Anda di halaman 1dari 56

CASE REPORT

P1A0 Post Partus Spontan 4 Jam (Di Luar) Dengan dengan HPP
Dini e.c Ruptur Perineum Grade II + Atonia Uteri dan Anemia
Sedang

Disusun oleh :
Nama : sarah gustia woromboni
NPM : H1AP21017
Pembimbing : dr. Juen Vardona, Sp.OG (K)
RIWAYAT PERKAWINAN
Pernikahan pertama, lama 1 tahun, sebagai istri sah.
Riwayat hubungan seksual selain dengan suami disangkal.

RIWAYAT REPRODUKSI
Menarch : 13 tahun
Siklus haid : 28 hari
Lama haid : 5-7 hari
Banyak haid : 1- 2x ganti pembalut
dalam sehari
Hari pertama haid terakhir : Lupa
Tafsiran Persalinan :-
KB :-
RIWAYAT KEHAMILAN
Umur Jenis BBL Usia Anak
No. ♀/♂ Tempat Penolong
Kehamilan Persalinan (gr) Sekarang

1. Perempuan Preterm Normal Rumah Bidan 2400 4jam

RIWAYAT ANTENATAL CARE


3 kali dengan bidan

RIWAYAT GIZI DAN SOSIOEKONOMI


Riwayat gizi pasien cukup baik dan sosial-ekonomi
masuk ke kelompok menengah.
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU

• Riwayat Hipertensi : Tidak ada


• Riwayat Penyakit Jantung : Tidak ada
• Riwayat Epilepsi : Tidak ada
• Riwayat Diabetes Melitus : Tidak ada RIWAYAT PENYAKIT
• Riwayat Penyakit Ginjal : Tidak ada KELUARGA
• Riwayat Hepatitis : Tidak ada
• Riwayat HIV : Tidak ada Riwayat Hipertensi : Tidak ada
• Riwayat Operasi : Tidak ada Riwayat Dabetes Melitus : Tidak ada
• Riwayat Hipertiroid : Tidak ada Riwayat Penyakit Jantung: Tidak ada
• Riwayat Tumor/keganasan : Tidak ada Riwayat Asma : Tidak ada
Riwayat Psikosa : Tidak ada
KELUHAN UTAMA
Perdarahan setelah melahirkan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang dengan rujukan dari bidan setelah 4


jam melahirkan disertai lahirnya tembuni. Pasien
mengatakan darah terus keluar dari jalan lahir
setelah melahirkan, sudah 2 kali ganti pembalut
penuh. Nyeri perut bawah menjalar ke pinggang (-),
lemas (+), pusing (+), mual (-), muntah (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 100/68 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 37,2 0C
SpO2 : 99 %
BB : 65 kg
TB : 155 cm
STATUS GENERALISATA
Kepala : Normocephali, tidak terdapat jejas, rambut tidak mudah
rontok, berwarna hitam, dan tidak ada folikulitis.
Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera tidak ikterik,
dan tidak ada edema palpebra
Hidung : Simetris, tidak ada deviasi, tidak ada sekret, tidak ada
tanda-tanda perdarahan
Telinga : Tidak ada sekret dan tidak ada nyeri tekan di mastoid dan
tragus.
Mulut : Bibir tidak sianosis, tidak pucat, mukosa bibir tidak
kering, tidak ada stomatitis, dan tidak ada ulkus.
STATUS GENERALISATA
Leher : Tidak ada pembesaran KGB
Thorax      
- Pulmo : I Dinding dada simetris saat statis dan dinamis, tidak ada retraksi dinding
Anterior dada
    P Stem fremitus simetris kanan dan kiri
    P Sonor seluruh lapangan paru
    A Suara napas vesikuler, suara tambahan rhonki (-/-), wheezing (-/-)

- Pulmo : I Bentuk thoraks normal, simetris saat statis dan dinamis, tidak ada jejas
Posterior
  P Stem fremitus simetris kanan dan kiri
 
  P Sonor seluruh lapang paru
 
  A Suara napas vesikuler, suara tambahan rhonki (-/-), wheezing (-/-)
 
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Parameter yang
Hasil Nilai Rujukan
diperiksa
Hematokrit 24 % 40-54 %
Hemoglobin 8,8 g/dl 12.0-15.0 g/dl
Leukosit 29.500 sel/mm3 4.000–10.000/mm3
Trombosit 232.000 sel/mm3 150.000–450.000/mm3
HIV Non reaktif Non reaktif
HbSAg Non reaktif Non reaktif
PEMERIKSAAN USG

Kesan : tidak terdapat sisa plasenta


DIAGNOSIS
P1A0 Post Partus Spontan 4 Jam (Di Luar) Dengan

dengan HPP Dini e.c Ruptur Perineum Grade II +


Atonia Uteri dan Anemia Sedang

TATALAKSANA
• Observasi KU, TVI, kontraksi, dan PROGNOSIS
perdarahan
• IVFD RL + drip induksin xxx tpm
• Inj. Ceftriaxone 2x1gr IV  Prognosis Ibu :
•• Inj.
- Asam Tranexamat 3x250mg IV Dubia ad bonam
• Inj. Dexametasone: Dipenhidramine
1:1 IV
• Asam mefenamat 3x500 mg PO
• R/ Hecting perineum
• USG ke poli pukul 11.30 WIB
• Transfusi PRC 2 kolf (1 kolf masuk tgl
21/08/22 habis pukul 00.00)
FOLLOW UP (Senin, 22 Agustus 2022 )

S/ Nyeri luka jahit perineum (+) berkurang,


mual (-), muntah (-), pusing (-), lemas (+), BAK
(+) spontan, BAB (+), flatus (+), mobilisasi (+)
berjalan.

O/
Status Present Status obstetri
Keadaan umum : Tampak sakit sedang Pemeriksaan luar :
Kesadaran : Compos mentis Abdomen datar, lemas, simetris, TFU
Tekanan darah : 110/70 mmHg 2 jbpst, kontraksi baik, lochia (+)
Nadi : 91 x/menit rubra , vulva vagina tenang,
pernapasan : 20 x/menit perdarahan tidak aktif +10cc.
Suhu : 36,8 °C
SpO2 : 99%
FOLLOW UP (Senin, 22 Agustus 2022 )
Hasil Laboratorium
A/ P1A0 Post Partum Spontan dengan HPP Dini
22 Agustus 2022 pukul 08.19 WIB
e.c Ruptur Perineum Grade II + Atonia Uteri
Hemoglobin : 7,1 g/dl
dan Anemia Sedang
Hematokrit : 22%
Leukosit : 24.300 /ul
Trombosit : 195.000/ul

P/
•Observasi KU, TVI, kontraksi, dan
perdarahan
•VFD RL gtt xx/m
•Inj. Ceftriaxone 2x1 IV
•Inj. Asam Tranexamat 3x1 IV
•Inj.Dexametasone: Dipenhidramine 1:1 IV
•Asam mefenamat 3x1 PO
•Cefadroxil 2x1 PO
•Emineton 1x1 PO
•Transfusi PRC 2 kolf (selesai pukul 14.00 dan
03.30 tgl 23/08/22)
R/
•Inj. Ca glukonas 1 amp (ekstra) setelah PRC
ke-3
FOLLOW UP (Selasa, 23 Agustus 2022 )
S/ Nyeri luka jahit perineum (-), mual (-),
muntah (-), pusing (-), lemas (+), BAK (+)
spontan, BAB (+), flatus (+), mobilisasi (+)
berjalan.

O/
Status Present Status obstetri
Keadaan umum : Tampak sakit sedang Pemeriksaan luar :
Kesadaran : Compos mentis Abdomen datar, lemas, simetris, TFU
Tekanan darah : 133/96 mmHg 2 jbpst, kontraksi baik, lochia (+)
Nadi : 77 x/menit rubra , vulva vagina tenang,
pernapasan : 20 x/menit perdarahan tidak aktif +30cc.
Suhu : 36,8 °C
SpO2 : 98%
FOLLOW UP (Selasa, 23 Agustus 2022 )

A/ P1A0 Post Partum Spontan dengan


HPP Dini e.c Ruptur Perineum Grade II +
Atonia Uteri dan Anemia Sedang

P/
•Observasi KU, TVI, kontraksi,
dan perdarahan
•IVFD RL gtt xx/m
•Asam mefenamat 3x1 PO
•Cefadroxil 2x1 PO
•Emineton 1x1 PO
 
Keadaan pasien baik, pasien
diperbolehkan pulang dengan
obat pulang:

•Asam mefenamat 3x1 PO


•Cefadroxil 2x1 PO
•Emineton 1x1 PO
DEFINISI

pendarahan pervaginam 500 ml atau lebih


sesudah anak lahir
Perdarahan → penyebab kematian nomor satu
(40%-60%) kematian ibu melahirkan di
Indonesia
PPP Dini (Early Postpartum
Haemorrhage, atau Perdarahan
Postpartum Primer, atau
Perdarahan Pasca Persalinan
Segera).

Klasifikasi Klinis
Perdarahan masa nifas (PPH
kasep atau Perdarahan
Persalinan Sekunder atau
Perdarahan Pasca Persalinan
Lambat, atau Late PPH).
Patofisiologi
Dalam keadaan normal perdarahan post partum
terjadi pada sisi plasenta melekat ke uterus
(plasental site ) dan dikontrol dengan adanya
kontraksi otot miometrium, agregasi platelet
dan adanya pembentukan trombus arteri serta
vena spiralis di desisua.Efektifitas hemoestasis
ini terutama ditentukan oleh kontraksi serat-
serat otot miometrium yang akan menjepit
arteri dan vena. Kegagalan kontraksi otot-otot
ini akan menyebabkan perdarahan postpartum
Etiologi
• Perdarahan dari tempat implantasi plasenta
A. Hipotonia sampai atonia uteri
b. Retensio Plasenta
Perdarahan karena robekan jalan lahir
RUPTUR UTERI
Inversio Uteri
• Gangguan koagulasi

• Untuk memudahkan dalam mengingat etiologi


dari perdarahan pasca salin ini, dapat diringkas
dengan ”4T” yaitu tonus, tissue, trauma, dan
trombosis
Diagnosis
• Diagnosis pada perdarahan pascasalin harus dicari
penyebab utamanya.
1. Berdasar gejala klinis
2. Inspekulo
3. Palpasi uterus
4. Memeriksa plasenta
5. Eksplorasi cavum uteri
6. Pemeriksaan lab
Komplikasi Diagnosis
Gejala dan Tanda

 Perdarahan segera  Syok Atonia uteri


setelah anak lahir
 Uterus lembek dan
tak berkontraksi
 Perdarahan segera  Pucat Robekan jalan lahir
setelah anak lahir  Lemah
 Uterus berkontraksi  Menggigil
keras
 Plasenta lengkap
 
 Plasenta belum lahir  Tali pusat putus Retensio plasenta
setelah 30 menit bayi akibat traksi
lahir  Inversio uteri
 Perdarahan segera  Perdarahan lanjut
 Uterus berkontraksi
dan keras
 Plasenta atau selaput  Uterusberkontraksi Sisa plasenta tertinggal
tidak lengkap tetapi TFU tidak
 Perdarahan segera berkurang

 Uterus tak teraba  Neurogeniksyok Inversio uteri


 Lumenvagina terisi  Pucat
massa

 Perdarahan segera  Syok Rupturuteri


(vagina/intra abdomen)  Peruttegang
 Nyeri perut hebat  Nadi cepat

 Perdarahan > 24 jam  Perdarahan yang Perdarahanpascasalin


setelah anak lahir bervariasi dan bau lambat
 Uterus lunak dan lebih  Anemia
besar
Pencegahan

• Penanganan aktif dari pedarahan kala 3 ini


adalah kombinasi dari 3:
▫ Pemberian uterotonik (misal oksitosin) segera
setelah bayi dilahirkan
▫ Pemotongan tali pusat secara cepat
▫ peregangan tali pusat dengan lembut ketika
uterus berkontraksi baik.
Penanganan perdarahan
pascapersalinan

• prinsipnya : hentikan perdarahan, cegah/atasi


syok, ganti darah yang hilang dengan diberi
infus cairan (larutan garam fisiologis, plasma
ekspander, Dextran-L, dan sebagainya),
transfusi darah, kalau perlu oksigen.
1. Penatalaksanaan Atonia uteri
• Masase uterus + pemberian utero tonika (infus
oksitosin 10 IU s/d 100 IU dalam 500 ml
Dextrose 5%, 1 ampul Ergometrin I.V, yang
dapat diulang 4 jam kemudian, suntikan
prostaglandin
• Kompresi bimanual eksternal
Kompresi bimanual interna
• Kompresi aorta abdominalis

- Tindakan operatif :
a. Ligasi arteri uterina
b. Ligasi arteri hipogastrika
c. Uterine compression suture (B-Lynch)
d. Histerektomi
2.Penatalaksanaan Retensio plasenta

• Tentukan jenis retensio yang terjadi karena


berkaitan dengan tindakan yang akan diambil
• Manual plasenta
3. Penatalaksanaan Inversio Uteri

• Uterus yang mengalami inversio direposisi


dengan mendorong fundus dengan telapak
tangan dan jari sesuai arah memanjang uterus.
4.Penanganan kelainan pembekuan

Pasien dengan trombositopenia


membutuhkan infus konsentrat trombosit,
pasien dengan penyakit Von willebrand
membutuhkan plasma beku yang segar
Tranfusi masif (lebih dari 3 liter), terutama
dengan darah lengkap, akan memperberat
sistem pembekuan yang sudah terganggu
dengan semakin menghabiskan trombosit dan
faktor-faktor V dan VIII
SHOCK

Anemia
Komplikasi

Sindrom sheehan

Koagulasi Intravaskuler
Diseminata
Prognosis

• Prognosis dari perdarahan pascasalin ini


tergantung dari:
▫ penyebab terjadinya perdarahan
▫ lama terjadinya perdarahan
▫ jumlah darah yang hilang
▫ efektivitas dari tindakan pengobatan
• kecepatan pengobatan
 Definisi

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin


di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin <
10,5 gr% pada trimester II
( Depkes RI, 2009 ).
OLEH KARENA ITU
Wanita hamil:
Anemia : Hb < 10 gr%
Pseudo Anemia : Hb 10 – 12 gr%

Wanita tidak hamil:


Anemia : Hb < 12 gr%
PENYEBAB ANEMIA DALAM
KEHAMILAN
• Kurang gizi • Perdarahan,
• Kurang zat besi • Parasit seperti Cacing tambang,
• Kehilangan darah pada persalinan
• Defisiensi zat gizi lainnya.
yg lalu
• Penyakit- penyakit kronik
• Pola makan
• Ibu yg kurang patuh mengkonsumsi
tablet Fe
• Ibu yg sering melahirkan
• Jarak kehamilan yg terlalu dekat
DERAJAT ANEMIA PADA IBU
HAMIL
• Menurut Word Health Organzsation (WHO)
anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu
dengan kadar Hb < 11 % .
• Tidak anemia : Hb >11 gr%
• Anemia Ringan : Hb 9-10.9 gr%
• Anemia Sedang : Hb 7-8.9 gr%
• Anemia Berat : Hb < 7 gr%
PENGARUH ANEMIA PADA
KEHAMILAN
Penyulit - penyulit yang dapat timbul akibat Anemia adalah :
• keguguran (Abortus)
• kelahiran prematurs
• persalinan yang lama akibat kelelahan otot rahim di dalam
berkontraksi (inersia uteri)
• perdarahan pasca melahirkan karena tidak adanya kontraksi
otot rahim (atonia uteri)
• syok
• infeksi baik saat bersalin maupun pasca bersalin
• anemia yang berat (<4 gr%) dapat menyebabkan
dekompensasi kordis.
• Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan
kematian ibu pada persalinan
GEJALA
• lemah • letih
• pucat • mata berkunang
• mudah pingsan kunang
• sering berdebar • mengantuk
• jantung cepat lelah • kelopak mata dan
• lemas kuku pucat
• cepat lelah
Diagnosis P1A0 Post Partum Spontan empat jam (diluar), dengan HPP dini
e.c Ruptur Perineum Derajat II + atonia uteri dan anemia sedang

• Diagnosis kerja ini ditegakkan berdasarkan anamnesis,


pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
• Berdasarkan anamnesis, pasien sudah melahirkan anak pertama
nya secara pervaginam di bidan 4 jam sebelum masuk rumah sakit,
pasien tidak pernah mengalami abortus. Berdasarkan hal ini,
diagnosis P1A0 sudah tepat.
• Pada kasus ini, pasien datang dalam kondisi perdarahan aktif. Hal
ini dapat diketahui dari anamnesis pasien yang menyatakan bahwa
pasien datang ke IGD dengan keluhan darah terus keluar dari jalan
lahir setelah melahirkan, sudah 2 kali ganti pembalut penuh. Nyeri
perut bagian bawah (-), lemas (+), pusing (+), mual (-), muntah (-).
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
perdarahan post partum.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan tinggi fundus uteri setinggi
pusat, kontraksi tidak baik, massa (-), nyeri tekan (-), tanda cairan
bebas (-). Tinggi fundus uteri setelah melahirkan normalnya sekitar
2-3 jari dibawah pusat. Sementara tinggi fundus uteri pasien masih
setinggi pusat. Kontraksi uterus pada pasien ini ditemukan tidak
baik, hal ini menandakan penyebab dari perdarahan pasien
dikarenakan kontraksi uterus yang buruk.
• Pada pemeriksaan juga ditemukan laserasi perineum derajat II
sehingga sumber perdarahan juga disebabkan laserasi jalan lahir.
anemia sedang, ditegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium
pada pasien yang menunjukan hb 8,8 gr/dl bila berdasarkan WHO
dengan nilai tersebut merujuk pada anemia sedang.
• Tatalaksana P1A0 Post Partum Spontan empat jam (diluar),
dengan HPP dini e.c Ruptur Perineum Derajat II + atonia uteri
dan anemia sedang

• Tatalaksana Awal

• Tatalaksana awal pada kasus ini, pasien datang ke


IGD dan dilakukan penilaian ABC. Hasil penilaian
ABC menunjukan pasien mengalami syok. Kemudian
dilakukan pemasangan infus RL untuk menjaga
kebutuhan cairan pasien serta pemeriksaan Hb dan
trombosit. berdasarkan hasil Hb pasien anemia.
Oleh karena itu, pemberian transfusi darah
diperlukan. Tatalaksana ini sudah tepat sesuai
dengan prinsip penatalaksanaan pasien dengan
kasus perdarahan post partum yaitu segera cegah
terjadinya syok hemoragik.
Tatalaksana Khusus

•Pada kasus ini, pasien diberikan tatalaksana atonia uteri.


Berdasarkan panduan, pasien pertama diberikan oksitosin 20-40 iu
dalam 1000 ml NaCl atau RL dengan kecepatan 60 tpm dan 10 iu IM.
Pada pasien ini diberikan oksitosin 20 iu dalam 500 ml RL 30 tpm.
Pemberian oksitosin bertujuan untuk meningkatkan kontraksi uterus
dan menghentikan perdarahan.
•Pasien diberikan terapi cefadroxil 2 x 1 p.o. Cefadroxil
merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ke 1.
Pemberian cefadroxil ditujukan sebagai antibiotik empiris untuk
mengobati infeksi yang sedang dialami. Pemberian antibiotik pada
pasien ini sudah tepat dengan mempertimbangkan kadar leukosit
darah yang meningkat 2x lipat. Pemberian antibotik generasi
pertama mengurangi risiko resistensi antibiotik. Obat ini juga
dilaporkan aman untuk digunakan selama kehamilan dan menyusui.
(26)
• Selanjutnya, diberikan asam mefenamat untuk mengurangi nyeri
post partus. Asam mefenamat bekerja dengan cara menghambat
siklooksigenase. asam mefenamat dilaporkan memiliki kemampuan
analgesik yang baik dan aman digunakan selama kehamilan dan
menyusui. Oleh karena iu, terapi analgesik pada pasien ini sudah
tepat. Inj. Dexametasone dan Dipenhidramine berfungsi sebagai
anti inflamasi
• Pasien juga direncanakan pemeriksaan USG ke poli pukul 11.30
WIB untuk menilai apakah masih terdapat sisa plasenta dan
perdarahan.
• Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tatalaksana
atonia pada pasien ini sudah tepat.
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai