Anda di halaman 1dari 63

POLIP ANTROKOANAL

MAULIA SARI KHAIRUNNISA, S.Ked


04054821820001
TRIANTAMI WIJAYENTI,S.Ked
04054821820062
ERIKA SANDRA NOR H, S.Ked
04054821820099

Pembimbing:
dr. Yoan Levia Magdi, Sp.T.H.T.K.L (K), FICS
Outline
Pendahuluan

Status Pasien

Tinjauan Pustaka

Analisis Masalah
STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama : Nn. L
Umur / Tanggal Lahir : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Palembang
Suku Bangsa : Sumatera
Nomor Rekam Medis : 1105011
Kunjungan : 14 Februari 2019, pukul 09.30 WIB
Poliklinik : THT-KL
Anamnesis
• Keluhan Utama
Hidung kanan tersumbat semakin memberat sejak ± 2 bulan SMRS

• Keluhan Tambahan
pilek, batuk, nyeri kepala, dan nyeri pada wajah.
Riwayat Perjalanan Penyakit

± 10 bulan yang lalu ± 6 bulan yang lalu ± 2 bulan yang lalu


• Keluhan hidung tersumbat semakin
• Hidung tersumbat, tidak • Keluhan hidung tersumbat semakin
memberat, tidak dipengaruhi cuaca.
dipengaruhi cuaca. memberat, tidak dipengaruhi cuaca.
• Pilek (+), lendir berwarna hijau
• Pilek (+), lendir berwarna • Pilek (+), lendir berwarna hijau
kekuningan, kental dan berbau.
bening, encer dan tidak kekuningan, kental dan berbau. Lendir
Lendir dirasakan tertelan oleh
berbau. dirasakan tertelan oleh pasien.
pasien.
• Pasien berobat ke klinik • Batuk (+) berdahak, namun dahak
• Batuk (+) berdahak, namun dahak
Dokter Umum, diberikan tidak keluar.
tidak keluar.
obat (pasien lupa nama • Nyeri pada daerah pipi kanan dan kiri,
• Nyeri pada daerah pipi kanan dan
obatnya), keluhan tidak terutama kanan.
kiri, terutama kanan.
membaik. • Penciuman berkurang (+)
• Penciuman berkurang (+)
• Nyeri kepala (+)
• Nyeri kepala (+)
• Pasien berobat ke RS di PUSRI,
• Pasien berobat ke RS Charitas,
diberikan obat semprot, keluhan
dikatakan ada polip hidung dan
sedikit membaik namun masih
disarankan untuk dilakukan operasi
dirasakan pasien.
di RSMH.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat mengalami keluhan yang sama sebelumnya (-)
Riwayat alergi (+), asthma (-)

Riwayat Penyakit dalam Keluarga


Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga (-)
Riwayat alergi (+), asthma (-).

Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok (-)
Riwayat Pengobatan
• Riwayat berobat ke Dokter Umum ±10 bulan yang lalu, dikatakan
mengalami flu biasa dan diberikan obat pil (pasien lupa nama
obatnya), keluhan tidak membaik.
• Pasien berobat ke RS di PUSRI dan diberikan obat semprot (pasien
lupa nama obatnya), keluhan sedikit membaik namun masih
dirasakan pasien.
• Riwayat operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Paru-paru
Status Generalis
• Inspeksi : Statis dan dinamis simetris kanan dan kiri
• Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
• Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri, krepitasi (-)
• Kesadaran : Compos mentis
• Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
• Tekanan Darah : 120/70 mmHg
• Auskultasi : Vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
• Nadi : 80 kali/menit
• Pernafasan : 20 kali/menit
Abdomen
• Suhu : 36,6o C
• Inspeksi : Datar
Jantung
• Palpasi : Lemas
• Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
• Perkusi : Timpani
• Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
• Perkusi : Batas jantung normal
Ekstremitas : Akral pucat (-), edema pretibia (-),
• Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-).
deformitas (-).
Status Lokalis
Telinga
Status Lokalis
Telinga
Hidung
Tenggorok
Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
Rontgen : Foto Sinus Paranasalis Proyeksi Water’s

Temuan:
• Lesi radiopaque pada sinus
maxillaris (D>S)
• Cavum nasi baik; tidak tampak
hipertropi konka/SOL.
• Septum nasi baik, tidak tampak
deviasi.
• Facial bone baik, tidak tampak
deformitas/fraktur.
• Tidak tampak corpus alienum
hiperdens pada sinus paranasal.

Kesan:
Sinusitis maxillaris dextra sinistra (D>S)
CT Scan
Sinus Paranasal
Temuan:
• Tampak perselubungan maupun
penebalan mukosa pada sinus maxilla DS
(D>S), etmoid kanan minimal, sedangkan
sinus frontal dan sfenoid bersih.
• Kompleks osteomeatal dan recessus
frontalis kanan tertutup.
• Konkha nasi sinistra tampak hipertrofi.

Kesan:
• Sinusitis maxillaris DS (D>S), massa kavum
nasi dextra sp choanae dd/ polip,
hipertrofi konkha nasi sinistra.
Diagnosis Banding
Massa kavum nasi dextra dd/ polip antrokoanal dd/ massa sinonasal
dd/kista retensi sinus maksilaris + sinusitis maksilaris bilateral

Diagnosis Kerja
Polip antrokoanal kavum nasi dextra + sinusitis maksilaris bilateral
Tatalaksana
Medikamentosa Non Medikamentosa (Bedah)
• Cuci hidung dengan NaCl 0,9%
Pro polipektomi + FESS II (MMA + uncinektomi +
• Steroid topikal (nasal spray)  triamcinolone
ethmoidektomi)
• Antibiotik  amoksisilin-klavulanat 3 x 500 mg

Edukasi
• Edukasi mengenai keluhan pasien dan penyebab penyakit.
• Edukasi mengenai komplikasi yang mungkin terjadi.
• Edukasi mengenai pilihan pengobatan yang dapat dilakukan (pemberian cuci hidung,
steroid topikal, dan antibiotik, serta alternatif tindakan pembedahan).
• Edukasi mengenai higiene.
Quo ad vitam
dubia ad bonam

Quo ad funtionam
Prognosis dubia ad bonam

Quo ad sanationam
dubia ad bonam
Polipektomi
(dilakukan pada tanggal 15 Januari 2019 Pukul 13.45 WIB)
Follow Up
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Hidung
Kompleks Osteomeatal
Kompleks ostio-meatal (KOM)
• infundibulum etmoid yang terdapat di
belakang prosesus unsinatus
• resesus frontalis
• bula etmoid
• sel-sel etmoid anterior dengan
ostiumnya
• ostium sinus maksila

KOM  muara saluran dari sinus


maksila, sinus frontal dan sinus etmoid
anterior.
Rinosinusitis
Definisi klinis rinosinusitis menurut EPOS 2012:
Inflamasi pada hidung dan sinus paranasal yang dikarakteristikan dengan dua atau lebih
gejala berikut, dimana salah satu gejala merupakan blokade/obstruksi/kongesti nasal atau
nasal discharge (anterior/posterior nasal drip):
• ± nyeri wajah/rasa tertekan di wajah
• ± penurunan/hilangnya penghidu
dan lainnya:
Temuan endoskopi berupa:
• Polip nasi, dan/atau
• Discharge mukopurulen terutama dari meatus media dan/atau
• Edema/obstruksi mukosa terutama pada meatus media.
Dan/atau
CT scan:
Perubahan mukosa kompleks osteomeatal dan/atau sinus.
Akut
(<12 minggu)

Rinosinusitis Tanpa polip

Kronik
(>12 minggu)

Dengan polip
Rinosinusitis Kronik dengan Polip
Definisi
Rinosinusitis yang lebih dari 2 minggu, yang disertai dengan polip
bilateral di meatus media.

Polip nasi
• Massa lunak pada cavum nasi ,
berisi cairan
• Warna putih keabuan
• Grape like, terdapat tangkai
Stadium Polip Nasi

Kondisi Polip Stadium

Tidak ada polip 0

Polip terbatas pada meatus media 1

Polip sudah keluar dari meatus media


tetapi belum memenuhi rongga
Hidung 2

Polip yang massif (memenuhi rongga


hidung) 3
Epidemiologi
• Di negara USA perkiraan kejadian 1-4% dari populasi
• Puncak kejadian 50 tahun
• Laki-laki : perempuan = 2:1
• Indonesia RS. dr soetomo 2004 : 4,63% dari seluruh
kunjungan poli
Etiologi
Rinosinusitis Kronik Polip nasi
Genetic/PhysiologicFactors Environmental Factors Structural Factors • Belum pasti
Airway hyperreactivity Allergy Septal deviation
Immunodeficiency Smoking Concha bullosa
• Alergi
Aspirin sensitivity Irritants/pollution Paradoxic middle turbinate • Intoleransi aspirin
Ciliary dysfunction Viruses Haller cells
• Asma
Cystic fibrosis Bacteria Frontal cells • Diskenisia silier
Autoimmune disease Fungi Scarring
• Kistik fibrosis
Granulomatous disorders Stress Bone inflammation
Craniofacial anomalies • Rhinosinusitis
Foreign bodies
Dental disease
Mechanical trauma
Barotrauma
Patogenesis
Faktor Predisposisi Rinosinusitis Kronik
• Kerusakan Silia • Biofilm (kolonisasi bakteri patogen
• Alergi pada poli nasi)
• Asma • Faktor Lingkungan  merokok
• Sensitifitas terhadap aspirin • Faktor iatrogenik
(36-96% pasien mengalami RSK • Helicobacter pylori dan
dengan polip) laryngopharyngeal reflux
• Immunocompromised state • Osteitis
Gejala Klinis
Rinosinusitis Kronik Polip nasi
• Hidung tersumbat, • Hidung tersumbat,
• Nasal discharge • Rhinorrhea & post nasal drip
• Hiposmia-anosmia • Hiposmia-anosmia
• Nyeri pada wajah / rasa tertekan • Bernapas melalui mulut
di wajah • Gejala gejala alergi
• Waktu yang lebih dari 12 minggu • Makanan tertentu
Pemeriksaan Fisik
Rinosinusitis Kronik Polip nasi
• Rhinoskopi anterior adanya • Frog nose pada anak
nasal discharge, polip. • Rhinoskopi anterior  massa
• Rhinoskopi posterior : post nasal bertangkai.
drip (+) • Edema disekitarnya
• Perlu dilihat infeksi dari gigi
• Ter transluminasi
Pemeriksaan Penunjang
• Endoskopi
• Foto polos sinus paranasal
• CT scan
• Histopatologi
Diagnosa Banding

Rinosinusitis Kronik Polip nasi


• Rinitis alergi • Dokter harus curiga akan penyakit
• Rinitis vasomotor penyakit tumor lainnya: tumor
ganas, inverted papiloma,
maningiocele.
Alur Tatalaksana
RSK untuk Dokter
Umum
Source: EPOS2012
Alur Tatalaksana
RSK untuk Dokter
Spesialis THT
Source: EPOS2012
Rinosinusitis Kronik Polip nasi
• Prinsip: menghilangkan
keluhan, mencegah komplikasi
dan rekurensi
• Bergantung pada stadium
• Stad 1&2  terapi medik dan
lakukan reevaluasi
• Stadd 2 &3  terapi bedah

• Penatalaksanaan medikamentosa dan


operatif
Komplikasi
• Pembentukan mucocoele
• Osteitis
• Erosi dan ekspansi tulang
• Pembentukan metaplasia tulang
• Neuropati optik
ANALISIS MASALAH
Penegakan Diagnosis Rinosinusitis
Definisi klinis rinosinusitis menurut EPOS 2012:
Inflamasi pada hidung dan sinus paranasal yang dikarakteristikan dengan dua atau lebih
gejala berikut, dimana salah satu gejala merupakan blokade/obstruksi/kongesti nasal atau
nasal discharge (anterior/posterior nasal drip):
• ± nyeri wajah/rasa tertekan di wajah
• ± penurunan/hilangnya penghidu
dan lainnya:
Temuan endoskopi berupa:
• Polip nasi, dan/atau
• Discharge mukopurulen terutama dari meatus media dan/atau
• Edema/obstruksi mukosa terutama pada meatus media.
Dan/atau
CT scan:
Perubahan mukosa kompleks osteomeatal dan/atau sinus.
Penegakan Diagnosis Pada Kasus
Anamnesis:
• Hidung tersumbat (+)
• Nasal discharge (+)  keluhan pilek, pilek rasa tertelan (post nasal drip). Onset > 12
minggu
• Nyeri pada wajah (+)
• Penurunan penghidu (+) Polip
Antrokoanal
Dextra +
Pemeriksaan Fisik Sinusitis
Rhinoskopi  Polip antrokoanal dextra(+) maksilaris
Nyeri tekan inferorbita  sinusitis maksilaris. bilateral

Pemeriksaan Penunjang
Perubahan mukosa kompleks osteomeatal dan/atau sinus pada CT scan
 Polip antrokoana dextra (+), sinusitis maksilaris bilateral (+)
Polip Antrokoanal

Keterangan Gambar:
A. Tampak frontal: polip tumbuh dari mukosa yang
mendasari sinus maksilaris dan
keluar ke meatus medius
B. Tampak sagital: dari meatus medius, polip
mencapai koana dan kavum
posterior.
Alur Tatalaksana
RSK untuk Dokter
Umum
Source: EPOS2012
Alur Tatalaksana
RSK untuk Dokter
Spesialis THT
Source: EPOS2012
Tatalaksana
Medikamentosa Non Medikamentosa (Bedah)
• Cuci hidung dengan NaCl 0,9%
Pro polipektomi + FESS II (MMA + uncinektomi +
• Steroid topikal (nasal spray)  triamcinolone
ethmoidektomi)
• Antibiotik  amoksisilin-klavulanat 3 x 500 mg

Edukasi
• Edukasi mengenai keluhan pasien dan penyebab penyakit.
• Edukasi mengenai komplikasi yang mungkin terjadi.
• Edukasi mengenai pilihan pengobatan yang dapat dilakukan (pemberian cuci hidung,
steroid topikal, dan antibiotik, serta alternatif tindakan pembedahan).
• Edukasi mengenai higiene.
Terima Kasih
Pertanyaan
• Apa efek samping steroid spray? (Ilsya)
• Antibiotik apa yang sebaiknya diberikan pada kasus rinosinusitis
kronik? (Zahra)
• Apa indikasi operasi dan bagaimana tatalaksana dokter umum?
(Nurul)
• Apakah ada pengaruh rinosinusitis polip kanan dengan kiri yang tidak
ada polipnya? (Arif Naufal)
• Bagaimana cara membedakan RSK polip dan tanpa polip? (Beverly)
• Bagaimana cara mendiagnosis tanpa endoskopi? (Dimas)
Steroid pada Terapi Rinosinusitis
• Untuk mengurangi inflamasi dan memperbaiki gejala.
• Steroid oral  Prednisolon 25 mg/hari selama 2 minggu (lalu di tappering
off).
• Ditambah dengan steroid intranasal (topikal)  intranasal budesonide
400µg selama 8 minggu.
• Efek samping steroid intranasal lebih kecil dibandingkan steroid sistemik.
• Efek samping steroid intranasal  rasa terbakar pada hidung, kering,
berkrusta, iritasi tenggorokan, rasa pahit di lidah, gatal dan kemerahan
pada hidung.
• Efek samping steroid sistemik  imunocompromise, moon face, gastric
ulcer, dislipidemia, meningkatnya kadar gula darah, hipertensi.
Antibiotik pada Rinosinusitis

• Pada rinosinusitis akut  penisilin/ amoksisilin/ amoksisilin-


kalvulanat selama 10-14 hari meskipin gejala telah hilang.
• Pada rinosinusitis kronik 
 Kultur biofilm pada RSK bakteri gram negatif dan anaerob.
 Eradikasi bakteri  tidak memperbaiki gejala.
 Doksisiklin (antibiotik dengan antiinflamasi) 100 mg selama 3
minggu memiliki efektivitas menengah dalam mengecilkan ukuran
polip.
Apa indikasi operasi dan bagaimana tatalaksana dokter
umum? (Nurul)
Indikasi operasi :
• Gagal dengan medikamentosa
• Polip masif
• Terdapat komplikasi
Alur Tatalaksana
RSK untuk Dokter
Umum
Source: EPOS2012
Apakah ada pengaruh rinosinusitis polip kanan dengan kiri yang
tidak ada polipnya? (Arif Naufal)

Kompleks Osteomeatal  muara


saluran dari sinus maksila, sinus frontal
dan sinus etmoid anterior.
Pada kasus
Diagnosis  Polip Antrokoanal dextra + sinusitis maksilaris bilateral

• Polip antrokoanal dextra  terganggunya drainase sinus maksilaris


dextra  sinusitis maksilaris dextra.
• Hipertropi konka sinistra  terganggunya drainase sinus maksilaris
sinistra  sinusitis maksilaris sinistra.
- Bagaimana cara membedakan RSK polip dan tanpa polip? (Beverly)
- Bagaimana cara mendiagnosis tanpa endoskopi? (Dimas)
Penegakan Diagnosis Rinosinusitis
ANAMNESIS
Inflamasi pada hidung dan sinus paranasal yang dikarakteristikan
dengan dua atau lebih gejala berikut, dimana salah satu gejala
merupakan blokade/obstruksi/kongesti nasal atau nasal discharge
(anterior/posterior nasal drip):
• ± nyeri wajah/rasa tertekan di wajah
• ± penurunan/hilangnya penghidu
Kronik  >12 minggu

PEMERIKSAAN FISIK
Ditemukannya polip bilateral yang pada meatus media pada rinoskopi
anterior  rhinosinusitis kronik dengan polip.

Anda mungkin juga menyukai