PEMBIMBING:
dr. John A. Kaput, Sp.OG
Dhiya Asfarina
DEFINISI
Tidak adanya proses berkemih spontan setelah kateter menetap dilepaskan, atau
dapat berkemih spontan dengan urin sisa > 150 ml
Tidak bisa berkemih selama 24 jam yang membutuhkan pertolongan kateter, dimana
tidak dapat mengeluarkan urin lebih dari 50% kapasitas kandung kemih.
Retensi Urin
akut kronik
FAKTOR RESIKO
Riwayat kesulitan berkemih
Primipara
Pasca anestesi blok epidural, spinal, atau pudenda
Persalinan yang lama dan/ atau distosia bahu
Kala II lama
Trauma perineal yang berat seperti robekan para uretral,
klitoris, episiotomy yang besar, rupture grade 2 atau grade 3,
oedem yang signifikan
Kateterisasi selama atau setelah kelahiran
Perubahan sensasi setelah berkemih
Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Kesulitan BAK
pemberian ASI
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
Teraba massa sekitar daerah pelvik dengan perkusi yang
pekak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Uroflowmetri
vesika urinaria
Voiding cystourethrography
PENATALAKSANAAN
Bladder Training
Hidroterapi
STATUS PASIEN
Tanggal Pemeriksaan : 25-11-2016
Ruangan : Kasuari
Jam : 08.00 WITA
IDENTITAS
Nama : Ny. A
Umur : 32 Tahun
Alamat : jl. Vetran no 47
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
STATUS PASIEN
ANAMNESIS
PI A0
Menarche : 12 tahun
HPHT : 10-02-2016
Perkawinan : I, ±1 tahun
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Tidak bisa buang air kecil
Rw. Penyakit Sekarang :
Pasien dirawat dengan diagnosis post partum hari ke-2, mengeluh
tidak bisa buang air kecil secara spontan sejak tadi malam.
Keluhan disertai perut terasa kembung (+) dan nyeri,keputihan
(-), keluar nanah dari jahitan di jalan lahir (-), BAB lancar.
Pasien melahirkan di kamar bersalin RSU Anutapura ditolong
bidan. Setelah melahirkan, pasien dirawat di kasuari dan keesokan
harinya pasien merasa kesulitan buang air kecil. Pasien merasa
ingin buang air kecil namun saat ke kamar mandi dan mengedan
untuk berkemih, air kencing keluar hanya sedikit dan menetes.
Urin yang keluar berwarna kuning muda.
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
Hipertensi disangkal
Riwayat penyakit jantung
disangkal
Diabetes melitus disangkal
Riwayat alergi disangkal
.
RIWAYAT OBSTETRI
Kepala – Leher :
Konjungtiva anemis -/-, sklera Ikterik -/-, pupil isokor D = 2 mm,
Pembesaran Kelenjar getah bening (-), pembesaran tiroid (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax
Inspeksi : Pergerakan thoraks simetris, sikatrik (-), tampak
ictus cordis (+)
Palpasi : Nyeri tekan (-), massa tumor (-),
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada area
jantung, batas jantung kiri pada ics 5 linea axillaris
anterior.
Auskultasi : Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/- basal
paru, wheezing -/-. Bunyi jantung I/II regular, murmur
(-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen :
I : Tampak perut cembung, sikatrik
(-) stria (-)
A : Peristaltik (+), kesan normal
P : Tympani di hampir semua
kuadran abdomen Ginekologi :
P : Nyeri tekan (+) epigastrium Pemeriksaan dalam (VT) :
dan suprapubik, Full blast (+) Vulva : Tampak hecting di
perineum, hecting kering, Vagina
: Tampak edema pada bagian labia
Status Obstetri : Porsio : Tidak dilakukan
Palpasi : Fundus uteri: setinggi pemeriksaan
umbilicus, Pelepasan : Darah
Ekstremitas : Akral hangat (-/-),
oedem (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
tanggal 25 November 2016
♀, 29 tahun, Pasien dirawat dengan diagnosis post partum hari ke-2, mengeluh
tidak bisa buang air kecil secara spontan sejak tadi malam. Keluhan disertai
perut terasa kembung (+) dan nyeri,keputihan (-), keluar nanah dari jahitan di
jalan lahir (-), BAB lancar.
Pasien melahirkan di kamar bersalin RSU Anutapura ditolong bidan. Setelah
melahirkan, pasien dirawat di kasuari dan keesokan harinya pasien merasa
kesulitan buang air kecil. Pasien merasa ingin buang air kecil namun saat ke
kamar mandi dan mengedan untuk berkemih, air kencing keluar hanya sedikit
dan menetes. Urin yang keluar berwarna kuning muda.
Pemeriksaan fisik didapatkan vol blaas (+) dan nyeri tekan (+). Pemeriksaan luar
genitalia, didapatkanvulva tampak hecting di perineum, hecting kering. Pada
vaginatidak ada kelainan, pelepasan darah.
Pemeriksaan penunjang urin rutin didapatkan hasil blood :+, leukosit : +++,
sedimen leukosit : tak terhitung, sedimen eritrosit : 10-15, sedimen epitel sel : +.
).
DIAGNOSIS
PIA0 Post Partum Hari ke II + Ruptur Perineum Derajat II +
Retensi Urin Post Partum
PENATALAKSANAAN
Pasang kateter menetap 1x24 jam keluar urin 600 cc warna
kuning muda
Metilergometrin 3x1 tab
Cefadroxyl 2x500 mg
Asam mefenamat 500 mg 3x1
Neurodex 2x1
FOLLOW UP
26 November 2016
S : BAK(+) perkateter, BAB (-) 4 hari, mual (+), muntah (-), nyeri perut (+), pengeluaran darah pervaginam (+),
nyeri luka jahit perineum (+)
O : KU :Sakit sedang, Compos mentis TD : 120/80 mmHg
N : 84 x/menit R : 20 x/menit S : 36,6o C
Nyeri tekan epigastrium dan suprapubik (+)
ASI +/+
TFU setinggi umbilicus
Lokia (+)
Vulva vagina tampak oedem