Anda di halaman 1dari 8

2

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE


STIMULATION (TENS) TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA PASIEN
LANSIA DENGAN LOW BACK PAIN DI FISIOTERAPI RUMAH SAKIT AN-NISA
TANGERANG TAHUN 2020

Rafika Ulandari , Rina Puspitasari


STIKes YATSI Tangerang
Email: rafikaulandari17042017@gmail.com, lintangalifah@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Tanggal diterima: 2 September Salah satu masalah kesehatan yang sering dialami
2020 oleh lansia adalah gangguan sistem muskuloskeletal
Tanggal revisi: 10 September dengan ³Low Back PaiQ´ (LPB). Berfokus pada
2020 modalitas elektroterapi yang dapat memproduksi berbagai
Tanggal yang diterima: 15 jenis gelombang elektronik untuk meredakan rasa nyeri,
September 2020 termasuk pada kasus LBP. Beberapa review elektroterapi
Kata kunci: yang berbasis bukti menemukan bahwa terapi dengan
TENS, LPB, Nyeri, Lansia Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
bermanfaat pada beberapa pasien dengan LBP. Terlepas
dari adanya bukti mengenai manfaat dari terapi TENS
untuk kasus LBP, TENS merupakan modalitas yang sering
diberikan pada kasus LBP dikarenakan tingginya
permintaan terhadap intervensi nonfarmakologis yang non
invasif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Pengaruh pemberian terapi Transcutaneous Electrical
Nerve Stimulation (TENS) terhadap pengurangan nyeri
pada pasien lansia dengan Low Back Pain di Fiioterapi
Rumah Sakit An-Nisa Tangerang Tahun 2020. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
desain quasi eksperimental design : one group pre test and
post test design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah
50 responden. Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
data adalah total sampling . Hasil penelitian : Berdasarkan
uji statistik di dapatkan nilai P Value yaitu 0,007 maka
dapat disimpulkan ada pengaruh antara pemberian
terapi Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation
(TENS) terhadap skala nyeri pada pasien lansia dengan
Low Back Pain di Fisioterapi Rumah Sakit An-Nisa
Tangerang. Kesimpulan : ada pengaruh antara
pemberian terapi Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation (TENS) terhadap skala nyeri pada pasien
lansia dengan Low Back Pain di Fisioterapi Rumah Sakit
An- Nisa Tangerang
4

Pendahuluan maladaptif dan menyebabkan rasa sakit,


Menua atau menjadi tua adalah cacat fungsional, dan merubah sirkuit
suatu keadaan yang terjadi di dalam neurofisiologis. Beberapa reaksi
kehidupan manusia. Proses menua kompensasi bersifat jinak; Namun, ada
merupakan proses sepanjang hidup, tidak pula yang merusak dan mengganggu
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, kapasitas organisme untuk berfungsi dan
tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. mengatasi nyeri tersebut. Nyeri tulang
Menjadi tua merupakan proses alamiah, belakang sangat beragam, yang melibatkan
yang berarti seseorang telah melalui tiga struktural, biomekanik, biokimia, medis,
tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan pengaruh psikososial yang
dan tua (M. A. Nugroho, 2015). Saat ini, mengakibatkan dilema kompleksitas
di seluruh dunia, jumlah lanjut usia sehingga pengobatan seringkali sulit atau
diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, tidak efektif.
dan pada tahun 2025,lanjut usia akan Disaat proses degeneratif
mencapai 1,2 milyar. Fenomena ini jelas berlangsung, kekuatan relatif
mendatangkan sejumlah konsekuensi, transmisianterior-ke-posterior mendekati
antara lain timbulnya masalah fisik, mental, keseimbangan. Fungsi tulang belakang
sosial, serta kebutuhan pelayanan merupakan yang terbaik dalam bidang
kesehatan dan keperawatan. Dampak stabilitas statis dan dinamis. Arsitektur
perubahan epidemiologis, penyakit pada tulang dan struktur jaringan lunak khusus
lanjut usia cenderung ke arah penyakit yang terkait, terutama diskus
degeneratif (W. Nugroho, 2015) Proses intervertebralis, memberikan stabilitas
penuaan atau aging process merupakan statis. Stabilitas dinamis, dilakukan melalui
suatu proses biologis dan alamia yang sistem dukungan otot dan ligamen yang
tidak dapat dihindari, berjalan secara terus bertindak selama berbagai aktivitas
menerus, dan berkesinambungan. fungsional dan pekerjaan dilakukan.
Selanjutnya akan menyebabkan perubahan Penelitian yang dilakukan oleh (Rahmawati
anatomis, fisiologis, dan biokimia pada & Ningsih, 2016). di Kota Tangerang
tubuh, sehingga akan mempengaruhi melaporkan bahwa prevalensi kasus
fungsi dan kemampuan tubuh secara muskuloskeletal terbanyak yang ditemukan
keseluruhan (Maryam et al., 2020) Salah pada lansia adalah osteoartritis lutut, yaitu
satu perubahan fisiologis yang terjadi sebanyak 87% dan Low Back Pain (LBP)
yaitu penurunan pada sistem yaitu sebanyak 72%. Salah satu masalah
muskuloskeletal yang ditandai dengan kesehatan yang sering dialami oleh lansia
adanya keterbatasan gerakan akibat nyeri adalah gangguan sistem muskuloskeletal
pada persendian atau punggung. Hal ini dengan ³Low Back Pain´ (LBP), sering
akan mengganggu aktivitas sehari-hari dan disebut nyeri punggung bawah (NPB),
menurunkan produktivitas yang akan nyeri pinggang, boyok, merupakan keluhan
berdampak terhadap penurunan kualitas yang sering dijumpai. Hampir 70-80%
hidup serta dapat mengganggu penduduk di Negara maju pernah
kenyamanan. mengalami LBP, dan satu diantara 20
Perubahan fisiologis yang terjadi penderita harus dirawat dirumah sakit
seiring dengan proses penuaan berupa karena serangan akut. Prevalensi LBP di
adanya perubahan pada sistem Indonesia sebesar 18%. Prevalensi LBP
muskuloskeletal. Perubahan sistem meningkat sesuai dengan bertambahnya
muskuloskeletal ini ditandai dengan usia dan paling sering terjadi pada usia
adanya nyeri pada sendi penopang tubuh dekade tengah dan awal dekade empat.
yaitu salah satunya sendi lutut. Seiring LBP adalah nyeri yang dirasakan di
dengan adanya proses penuaan, tulang daerah punggung bawah, dapat merupakan
belakang menyesuaikan dengan keausan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau
gravitasi dan beban biomekanik melalui keduanya (Maliawan et al., 2009) dalam
kompensasi struktural dan perubahan (Hartanto et al., 2015). LBP merupakan
neurokimia, beberapa di antaranya dapat gejala yang sering timbul di masyarakat,
5

hampir setiap orang pernah mengalami Program for Control of Rheumatic Disease
episode nyeri punggung bawah di 1318% dengan puncak insidens terjadi
sepanjang hidupnya. Nyeri dapat pada usia antara 45-60 tahun. LBP harus
bervariasi dari ringan sampai berat mendapat perhatian penting karena berefek
dan dapat berlangsung sebentar, sedang terhadap pekerjaan pasien, 80% orang
atau lama. LBP merupakan salah satu dewasa bekerja akan mengalami nyeri
alasan paling sering mengapa pasien punggung bawah dan 1 dari tiga jumlah
mendatangi seorang dokter praktik dan tersebut tidak dapat bekerja karena nyeri
IGD, dengan perkiraan terjadi 61 juta punggung bawah. LBP juga memiliki
kedatangan pasien LBP pada tahun 2007 keterkaitan dengan komorbiditas yang
(Djamil & Basjiruddin, 2009) dalam signifikan dan biaya pelayanan kesehatan
(Hartanto et al., 2015). Prevalensi di oleh karena adanya peningkatan
Amerika Serikat sekitar 1520 ,tertinggi pemanfaatan pelayanan kesehatan (Evers
pada usia 45-60 tahun, sedangkan di et al., 2016).
Indonesia menurut Community Oriented
Masalah utama pada penderita Low Back (Hartanto et al., 2015). Meskipun beberapa
Pain adalah rasa nyeri yang akan penelitian telah TENS merupakan
menggangu aktifitas fungsional (Borenstein modalitas fisioterapi yang paling sering
et al., 2011). LBP merupakan keluhan yang digunakan untuk mengatasi nyeri, misalnya
umum dan hampir semua orang pernah untuk kasus-kasus trauma, inflamasi,
mengalaminya, tetapi jarang yang berakibat cidera, seperti wiplash injury dan nyeri
fatal, biasanya bisa sembuh sendiri selama punggung bawah. TENS dapat digunakan
2-4 minggu. Sedangkan sekitar 10%-20% untuk nyeri kronis dan akut pada segala
nyeri punggung bawah tidak membaik kondisi (Facci et al., 2015). TENS
dalam 4 ± 6 minggu dan akan menetap menghasilkan arus yang akan
menjadi kronis, sekitar 85% nyeri disampaikan ke permukaan kulit
punggung bawah kronis tersebut tidak punggung bawah melalui elektrode.
dapat diagnosis karena sulit TENS yang diaplikasikan pada punggung
mendapatkan hubungan antara simtom, bawah akan menimbulkan tanggap
pemeriksaan fisik klinis dan pencitraan rangsang fisiologis dari jaringan yang
radiologi (Shoemaker & Cohen, 2012) bersangkutan baik sebagai akibat langsung
dalam (Hartanto et al., 2015). maupun tidak langsung. Pengaruh
Banyak sekali pilihan terapi yang langsung terjadi di tingkat sel, jaringan,
ada untuk kasus LBP, namun penelitian segmental maupun sistim (Alon et al.,
Randomized Control Sampling (RCT) 1987) dikutip oleh (Parjoto, 2000).
yang membuktikan manfaat dari terapi- Penggunaan AL-TENS terbukti bermanfaat
terapi tersebut masih terbatas. Identifikasi dalam mengurangi nyeri pada beberapa
dari terapi non farmakologis yang non penelitian yang sudah dilakukan
invasif serta relatif tidak mahal namun sebelumnya. Penelitian (Facci et al., 2015).
bermanfaat dapat sangat berarti dan akan pada subjek dengan diagnosis nyeri
mengakibatkan terjadinya perbaikan punggung bawah menyimpulkan bahwa
tingkat morbiditas serta biaya pada terjadi penurunan nyeri dengan
populasi LBP tersebut (Zhou et al., 2017) penggunaan TENS ber durasi 330 µdetik
Berfokus pada modalitas elektroterapi dan frekuensi 20 Hz Terlepas dari adanya
yang dapat memproduksi berbagai jenis bukti mengenai manfaat dari terapi
gelombang elektronik untuk meredakan TENS untuk kasus LBP, TENS
rasa nyeri, termasuk pada kasus LBP. merupakan modalitas yang sering diberikan
Beberapa review elektroterapi yang pada kasus LBP dikarenakan tingginya
berbasis bukti menemukan bahwa terapi permintaan terhadap intervensi
dengan Transcutaneous Electrical Nerve nonfarmakologis yang non invasif. Hal ini
Stimulation (TENS) bermanfaat pada dikarenakan lebih sedikitnya biaya yang
beberapa pasien dengan LBP ( A d a m s dikeluarkan dan sedikitnya efek samping
& Zaniewski, 2 0 1 2 ) dalam yang terjadi. Oleh karena itu, identifikasi
1
0

terapi elektroterapi dengan bukti yang TENS adalah 3,78. nilai median
berkualitas mengenai manfaat, sedikitnya skala nyeri sebelum dilakukan terapi
biaya yang dikeluarkan, dan sedikitnya TENS adalah 7. Pada pengukuran
efek samping ini sangat diharapkan guna kedua di dapat nilai median skala
memperbaiki status fungsional pasien, nyeri setelah dilakukan terapi TENS
meringankan nyeri yang ada, menurunkan adalah 4, nilai modus skala nyeri
morbiditas, memperbaiki produktivitas dan sebelum dilakukan terapi TENS adalah
menurunkan biaya kesehatan secara 7. Pada pengukuran kedua di dapatkan
keseluruhan (Sung-Suh et al., 2004). nilai modus skala nyeri setelah
Berdasarkan data yang tercatat di Poli dilakukan terapi TENS adalah 4, nilai
Fisioteraspi RS An-nisa dalam kurun waktu maksimal skala nyeri sebelum
3 bulan yaitu September± November 2019, dilakukan terapi TENS adalah 8. Pada
nyeri punggung merupakan keluhan yang pengukuran kedua di dapat nilai
menempati urutan ke 3 dibawah maksimal skala nyeri sesudah dilakukan
Osteoartritis dan Rematik Ekstra Artikuler. terapi TENS adalah 5. nilai minimal
Pasien yang datang tiap bulannya dengan skala nyeri sebelum dilakukan terapi
mengeluh Low Back Pain adalah berkisar TENS adalah 5. Pada pengukuran
350 pasien dengan rata rata perhari 10-15 kedua di dapat nilai minimal skala
pasien dengan usia lanjut (An-Nisa, 2011). nyeri sesudah dilakukan terapi TENS
adalah
Metode Penelitian
Rancangan penelitian quasi B. Bivariat
eksperimental design : one group pre test Rata ± rata pengukuran nilai mean
and post test. Populasi pada penelitian ini skala nyeri sebelum dilakukan terapi
berjumlah 50 orang. Teknik sampling yang TENS adalah 6,78 dengan standar deviasi
digunakan dalam penelitian ini adalah 7,37. Pada pengukuran kedua di dapat
purposive sampling. Alat pengumpulan dapat nilai mean skala nyeri setelah
data menggukanan lembar observasi skala dilakukan terapi TENS adalah 3,78 dengan
nyeri. standar deviasi 8,64. Terlihat nilai mean
perbedaan antara pengukuran pertama dan
Hasil Penelitian kedua adalah 3. Dari hasil uji statistik di
A. Univariat dapatkan nilai P Value yaitu 0,007 maka
Berdasarkan tabel 5.1 distribusi dapat disimpulkan ada pengaruh antara
frekuensi umur responden dari 50 pemberian terapi Transcutaneous Electrical
responden, didapatkan hasil responden Nerve Stimulation (TENS) terhadap skala
yang berusia 60-65 Tahun sebanyak 21 nyeri pada pasien lansia dengan Low Back
orang (42,0%) dan responden yang Pain di Fisioterapi Rumah Sakit An-Nisa
berusia > 65 tahun sebanyak 29 orang Tangerang.
(58,0%).
Berdasarkan tabel 5.2 distribusi Pembahasan
frekueni jenis kelamin dari 50 Distribusi frekuensi umur responden
responden, didapatkan hasil bahwa dari 50 responden, didapatkan hasil
responden berjenis kelamin laki-laki responden yang berusia 60-65 Tahun
sebanyak 33 orang (66,0%) dan sebanyak 21 orang (42,0%) dan responden
responden berjenis kelamin perempuan yang berusia > 65 tahun sebanyak 29
sebanyak 17 orang (34,0%) orang (58,0%).
Berdasarkan tabel 5.3 distribusi Usia setiap orang berbeda-beda
frekuensi skala nyeri dari 50 karena perbedaan antara kelahiran maupun
responden, didapatkan hasil nilai kematian seseorang. Menurut (Azwar,
mean skala nyeri sebelum dilakukan 2007), Usia merupakan tingkat
terapi TENS adalah 6,78. Pada kehidupan manusia. Semakin bertambah
pengukuran kedua di dapat rata- rata umur seorang individu, mereka mendapat
skala nyeri setelah dilakukan terapi jenjang pendidikan yang lebih tinggi
1
1

sehingga pengetahuan yang didapat terus sekitar 60 tahun. Hal ini terkait dengan
bertambah dan berkembang sehingga ia proses degeneratif dan osteoporosis.
biasa berfikir lebih realistis.
Hasil penelitian ini sesuai dengan a. Gambaran Berdasarkan Skala
penelitian yang dilakukan oleh (Sari et al., Nyeri sebelum dan sesudah dilakukan
1995). Yang menyatakan bahwa Terapi TENS
responden yang terbanyak adalah Distribusi frekuensi skala nyeri dari
responden yang berusia > 50 responden, didapatkan hasil nilai mean
56 tahun sebanyak 76 orang skala nyeri sebelum dilakukan terapi TENS
(76,0%). Faktor resiko dari LBP salah adalah 6,78. Pada pengukuran kedua di
satunya adalah faktor individu. Faktor dapat rata- rata skala nyeri setelah
individu yang sering berkaitan dengan LBP dilakukan terapi TENS adalah 3,78. nilai
adalah usia, di Amerika Serikat sering median skala nyeri sebelum dilakukan
terjadi pada pekerja berat pada usia 45 terapi TENS adalah 7. Pada pengukuran
tahun, namun dari berbagai studi kedua di dapat nilai median skala nyeri
epidemiologi kejadian LBP miningkat setelah dilakukan terapi TENS adalah 4,
pada usia 35 tahun dan mencapai nilai modus skala nyeri sebelum dilakukan
puncaknya pada usia sekitar 55 tahun. terapi TENS adalah 7. Pada pengukuran
Hasil penelitian ini sesuai dengan kedua di dapatkan nilai modus skala nyeri
penelitian yang dilakukan oleh Hartanto setelah dilakukan terapi TENS adalah 4,
(2016) yang menyatakan bahwa untuk nilai maksimal skala nyeri
karakteristik usia, pada kelompok TENS sebelum dilakukan terapi TENS adalah 8.
didapatkan usia dengan rentang usia yang Pada pengukuran kedua di dapat nilai
terbanyak yaitu usia >54 tahun maksimal skala nyeri sesudah dilakukan
sebesar 53,3%, kemudian rentang usia 35- terapi TENS adalah 5. nilai minimal
44 tahun sebesar 23%, dan yang paling skala nyeri sebelum dilakukan terapi
sedikit =34 tahun sebesar 3,3%. TENS adalah 5. Pada pengukuran kedua di
Hal ini sesuai dengan studi (Evers et dapat nilai minimal skala nyeri sesudah
al., 2016). yang menyatakan bahwa salah dilakukan terapi TENS adalah 2
satu faktor resiko fisiologis LBP yaitu usia Hasil diatas menunjukan adanya
20-50 tahun, (Benzon et al., 2011). juga penurunan skala nyeri dengan perbedaan
menyatakan bahwa risiko LBP meningkat nilai mean antara pengukuran pertama dan
pada pasien yang bertambah usia, kedua adalah 3.
namun begitu mencapai usia sekitar 65 Hasil penelitian ini sesuai dengan
risiko berhenti meningkat. risiko lebih penelitian yang dilakukan oleh (Margawati
besar untuk nyeri pinggang, sementara & Astuti, 2018). yang menunjukkan terjadi
penelitian lain menunjukkan bahwa pengurangan intensitas nyeri secara
perempuan lebih mungkin untuk bermakna sebelum dan sesudah terapi baik
mengalami LBP. Wanita yang pernah pada terapi TENS dengan nilai mean
mengalami dua atau lebih kehamilan sebelum terapi TENS adalah 5 dan sesudah
memiliki risiko lebih tinggi terkena nyeri dilakukan terapi TENS adalah 2,88.
pinggang. TENS adalah satu dari banyak
Hasil penelitian ini juga sesuai terapi yang digunakan untuk mengatasi
dengan penelitian yang dilakukan oleh masalah saraf. Arus listrik yang dikirimkan
(Sari et al., 1995). yang menyatakan bahwa dari TENS unit akan mengaliri sistem saraf
jumlah subyek laki-laki lebih banyak pusat. Hal ini dapat mengurangi
dibanding subyek perempuan, yaitu laki- kemampuan saraf dalam mengirimkan
laki berjumlah 4 orang dengan prosentase sinyal nyeri menuju otak dan saraf tulang
66,7% dan perempuan berjumlah 2 orang belakang sehingga nyeri perlahan
dengan prosentase 33,3%. Menurut berkurang.
(Yildiz et al., 2014). jenis kelamin, laki-
laki dan perempuan mempunyai resiko b. Terhadap skala nyeri pada
NPB non spesifik yang sama sampai usia pasien lansia dengan Low Back Pain di
1
2

Fisioterapi Rumah Sakit An-Nisa mean skala nyeri setelah dilakukan


Tangerang Tahun 2020 terapi TENS adalah 3,78 dengan standar
Pengurangan nyeri punggung bawah deviasi 8,64. Terlihat nilai mean
nonspesifik. Hasil penelitian ini sesuai perbedaan antara pengukuran pertama dan
dengan penelitian yang dilakukan oleh kedua adalah 3. Dari hasil uji statistik di
Hartanto yang mengatakan bahawa hasil dapatkan nilai P Value yaitu 0,007 maka
uji t untuk membandingkan rata-rata dapat disimpulkan ada pengaruh antara
perubahan skala nyeri sebelum dan pemberian terapi Transcutaneous
sesudah tindakan. antara Pemberian terapi Electrical Nerve Stimulation (TENS)
TENS terhadap pengurangan skala nyeri terhadap skala nyeri pada pasien lansia
LBP. Penelitian ini juga diperkuat oleh dengan Low Back Pain di Fisioterapi
penelitian yang dilakukan oleh ( D a l e Rumah Sakit An-Nisa Tangerang
e t a l . , 2 0 1 3 ) dan review (Fakoya et Penelitian ini sesuai dengan penelitian
al., 2008). bahwa pemberian terapi yang dilakukan oleh Yuspita Sari yang
tambahan TENS lebih efektif dalam menyatakan bahwa Hasil uji hipotesis
menurunkan nyeri kronik. terdapat 12 subyek setelah perlakuan
Hasil pengujian sampel TENS dengan nilai probabilitas (p
menunjukkan nilai sig t hitung untuk uji value)=0,004 yang berarti terdapat
ODI sebesar 0,000; karena nilai signifikan perbedaan yang bermakna antara terapi
<0,05 sehingga ada pengaruh Rata ± rata tens terhadap pengurangan nyeri punggung.
pengukuran nilai mean skala nyeri sebelum Dengan demikian hipotesis penelitian ini
dilakukan terapi TENS adalah 6,78 diterima, terdapat perbedaan pengaruh
dengan standar deviasi 7,37. Pada antara TENS terhadap Nyeri punggung.
pengukuran kedua di dapat dapat nilai
Terapi TENS adalah 3,78 dengan standar
deviasi 8,64. Terlihat nilai mean perbedaan BIBILIOGRAFI
antara pengukuran pertama dan kedua Adams, M. D., & Zaniewski, K. (2012).
adalah 3. Dari hasil uji statistic di dapatkan Effects of recreational rock climbing
nilai P Value yaitu 0,007 maka dapat and environmental variation on a
disimpulkan ada pengaruh antara sandstone cliff-face lichen
pemberian terapi Transcutaneous community. Botany, 90(4), 253±259.
Electrical Nerve Stimulation (TENS) Alon, G., McCombe, S. A., Koutsantonis,
terhadap skala nyeri pada pasien lansia S., Stumphauzer, L. J., Burgwin, K.
dengan Low Back Pain di Fisioterapi C., Parent, M. M., & Bosworth, R. A.
Rumah Sakit An-Nisa Tangerang, (1987). Comparison of the effects of
Penelitian ini sesuai dengan penelitian ini electrical stimulation and exercise on
sesuai dengan yang dilakukan oleh Yuspita abdominal musculature. Journal of
Sari yang menyatakan bahwa Hasil uji Orthopaedic & Sports Physical
hipotesis terdapat 12 subyek setelah Therapy, 8(12), 567±573.
perlakuan TENS dengan nilai probabilitas An-Nisa, M. N. (2011). An Analysis Of The
(p value)=0,004 yang berarti terdapat &RPSDWLELOLW\ 2I /HW¶V 7DON 7H[WERRN
perbedaan yang bermakna antara terapi With The School Level-Based
tens terhadap pengurangan nyeri Curriculum. Universitas
punggung. Dengan demikian hipotesis Muhammadiyah Surakarta.
penelitian ini diterima, terdapat perbedaan Azwar, S. (2007). Sikap Manusia Teori dan
pengaruh antara TENS terhadap nyeri Pengukurannya, Edisi ke-2.
punggung. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Ucapan Terima Kasih Benzon, H., Raja, S. N., Fishman, S. E.,
1. Pembimbing dan perpustakaan Liu, S. S., & Cohen, S. P. (2011).
STIKes YATSI Tangerang. Essentials of pain medicine E-book.
2. Orang Tua, Suami, Adik, serta Elsevier Health Sciences.
sahabat-sahabat tercinta Borenstein, M., Hedges, L. V, Higgins, J. P.
3. Partisipan Responden T., & Rothstein, H. R. (2011).
12

Introduction to meta-analysis. John Margawati, A., & Astuti, A. M. (2018).


Wiley & Sons. Pengetahuan ibu, pola makan dan
Dale, A. M., Harris-Adamson, C., Rempel, status gizi pada anak stunting usia 1-5
D., Gerr, F., Hegmann, K., Silverstein, tahun di Kelurahan Bangetayu,
B., Burt, S., Garg, A., Kapellusch, J., Kecamatan Genuk, Semarang. Jurnal
& Merlino, L. (2013). Prevalence and Gizi Indonesia (The Indonesian
incidence of carpal tunnel syndrome Journal of Nutrition), 6(2), 82±89.
in US working populations: pooled Maryam, S., Al Mauludi, M. A., Martiadi,
analysis of six prospective studies. M. D., Baskoro, F., Miftahulfalah, A.,
Scandinavian Journal of Work, & Munawar, C. M. (2020).
Environment & Health, 39(5), 495. PEMBINAAN LITERASI DAN
Djamil, Y., & Basjiruddin, A. (2009). BAHASA SANTUN MELALUI
Paralisis Bell. Dalam: Harsono, Ed. TUJUH PILAR BUDAYA
Kapita Selekta Neurologi, 297±300. CIANJUR. JPM17: Jurnal
Evers, S., elle Goossens, M., De Vet, H., Pengabdian Masyarakat, 5(01), 13±
Van Tulder, M., Banta, D., Buxton, 19.
M., Coyle, D., Donaldson, C., Nugroho, M. A. (2015). Impact of
Drummond, M., & Elixhauser, A. government support and competitor
(2016). Criteria list for assessment of pressure on the readiness of SMEs in
methodological quality of economic Indonesia in adopting the information
evaluations: Consensus on Health technology. Procedia Computer
Economic Criteria The authors thank Science, 72, 102±111.
the following persons for their Nugroho, W. (2015). KEPERAWATAN
participation in the Delphi panel. In GERONTIK & GERIATRIK (; E.
International journal of technology Monica & E. Tiar, eds.). Jakarta:
assessment in health care (pp. 240± Penerbit Buku Kedokteran EGC.
245). Parjoto, S. (2000). Assesment Fisioterapi
Facci, A. L., Sánchez, D., Jannelli, E., & pada osteoarthritis sendi lutut.
Ubertini, S. (2015). Trigenerative Semarang: Poltekes Surakarta.
micro compressed air energy storage: Rahmawati, L., & Ningsih, M. P. (2016).
Concept and thermodynamic Faktor-faktor yang berhubungan
assessment. Applied Energy, 158, dengan kejadian asfiksia pada bayi
243±254. baru lahir di ruang medical record
Fakoya, A., Lamba, H., Mackie, N., RSUD Pariaman. Bidan Prada:
Nandwani, R., Brown, A., Bernard, E. Jurnal Publikasi Kebidanan Akbid
- *LOOLQJ(6PLWK & /DFHy, C., Sherr, YLPP Purwokerto, 7(1).
L., & Claydon, P. (2008). British HIV Sari, H., Karam, G., & Jeanclaude, I.
Association, BASHH and FSRH (1995). Transmission techniques for
guidelines for the management of the digital terrestrial TV broadcasting.
sexual and reproductive health of IEEE Communications Magazine,
people living with HIV infection 33(2), 100±109.
2008. HIV Medicine, 9(9), 681±720. Shoemaker, P. J., & Cohen, A. A. (2012).
Hartanto, H. B., Jäger, B., Reina, L., & News around the world: Content,
Wackeroth, D. (2015). Higgs boson practitioners, and the public.
production in association with top Routledge.
quarks in the POWHEG BOX. Sung-Suh, H. M., Choi, J. R., Hah, H. J.,
Physical Review D, 91(9), 94003. Koo, S. M., & Bae, Y. C. (2004).
Maliawan, S., Mahadewa, T. G. B., & Comparison of Ag deposition effects
Putra, A. A. (2009). Lateral on the photocatalytic activity of
orbitotomy for traumatic optic nanoparticulate TiO2 under visible
neuropathy and traumatic and UV light irradiation. Journal of
opthalmoplegia: Is it beneficial? Photochemistry and Photobiology A:
Neurology Asia, 14(1). Chemistry, 163(1±2), 37±44.
13

Yildiz, G., Lathouwers, T., Toraman, H. E., pressure from 1975 to 2015: a pooled
Van Geem, K. M., Marin, G. B., analysis of 1479 population-based
Ronsse, F., Van Duren, R., Kersten, S. measurement studies with 19· 1
R. A., & Prins, W. (2014). Catalytic million participants. The Lancet,
fast pyrolysis of pine wood: effect of 389(10064), 37±55.
successive catalyst regeneration.
Energy & Fuels, 28(7), 4560±4572.
Zhou, B., Bentham, J., Di Cesare, M.,
Bixby, H., Danaei, G., Cowan, M. J.,
Paciorek, C. J., Singh, G.,
Hajifathalian, K., & Bennett, J. E.
(2017). Worldwide trends in blood

Anda mungkin juga menyukai