Anda di halaman 1dari 52

Laporan kasus obstetri

PLASENTA PREVIA
Oleh :
Afandi Ahmad
Andri Mahadi
M. Rifqi Nugroho
Noviena Nurrahmi
Ravi Sanjani
Rofi Saputra
Tasia Rozakiah Lubis
Vadyan Haz Kamal

Pembimbing : Dr. dr. Zulmaeta, Sp.OG(K)


BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan
 Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan
perdarahan postpartum. Penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan
perdarahan yang belum jelas.

 Plasenta previa adalah suatu keadaan dimana implantasi plasenta pada segmen bawah rahim
yang menyebabkan tertutupnya seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum

 Angka kejadian plasenta previa sekitar 1 dari 200 persalinan.

 Pada wanita dengan faktor kehamilan pada usia lebih dari 35 tahun, multipara, riwayat
dilatasi dan kuretase, dan merokok akan meningkatkan resiko terjadinya plasenta previa.
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. R

Umur : 30 tahun

Agama : Islam

Pend. Terakhir : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Pekanbaru

Masuk VK IGD : 28 Juli 2021 (00.50 WIB)

No. Rekam medis : 00681792


Skrining Covid-19
• Demam/riwayat demam (-)
• Batuk/pilek/nyeri tenggorokan (-)
• Sesak nafas (-)
• Riw. Bepergian ke luar negri atau luar kota dalam waktu 14 hari sebelum gejala (-)
• Riw. Kontak dengan pasien konfirmasi COVID-19 (-)
• Riwayat kontak dengan orang yang habis berpergian ke luar negeri (-)
• Swab antigen: Negatif

Kesimpulan : Bukan susp. COVID – 19


Primary survey
• Airway : clear
• Breathing : RR 30x/m, SpO2 92% dengan O2 NRM 10 tpm SpO2 100%
• Circulation : TD: 80/40 mmHg, HR: 120x/m, loading 1000 cc RL, 500 cc HES
• Disability : GCS: 15, DC (+) Urin 250 cc
• Exposure : Vulva tampak rembesan darah aktif berwarna merah segar, uretra
tampak tenang
Keluhan Utama

Tidak merasakan gerakan janin sejak 2 hari SMRS


Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan tidak merasakan gerakan janin sejak lebih kurang 2 hari SMRS namun tidak
langsung memeriksakannya. Pasien juga mengeluhkan keluar darah dari jalan lahir berwarna merah segar
sejak 12 jam SMRS tanpa disertai rasa nyeri dan tanpa penyebab yang diketahui. Keluar darah sekitar 2
pembalut dewasa. Selain itu, tadi pagi pasien juga mengalami gusi berdarah.
Sekitar 1 bulan yang lalu, pasien juga sempat mengalami flek dan memeriksakannya ke SpOG
dikatakan ari-ari menutupi jalan lahir. Sebelumnya pasien datang ke RS Zainab untuk memeriksakan
keluhannya (keluar darah), saat dilakukan USG didapatkan kesan janin sudah mati dan dikatakan ari-ari
menutupi jalan lahir. Pasien direncanakan operasi tetapi hasil laboratorium didapatkan trombosit rendah
(51.000) sehingga dirujuk ke RSUD Arifin Achmad dengan alasan SpPD tidak ada dan untuk
penatalaksanaan lebih lanjut. Pasien datang ke VK IGD RSUD AA dengan membawa surat rujukan namun
tidak membawa hasil USG sebelumnya.
Sekitar 1 minggu yang lalu, pasien merasa demam, demam dirasakan hilang timbul dan tidak terlalu
tinggi. Saat itu pasien juga tidak meminum obat penurun demam dan juga tidak memeriksakannya ke
dokter/ bidan.
Pasien merasa hamil sekitar 8 bulan dengan HPHT : 14/12/2020, TP : 21/09/2021, UK: 32-33 minggu.
Pasien rutin kontrol kehamilan di bidan 2 kali, SpOG 3 kali. Terakhir USG lebih kurang 1 bulan SMRS,
dikatakan janin dalam keadaan baik saat itu dikatakan plasenta terletak di bawah.
 Riwayat hamil muda : Keputihan (-). Mual (-), muntah (-) perdarahan pervaginam (-)

 Riwayat hamil tua : Riwayat demam (-), keputihan (-), nyeri saat BAK (-), riwayat trauma (-), riwayat diurut-
urut (-), riwayat perdarahan pervaginam (-),

 Riwayat makan obat : tidak ada

 Riwayat penyakit dahulu: Riwayat hipertensi (-), penyakit jantung (-), penyakit ginjal (-), diabetes melitus (-),
alergi (-), asma(-), riwayat operasi (-)

 Riwayat penyakit keluarga : Riwayat penyakit menular seksual (-), penyakit jantung (-), diabetes melitus (-),
riwayat cacat bawaan pada keluarga (-), riwayat gangguan kejiwaan (-).

 Riwayat menstruasi : Menarche berusia 12 tahun, siklus haid teratur 28 hari, lama haid 4-5 hari, ganti
pembalut 2-3 kali setiap harinya dan tidak ada keluhan nyeri pada saat haid, HPHT pasien 14 Desember 2021.

 Riwayat pernikahan : Menikah 1 kali, tahun 2020, usia 29 tahun


 Riwayat obstetri : G1P0A0H0
1. Hamil saat ini

 Riwayat Kontrasepsi : Tidak pernah


 Riwayat sosial-ekonomi :
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir
SMA. suami pasien bekerja sebagai wiraswasta dengan pendidikan terakhir
SMA.
Pasien tidak merokok.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis kooperatif
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Frekuensi nadi : 90 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu Tubuh : 37.0º C
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan sebelum hamil : 52 kg
Berat badan saat hamil : 65 kg
IMT : 22,8 kg/m2 (normoweight)
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
Leher : Pembesaran KGB (-)

Thoraks
Jantung : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Gerakan dinding dada simetris kiri-kanan, vesikuler (+/+),
rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : status obstetri


Genitalia : status obstetri

Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema ekstremitas bawah (-/-)
Status Obstetri
Abdomen
I : Perut tampak membuncit sesuai usia kehamilan preterm
L1 : TFU teraba pertengahan pusat – proc. xypoideus, teraba massa kurang bulat, lunak
L2 : Teraba tahanan memanjang pada sisi kanan ibu, bagian kecil pada sisi kiri
ibu
L3 : Teraba massa bulat, keras, terfiksir
L4 : Konvergen 5/5

TFU: 30 cm TBJ: 2790 gram His: (-) DJJ : (-)


Status Obsetri

Pemeriksaan genitalia:
Inspeksi : vulva tampak keluar darah berwarna merah segar, perdarahan
tidak aktif, urethra tampak tenang
Inspekulo : Portio livide, arah posterior, OUE tertutup, fluksus (+) darah
berwarna merah segar, perdarahan aktif (-), genangan air (-),
fluor albus (-)
VT : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (28/07/2021)

Darah lengkap :
Hemostastis
• Hb : 13,3 g/dl
• PT : 21 s (H)
• Leukosit : 8.95 /Ul
• APTT : 48,8 s (H)
• Trombosit : 53.000 /uL(L)
6
• Eritrosit : 4,45 x 10
• Hematokrit : 39,8 %
Diagnosa Kerja
G1 gravid 32-33 minggu, belum inpartu, perdarahan antepartum ec susp plasenta
previa, susp DIC, janin tunggal mati intrauterine presentasi kepala

• Tatalaksana:
Persalinan pervaginam
• Terminasi kehamilan perabdominan (SC Cito)
• Observasi KU, TTV, DJJ, kontraksi,tanda inpartu, tanda syok
• IVFD RL 20 tpm
• Inj. Asam tranexamat 1 gr
• Inj. Dexamethasone 12 mg
• Inj. Ranitidine 50mg
• Inj. Cefazoline 2 gr preop
• Transfusi 5 lb TC, 5 FFP, dan 1 PRC
Laporan Operasi
G1 gravid 32-33 minggu, belum inpartu, perdarahan antepartum ec susp plasenta previa, susp DIC, janin tunggal
mati intrauterine presentasi kepala
28 Juli 2021, pukul 22.15 – 23.15 wib

• Pasien posisi terlentang di atas meja operasi dalam anestesi spinal.


• Dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis.
• Insisi semilunar pada SBR selebar 2 jari, dilebarkan secara tumpul dengan arah kranio kaudal dan tampak
plasenta.
• Plasenta ditembus secara tumpul dengan memfiksir kepala, lahir bayi perempuan, PBL 1800gr, PB 44 cm.
maserasi derajat II, air ketuban berwarna kecoklatan dan berbau busuk, jumlah sekitar 50 cc.
• Plasenta berimplantasi di SBR belakang, dilakukan panarikan tali pusat terkendali, lahir plasenta lengkap.
• Uterus dibersihkan dari darah dan selaput ketuban
• Jahit tegas pada kedua SBR, SBR dijahit 2 lapis denga chromic No. I
• Dipastikan perdarahan aktif (-), kedua ovum dan tuba dalam batas normal.
• Abdomen ditutup lapis demi lapis.
• Tindakan selesai.
Laporan Operasi Diagnosis Post Operasi
P1A0H1 post SCTPP a/i plasenta previa, bayi IUFD

Instruksi Post Op :
• Pasien rawat HCU teratai
• Observasi KU,TTV, involusi uterus, perdarahan aktif pervaginam, tanda-tanda
akut abdomen.
• IVFD RL + drip oxytocin 10 IU 28 tpm.
• Inj. Ketorolac / 8 jam.
• Inj. Ceftriaxone 2x1gr
• Inj. Asam tranexamat 3x1amp
• Inj. Vit C 3x1amp
• Inj. Dexamethasone 3x1amp
• Inj. Ranitidine 2x1amp
• Hemafort 1x 360 mg.
• DC menetap dalam 24 jam
• Mobilisasi bertahap.
• Cek DPL post transfuse 6 jam.
• Rencana tranfusi FFP 5 lb
FOLLOW UP POST OP
Jam TD HR RR T TFU Kontraksi Perdarahan Urin

23.15 150/80 82 20 36,8 2 jari bawah pusat Baik 200 cc 200cc

23.30 140/80 88 20 36,8 2 jari bawah pusat Baik - -

23.45 140/80 89 20 36,5 2 jari bawah pusat Baik - -

00.15 130/80 87 20 36,5 2 jari bawah pusat Baik - -

00.45 130/80 88 21 36,8 2 jari bawah pusat Baik - -

01.45 130/80 88 18 36,6 2 jari bawah pusat Baik 100 cc 400cc

02.45 130/85 89 20 36,6 2 jari bawah pusat Baik - -

03.45 130/85 89 20 36,7 2 jari bawah pusat Baik - -

04.45 128/85 87 20 36,7 2 jari bawah pusat Baik - 100cc

05.45 12 85 20 36,6 2 jari bawah pusat Baik - -


FOLLOW UP (29/07/2021) Pukul : 11.00 WIB
S O A P

nyeri luka operasi (+) Keadaan umum : Tampak sakit sedang P1A0H0 post SCTPP a/i plasenta • Observasi KU,TTV,
kesadaran : composmentis previa, DIC, bayi IUFD (POD I). perdarahan pervaginam,
TD : 98/65 mmHg, N : 83 x/m, RR : 20 x/m, akut abdomen
S : 36,50C • IVFD RL + drip oxytocin
10 IU + metergin 0,2 mg 28
B: ASI (-) tpm.
U: TFU 2 jari dibbawah pusat, kontraksi • Inj. Ketorolac / 8 jam.
baik • Inj. Ceftriaxone 2x1gr
B: BAK (+) terpasang DC urine jernih • Inj. Asam tranexamat
B: BAB (-), BU (-) 3x500 mg
L: Lokia rubra (+) • Inj. Vit C 3x1amp
E: luka tertutup verban (+), rembesan darah • Inj. Dexamethasone 3x5
(-) mg
M: mobilisasi bertahap • Inj. Ranitidine 2x50mg
• Hemafort 1x1 tab
Lab : • DC menetap dalam 24 jam
Hb : 9,3 g/dL • Mobilisasi bertahap.
Leukosit : 20680 /ul • Rencana tranfusi FFP 5 lb,
Trombosit : 95000/ul TC 5 lb, PRC 1 lb
Ht : 28,6%
PT : 15,3 s
APTT : 32,3 s
D-Dimer : 2,76 ug/mL
FOLLOW UP (30/07/2021) Pukul : 11.00 WIB
S O A P

nyeri luka operasi (+) Keadaan umum : Tampak sakit sedang P1A0H0 post SCTPP a/i plasenta • Observasi KU,TTV,
kesadaran : composmentis previa, DIC, bayi IUFD (POD II). perdarahn pervaginam,
TD : 100/70 mmHg, N : 80 x/m, RR : 20 akut abdomen
x/m, S : 36,50C • IVFD RL 20 tpm
• Inj. Ketorolac / 8 jam.
B: ASI (-) • Inj. Ceftriaxone 2x1gr
U: TFU 2 jari dibbawah pusat, kontraksi • Inj. Asam tranexamat
baik 3x1amp
B: BAK (+) terpasang DC urine jernih • Inj. Vit C 3x1amp
B: BAB (-), BU (-) • Hemafort 1x 1tab
L: Lokia rubra (+) • Mobilisasi bertahap.
E: luka tertutup verban (+), rembesan darah • Aff infus dan DC
(-)
M: mobilisasi (+)

Lab :
Hb : 7,9 g/Dl
Leukosit : 19130/Ul
Trombosit : 130000/Ul
Ht : 24,1%
FOLLOW UP (31/07/2021) Pukul : 11.00 WIB
S O A P

nyeri luka operasi Keadaan umum : Tampak sakit P1A0H0 post SCTPP a/i • Observasi KU,TTV,
(+) sedang plasenta previa, bayi IUFD perdarahan
kesadaran : composmentis (POD III). pervaginam, akut
TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/m, abdomen
RR : 20 x/m, S : 36,50C • Cefadroxil 2x500 mg
• Paracetamol 3x500
B: ASI (-) mg
U: TFU 2 jari dibbawah pusat, • Asam tranexamat
kontraksi baik 3x500mg
B: BAK (+) terpasang DC urine • Pasien BLPL
jernih
B: BAB (-), BU (-)
L: Lokia rubra (+)
E: luka tertutup verban (+),
rembesan darah (-)
M: mobilisasi(+)
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
PLASENTA PREVIA
Definisi
Penutupan lengkap atau sebagian dari ostium internal serviks oleh plasenta,
dimana plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal)
EPIDEMIOLOGY

○ Salah satu dari tiga penyebab kematian


pada ibu di dunia
○ RSU Pemerintah :
○ 1,7% - 2,9%
○ Negara maju → < 1%
○ Usia  >30 tahun
○ Kehamilan ganda > kehamilan tunggal
Etiology dan faktor risiko
Etiologi Faktor Risiko

• Strassman → vaskularisasi yang


kurang pada desidua • Umur dan paritas
• Hipoplasia endometrium
• Browne → vili khorialis persisten • Endometrium cacat
pada desidua kapularis
• Korpus luteum bereaksi lambat
• Tumor
• Malnutrisi
Plasenta previa totalis

Plasenta previa
parsialis
Klasifikasi
Plasenta previa
marginalis

Plasenta previa letak


rendah
Patofisiologi

Pada trimester III mulai terbentuknya SBR  Ismus melebar


menjadi SBR  pelepasan tapak plasenta  plasenta berimplantasi
ke SBR  plasenta berkembang  menutupi sebagian/seluruh
jalan rahim.
• Laserasi pelepasan tapak plasenta  perdarahan
• SBR berlangsung progresif dan bertahap  pelepasan tapak
plasenta  laserasi  perdarahan berulang
Diagnosis
1. Anamnesis perdarahan pada kehamilan trimester III
2. Inspeksi perdarahan pervaginam
3. Palpasi abdomen fundus uteri rendah, bagian terbawah janin belum turun
4. Inspekulo melihat asal perdarahan
5. Pemeriksaan dalam menentukan sebab perdarahan dan menentukan jenis plasenta
previa
6. Radioisotop
7. USG
TATALAKSANA

Tatalaksana umum
• Perbaiki kekurangan cairan dengan infus NaCl 0,9% atau Ringer laktat
• Lakukan penilaian jumlah perdarahan
• Jika perdarahan banyak dan berlangsung  seksio tanpa memperhitungkan usia kehamilan
• Jika perdarahan sedikit dan berhenti, janin hidup namun usia kehamilan masih prematur
pertimbangkan terapi ekspektatif.
TATALAKSANA KHUSUS
b. Terapi aktif
Terminasi jika :
a. Terapi konservatif
 Aterm
• Ekspektatif jika : Preterm, perdarahan sedikit
 Janin mati
& berhenti tanpa tokolitik, belum ada tanda
inpartu, KU ibu baik, kondisi janin baik  Perdarahan aktif dan banyak

• Rawat inap, tirah baring  Pervaginam memungkinkan jika preskep


dan pemecahan selaput ketuban dapat
• USG
dilakukan
• Kontraksi (+)  tokolitik
• Sulfas ferous  perbaikan anemia
• Pastikan sarana transfusi
• Perdarahan berhenti dan 37 mg masih lama
 rawat jalan
KOMPLIKASI

• Anemia bahkan syok


• Plasenta inkreta bahkan perkreta
• Kelainan letak janin
• Peningkatan morbiditas
• Kelahiran prematur dan gawat janin
• Masa rawatan lama
• Kematian maternal
• DIC
PROGNOSIS

• Saat ini prognosis janin dan ibu lebih baik


IUFD
Definisi
• janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih atau
kematian janin dalam Rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih
Etiology dan faktor risiko
Etiologi Faktor Risiko

 Faktor maternal
 Faktor fetal • Usia ibu > 40 tahun
• Ibu infertil
 Faktor plasental
• Kemokonsentrasi pada ibu
• Riwayat bayi dengan BBLR
• Infeksi ibu
• Kegemukan
• Ayah usia lanjut
Diagnosis
Anamnesis
• Gerakan janin menghilang

Pemeriksaan fisik
• TFU menurun
• DJJ tidak terdeteksi
• BB ibu menurun
• LP ibu mengecil

USG
• Tampak gambaran janin tanpa tanda kehidupan
A. Induksi persalinan
Induksi dapat dilakukan apabila memenuhi beberapa kondisi diantaranya
• Serviks uteri sudang matang
• Tidak ada disproporsi sefalopelvik
• Sebaiknya kepala janin sudah masuk ke rongga panggul.
B. Perabdominal
Indikasi absolut dilakukannya seksio sesaria
• Plasenta previa
• Disproporsi sefalopelvik
• Ruptur uteri
• Riwayat seksio sebelumnya
Indikasi relatif
• Riwayat seksio segmen bawah
• Letak lintang
 Disseminated Intravascular Coagulopathy (DIC)
 Perdarahan paska persalinan
 Maternal distress
 Ensefalomalasia multikistik
BAB IV
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
• 2 hari SMRS  Tidak merasakan • vulva tampak keluar darah
gerakan janin 12 jam SMRS  berwarna merah segar,
keluar darah, bewarna merah perdarahan tidak aktif, muara
segar, bergumpal, tanpa disertai uretra tampak tenang
rasa nyeri, ± 2 pembalut dewasa • portio livide, arah posterior, OUE
dan tanpa sebab terbuka, fluksus (+) darah merah
• USG di RS Zainab  janin sudah
segar, perdarahan aktif (-)
mati dan ari –ari menutupi jalan
lahir.
• 1 bulan SMRS  flek dan ari – ari
menutupi jalan lahir.
PEMBAHASAN

Plasenta previa merupakan plasenta yang berimplantasi pada


segmen bawah rahim (SBR) sehingga menutupi seluruh atau
sebagian dari ostium uteri internum (OUI), sesuai dengan pasien
ini.
Profuse bleeding

bukti plasenta previa letak


Terminasi rendah

IUFD
TUJUAN SC
• mengosongkan rahim sehingga menghentikan perdarahan.
• mencegah terjadinya robekan cervix
• Mencegah kecenderungan koagulopati
PROGNOSIS
• Prognosis pada ibu dalam laporan kasus ini dapat dikatakan baik, oleh
karena perdarahan pada ibu terdeteksi dengan cepat teratasi sehingga
mencegah keadaan syok hipovolemik.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
• Diagnosis pada kasus plasenta previa ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
• Faktor risiko plasenta previa  tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik.
• Penyebab janin mengalami IUFD  kemungkinan karena infeksi.
• Penatalaksanaan pada pasien  terminasi perabdominal.
• Edukasi  menjelaskan keadaan pasien saat ini, mempersiapkan kehamilan
selanjutnya dengan memperhatikan pola kehidupan yang baik dan rutin untuk
melakukan ANC.
• Prognosis pada pasien ini adalah dubia, sedangkan prognosis bayi adalah
dubia ad malam.
Saran
• Pentingnya melakukan deteksi dini faktor risiko pada pasien ini di tingkat
pelayanan kesehatan primer.
• Pentingnya perawatan prenatal rutin terutama pada ibu hamil beresiko tinggi
untuk mencegah sampai ke tahap perdarahan obstetrik berat.
• Pentingnya peran tenaga kesehatan di layanan kesehatan primer dalam
edukasi kepada pasien mengenai faktor risiko, upaya pencegahan, komplikasi
dan sistem rujukan pada ibu dengan kehamilan risiko tinggi
TERIMA KASIH
Mohon bimbingan dan saran..

Anda mungkin juga menyukai