Tutorial Kasus
Disusun Oleh:
Siti Anisa Maesura
1110015072
1110015069
Pembimbing:
dr. Handy W, Sp.OG
6KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
berkat
limpahan
rahmat
dan
hidayah-Nya
sehingga
penulis
dapat
BAB 2
LAPORAN KASUS
: Ny. I
Umur
: 33 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Angkat batu
Suku
: Jawa
Alamat
: Jl. Pramuka
Masuk RS (MRS)
Identitas suami:
Nama
: Tn.K
Umur
: 46 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Angkat batu
Suku
: Jawa
Alamat
: Jl. Pramuka
Keluhan Utama:
Perdarahan pasca persalinan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke RSUD atas rujukan bidan karena terjadi perdarahan yang
masif setelah melahirkan spontan. Pasien saat itu melahirkan di rumah sendiri
pada pukul 19.00 WITA dengan dibantu oleh dukun dalam proses
persalinannya. Pada saat mengeluarkan plasenta, dukun tersebut tidak berhasil
mengeluarkan plasenta dan terjadi retensio plasenta sehingga masih terjadi
perdarahan yang banyak. Setelah itu dipanggil bidan untuk menolong pasien
dan bidan tersebut melakukan manual plasenta kemudian terjadi perdarahan
yang masif. Pasien kemudian dibawa ke IGD RSUD dengan kondisi syok
hipovolemik dengan tekanan darah 90/palpasi.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit kencing manis, tekanan darah tinggi
dan penyakit jantung.
Riwayat Haid:
-
Riwayat Perkawinan:
Perkawinan yang kedua, lama menikah dengan suami sekarang adalah 2,5
tahun.
Riwayat Obstetrik:
Jenis
No
1.
2.
3.
Tahun
Tempat
partus
Partus
1992 Dukun
2000 Dukun
2016 Hamil ini
Umur
Jenis
Penolong
Spontan
Spontan
-
Dukun
Dukun
-
Penyulit
Kelamin/
Berat
Badan
L/3000 g
P/2900 g
-
Keadaan
anak
Sekarang
Hidup
Hidup
-
4. Tanda vital:
Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Frekuensi nadi
: 86 x/menit
: 36,2C
5. Status generalis:
Kepala
: normochepali
Mata
Thorax:
Jantung
Paru
Abdomen
6. Ekstremitas
Pemeriksaan Tambahan:
Laboratorium Darah Lengkap
a. Leukosit : 26.400/mm3
b. Hb
: 7,1 gr/dl
c. HCT
: 21,8 %
: 25,5 gr/dl
Diagnosis kerja:
P3A0 + PP spontan + Hemoragik post partum
Penatalaksanaan IGD :
Guyur RL 4 kolf 2 line
Penatalaksanaan VK :
Lapor Sp.OG, anjuran :
-
Follow up:
No
Tanggal
1
15-08-2016
Follow up
Menerima pasien baru masuk IGD, dengan
01.45
Guyur RL
Observasi tanda-tanda vital dan keadaan
umum
Lab
08.45
Acc naik ke VK
RL 2 line 20 tpm
Infus RL drip oksitosin 2 ampul 28 tpm bila
TD>100 mmHg
Injeksi cefotaxime 3x1 gr
Methergin tablet 3x1 gr
Asam mefenamat tablet 3x1
Biosanbe tablet 1x1
Cek ulang DL, apabila Hb <8 g/dl
32.900/mm3
Ht: 28%
Trombosit:
369.000/mm3
BT: 3
CT: 9
GDS: 164 g/dl
Ureum: 25,5 g/dl
Kreatinin: 1,5 g/dl
Natrium: 140 mmol/l
Kalium: 2,7 mmol/l
Chloride:
108
mmol/l
09.00
09.05
09.15
09.30
S: Perdarahan sedikit
O: Kesadaran umum: sedang; kesadaran:
komposmentis; TD: 110/70; N: 80x/menit; T:
36C; RR: 20x/menit
A: P3A0 PP spontan + HPP
P: -observasi kesadaran umum
-drip oksitosin 2 ampul 28 tpm
16
2016
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Perdarahan Post Partum
1. Definisi
Perdarahan post partum yaitu perdarahan pervaginam >500ml, yang
dapat terjadi dalam 24 jam pertama setelah melahirkan yang disebut sebagai
perdarahan postpartum primer atau pada masa nifas setelah 24 jam yang
disebut dengan perdarahan post partum sekunder.
Definisi perdarahan post partum yang lebih bermakna adalah
kehilangan berat badan 1% atau lebih karena 1 ml darah beratnya adalah 1 gr.
Perdarahan post partum adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas
maternal. Sekitar 8 % seuruh kelahiran mengalami komplikasi perdarahan
postpartum.
2. Klasifikasi perdarahan post partum
Perdarahan
pasca
persalinan
atau
perdarahan
post
partum
plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir dan inversio uteri. Terbanyak dalam
2 jam pertama.
Perdarahan masa nifas ( perdarahan pos partum sekunder atau
perdarahan
pasca
persalinan
lambat,
atau
Late
PPH).
Perdarahan
uteri
merupakan
kegagalan
miometrium
untuk
untuk
menghentikan
pendarahan
pasca
persalinan.
miometrium
untuk
berkontraksi
ini
akan
sebagian
plasenta
yang
mengakibatkan
perdarahan.
-
e. Inversio Uteri
Inversio uteri dapat menyebabkan pendarahan pasca persalinan
segera, akan tetapi kasus inversio uteri ini jarang sekali ditemukan. Pada
inversio uteri bagian atas uterus memasuki kavum uteri, sehingga fundus
uteri sebelah dalam menonjol ke dalam kavum uteri. Inversio uteri terjadi
tiba-tiba dalam kala III atau segera setelah plasenta keluar. Inversio uteri
bisa terjadi spontan atau sebagai akibat tindakan. Pada wanita dengan atonia
uteri kenaikan tekanan intraabdominal dengan mendadak karena batuk atau
meneran, dapat menyebabkan masuknya fundus ke dalam kavum uteri yang
merupakan permulaan inversio uteri. Tindakan yang dapat menyebabkan
inversio uteri adalah perasat Crede pada korpus uteri yang tidak berkontraksi
baik dan tarikan pada tali pusat dengan plasenta yang belum lepas dari
dinding uterus.
Pada penderita dengan syok, perdarahan, dan fundus uteri tidak
ditemukan pada tempat yang lazim pada kala III atau setelah persalinan
selesai, pemeriksaan dalam dapat menunjukkan tumor yang lnak di atas
serviks atau dalam vagina sehingga diagnosis inversio uteri dapat dibuat.
Pada mioma uteri submukosum yang lahir dalam vagina terdapat pula tumor
yang serupa, akan tetapi fundus uteri ditemukan dalam bentuk dan pada
tempat biasa, sedang konsistensi mioma lebih keras daripada korpus uteri
setelah persalinan. Selanjutnya jarang sekali mioma submukosum ditemukan
pada persalinan cukup bulan atau hampir cukup bulan.Walaupun inversio
uteri kadang-kadang bisa terjadi tanpa gejala dengan penderita tetap dalam
dibandingkan
fungsi
reproduksi
normal
sehingga
akan
lebih
besar.Perdarahan
pascapersalinan
yang
pada
multigravida,
fungsi
reproduksi
mengalami
penurunan
sehingga
kemungkinan
terjadinya
perdarahan
kurang
dari
8%.
Perdarahan
pascapersalinan
perdarahan
secepat
mungkin
dan
mengatasi
akibat
BAB 4
ANALISA KASUS
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, Pasien Ny. I usia 33
tahun datang bersama suaminya ke Instalasi Gawat Darurat RSU AWS
Samarinda pada 15 Agustus 2016 dengan keluhan utama perdarahan yang
banyak setelah melahirkan. Diagnosis masuk dan diagnosis kerja pasien ini
adalah P3A0 + PP spontan + hemoragik post partum et causa retensio plasenta.
Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan hasil dari anamnesa, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan laboratorium.
TEORI
KASUS
ANAMNESIS
Anamnesis
Anamnesis
-
sebagai
perdarahan
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan fisik
cegah/atasi syok
Ganti darah yang hilang dengandiberi infus cairan (larutan garam
fisiologis, plasma ekspander,Dextran-L, dan sebagainya)
Transfusi darah, kalau perlu
oksigen.
DAFTAR PUSTAKA
Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Waspodo J. Et al. (2002). Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
JNPKKR-POGI.
Bobak dkk. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta :
EGC.
Chamberlain G, Ster PH. (2001). Turnbulls Obstetrics. Third Ed. London:
Churchill Livingstone.
Lange Medical Book. (2007). Current Diagnosis & Treatment Obstetric &
Gynecology. Edisi 10. Mc-Graw-Hill Companies.
Oxorn, H, Forte, W.R. (2010). Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi
Persalinan. Yogyakarta :Yayasan Essentia Medika.
Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro H. (2005). Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Taber B. (1999). Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
EGC.
Varney, H.S. (2007). Buku ajar asuhan kebidanan. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Wiknjosastro GH, Affandi B, Waspodo J. Et al. (2002). Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Yulianingsih. (2009). Asuhan kegawatdaruratan dalam kebidanan. Jakarta:
TIM.