Anda di halaman 1dari 26

Obstruksi Saluran Nafas Atas

(OSNA)
Oleh :
Widianingsih (113170072)
Pembimbing :
dr. Ismi Cahyadi Sp.THT-KL
Pendahuluan
ANATOMI CAVUM NASAL

• Cavum nasal terletak dari


nares di depan sampai
choanae di belakang
• Bagian internal : rongga
berlorong yang dipisahkan
menjadi kanan dan kiri oleh
septum
• Rongga hidung terbagi atas
2 bagian, yakni secara
longitudinal oleh septum
hidung dan secara
transversal oleh konka
superior, medialis, dan
inferior.
Fungsi Cavum nasal

• Dalam hal pernafasan, udara yang diinspirasi


melalui rongga hidung akan menjalani tiga
proses :
Membran
Penyaringan
Mukosa

Jaringan
Penghangatan pembuluh
darah

Pelembaban Concha
ANATOMI FARING

• Faring merupakan
saluran yang memiliki
panjang kurang lebih
13 cm yang
menghubungkan
nasal dan rongga
mulut kepada larynx
pada dasar tengkorak.
Nasofaring Orofaring Laringofaring

• ada saluran • Merupakan bagian • Merupakan posisi


penghubung antara tengah faring antara terendah dari faring.
nasopharinx dengan palatum lunak dan Pada bagian
telinga bagian tengah, tulang hyoid. Refleks bawahnya, sistem
yaitu Tuba Eustachius menelan berawal dari respirasi menjadi
dan Tuba Auditory orofaring terpisah dari sistem
• ada Phariyngeal tonsil menimbulkan dua digestif. Makanan
(adenoids), terletak perubahan, makanan masuk ke bagian
pada bagian posterior terdorong masuk ke belakang, oesephagus
nasopharinx, saluran pencernaan dan udara masuk ke
merupakan bagian (oesephagus) dan arah depan masuk ke
dari jaringan secara simultan katup laring.
Lymphatic pada menutup laring untuk
permukaan posterior mencegah makanan
lidah masuk ke dalam
• Mempunyai fungsi saluran pernapasan
respiratorik. • Mempunyai fungsi
pencernaan makanan
ANATOMI LARING

• Kerangka laring
dibentuk oleh
beberapa cartilago,
yang dihubungkan
oleh membrana
dan ligamentum
dan digerakan oleh
oto. Laring dilapisi
oleh membran
mucosa.
Obstruksi Saluran Nafas Atas (OSNA)
• Obstruksi saluran nafas atas adalah sumbatan
pada saluran nafas atas yang disebabkan oleh
adanya radang, benda asing, trauma, tumor,
dan kelumpuhan nervus rekuren bilateral,
sehingga ventilasi pada saluran nafas
terganggu.
• Obstruksi saluran nafas atas dapat
menyebabkan kegawatdaruratan saluran nafas
mulai dari asfiksia hingga kematian.
Etiologi OSNA
Kongenital Radang Trauma Tumor Lain-lain

Fraktur
Epiglotitis
Atresia koana Tulang Hemangioma Benda Asing
akut
Mandibula

Stenosis Angina Trauma Papiloma Udema


supraglotis, Ludwig intubasi laring rekuren angioneurotik
glotis,
subglotis
Paralysis
Tonsilitis Limfoma
n.laringeus
Laringomalasia

Abses Tumor ganas


Cedera tiroid
parafaring atau
Laringotrakeal
retrofaring
Karsinoma sel
skuamosa
laring, faring
Kongenital

• Atresia koana
adalah tertutupnya satu atau
kedua posterior kavum nasi oleh
membran abnormal atau tulang.
Hal ini terjadi akibat kegagalan
embriologik dari membran
bukonasal untuk membelah
sebelum kelahiran.
Kongenital

• Stenosis subglotik
Pada daerah subglotik, 2-3 cm dari pita
suara, sering terdapat penyempitan.
Kelainan yang dapat menyebabkan
stenosis subglotik ialah:
1. Penebalan jaringan submukosa dengan
hyperplasia kelenjar mucus dan
fibrosis.
2. Kelainan bentuk tulang rawan krikoid
dengan lumen yang lebih kecil.
3. Bentuk tulang rawan normal dengan
ukuran lebih kecil
4. Pergeseran cincin trakea pertama
kearah atas belakang ke dalam lumen
krikoid.
Radang

• Epiglotitis akut
adalah suatu keadaan inflamasi akut yang terjadi pada daerah
supraglotis dari orofaring, meliputi epiglotis, valekula,
aritenoid, dan lipatan ariepiglotika
• Etiologi : Haemophilus influenza
• Paling sering terjadi pada anak usia 2-4 tahun.
Trauma

• Fraktur tulang mandibula


Fraktur ini paling sering terjadi. Fraktur mandibula ini sangat penting
dihubungkan dengan adanya otot yang bekerja dan berregio atau
berisersio pada mandibula yaitu otot elevator, otot depressor, dan otot
protusor. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya riwayat kerusakan
rahang bawah dengan gejala berikut :
Pembengkakan, ekimosis atau laserasi pada kulit
Nyeri
Anastesi pada satu bibir bawah, gusi,
Maloklusi
Gangguan morbilitas atau krepitasi
Malfungsi berupa trismus, rasa nyeri waktu mengunyah
Tumor

• Papiloma Laring
Tumor ini digolongkan dalam 2 jenis :
• Papiloma laring juvenile, ditemukan
pada anak, biasanya berbentuk multiple
dan mengalami regresi saat dewasa
• Pada orang dewasa biasanya berbentuk
tunggal, tidak akan mengalami resolusi
dan merupakan prekanker.
Gejala utama adalah suara parau.
Kadang-kadang terdapat pula betuk.
Apabila papiloma telah menutup rima
glottis maka timbul sesak nafas dengan
stridor.
Benda Asing

Endogen Eksogen

• Sekret kental • Padat : zat


• Darah atau organik (kacang-
bekuan darah kacangan,
• Nanah tulang), zat
anorganik (paku,
• Krusta jarum, peniti,
• Membran difteri batu, dll)
• Cairan amnion, • Cair : yang
dan mekonium bersifat iritatif
(zat kimia), non-
iritatif (cairan
dengan pH 7,4)
Benda asing di hidung
• Sering pada anak
• Gejala : hidung tersumbat, rinore unilateal dengan cairan kental
yang berbau, kadang demam, epistaksis, dan bersin.
• Pemeriksaan : tampak edema dengan inflamasi mukosa hidung
unilateral dan dapat terjadi ulserasi.
• Tatalaksana : memakai pengait (haak)

Benda asing di orofaring dan hipofaring


• Dapat tersangkut di tonsil, dasar lidah, valekula, sinus piriformis
• Gejala : nyeri pada waktu menelan, baik makanan maupun ludah
• Pemeriksaan : dapat dilihat dengan kaca tenggorok yg besar

Benda asing di laring


• Gejala tergantung besar, bentuk dan letak (posisi) benda asing
• Tatalaksana : pada sumbatan total, pada sumbatan tidak total
Diagnosis OSNA

Pemeriksaan
Tanda dan Gejala
Penunjang

- Serak (disfoni) sampai afoni


- Sesak napas (dispnea)
- Stridor (nafas berbunyi) yang
terdengar pada waktu inspirasi.
- Cekungan yang terdapat pada
- Laringoskopi
waktu inspirasi di suprasternal, - Nasoendoskopi
epigastrium, supraklavikula dan
interkostal. Cekungan itu terjadi - X-ray
sebagai upaya dari otot-otot
pernapasan untuk mendapatkan - CT-Scan
oksigen yang adekuat. - Biopsi
- Gelisah karena pasien haus udara
(air hunger)
- Warna muka pucat dan terakhir
menjadi sianosis karena hipoksia.
Stadium OSNA
• Adanya retraksi pada saat inspirasi
Stadium l di suprasternal dan stridor. Pasien
tampak tenang
• Retraksi pada waktu inspirasi di daerah
suprasternal makin dalam, ditambah lagi dengan
Stadium ll timbulnya retraksi di daerah epigastrium. Pasien
sudah mulai gelisah.

• Retraksi selain di daerah suprastrenal, epigastrium juga


Stadium lll terdapat di infraklavikula dan di sela-sela iga, pasien
sangat gelisah dan dispnea. Stridor terdengar pada
waktu inspirasi dan ekspirasi.

• Retraksi bertambah jelas, pasien sangat gelisah, tampak sangat


ketakutan dan sianosis, jika keadaan ini berlangsung terus maka
Stadium lV penderita akan kehabisan tenaga, pusat pernapasan paralitik
karena hiperkapnea. Pada keadaan ini penderita tampaknya
tenang dan tertidur, akhirnya penderita meninggal karena asfiksia.
Penatalaksanaan

• Prinsip : Diusahakan supaya jalan napas lancar


kembali.
Tindakan operatif/resusitasi :
Tindakan konservatif :
Memasukkan pipa endotrakeal
melalui mulut (intubasi orotrakea)
Pemberian antiinflamasi, antialergi, atau melalui hidung (intubasi
antibiotika serta pemberian oksigen nasotrakea), membuat trakeostoma
intermiten, yang dilakukan pada yang dilakukan pada obstruksi laring
obstruksi laring stadium I yang stadium II dan III, atau melakukan
disebabkan oleh peradangan. krikotirotomi yang dilakukan pada
obstruksi laring stadium IV.
INTUBASI ENDOTRAKEA

Indikasi :
- Untuk mengatasi obstruksi
saluran napas bagian atas.
- Membantu ventilasi.
- Memudahkan mengisap
sekret dari traktus
trakeobronkial.
- Mencegah aspirasi sekret
yang ada di rongga mulut
atau berasal dari lambung.
TRAKEOSTOMI
• Trakeostomi adalah tindakan
membuat lubang pada
dinding anterior trakea untuk
bernapas.
• Indikasi trakeostomi adalah:
– Mengatasi obstruksi
laring.
– Mengurangi ruang rugi
(dead air space) di
saluran pernapasan atas.
– Mempermudah
pengisapan sekret dari
bronkus.
– Untuk memasang alat
bantu pernapasan
(respirator).
– Untuk mengambil benda
asing di subglotik,
apabila tidak
mempunyai fasilitas
KRIKOTIROTOMI
• Krikotiromi merupakan tindakan penyelamat pada pasien
dalam keadaan gawat napas. Dengan cara membelah membran
krikotiroid. Tindakan ini harus dikerjakan cepat walaupun
persiapannya darurat
Heimlich Maneuver

• Heimlich Maneuver adalah suatu


cara mengeluarkan benda asing
yang menyumbat laring secara
total atau benda asing ukuran
besar yang terletak di hipofaring.
• Prinsip mekanisme perasat
heimlich adalah dengan memberi
tekanan pada paru.
• dapat dilakukan pada orang
dewasa dan juga pada anak.
• Komplikasi : ruptur lambung,
ruptur hati dan fraktur iga.
• Terima kasih...

Anda mungkin juga menyukai