TRAUMA KEPALA
SIKLUS KEPERAWATAN KGD
OLEH :
Vita Sari Rizki, S.Kep
1914901038
A. Definisi
Menurut Brunner dan Suddarth (2001), cedera kepala adalah
cedera yang terjadi pada kulit kepala, tengkorak dan otak, Cedera kepala
kepala yang menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak (Pierce & Neil.
benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran
kepala adalah trauma pada kulit kepala, tengkorak, dan otak yang terjadi
baik secara langsung ataupun tidak langsung pada kepala yang dapat
menyebabkan kematiaan
B. Etiologi
mobil.
sifatnya.
6. Benda tajam, kerusakan terjadi hanya terbatas pada daerah dimana dapat
yaitu: a. Cedera kepala terbuka Luka kepala terbuka akibat cedera kepala dengan
pecahnya tengkorak atau luka penetrasi, besarnya cedera kepala pada tipe ini
ditentukan oleh massa dan bentuk dari benturan, kerusakan otak juga dapat
terjadi jika tulang tengkorak menusuk dan masuk kedalam jaringan otak dan
melukai durameter saraf otak, jaringan sel otak akibat benda tajam/ tembakan,
ke otak. b. Cedera kepala tertutup Benturan kranial pada jaringan otak didalam
yang bergerak cepat, kemudian serentak berhenti dan bila ada cairan akan
tumpah. Cedera kepala tertutup meliputi: kombusio gagar otak, kontusio memar,
dan laserasi.
a. Ringan
1.) GCS = 13 – 15
2.) Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari 30
menit.
3.) Tidak ada kontusio tengkorak, tidak ada fraktur cerebral, hematoma.
b. Sedang
1.) GCS = 9 – 12
2.) Kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dari 30 menit tetapi
c. Berat
1.) GCS = 3 – 8
2.) Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam.
1. Tengkorak
tulang yang menutupi dan melindungi otak, terdiri dari tulang kranium dan
tulang muka. Tulang kranium terdiri dari 3 lapisan :lapisan luar, etmoid dan
lapisan dalam. Lapisan luar dan dalam merupakan struktur yang kuat
2. Meningen
meningia yang melindungi syruktur saraf yang halus itu, membawa pembulu
darah dan dengan sekresi sejenis cairan, yaitu: cairan serebrospinal yang
a. Duramater
Dura mater secara konvensional terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan
keras, terdiri atas jaringan ikat fibrisa yang melekat erat pada permukaan
meningea terletak antara dura mater dan permukaan dalam dari kranium
Yang paling sering mengalami cedera adalah arteri meningea media yang
b. Selaput Arakhnoid
Selaput arakhnoid terletak antara pia mater sebelah dalam dan dura mater
sebelah luar yang meliputi otak. Selaput ini dipisahkan dari dura mater
oleh ruang potensial, disebut spatium subdural dan dari pia mater oleh
c. Pia Meter
Pia mater melekat erat pada permukaan korteks serebri. Pia mater adalah
dan masuk kedalam sulci yang paling dalam. Membrana ini membungkus
3. Otak
Menurut Ganong, (2002); price, (2005), otak terdiri dari 3 bagian, antara lain
yaitu:
a. Cerebrum
b. Cereblum
c. Brainstem
F. Patofisiologi
kepala yang diam, seperti trauma akibat pukulan benda tumpul, atau
karena kena lemparan benda tumpul. Cedera perlambatan deselerasi adalah
bila kepala membentur objek yang secara relatif tidak bergerak, seperti
badan mobil atau tanah. Kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara
seperti yang terjadi bila posisi badan diubah secara kasar dan cepat.
macam cedera otak, yaitu cedera otak primer dan cedera otak sekunder.
Cedera otak primer adalah cedera yang terjadi saat atau bersamaan dengan
menimbulkan lesi permanen. Tidak banyak yang bisa kita lakukan kecuali
membuat fungsi stabil, sehingga sel-sel yang sedang sakit bisa mengalami
autoregulasi serebral dikurangi atau tak ada pada area cedera. Cidera
kepala terjadi karena beberapa hal diantanya, bila trauma ekstra kranial
jaringan otak bahkan bisa terjadi kerusakan susunan syaraf kranial tertama
2009).
G. Manifestasi klinik
cedera otak.
cedera.
minggu atau lebih lama setelah konkusio cedera otak akibat trauma
ringan.
pergerakan.
tersebut.
H. Komplikasi
1. Edema pulmonal
2. Peningkatan TIK
3. Kejang
I. Penatalaksanaan
1. Dexamethason/ kalmetason sebagai pengobatan anti edema serebral,
vasodilatasi.
3. Pemberian analgetik.
6. Makanan atau caioran infus dextrose 5%, aminousin, aminofel (18 jam
lunak.
7. Pembedahan.
J. Pemeriksaan Penunjang
d. EEG
fragmen tulang.
f. BAER (Brain Auditory Evoked Respons) Menentukan fungsi korteks
subarachnoid.
K. Diagnosa Keperawatan
neuromaskuler
DAFTAR PUSTAKA
Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing.
Pendidikan Keperawatan.
Mansjoer, Arif dkk. 2005. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid 1 Cetakan
Jakarta : EGC