Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

RETENSIO URIN POST


PARTUM

PEMBIMBING:
dr. John A. Kaput, Sp.OG

Dhiya Asfarina
DEFINISI
Tidak adanya proses berkemih spontan setelah kateter menetap dilepaskan, atau
dapat berkemih spontan dengan urin sisa > 150 ml

Tidak bisa berkemih selama 24 jam yang membutuhkan pertolongan kateter, dimana
tidak dapat mengeluarkan urin lebih dari 50% kapasitas kandung kemih.

Ketidakmampuan berkemih secara normal 24 jam setelah melahirkan (ischuria


puerperalis)

Batas waktu kejadian retensio urin adalah 6-10 jam postpartum


ETIOLOGI
 Trauma intrapartum
 Refleks kejang (cramp) sfingter urethra
 Hipotonia selama masa kehamilan dan nifas
 Posisi tidur terlentang pada masa intrapartum
KLASIFIKASI

Retensi Urin

akut kronik
FAKTOR RESIKO
 Riwayat kesulitan berkemih
 Primipara
 Pasca anestesi blok epidural, spinal, atau pudenda
 Persalinan yang lama dan/ atau distosia bahu
 Kala II lama
 Trauma perineal yang berat seperti robekan para uretral,
klitoris, episiotomy yang besar, rupture grade 2 atau grade 3,
oedem yang signifikan
 Kateterisasi selama atau setelah kelahiran
 Perubahan sensasi setelah berkemih
 Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
 Kesulitan BAK

 Pancaran kencing lemah, lambat, dan terputus-putus;

 Rasa tidak puas setelah berkemih

 Keinginan untuk mengedan atau memberikan tekanan pada

suprapubik saat berkemih


 Kandung kemih terasa penuh (distensi vesika urinaria)

 Sering berkemih dengan volume yang kecil

 Nokturia lebih dari 2-3 kali yang tidak berhubungan dengan

pemberian ASI
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
 Teraba massa sekitar daerah pelvik dengan perkusi yang

pekak

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Uroflowmetri

 Normal volume residu urine 150ml, jika volume residu

urine > 200 ml dapat dikatakan abnormal


 Volume residu urin normal adalah 25% dari total volume

vesika urinaria
 Voiding cystourethrography
PENATALAKSANAAN
 Bladder Training
 Hidroterapi
STATUS PASIEN
 Tanggal Pemeriksaan : 25-11-2016
 Ruangan : Kasuari
 Jam : 08.00 WITA

IDENTITAS
 Nama : Ny. A
 Umur : 32 Tahun
 Alamat : jl. Vetran no 47
 Pekerjaan : IRT
 Agama : Islam
 Pendidikan : SMA
STATUS PASIEN
ANAMNESIS
 PI A0

 Menarche : 12 tahun
 HPHT : 10-02-2016
 Perkawinan : I, ±1 tahun
ANAMNESIS
 Keluhan Utama : Tidak bisa buang air kecil
 Rw. Penyakit Sekarang :
Pasien dirawat dengan diagnosis post partum hari ke-2, mengeluh
tidak bisa buang air kecil secara spontan sejak tadi malam.
Keluhan disertai perut terasa kembung (+) dan nyeri,keputihan
(-), keluar nanah dari jahitan di jalan lahir (-), BAB lancar.
Pasien melahirkan di kamar bersalin RSU Anutapura ditolong
bidan. Setelah melahirkan, pasien dirawat di kasuari dan keesokan
harinya pasien merasa kesulitan buang air kecil. Pasien merasa
ingin buang air kecil namun saat ke kamar mandi dan mengedan
untuk berkemih, air kencing keluar hanya sedikit dan menetes.
Urin yang keluar berwarna kuning muda.
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
 Hipertensi disangkal
 Riwayat penyakit jantung
disangkal
 Diabetes melitus disangkal
 Riwayat alergi disangkal
.
RIWAYAT OBSTETRI

Anak pertama : Anak perempuan, 2


- hari, aterm, spontan LBK, lahir
ditolong bidan di KB RSU
Anutapura
PEMERIKSAAN FISIK
 KU : Baik Tekanan Darah : 100/70 mmHg
 Kesadaran : Compos mentis Nadi : 80x/menit
 BB : 50 Kg Respirasi : 20x/menit
 TB : 156 cm Suhu : 36,5ºC

Kepala – Leher :
Konjungtiva anemis -/-, sklera Ikterik -/-, pupil isokor D = 2 mm,
Pembesaran Kelenjar getah bening (-), pembesaran tiroid (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax
Inspeksi : Pergerakan thoraks simetris, sikatrik (-), tampak
ictus cordis (+)
Palpasi : Nyeri tekan (-), massa tumor (-),
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada area
jantung, batas jantung kiri pada ics 5 linea axillaris
anterior.
Auskultasi : Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/- basal
paru, wheezing -/-. Bunyi jantung I/II regular, murmur
(-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen :
I : Tampak perut cembung, sikatrik
(-) stria (-)
A : Peristaltik (+), kesan normal
P : Tympani di hampir semua
kuadran abdomen Ginekologi :
P : Nyeri tekan (+) epigastrium Pemeriksaan dalam (VT) :
dan suprapubik, Full blast (+) Vulva : Tampak hecting di
perineum, hecting kering, Vagina
: Tampak edema pada bagian labia
Status Obstetri : Porsio : Tidak dilakukan
Palpasi : Fundus uteri: setinggi pemeriksaan
umbilicus, Pelepasan : Darah
Ekstremitas : Akral hangat (-/-),
oedem (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium
tanggal 25 November 2016

Urine Rutin : Leukosit : +++


PH : 6.0 Sedimen Leukosit : Tak
BJ : 1.025 Terhitung
Protein : Negatif Sedimen Eritrosit : 10-15
Blood : + Sedimen Epitel Sel : +
HbsAg : Non Reaktif
: Negatif
Darah Rutin

PARAMETER HASIL SATUAN RANGE NORMAL

WBC 20,7 103/uL 4,8 – 10,8


RBC 3,25 106/uL 4,7 – 6,1
HGB 8,00 g/dL 14 – 18
HCT 33,6 % 42 – 52
MCV 72,9 fL 80 – 99
MCH 22,4 pg 27 – 31
MCHC 30,8 g/dL 33 – 37
PLT 275 103/uL 150 – 450
RESUME

♀, 29 tahun, Pasien dirawat dengan diagnosis post partum hari ke-2, mengeluh
tidak bisa buang air kecil secara spontan sejak tadi malam. Keluhan disertai
perut terasa kembung (+) dan nyeri,keputihan (-), keluar nanah dari jahitan di
jalan lahir (-), BAB lancar.
Pasien melahirkan di kamar bersalin RSU Anutapura ditolong bidan. Setelah
melahirkan, pasien dirawat di kasuari dan keesokan harinya pasien merasa
kesulitan buang air kecil. Pasien merasa ingin buang air kecil namun saat ke
kamar mandi dan mengedan untuk berkemih, air kencing keluar hanya sedikit
dan menetes. Urin yang keluar berwarna kuning muda.
Pemeriksaan fisik didapatkan vol blaas (+) dan nyeri tekan (+). Pemeriksaan luar
genitalia, didapatkanvulva tampak hecting di perineum, hecting kering. Pada
vaginatidak ada kelainan, pelepasan darah.
Pemeriksaan penunjang urin rutin didapatkan hasil blood :+, leukosit : +++,
sedimen leukosit : tak terhitung, sedimen eritrosit : 10-15, sedimen epitel sel : +.
).
DIAGNOSIS
PIA0 Post Partum Hari ke II + Ruptur Perineum Derajat II +
Retensi Urin Post Partum

 
PENATALAKSANAAN
Pasang kateter menetap 1x24 jam  keluar urin 600 cc warna
kuning muda
Metilergometrin 3x1 tab
Cefadroxyl 2x500 mg
Asam mefenamat 500 mg 3x1
Neurodex 2x1
FOLLOW UP
26 November 2016
 S : BAK(+) perkateter, BAB (-) 4 hari, mual (+), muntah (-), nyeri perut (+), pengeluaran darah pervaginam (+),
nyeri luka jahit perineum (+)
 O : KU :Sakit sedang, Compos mentis TD : 120/80 mmHg
N : 84 x/menit R : 20 x/menit S : 36,6o C
Nyeri tekan epigastrium dan suprapubik (+)
ASI +/+
TFU setinggi umbilicus
Lokia (+)
Vulva vagina tampak oedem

A : PIA0Post PartumHari ke-3 +Ruptur Perineum Derajat II + RetensiUrin Post partum


 P : Cefadroxyl 2x500 mg
Metylprednison 3x1 tab
Asam mefenamat 500 mg 3x1
Vit C 1x1 tab
Metilergometrin 3x1 tab
Kateter tetap sampai besok (2x24 jam), kemudian kateter intermitten buka/3 – 4 jam
Kompres vagina dengan Nacl
FOLLOW UP
27 November 2016
 S : BAK(+) perkateter, BAB (-) 5 hari, mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), pengeluaran darah
pervaginam (+), nyeri luka jahit perineum (+)
 O : KU : Sakit sedang, Compos mentis TD : 110/80 mmHg
N : 82x/menit R : 20x/menit S : 36,5o C
ASI +/+
TFU 1 jari dibawah umbilicus
Lokia (+)
Oedema vulva vagina -/-
 A : PIA0Post Partum Hari ke-4 + Ruptur Perineum Derajat II + RetensiUrin Post Partum
 P : Cefadroxyl 2x500 mg
Vit C 1x1 tab
Asam mefenamat 500 mg 3x1
Dulcolax supp I/rectal
Metilergometrin 3x1 tab
Kateter tetap sampai jam15.20, kemudian lanjut kateter intermitten buka/3 – 4 jam
FOLLOW UP
28 November 2016
 S : BAK(+) bladder training, BAB (-) 6 hari, mual (-), muntah (-), nyeri perut (-),
pengeluaran darah pervaginam (+), nyeri luka jahit perineum (+)
 O : KU : Sakit sedang, Compos mentis TD : 100/70 mmHg
N : 80x/menit R : 20x/menit S : 36,5oC
ASI +/+
TFU 2 jari di bawah umbilicus
Lokia (+)
 A : PIA0Post Partum Hari ke-5+ Ruptur Perineum Derajat II + RetensiUrin Post Partum
 P : Cefadroxyl 2x500 mg
Vit C 1x1 tab
Asam mefenamat 500 mg 3x1
Metilergometrin 3x1 tab
Kateter intermitten buka/3 – 4 jam
FOLLOW UP
29 November 2016
 S : BAK(+) bladder training, BAB (+), mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), pengeluaran
darah pervaginam (+), nyeri luka jahit perineum (+)
 O : KU :Sakit sedang, Compos mentis TD : 100/70 mmHg
N : 80 x/menit R : 20 x/menit S : 36,6o C
ASI +/+
TFU 3 jari di bawah pusat
Lokia (+)
 A : PIA0Post Partum Hari ke-6 + Ruptur Perineum Derajat II + RetensiUrin Post Partum
 P : Cefadroxyl 2x500 mg
Asam mefenamat 500 mg 3x1
Vit C 1x1 tab
Metilergometrin 3x1 tab
Kateter intermitten buka/3 – 4 jam
FOLLOW UP
30 November 2016
 S :BAK(+) bladder training, BAB (+), mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), pengeluaran
darah pervaginam (+), nyeri luka jahit perineum (+)
 O : KU : Sakit sedang, Compos mentis TD : 110/80 mmHg
N : 84x/menit R : 20x/menit S : 36,50C
ASI +/+
TFU 3 jari di bawah pusat
Lokia (+)
 A : PIA0Post Partum Hari ke-7+ Ruptur Perineum Derajat II + RetensiUrin Post Partum
 P : Cefadroxyl 2x500 mg
Vit C 1x1 tab
Asam mefenamat 500 mg 3x1
Metilergometrin 3x1 tab
Kateter intermitten buka/3 – 4 jam
Aff kateter (obs produksi urin 2-6 jam post aff kateter, hitung urin residu)
FOLLOW UP
01 Desember 2016
 S :BAK(+), BAB (+), mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), pengeluaran darah pervaginam
(+), nyeri luka jahit perineum (+)
 O : KU : Sakit sedang, Compos mentis TD : 120/80 mmHg
N : 84x/menit R : 20x/menit S : 36,50C
ASI +/+
TFU 3 jari di bawah pusat
Lokia (+)
Urin residu <50 ml
 A : PIA0Post Partum Hari ke-8 + Ruptur Perineum Derajat II + RetensiUrin Post Partum
 P : Cefadroxyl 2x500 mg
Asam mefenamat 500 mg 3x1
Vit. C 1x1
Boleh Pulang
BAB IV
PEMBAHASAN
 Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan retensi
urin post partum karena berdasarkan anamnesis pada
pasien ini ditemukan adanya gejala tidak bisa buang
air kecil setelah 2 hari post partum.
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan full blast (+)

dan nyeri tekan (+). tampak eodema pada bagian


labia
 Pada kasus ini setelah di pasangkan kateter di

dapatkan urin sisa 500 ml.


 Pada kasus, dapatkan retensi urin setelah >24 jam
post partum, maka dimasukkan dalam retensi urin
kronik. Sedangkan Menurut pembagian yang
lainnya, kasus ini dimasukkan kedalam retensi urin
overt dikarenakan pada kasus pasien mengeluh tidak
bisa kencing dan mengeluhkan rasa tidak nyaman di
daerah perut bawah.
 Pada kasus ini faktor risiko yang mempengaruhi
terjadinya retensi urin adalah primipara atau
persalinan pertama.
Terima Kasih. . .

Anda mungkin juga menyukai