanita dengan faktor kehamilan pada usia lebih dari 35 tahun, multipara, riwayat
dilatasi dan kuretase, dan merokok akan meningkatkan resiko terjadinya plasenta previa.
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Pekanbaru
Riwayat hamil tua : Riwayat demam (-), keputihan (-), nyeri saat BAK (-), riwayat trauma (-), riwayat diurut-
urut (-), riwayat perdarahan pervaginam (-),
Riwayat penyakit dahulu: Riwayat hipertensi (-), penyakit jantung (-), penyakit ginjal (-), diabetes melitus (-),
alergi (-), asma(-), riwayat operasi (-)
Riwayat penyakit keluarga : Riwayat penyakit menular seksual (-), penyakit jantung (-), diabetes melitus (-),
riwayat cacat bawaan pada keluarga (-), riwayat gangguan kejiwaan (-).
Riwayat menstruasi : Menarche berusia 12 tahun, siklus haid teratur 28 hari, lama haid 4-5 hari, ganti
pembalut 2-3 kali setiap harinya dan tidak ada keluhan nyeri pada saat haid, HPHT pasien 14 Desember 2021.
Thoraks
Jantung : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Gerakan dinding dada simetris kiri-kanan, vesikuler (+/+),
rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema ekstremitas bawah (-/-)
Status Obstetri
Abdomen
I : Perut tampak membuncit sesuai usia kehamilan preterm
L1 : TFU teraba pertengahan pusat – proc. xypoideus, teraba massa kurang bulat, lunak
L2 : Teraba tahanan memanjang pada sisi kanan ibu, bagian kecil pada sisi kiri
ibu
L3 : Teraba massa bulat, keras, terfiksir
L4 : Konvergen 5/5
Pemeriksaan genitalia:
Inspeksi : vulva tampak keluar darah berwarna merah segar, perdarahan
tidak aktif, urethra tampak tenang
Inspekulo : Portio livide, arah posterior, OUE tertutup, fluksus (+) darah
berwarna merah segar, perdarahan aktif (-), genangan air (-),
fluor albus (-)
VT : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (28/07/2021)
Darah lengkap :
Hemostastis
• Hb : 13,3 g/dl
• PT : 21 s (H)
• Leukosit : 8.95 /Ul
• APTT : 48,8 s (H)
• Trombosit : 53.000 /uL(L)
6
• Eritrosit : 4,45 x 10
• Hematokrit : 39,8 %
Diagnosa Kerja
G1 gravid 32-33 minggu, belum inpartu, perdarahan antepartum ec susp plasenta
previa, susp DIC, janin tunggal mati intrauterine presentasi kepala
• Tatalaksana:
Persalinan pervaginam
• Terminasi kehamilan perabdominan (SC Cito)
• Observasi KU, TTV, DJJ, kontraksi,tanda inpartu, tanda syok
• IVFD RL 20 tpm
• Inj. Asam tranexamat 1 gr
• Inj. Dexamethasone 12 mg
• Inj. Ranitidine 50mg
• Inj. Cefazoline 2 gr preop
• Transfusi 5 lb TC, 5 FFP, dan 1 PRC
Laporan Operasi
G1 gravid 32-33 minggu, belum inpartu, perdarahan antepartum ec susp plasenta previa, susp DIC, janin tunggal
mati intrauterine presentasi kepala
28 Juli 2021, pukul 22.15 – 23.15 wib
Instruksi Post Op :
• Pasien rawat HCU teratai
• Observasi KU,TTV, involusi uterus, perdarahan aktif pervaginam, tanda-tanda
akut abdomen.
• IVFD RL + drip oxytocin 10 IU 28 tpm.
• Inj. Ketorolac / 8 jam.
• Inj. Ceftriaxone 2x1gr
• Inj. Asam tranexamat 3x1amp
• Inj. Vit C 3x1amp
• Inj. Dexamethasone 3x1amp
• Inj. Ranitidine 2x1amp
• Hemafort 1x 360 mg.
• DC menetap dalam 24 jam
• Mobilisasi bertahap.
• Cek DPL post transfuse 6 jam.
• Rencana tranfusi FFP 5 lb
FOLLOW UP POST OP
Jam TD HR RR T TFU Kontraksi Perdarahan Urin
nyeri luka operasi (+) Keadaan umum : Tampak sakit sedang P1A0H0 post SCTPP a/i plasenta • Observasi KU,TTV,
kesadaran : composmentis previa, DIC, bayi IUFD (POD I). perdarahan pervaginam,
TD : 98/65 mmHg, N : 83 x/m, RR : 20 x/m, akut abdomen
S : 36,50C • IVFD RL + drip oxytocin
10 IU + metergin 0,2 mg 28
B: ASI (-) tpm.
U: TFU 2 jari dibbawah pusat, kontraksi • Inj. Ketorolac / 8 jam.
baik • Inj. Ceftriaxone 2x1gr
B: BAK (+) terpasang DC urine jernih • Inj. Asam tranexamat
B: BAB (-), BU (-) 3x500 mg
L: Lokia rubra (+) • Inj. Vit C 3x1amp
E: luka tertutup verban (+), rembesan darah • Inj. Dexamethasone 3x5
(-) mg
M: mobilisasi bertahap • Inj. Ranitidine 2x50mg
• Hemafort 1x1 tab
Lab : • DC menetap dalam 24 jam
Hb : 9,3 g/dL • Mobilisasi bertahap.
Leukosit : 20680 /ul • Rencana tranfusi FFP 5 lb,
Trombosit : 95000/ul TC 5 lb, PRC 1 lb
Ht : 28,6%
PT : 15,3 s
APTT : 32,3 s
D-Dimer : 2,76 ug/mL
FOLLOW UP (30/07/2021) Pukul : 11.00 WIB
S O A P
nyeri luka operasi (+) Keadaan umum : Tampak sakit sedang P1A0H0 post SCTPP a/i plasenta • Observasi KU,TTV,
kesadaran : composmentis previa, DIC, bayi IUFD (POD II). perdarahn pervaginam,
TD : 100/70 mmHg, N : 80 x/m, RR : 20 akut abdomen
x/m, S : 36,50C • IVFD RL 20 tpm
• Inj. Ketorolac / 8 jam.
B: ASI (-) • Inj. Ceftriaxone 2x1gr
U: TFU 2 jari dibbawah pusat, kontraksi • Inj. Asam tranexamat
baik 3x1amp
B: BAK (+) terpasang DC urine jernih • Inj. Vit C 3x1amp
B: BAB (-), BU (-) • Hemafort 1x 1tab
L: Lokia rubra (+) • Mobilisasi bertahap.
E: luka tertutup verban (+), rembesan darah • Aff infus dan DC
(-)
M: mobilisasi (+)
Lab :
Hb : 7,9 g/Dl
Leukosit : 19130/Ul
Trombosit : 130000/Ul
Ht : 24,1%
FOLLOW UP (31/07/2021) Pukul : 11.00 WIB
S O A P
nyeri luka operasi Keadaan umum : Tampak sakit P1A0H0 post SCTPP a/i • Observasi KU,TTV,
(+) sedang plasenta previa, bayi IUFD perdarahan
kesadaran : composmentis (POD III). pervaginam, akut
TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/m, abdomen
RR : 20 x/m, S : 36,50C • Cefadroxil 2x500 mg
• Paracetamol 3x500
B: ASI (-) mg
U: TFU 2 jari dibbawah pusat, • Asam tranexamat
kontraksi baik 3x500mg
B: BAK (+) terpasang DC urine • Pasien BLPL
jernih
B: BAB (-), BU (-)
L: Lokia rubra (+)
E: luka tertutup verban (+),
rembesan darah (-)
M: mobilisasi(+)
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
PLASENTA PREVIA
Definisi
Penutupan lengkap atau sebagian dari ostium internal serviks oleh plasenta,
dimana plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal)
EPIDEMIOLOGY
Plasenta previa
parsialis
Klasifikasi
Plasenta previa
marginalis
Tatalaksana umum
• Perbaiki kekurangan cairan dengan infus NaCl 0,9% atau Ringer laktat
• Lakukan penilaian jumlah perdarahan
• Jika perdarahan banyak dan berlangsung seksio tanpa memperhitungkan usia kehamilan
• Jika perdarahan sedikit dan berhenti, janin hidup namun usia kehamilan masih prematur
pertimbangkan terapi ekspektatif.
TATALAKSANA KHUSUS
b. Terapi aktif
Terminasi jika :
a. Terapi konservatif
Aterm
• Ekspektatif jika : Preterm, perdarahan sedikit
Janin mati
& berhenti tanpa tokolitik, belum ada tanda
inpartu, KU ibu baik, kondisi janin baik Perdarahan aktif dan banyak
Faktor maternal
Faktor fetal • Usia ibu > 40 tahun
• Ibu infertil
Faktor plasental
• Kemokonsentrasi pada ibu
• Riwayat bayi dengan BBLR
• Infeksi ibu
• Kegemukan
• Ayah usia lanjut
Diagnosis
Anamnesis
• Gerakan janin menghilang
Pemeriksaan fisik
• TFU menurun
• DJJ tidak terdeteksi
• BB ibu menurun
• LP ibu mengecil
USG
• Tampak gambaran janin tanpa tanda kehidupan
A. Induksi persalinan
Induksi dapat dilakukan apabila memenuhi beberapa kondisi diantaranya
• Serviks uteri sudang matang
• Tidak ada disproporsi sefalopelvik
• Sebaiknya kepala janin sudah masuk ke rongga panggul.
B. Perabdominal
Indikasi absolut dilakukannya seksio sesaria
• Plasenta previa
• Disproporsi sefalopelvik
• Ruptur uteri
• Riwayat seksio sebelumnya
Indikasi relatif
• Riwayat seksio segmen bawah
• Letak lintang
Disseminated Intravascular Coagulopathy (DIC)
Perdarahan paska persalinan
Maternal distress
Ensefalomalasia multikistik
BAB IV
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
• 2 hari SMRS Tidak merasakan • vulva tampak keluar darah
gerakan janin 12 jam SMRS berwarna merah segar,
keluar darah, bewarna merah perdarahan tidak aktif, muara
segar, bergumpal, tanpa disertai uretra tampak tenang
rasa nyeri, ± 2 pembalut dewasa • portio livide, arah posterior, OUE
dan tanpa sebab terbuka, fluksus (+) darah merah
• USG di RS Zainab janin sudah
segar, perdarahan aktif (-)
mati dan ari –ari menutupi jalan
lahir.
• 1 bulan SMRS flek dan ari – ari
menutupi jalan lahir.
PEMBAHASAN
IUFD
TUJUAN SC
• mengosongkan rahim sehingga menghentikan perdarahan.
• mencegah terjadinya robekan cervix
• Mencegah kecenderungan koagulopati
PROGNOSIS
• Prognosis pada ibu dalam laporan kasus ini dapat dikatakan baik, oleh
karena perdarahan pada ibu terdeteksi dengan cepat teratasi sehingga
mencegah keadaan syok hipovolemik.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
• Diagnosis pada kasus plasenta previa ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
• Faktor risiko plasenta previa tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik.
• Penyebab janin mengalami IUFD kemungkinan karena infeksi.
• Penatalaksanaan pada pasien terminasi perabdominal.
• Edukasi menjelaskan keadaan pasien saat ini, mempersiapkan kehamilan
selanjutnya dengan memperhatikan pola kehidupan yang baik dan rutin untuk
melakukan ANC.
• Prognosis pada pasien ini adalah dubia, sedangkan prognosis bayi adalah
dubia ad malam.
Saran
• Pentingnya melakukan deteksi dini faktor risiko pada pasien ini di tingkat
pelayanan kesehatan primer.
• Pentingnya perawatan prenatal rutin terutama pada ibu hamil beresiko tinggi
untuk mencegah sampai ke tahap perdarahan obstetrik berat.
• Pentingnya peran tenaga kesehatan di layanan kesehatan primer dalam
edukasi kepada pasien mengenai faktor risiko, upaya pencegahan, komplikasi
dan sistem rujukan pada ibu dengan kehamilan risiko tinggi
TERIMA KASIH
Mohon bimbingan dan saran..