Anda di halaman 1dari 4

Gambar 8. Algoritma Tatalaksana Takikardi menurut PERKI.

14

Gambar 9. Bagan manajemen akut & kronik pasien AF dengan gagal jantung.14
A. Prognosis
Atrial fibrilasi (AF) dikaitkan dengan risiko kematian 1,5 hingga 1,9 kali lipat
lebih tinggi, yang sebagian disebabkan oleh hubungan yang kuat antara AF dan kejadian
tromboemboli, menurut data dari studi jantung Framingham.11
AF dikaitkan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas, sebagian karena
risiko penyakit tromboemboli, terutama stroke, pada AF dan sebagian karena faktor
risiko yang terkait. Penelitian telah menunjukkan bahwa individu dengan ritme sinus
hidup lebih lama daripada individu dengan AF. Gangguan fungsi elektromekanis atrium
normal pada AF menyebabkan stasis darah. Hal ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan
perkembangan trombus, paling sering di apendiks atrium kiri. Gumpalan yang terlepas
atau terfragmentasi kemudian dapat menyebabkan fenomena emboli, termasuk stroke.11
Perkembangan AF memprediksi gagal jantung dan dikaitkan dengan klasifikasi
Gagal Jantung Asosiasi Jantung New York yang lebih buruk. AF juga dapat
memperburuk gagal jantung pada individu yang bergantung pada komponen atrium dari
curah jantung. Mereka yang menderita penyakit jantung hipertensi dan mereka yang
menderita penyakit katup jantung sangat berisiko tinggi mengalami gagal jantung saat AF
terjadi. Selain itu, AF dapat menyebabkan kardiomiopati yang dimediasi takikardia jika
kontrol kecepatan yang memadai tidak ditetapkan.11
Temuan dari penelitian observasional multicenter PLECTRUM yang
mengevaluasi risiko tromboemboli mengenai jenis dan lokasi katup jantung prostetik
mekanis, serta kualitas antikoagulasi dan faktor risiko yang terkait dengan tromboemboli,
ditemukan bahwa ada tingkat perdarahan dan kejadian tromboemboli yang rendah di
pasien dengan katup ini, bahkan ketika kontrol antikoagulasi tidak optimal. Tidak ada
hubungan antara risiko tromboemboli dan waktu rendah dalam kisaran terapeutik.11
DAFTAR PUSTAKA

1. Yuniadi, Y., Hanafy, DA., Raharjo, SB., Tondas, AE., Maharani, E., Hermanto, DY., dan
Munawar, M. 2014. Pedoman Tata Laksana Fibrilasi Atrium Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskular Indonesia 2014. J Kardiol Indonesia 35(2): 102-33.
2. January, CT., Wann, LS., Alpert, JS., Calkins, H., Cigarroa, JE., Cleveland Jr, JC., dkk.
2014. 2014 AHA/ACC/HRS guideline for the management of patients with atrial
fibrillation: a report of the American College of Cardiology/American Heart Association
Task Force on Practice Guidelines and the Heart Rhythm Society. J Am Coll Cardiol 64
(21): 1-76.
3. Basri, MI., Husain, SR., Djayalangkara, H., Lisal, JI., Latief, N., Nyambe, H., dkk. 2015.
Buku Ajar Biomedik 1. Makassar: Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.
4. Netter, FH. 2014. Atlas of Human Anatomy. 6th Edition. New York: Elsevier.
5. Rilantono, LI. 2016. Penyakit Kardiovaskular (PKV) 5 Rahasia. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
6. Ferrari, R., Bertini, M., Blomstrom-Lundqvist, C., dkk. 2016. An update on atrial
fibrillation in 2014: from pathophysiology to treatment. Int J Cardiol 203: 22-9.
7. Mozaffarian, D., Benjamin, EJ., Go, AS., dkk. 2016. Executive summary: heart disease
and stroke statistics-2016 update: a report from the American Heart Association.
Circulation 133(4): 447-54.
8. Aeschbacher, S., O'Neal, WT., Krisai, P., dkk. 2018. Relationship between QRS duration
and incident atrial fibrillation. Int J Cardiol 266: 84-8.
9. January, CT., Wann, LS., Calkins, H., dkk. 2019. 2019 AHA/ACC/HRS focused update
of the 2014 AHA/ACC/HRS guideline for the management of patients with atrial
fibrillation: A Report of the American College of Cardiology/American Heart
Association Task Force on Clinical Practice Guidelines and the Heart Rhythm Society.
Heart Rhythm 16(8): 66-93.
10. Vincent, A., dan Sunata, A. 2020. Takikardia Reentri Atrioventrikuler Ortodromik
Terkait Sindrom Wolff-Parkinson-White (Laporan Kasus). Medika Kartika : Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan 3(2): 71-84.
11. Arrigo, M., Ishihara, S., Feliot, E., dkk. 2018. New-onset atrial fibrillation in critically ill
patients and its association with mortality: a report from the FROG-ICU study. Int J
Cardiol 266: 95-9.
12. European Heart Rhythm A, European Association for Cardio Thoracic S, Camm, AJ.,
dkk. 2010. Guidelines for the management of atrial fibrillation: the Task Force for the
Management of Atrial Fibrillation of the European Society of Cardiology (ESC).
European heart journal 31: 2369-429.
13. Hindricks, G., Potpara, T., Dagres, N., Arbelo, E., Bax, JJ., Lundqvist, CB., dkk. 2020.
2020 ESC Guidelines for the diagnosis and management of atrial fibrillation developed in
collaboration with the European Association of Cardio-Thoracic Surgery (EACTS).
European Heart Journal European Society of Cardiology (ESC) 00: 1 – 125.
14. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2016. Pedoman Tatalaksana
Fibrilasi Atrium Non-Valvular. PERKI. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai