Anda di halaman 1dari 46

ABSES LEHER DALAM

• ABSES
Kumpulan nanah yg terakumulasi di sebuah
kavitas jaringan karena adanya proses
infeksi atau karena adanya benda asing.

PENDAHULUAN • ABSES LEHER DALAM


Abses yang terbentuk didalam ruang
(potensial) leher dalam. (Abses peritonsil,
abses parafaring, abses retrofaring, abses
submandibula)
ANATOMI

Leher dibagi 1. Regio anterior, 2. Regio lateral, bawah 3. Regio posterior:


menjadi 3 regio antara m. sternokleido- m. sternokleido- antara kedua m.
besar mastoideus mastoideus trapezius

Ruang Daerah
suprahioid karotis

Daerah
Ruang
supra-
infrahioid
clavicula
Fasia pada leher terbagi atas
dua fasia utama :
Fasial servikal superficial (platisma,
otot wajah)

ANATOMI Fasia servikal profunda:

• Lapisan selubung (Superficial deep cervical


fascia, investing Fascia )
• Lapisan tengah (Middle deep cervical fascia,
viseral fascia ). Dibagi dua yaitu otot dan visceral
• Lapisan dalam (Deep layer of the deep cervical
fascia, prevertebra fascia ). Dibagi dua yaitu
prevertebral dan alaris
• Fasia Carotid Sheath
ANATOMI FASCIA LEHER
ETIOLOGI

Inf. Tonsil dan Infeksi Gigi &


ISPA
Faring Kel. Liur

Trauma
Instrumentasi Benda Asing
Rongga Mulut

Faktor resiko: imunosupresan, kemoterapi, DM, transplantasi


Bakteri Penyebab

Aerob Anaerob
• Streptococcus • Bacterioides
• Staphylococcus • Peptostreptococcu
• Diphteroid s
• Neisseria • Fusobacterium
• Klebsiella • Eubacterium
pneumoniae • Eikenella
• Haemophilus corrodens
influenzae • Lactobacillus
• Pseudomonas • Propionilbacterium
ABSES TERBENTUK PADA
1 2 3

Ruang sepanjang Ruang terbatas diatas Ruang terbatas


leher : tulang hyoid : dibawah tulang
1. Ruang retrofaring 1.Ruang hyoid :
faringomaksila/parafari
2. Ruang bahaya 1. Ruang viscera
ng
(danger space) 2. Ruang anterior/ pretrakea
3. Ruang submandibula.
prevertebral 3. Ruang parotis
4. Ruang viscera 4. Ruang mastikator
vaskuler 5. Ruang peritonsil
6. Ruang temporal
1, parapharyngeal space: 2, carotid space; 3, retropharyngeal space: 4, danger
space; 5, prevertebral space; AD, alar division of deep layer; PO, prevertebral division of
deep layer.
PEMBAHASAN
Pola penjalaran infeksi ruang potensial leher
DIAGNOSIS

Anamnesis :
• Riwayat infeksi gigi dan kelenjar air liur
• Infeksi dan trauma leher
• Riw. infeksi tonsil dan faring, ISPA
Pemeriksaan Fisik
• Demam, nyeri dan pembengkakan  Gejala umum.
• Nyeri tenggorok, disfagia,odinofagia  gangguan jalan
nafas, syok sepsis dan mediastinitis
• Dehidrasi  Disfagia, odinofagia dan trismus
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
 Darah : ↑ WBC, ↑ PMN, ↑ LED
 Kultur dan sensitivitas  antibiotik yg tepat
 Radiologi
 X-foto AP-lateral leher  soft tissue swelling, lesi radioopaq, air-fluid
level, gas subkutan.
 CT-Scan + Kontras  Gold standard, lesi densitas rendah dgn enhanced
ditepinya, air-fluid level, lokulasi.
 MRI : mahal & lama  bkn pilihan utama
 USG : guide needle aspirasi
 Arteriografi : curiga mengenai a.karotis & v.jugularis
History

Pemeriksaan fisik

Jalan napas aman

Kultur, antibiotik IV

CT scan

Tanpa abses Abses kecil Abses besar

Aspirasi jarum
Perhatikan dan tunggu untuk kultur & drainase
24-48 jam
No
Komplikasi yang akan datang?
Clinical improvement ?
Yes
Yes No
Lanjutkan antibiotik, Sayatan bedah
CT SCAN
Aspirasi jarum Dan drainase
PENATALAKSANAAN
• Tujuan utama : Menjamin dan memelihara jalan nafas yang memadai.
• O2 dan observasi ketat
• Intubasi endotrakeal  sulit dilakukan
• Trakeostomi/krikotirotomi
• Tujuan lanjut: Atasi infeksi &cegah komplikasi
• Spesimen  Kultur darah, aspirasi abses dgn jarum untuk kultur &
antibiotika
• Resusitasi cairan.
• Terapi medis tidak cukup  Drainase bedah
PENATALAKSANAAN TERAPI
(PPK PROCEDURE)

Rawat inap.
Medikamentosa
1. Antibiotik broad spectrum (aerob/anaerob)
- Sefalosporin (Ceftriaxon 2gr/24jam IV atau Cefotaxim
1gr/12jam IV) atau Quinolon (Ciprofloksasin 400mg/12jam IV)
- Metronidazol 500mg/8jam IV atau Clindamicyn 300mg/8jam PO
(Antibiotik disesuaikan setelah ada hasil kultur)
2. Antiinflamasi (Metilprednisolon 125mg/12 jam IV)
3. Analgetik (Tramadol 100mg/8jam IV)
PRINSIP EKSPLORASI ABSES
Abses Retrofaring

• Sumber infeksi (proses infeksi di daerah


hidung, adenoid, nasofaring dan sinus
paranasalis yang mengalir ke kelenjar getah
bening retrofaringeal)
• Kebanyakan anak-anak -> didahului ISPA
• Dewasa ->Karena trauma langsung dinding
posterior faring
GEJALA KLINIK

Bulging dinding
Pembengkakan leher posterior faring Odinofagia dan
Demam
dengan disertai nyeri unilateral (sesuai disfagia
dengan lokasi KGB)

Rigiditas nuchal,
adenopati cervical
Snoring, drolling Noisy breathing “Hot Potato Voice”
dengan leher miring
pada posisi sehat

Sepsis
PENUNJANG

Radiografi Soft Tissue Lateral

bila didapatkan penebalan jaringan lebih dari 7mm pada daerah C2


atau lebih dari 14 mm pada anak-anak dan lebih dari 22 mm pada
orang dewasa pada C6
Tanda-tanda :
- Ditemukan benjolan abses
di dinding belakang faring
- Pergerakan leher terbatas

Terapi :
- Antibiotika .
- Insisi:
Posisi trendelenburg dan
melalui pendekatan transoral
ABSES PARAFARING

- Pus di rongga parafaring


- Sering pada dewasa

Gejala & tanda :


- Demam
- Odinofagi + disfagi
- Trismus
- Bengkak & indurasi di post angulus
mandibula gld.parotis
- Prolaps tonsil & fosa tonsilaris ke medial
TERAPI
- Antibiotik
- Insisi abses, pada daerah ini ada 3 cara :
Intraoral, bila penonjolan yang timbul kearah
faring yaitu di dinding faring lateral
Ekstra oral, dimana insisi dari sebelah luar,
dibawah angulus mandibula dan diseksi
secara tumpul sepanjang batas medial dari m.
Pterigoid internus menuju prosesus styloideus
Melalui fossa submaksilaris secara
“MOSHER”, cara dipergunakan bila lokasi pus
tidak jelas dan terdapat tanda-tanda sepsis.
ABSES SUBMANDIBULA

- Biasanya didahului karies gigi


MI – III

Gejala dan tanda


- Sakit gigi M I – M III bawah
- Trismus
- Demam & nyeri leher
- Pembengkakan dibawah
mandibula dan atau dibawah
lidah
- Fluktuasi
Insisi pada abses submandibula

Insisi
Drainase
ANGINA LUDWIG
Selulitis/phlegmon pada ruang suprahioid dengan tanda khas
pembengkakan seluruh ruang submandibula, tidak membentuk abses,
keras pada perabaan submandibula

Gejala dan tanda


- Sakit gigi M I – M III bawah.
- Trismus
- Demam & nyeri leher
- Bengkak daerah submandibula
perabaan seperti papan
- Bengkak & inflamasi dasar mulut
- Lidah terdorong ke atas
- Sesak
Incisi horizontal pada submental 1 cm pada superior
os hyoid ke arah lateral sampai 3 cm di bawah
angulus mandibula
Abses Ruang Mastikator

• Akibat infeksi molar 2 & 3

Gejala klinis:
• Sukar menelan
• Sakit hebat dan bengkak pada ramus mandibula
• Trismus iritasi dan spasme otot-otot mastikator
• Lidah tidak mungkin ditekan karena pembengkakan
dan edema dasar mulut
• Insisi dibawah mandibula sampai mencapai
periosteum
• Diseksi secara tumpul dilakukan di sisi superfisial
dan dalam mandibula
Abses Danger space
Sumber infeksi:
• Infeksi ruang retrofaringeal
• Infeksi ruang prevertebral
• Infeksi ruang pharyngomaxillary
• Penyebaran secara limfatik dari hidung dan tenggorokan (jarang)

Gejala klinis :
• Sama dengan infeksi pada ruang primer
• Sepsis berat (pada keadaan lanjut
ABSES PERITONSIL
- Penimbunan pus di jaringan
longgar antara tonsil dan
otot konst. faring superior.
- Sering pada dewasa muda
- Fosa supratonsil

Gejala :
- Demam, malaise
- Odinofagi, disfagi
- Trismus, drolling
Tanda-tanda :
- ”Hot potato’s voice”
- Deviasi uvula
- Tonsil membesar
(sering sebelah)
- Limfadenopati
( pada pertengahan garis yang menghubungkan dasar uvula
dengan geraham atas terakhir pada sisi yang sakit )

Terapi :
-Insisi dan drainase
-Antibiotika dosis tinggi
-Tonsilektomi
 Disarankan tonsilektomi :
• A chaud → langsung setelah drainase
• A tiede → 3-4 hari setelah drainase
• A froid → 2-3 minggu setelah drainase

 Prognosis :
Abses peritonsil selalu berulang bila tidak dilakukan TE
Abses Ruang Temporal
Gejala Klinis
• Nyeri di daerah m. Temporalis
• Trismus
• Deviasi rahang ke sisi yang terkena

Penatalaksanaan
 Drainase eksternal
 Insisi dibelakan kantus lateral atau insisi kening
horizontal
 Harus dilakukan drainase kompartemen superfisial
dan dalam
ABSES RUANG
VISCERA ANTERIOR

 Sumber infeksi
Perforasi dinding anterior esofagus oleh instrumentasi, benda asing atau
trauma eksterna, kelenjar tiroid atau ruang leher yang lainnya
 Penyebarannya
Secara langsung dari ruang parafaringeal dari prevertebral, faring esofagus,
laring dan tiroid
GEJALA KLINIS
Disfagia Odinofagia Serak Dyspnea

Insisi: abses jelas


Obstruksi jalan
Emfisema Drainase eksternal insisi didaerah
nafas
yang menonjol

Jika tidak
terlokalisir, insisi
lebih lebar
Ruang Abses Trismus Disfagia Sumber Edema Gejala khas

Abses Sub Tampak jelas Ya Gigi M2, M3 Submandibula Udem,Trismus,


mandibula bawah space Nyeri tekan

Abses Minimal Ya Tonsil Platum Mole Deviasi uvula


Peritonsier kontralateral,Ho
t Potato
voice,Otalgia

Abses Berat Ya Gigi Tonsil, Dinding


Parafaring (Odontogeik) Lateral Faring

Abses Ya Ya ISPA, Sinusitis, Dinding Drooling, Leher


Retrofaring Nasofaring posterior faring, kaku, Hot
unilateral Bulge potato voice

Carotid Sheath Bervariasi Bervariasi Perkontinuitatu Otot Pitting edema,


m, Drug Sternocleido Tortikolis
Abuse mastoid
Trauma

Masticator Ekstrim Tidak M3 bawah Ramus Udem Eksterna


mandibula
posterior
Komplikasi Komplikasi
Infektif Operatif
------------------------------ ------------------------------
• Perdarahan dan erosi • Striktur
arteri carotis neurovascular
• Trombosis vena • Infeksi pada luka
jugularis interna operasi
• Defisit neurologis • Septikemia
• Osteomielitis • Luka scar
mandibula dan spina • Aspirasi (ruptur saat
• Mediastinitis instrumentasi)
• Pericarditis
• Aspirasi (ruptur
spontan)
• Sepsis
PROGNOSIS

Life threatening  kematian relatif rendah


 AB & intervensi bedah

Kematian  komplikasi serius

Prognosis baik  Diagnosis dini dan


penatalaksanaan cepat dan tepat.
• Awasi adanya ancaman obstruksi jalan nafas
• Stabilisasi A,B,C
• Hidrasi intravena
• AB empirik broad spectrum
• Kultur dan sensitivitas
• Imaging : X-Foto dan CT scan dengan kontras
PENUTUP • Inflamasi tanpa abses : suportif dgn hidrasi dan AB
• Inflamasi dgn abses : aspirasi dan atau incisi dan drain
abses di OK dan suportif
• Mencari sumber infeksi untuk mencegah kekambuhan
• Perawatan luka yang baik
• Ganti AB sesuai hasil kultur sensitivitas
• Pemberian nutrisi yang baik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai