Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendahuluan,1, 2
Trauma kapitis berkontribusi dalam ribuan kasus kematian yang terjadi di
Amerika Serikat. Dinamakan cedera kranioserebral karena cedera ini melukai
baik bagian cranium (tengkorak) maupun serebrum (otak). Cedera tersebut
dapat mengakibatkan luka kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan
selaput otak, kerusakan pembuluh darah intra- maupun eks- traserebral, dan
kerusakan jaringan otaknya sendiri. Cedera ini dapat terjadi akibat kecelakaan
lalu lintas (terbanyak), baik pejalan kaki maupun pengemudi kendaraan
bermotor. Selain itu, cedera kranioserebral dapat juga terjadi akibat jatuh,
peperangan (luka tembus peluru), dan lainnya. Akibat cedera ini, seseorang
dapat mengalami kondisi kritis seperti tidak sadarkan diri pada saat akut, dan
yang tidak kalah penting adalah saat perawatan karena jika penatalaksanaannya
tidak akurat, dapat terjadi kematian atau kecacatan berat.

B. Anatomi3
Anatomi yang bersangkutan antara lain :
1. Kulit kepala (scalp),
Kulit kepala (scalp), terdiri dari 5 lapisan yang disebut sebagai SCALP
yaitu :
a. Skin atau kulit
b. Connective Tissue atau jaringan penyambung
c. Aponeurosis atau galea aponeurotika
d. Loose areolar tissue atau jaringan penunjang longgar
e. Pericranium
Gambar 1: Layers of scalp
2. Tulang Tengkorak.

Tengkorak dibentuk oleh tulang-tulang yang saling berhubungan satu


sama lain dengan perantaraan sutura. Tulang tengkorak dibagi menjadi dua
bagian yaitu neurocranium (tulang-tulang yang membungkus otak) dan
viscerocranium (tulang- tulang yang membentuk wajah). Neurocranium
dibentuk oleh: Os. Frontale, Os. Parietale, Os. Temporale, Os. Sphenoidale,
Os. Occipitalis, Os. Ethmoidalis. Viscerocranium dibentuk oleh: Os.
Maksilare, Os. Palatinum, Os. Nasale, Os. Lacrimale, Os. Zygomatikum,
Os. Concha nasalis inferior, Vomer, Os. Mandibulare.

C. Trauma Kapitis4
Trauma kapitis adalah segala jenis trauma yang terjadi pada otak,
tengkorak, atau kulit kepala. Hal ini dapat bervariasi dari benturan ringan,
memar, hingga cedera pada otak. Trauma yang terjadi dapat meliputi cedera
pada otak, fraktur tulang tengkorak, maupun luka pada kulit kepala.
Trauma kapitis dapat terbuka maupun tertutup. Trauma tertutup adalah
segala jenis trauma yang tidak menyebabkan retaknya tulang tengkorak.
Sementara trauma terbuka atau trauma tembus, adalah trauma yang
menyebabkan retaknya tulang tengkorak dan menembus hingga otak. Pada
trauma kapitis dapat terjadi perdarahan yang berlokasi di jaringan otak, maupun
pada lapisan-lapisan pembungkus otak (perdarahan subarakhnoid, hematoma
subdural).

D. Etiologi2,4,5

1. Cedera ini dapat terjadi akibat kecelakaan lalu lintas (terbanyak), baik
pejalan kaki maupun pengemudi kendaraan bermotor. Selain itu, cedera
kranioserebral dapat juga terjadi akibat jatuh, peperangan (luka tembus
peluru), dan lainnya.
2. Trauma tumpul (seperti : terpukul) merupakan penyebab kedua terbanyak
trauma pada kapitis di Amerika Serikat. Hampir seperempat (24%) kasus
trauma pada anak-anak dibawah usia 15 tahun diakibatkan trauma tumpul.
3. Pada seluruh kelompok usia, kecelakaan kendaraan bermotor merupakan
penyebab ketiga terbanyak. Jika dilihat dari penyebab kematian pada kasus
trauma kapitis, maka kecelakaan kendaraan bermotor menempati utrutan
kedua sepanjang tahun.
4. Penyebab lain meliputi: kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas, kekerasan,
cedera olahraga.

E. Gejala Klinis2,6
1. Nyeri kepala
2. Sensasi berputar
3. Penurunan kesadaran
4. Gegar otak
5. Kejang
6. Kesulitan bicara
7. Masalah pada penginderaan: kehilangan pendengaran, penglihatan ganda
8. Muntah proyektil
9. Darah atau cairan bening yang keluar dari telinga
10. Amnesia
11. Kesulitan dalam koordinasi
F. Klasifikasi2,7

Klasifikasi trauma kapitis berdasarkan:


1. Patologi:
a. Komosio serebri
b. Kontusio serebri
c. Laserasi serebri
2. Lokasi lesi:
a. Lesi difus (diffuse axonal injury, hypoxic brain injury, diffuse cerebral oedema, diffuse
vascular injury)
b. Lesi fokal
1) Kontusio dan laserasi serebri
2) Hematoma intrakranial
a) Hematoma esktradural
b) Hematoma subdural
c) Hematoma intraparenkhimal
 Hematoma subarakhnoid
 Hematoma intraserebral
 Hematoma intra serebellar
3. Derajat kesadaran (berdasarkan GCS):
 Ringan : GCS = 13-15
 Sedang : GCS = 9-12
 Berat : GCS = 3-8

Anda mungkin juga menyukai