0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
103 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang abses leher dalam yang meliputi definisi, gejala klinis, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi, dan prognosisnya. Secara ringkas, abses leher dalam adalah penumpukan nanah yang terlokalisasi di ruang leher dalam yang ditandai dengan gejala sistemik seperti demam dan lokal seperti nyeri menelan beserta pembengkakan dan nyeri di daerah leher
Dokumen tersebut membahas tentang abses leher dalam yang meliputi definisi, gejala klinis, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi, dan prognosisnya. Secara ringkas, abses leher dalam adalah penumpukan nanah yang terlokalisasi di ruang leher dalam yang ditandai dengan gejala sistemik seperti demam dan lokal seperti nyeri menelan beserta pembengkakan dan nyeri di daerah leher
Dokumen tersebut membahas tentang abses leher dalam yang meliputi definisi, gejala klinis, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi, dan prognosisnya. Secara ringkas, abses leher dalam adalah penumpukan nanah yang terlokalisasi di ruang leher dalam yang ditandai dengan gejala sistemik seperti demam dan lokal seperti nyeri menelan beserta pembengkakan dan nyeri di daerah leher
Terkumpulnya nanah yang terlokalisir pada ruang leher
Definisi dalam
Anamnesis anamnesis, di Keluhan sistemik seperti: demam, kelemahan umum, nyeri
badan, sakit kepala, mual, sampai ke tanda-tanda toksemia seperti penurunan kesadaran, demamtinggi, dan sebagainya.Keluhan lokal seperti adanya nyeri menelan, nyeri tenggorok, sulit menelan, suara yang seperti terpendam dan tebal (‘hot-potato voice’), nafas bau, nyeri telinga.
Keluhan sulit membuka mulut dapat ditemukan pada pasien
dengan abses peritonsil dan abses parafaring kompartemen anterior. Keluhan nyeri atau kesulitan untuk menggerakkan leher dapat ditemukan pada pasien dengan abses peritonsil, submandibula, retrofaring dan parafaring.
Faktor predisposisi seperti infeksi saluran nafas atas, sakit
gigi, tertelan benda asing, tuberkulosis, infeksi telinga dan mastoid Pemeriksaan Fisik Abses peritonsil: Struktur orofaring yang edema, yang biasanya melibatkan uvula, pilar faring, dan tonsil sisi yang terkena. Uvula biasanya terdorong ke sisi kontralateral. Tonsil sendiri bengkak, hiperemis, dan terisi detritus. Trismus dapat ditemukan Abses retrofaring: ditemukan adanya penonjolan pada dinding faring posterior, biasa satu sisi. Abses parafaring: dapat ditemukan adanya trismus, indurasi, pembengkakan disekitar angulus mandibula pada abses parafaring kompartemen anterior.Pada abses kompartemen posterior, dapat ditemukan adanya paralisis saraf kranialis IX,X,XI, dan XII. Pemeriksaan tenggorok dapat ditemukan pembengkakan dinding lateral faring. Abses submandibula: dapat ditemukan pembengkakan dibawah mandibula atau lidah. Sering ditemukan adanya trismus.
Tomografi komputer daerah leher Pemeriksaan persiapan insisi dan drainase, seperti persiapan laboratorium (darah rutin, waktu pembekuan/pendarahan, fungsi hati, fungsi ginjal, analisa gas darah, gula darah, elektrolit), rontgen thorax Kriteria Diagnosis Anamnesis , faktor predisposisi, pemeriksaan fisik , pemeriksaan penunjang Diagnosis Abses Leher Dalam Diagnosis Banding Kelainan darah, seperti leukemia
Terapi Pastikan jalan nafas aman, lakukan trakeostomi jika ada
tanda obstruksi jalan nafas atas atau kecurigaan akan terjadi aspirasi Posisi Tredelenburg Medikamentosa: Antibiotika, dapat diberikan secara oral pada pasien dengan abses peritonsil, secara intravena pada abses submandibula, parafaring, retrofaring. Pemberian antibiotika disesuaikan dengan hasil kultur jaringan yang diambil sewaktu drainase abses Operasi: insisi dan drainase abses. Terapi simptomatis: analgesik, menjaga higiene rongga mulut Mengobati faktor penyebab: pasien dengan abses peritonsil harus dilakukan tonsilektomi
Penyulit Terjadinya komplikasi seperti perdarahan, aspirasi paru,
sepsis,penyebaran infeksi ke ruang lain seperti mediastinum, penyebaran infeksi ke daerah intrakranial, obstruksi jalan nafas atas sampai asfiksia, ruptur pembuluh darah
Prognosis Abses leher dalam tanpa komplikasi :
- Quo ad vitam : ad bonam
- Quo ad functionam : ad bonam
Abses leher dalam dengan komplikasi :
Quo ad vitam : malam Quo ad functionam: malam Penelaah Kritis Kepustakaan 1. Quinn FB. Deep Neck Spaces and Infections. Department of Otolaryngology.2005. 2. El-sayed Y, FRCS, Al-dousary S. Deep-Neck Space Abscesses. Department of Otorhinolaryngology. King Abdul Aziz University Hospital .1996. 3. Murray AD. Deep Neck Infections. Emedicine.2009. 4. Bailey BJ and Johnson JT. Infections of The Deep Spaces of The Neck. Head and Neck Surgery– otolaryngology. Lippincott Williams and Wilkins. Fourth Edition.2006. 5. Larawin V, Naipao J, Dubey SP. Head and Neck space infections. Otolaryngology – head and neck surgery.2006;135:889-93. 6. Rizzo PB, Mosto MCD. Submandibular space infection : a potentially lethal infection. International journal of infectious disease.2009;13:327-33. 7. Cmjerek RC, Coticchia JM, Arnold JE. Presentation, diagnosis, and management of deep-neck abscesses in infants. Archotolaryngol head neck surgery.2002;128:1361-64. 8. Fitch MT, Manthey DE, Mcginnis HD, Nicks BA, Pariyadath M. Abscess Incision and Drainage. The new England journal of medicine. Massachusetts.2007;357(19).