Disusun Oleh:
Siti Anisa Maesura 1110015072
Stevie Alexia G.T 1110015069
Pembimbing:
dr. Handy W, Sp.OG
1.2 Tujuan
Mengetahui tentang perdarahan post partum, cara mendiagnosis serta
penatalaksanaannya.
BAB 2
LAPORAN KASUS
Anamnesis:
Identitas pasien:
Nama : Ny. I
Umur : 33 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Angkat batu
Suku : Jawa
Alamat : Jl. Pramuka
Masuk RS (MRS) : Hari Senin, 15 Agustus 2016 pukul 01.45
Identitas suami:
Nama : Tn.K
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Angkat batu
Suku : Jawa
Alamat : Jl. Pramuka
Keluhan Utama:
Perdarahan pasca persalinan
Riwayat Haid:
- Menarche usia 14 tahun
- Siklus teratur setiap 28 hari
- Lama haid 4-5 hari
- Hari Pertama Haid Terakhir : Januari 2016
- Taksiran Persalinan : Oktober 2016
Riwayat Perkawinan:
Perkawinan yang kedua, lama menikah dengan suami sekarang adalah 2,5
tahun.
Riwayat Obstetrik:
Jenis
Keadaan
Tahun Tempat Umur Jenis Penolong Kelamin/
No Penyulit anak
partus Partus kehamilan Persalinan Persalinan Berat
Sekarang
Badan
1. 1992 Dukun Aterm Spontan Dukun - L/3000 g Hidup
2. 2000 Dukun Aterm Spontan Dukun - P/2900 g Hidup
3. 2016 Hamil ini - - - - - -
Pemeriksaan fisik:
1. Berat badan 65 kg, tinggi badan 161 cm
2. Keadaan Umum : Sedang
3. Kesadaran : Komposmentis, GCS : E4V5M6
4. Tanda vital:
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Frekuensi nadi : 86 x/menit
Frekuensi napas : 19x/menit
Suhu : 36,2C
5. Status generalis:
Kepala : normochepali
Mata : konjungtiva anemis (+/+), ikterik (-/-)
Telinga/hidung/tenggorokan : tidak ditemukan kelainan
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax:
Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : hepar: pembesaran (-), limpa: pembesaran (-)
6. Ekstremitas : Atas: akral hangat
Bawah: edema tungkai (-/-), varices (-/-), refleks patella
(+/+)
Pemeriksaan Tambahan:
Laboratorium Darah Lengkap
a. Leukosit : 26.400/mm3
b. Hb : 7,1 gr/dl
c. HCT : 21,8 %
d. Trombosit : 389.000 / mm3
e. Gula darah sewaktu (GDS) : 164 mg/dl
f. Ureum : 25,5 gr/dl
g. Creatinin : 1,5 gr/dl
Diagnosis kerja:
P3A0 + PP spontan + Hemoragik post partum
Penatalaksanaan IGD :
Guyur RL 4 kolf 2 line
Penatalaksanaan VK :
Lapor Sp.OG, anjuran :
- RL 2 line + oksitosin 2ampul 20 tpm (bila TD>100 mmHg)
- Cefotaxime injeksi 3x1gr
- Biosanbe tablet 1x1
- Methergin tablet 3x1
- Asam mefenamat tablet 3x1
- Cek ulang DL, apabila Hb <8 g/dl ditransfusi PRC hingga Hb 10 g/dl
Follow up:
No Tanggal Follow up Lab
1 15-08-2016 Menerima pasien baru masuk IGD, dengan
01.45 diagnosis P3A0 + PP spontan + Hemoragik
post partum.
Keluhan umum : tampak anemis
Kesadaran : komposmentis
TD : 90/palpasi
Kontraksi uterus : baik
TFU : 1 jari di bawah pusat
Tatalaksana di IGD:
- Guyur RL
- Observasi tanda-tanda vital dan
keadaan umum
Post guyur 1000cc RL (I)
TD: 80/60 mmHg
N: 112x/menit
Urin: tidak ada
Lapor dr.Sp.OG:
- Acc naik ke VK
- RL 2 line 20 tpm
- Infus RL drip oksitosin 2 ampul 28
tpm bila TD>100 mmHg
- Injeksi cefotaxime 3x1 gr
- Methergin tablet 3x1 gr
- Asam mefenamat tablet 3x1
- Biosanbe tablet 1x1
- Cek ulang DL, apabila Hb <8 g/dl
ditransfusi PRC hingga Hb 10 g/dl
2 08.45 Menerima pasien baru dari IGD rujukan bidan Hasil lab :
dengan diagnosis HPP. Partus di dukun dan - Hb: 9,3 g/dl
- Leukosit:
manual plasenta oleh bidan.
32.900/mm3
S: ibu mengatakan sudah melahirkan dan
- Ht: 28%
sekarang perutnya mules-mules - Trombosit:
O: Perdarahan dalam batas normal; keadaan 369.000/mm3
- BT: 3
umum baik; kesadaran komposmentis, TFU: 3
- CT: 9
jari di bawah pusat. TD: 110/80 mmHg. - GDS: 164 g/dl
- Ureum: 25,5
A: P3A0 PP spontan + HPP
g/dl
P: - observasi tanda vital dan keadaan umum
- Kreatinin: 1,5
- Mengobservasi perdarahan
g/dl
- Natrium: 140
mmol/l
- Kalium: 2,7
mmol/l
- Chloride: 108
mmol/l
HbsAg dan 112: Non
reaktif
3 09.00 Melakukan skin test cefotaxime
4 09.05 Lapor dr.Sp.OG, advice: Hasil lab ke II:
- Transfusi PRC 2 kolf besok - Hb: 7,1 g/dl
- Terapi lain lanjut - Leukosit:
26.400/mm3
- Trombosit:
271.000/mm3
c. Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah dimana plasenta belum lahir dalam waktu 1
jam setelah bayi lahir. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelepasan
plasenta: Kelainan dari uterus sendiri, yaitu anomali dari uterus atau
serviks; kelemahan dan tidak efektifnya kontraksi uterus; kontraksi yang
tetanik dari uterus; serta pembentukan constriction ring.Kelainan dari
placenta dan sifat perlekatan placenta pada uterus.Kesalahan manajemen
kala tiga persalinan, seperti manipulasi dari uterus yang tidak perlu
sebelum terjadinya pelepasan dari plasenta menyebabkan kontraksi yang
tidak ritmik; pemberian uterotonik yang tidak tepat waktu dapat
menyebabkan serviks kontraksi dan menahan plasenta; serta pemberian
anestesi terutama yang melemahkan kontraksi uterus.
Sebab sebab terjadinya Retensio Plasenta adalah :
- Plasenta belum terlepas dari dinding uterus karena tumbuh melekat
lebih dalam. Perdarahan tidak akan terjadi jika plasenta belum lepas
sama sekali dan akan terjadi perdarahan jika lepas sebagian. Hal ini
merupakan indikasi untuk mengeluarkannya. Menurut tingkat
perlekatannya dibagi menjadi plasenta adhesiva, melekat pada
endometrium, tidak sampai membran basal. Plasenta inkreta, vili
khorialis tumbuh lebih dalam dan menembus desidua sampai ke
miometrium.Plasenta akreta, menembus lebih dalam ke miometrium
tetapi belum menembus serosa.Plasenta perkreta, menembus sampai
serosa atau peritoneum dinding rahim.
- Plasenta sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar,
disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena
salah penanganan kala III, sehingga terjadi lingkaran konstriksi pada
bagian bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta (plasenta
inkarserata). Tanda-tanda lepasnya plasenta adalah fundus naik
dimana pada perabaan uterus terasa bulat dan keras, bagian tali pusat
yang berada di luar lebih panjang dan terjadi perdarahan secara tiba-
tiba.
Cara memastikan lepasnya plasenta adalah Kustner : Tangan kanan
menegangkan tali pusat, tangan kiri menekan di atas simfisis. Bila tali pusat
tak tertarik masuk lagi berarti tali pusat telah lepas. Strassman : Tangan
kanan menegangkan tali pusat, tangan kiri mengetuk-ngetuk fundus. Jika
terasa getaran pada tali pusat, berarti tali pusat belum lepas.Ibu disuruh
mengejan. Bila plasenta telah lepas, tali pusat yang berada diluar bertambah
panjang dan tidak masuk lagi ketika ibu berhenti mengejan.Apabila
plasenta belum lahir jam-1 jam setelah bayi lahir, harus diusahakan
untuk mengeluarkannya. Tindakan yang dapat dikerjakan adalah secara
langsung dengan perasat Crede dan Brant Andrew dan secara langsung
adalah dengan manual plasenta.
d. Sisa Plasenta
Tertinggalnya sebagian plasenta (sisa plasenta) merupakan penyebab
umum terjadinya pendarahan lanjut dalam masa nifas (pendarahan pasca
persalinan sekunder). Pendarahan post partum yang terjadi segera jarang
disebabkan oleh retensi potongan-potongan kecil plasenta. Inspeksi plasenta
segera setelah persalinan bayi harus menjadi tindakan rutin. Jika ada bagian
plasenta yang hilang, uterus harus dieksplorasi dan potongan plasenta
dikeluarkan.Sewaktu suatu bagian dari plasenta (satu atau lebih lobus)
tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan
ini dapat menimbulkan perdarahan. Tetapi mungkin saja pada beberapa
keadaan tidak ada perdarahan dengan sisa plasenta.
e. Inversio Uteri
Inversio uteri dapat menyebabkan pendarahan pasca persalinan
segera, akan tetapi kasus inversio uteri ini jarang sekali ditemukan. Pada
inversio uteri bagian atas uterus memasuki kavum uteri, sehingga fundus
uteri sebelah dalam menonjol ke dalam kavum uteri. Inversio uteri terjadi
tiba-tiba dalam kala III atau segera setelah plasenta keluar. Inversio uteri
bisa terjadi spontan atau sebagai akibat tindakan. Pada wanita dengan atonia
uteri kenaikan tekanan intraabdominal dengan mendadak karena batuk atau
meneran, dapat menyebabkan masuknya fundus ke dalam kavum uteri yang
merupakan permulaan inversio uteri. Tindakan yang dapat menyebabkan
inversio uteri adalah perasat Crede pada korpus uteri yang tidak berkontraksi
baik dan tarikan pada tali pusat dengan plasenta yang belum lepas dari
dinding uterus.
Pada penderita dengan syok, perdarahan, dan fundus uteri tidak
ditemukan pada tempat yang lazim pada kala III atau setelah persalinan
selesai, pemeriksaan dalam dapat menunjukkan tumor yang lnak di atas
serviks atau dalam vagina sehingga diagnosis inversio uteri dapat dibuat.
Pada mioma uteri submukosum yang lahir dalam vagina terdapat pula tumor
yang serupa, akan tetapi fundus uteri ditemukan dalam bentuk dan pada
tempat biasa, sedang konsistensi mioma lebih keras daripada korpus uteri
setelah persalinan. Selanjutnya jarang sekali mioma submukosum ditemukan
pada persalinan cukup bulan atau hampir cukup bulan.Walaupun inversio
uteri kadang-kadang bisa terjadi tanpa gejala dengan penderita tetap dalam
keadaan baik, namun umumnya kelainan tersebut menyebabkan keadaan
gawat dengan angka kematian tinggi (15-70%). Reposisi secepat mungkin
memberi harapan yang terbaik untuk keselamatan penderita.
4. Gejala Klinis
Gejala klinis berupa pendarahan pervaginam yang terus-menerus
setelah bayi lahir. Kehilangan banyak darah tersebut menimbulkan tanda-
tanda syok yaitu penderita pucat, tekanan darah rendah, denyut nadi cepat
dan kecil, ekstrimitas dingin, dan lain-lain. Penderita tanpa disadari dapat
kehilangan banyak darah sebelum ia tampak pucat bila pendarahan tersebut
sedikit dalam waktu yang lama.
5. Diagnosis
Perdarahan yang langsung terjadi setelah anak lahir tetapi plasenta
belum lahir biasanya disebabkan oleh robekan jalan lahir. Perdarahan setelah
plasenta lahir, biasanya disebabkan oleh atonia uteri. Atonia uteri dapat
diketahui dengan palpasi uterus. Fundus uteri tinggi di atas pusat, uterus
lembek, kontraksi uterus tidak baik.Sisa plasenta yang tertinggal dalam
kavum uteri dapat diketahui dengan memeriksa plasenta yang lahir apakah
lengkap atau tidak kemudian eksplorasi kavum uteri terhadap sisa plasenta,
sisa selaput ketuban, atau plasenta suksenturiata (anak plasenta). Eksplorasi
kavum uteri dapat juga berguna untuk mengetahui apakan ada robekan
rahum.Laserasi (robekan) serviks dan vagina dapat diketahui dengan
inspekulo. Penilaian jumlah pendarahan pasca persalinan dapat dilihat
dengan mengkaji dan mencatat jumlah, tipe dan sisi perdarahan dengan
menimbang dan menghitung pembalut untuk memperkirakan kehilangan
darah. Pembalut yang basah keseluruhannya mengandung sekitar 100 ml
darah. Satu gram peningkatan berat pembalut sama dengan kurang lebih 1
ml kehilangan darah.
ANALISA KASUS
TEORI KASUS
ANAMNESIS
Anamnesis
Anamnesis
Pasien mengalami :
- Perdarahan post partum yaitu
Perdarahan yang masif setelah persalinan
perdarahan pervaginam pukul 19.00 WITA tanggal 14 Agustus
>500ml, yang dapat terjadi 2016.
dalam 24 jam pertama setelah
melahirkan yang disebut
sebagai perdarahan postpartum
primer atau pada masa nifas
setelah 24 jam yang disebut
dengan perdarahan post
partum sekunder.
PEMERIKSAAN FISIK
JNPKKR-POGI.
Jakarta : EGC.
Churchill Livingstone.
EGC.
EGC.
Wiknjosastro GH, Affandi B, Waspodo J. Et al. (2002). Buku Panduan Praktis
Jakarta: TIM.