Anda di halaman 1dari 3

Kendali laju dapat dilakukan secara longgar atau ketat.

Studi RAte Control


Efficacy in permanent atrial fibrillation (RACE) II menun-jukkan bahwa kendali laju
ketat tidak lebih baik dari kendali laju longgar.177 Pada kendali laju longgar, target terapi
adalah respons ventrikel <110 kali permenit saat istirahat. Bila masih merasa keluhan
dengan target ini, pasien dianjurkan untuk melakukan kendali laju ketat, yaitu dengan
target laju saat istirahat < 80 kali permenit. Evalu-asi Holter dapat dilakukan untuk
menilai terapi dan memantau ada tidaknya bradikardia.8 Kendali laju yang optimal akan
mengu-rangi keluhan, memperbaiki hemodinamik dengan memperpanjang waktu
pengisian ventrikel, dan mencegah kardiomiopati akibat takikardia.

Kardioversi elektrik adalah salah satu strategi kendali irama. Kardioversi elektrik
dengan arus bifasik lebih dipilih dibandingkan dengan arus monofasik karena
membutuhkan energi yang lebih rendah dan memiliki potensi keberhasilan yang lebih
tinggi. Posisi anteroposterior mempunyai keberhasilan lebih tinggi dibandingkan posisi
anterolateral. Keberhasilan tindakan ini pada FA persisten mencapai 80-96%.178
Pemberian obat antiaritmia sebelum kardioversi, misalnya amiodaron, meningkatkan
keberhasilan konversi irama FA ke irama sinus.
Sebesar 23% pasien tetap memiliki irama sinus dalam waktu setahun dan 16%
dalam waktu dua tahun.179 Namun, sebagian besar rekurensi FA terjadi dalam 3 bulan
pascakardioversi.180 Amiodaron adalah antiaritmia yang paling kuat untuk mencegah
rekurensi FA setelah keberhasilan kardioversi.181 Beberapa prediktor terjadinya
kegagalan kardioversi atau rekurensi FA adalah berat badan, durasi FA yang lebih
panjang (>1-2 tahun), gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi, peningkatan dimensi
atrium kiri, penyakit jantung rematik, dan tidak adanya pengobatan dengan antiaritmia.
Komplikasi kardioversi yang dapat terjadi adalah tromboemboli (1-2%), aritmia
pascakardioversi, dan risiko anestesi umum. Ekokardiograf transtorakal (ETT) harus
dilakukan untuk mengidentifkasi adanya trombus pada ruang-ruang jantung.
Ekokardiograf transesofagus (ETE) harus dikerjakan bila trombus tidak terlihat dengan
ETT dan FA diperkirakan berlangsung >48 jam sebelum kardioversi dilakukan. Apabila
tidak memungkinkan untuk dilakukan ETE, terapi antikoagulan (AVK atau dabigatran)
dapat diberikan selama minimal 3 minggu sebelumnya. Antikoagulan dilanjutkan sampai
dengan 4 minggu pascakardioversi (target INR 2-3 bila memakai AVK).

Gambar 3. Algoritma Tatalaksana Takikardi menurut PERKI

Bagan manajemen akut & kronik pasien fibrilasi atrium dengan gagal jantung

Komplikasi
Atr ial Fibrilasi dapat mengakibatkan terjadinya beberapa komplikasi yang dapat
meningkatkan angka mobiditas maupun motalitas. Pada pasien ini komplikasi bisa dicegah
dengan terapi yang tepat.

Prognosis
Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam, karena tidak ada komplikas

Anda mungkin juga menyukai