hampir setiap orang pernah mengalami Program for Control of Rheumatic Disease
episode nyeri punggung bawah di 1318% dengan puncak insidens terjadi
sepanjang hidupnya. Nyeri dapat pada usia antara 45-60 tahun. LBP harus
bervariasi dari ringan sampai berat mendapat perhatian penting karena berefek
dan dapat berlangsung sebentar, sedang terhadap pekerjaan pasien, 80% orang
atau lama. LBP merupakan salah satu dewasa bekerja akan mengalami nyeri
alasan paling sering mengapa pasien punggung bawah dan 1 dari tiga jumlah
mendatangi seorang dokter praktik dan tersebut tidak dapat bekerja karena nyeri
IGD, dengan perkiraan terjadi 61 juta punggung bawah. LBP juga memiliki
kedatangan pasien LBP pada tahun 2007 keterkaitan dengan komorbiditas yang
(Djamil & Basjiruddin, 2009) dalam signifikan dan biaya pelayanan kesehatan
(Hartanto et al., 2015). Prevalensi di oleh karena adanya peningkatan
Amerika Serikat sekitar 1520 ,tertinggi pemanfaatan pelayanan kesehatan (Evers
pada usia 45-60 tahun, sedangkan di et al., 2016).
Indonesia menurut Community Oriented
Masalah utama pada penderita Low Back (Hartanto et al., 2015). Meskipun beberapa
Pain adalah rasa nyeri yang akan penelitian telah TENS merupakan
menggangu aktifitas fungsional (Borenstein modalitas fisioterapi yang paling sering
et al., 2011). LBP merupakan keluhan yang digunakan untuk mengatasi nyeri, misalnya
umum dan hampir semua orang pernah untuk kasus-kasus trauma, inflamasi,
mengalaminya, tetapi jarang yang berakibat cidera, seperti wiplash injury dan nyeri
fatal, biasanya bisa sembuh sendiri selama punggung bawah. TENS dapat digunakan
2-4 minggu. Sedangkan sekitar 10%-20% untuk nyeri kronis dan akut pada segala
nyeri punggung bawah tidak membaik kondisi (Facci et al., 2015). TENS
dalam 4 ± 6 minggu dan akan menetap menghasilkan arus yang akan
menjadi kronis, sekitar 85% nyeri disampaikan ke permukaan kulit
punggung bawah kronis tersebut tidak punggung bawah melalui elektrode.
dapat diagnosis karena sulit TENS yang diaplikasikan pada punggung
mendapatkan hubungan antara simtom, bawah akan menimbulkan tanggap
pemeriksaan fisik klinis dan pencitraan rangsang fisiologis dari jaringan yang
radiologi (Shoemaker & Cohen, 2012) bersangkutan baik sebagai akibat langsung
dalam (Hartanto et al., 2015). maupun tidak langsung. Pengaruh
Banyak sekali pilihan terapi yang langsung terjadi di tingkat sel, jaringan,
ada untuk kasus LBP, namun penelitian segmental maupun sistim (Alon et al.,
Randomized Control Sampling (RCT) 1987) dikutip oleh (Parjoto, 2000).
yang membuktikan manfaat dari terapi- Penggunaan AL-TENS terbukti bermanfaat
terapi tersebut masih terbatas. Identifikasi dalam mengurangi nyeri pada beberapa
dari terapi non farmakologis yang non penelitian yang sudah dilakukan
invasif serta relatif tidak mahal namun sebelumnya. Penelitian (Facci et al., 2015).
bermanfaat dapat sangat berarti dan akan pada subjek dengan diagnosis nyeri
mengakibatkan terjadinya perbaikan punggung bawah menyimpulkan bahwa
tingkat morbiditas serta biaya pada terjadi penurunan nyeri dengan
populasi LBP tersebut (Zhou et al., 2017) penggunaan TENS ber durasi 330 µdetik
Berfokus pada modalitas elektroterapi dan frekuensi 20 Hz Terlepas dari adanya
yang dapat memproduksi berbagai jenis bukti mengenai manfaat dari terapi
gelombang elektronik untuk meredakan TENS untuk kasus LBP, TENS
rasa nyeri, termasuk pada kasus LBP. merupakan modalitas yang sering diberikan
Beberapa review elektroterapi yang pada kasus LBP dikarenakan tingginya
berbasis bukti menemukan bahwa terapi permintaan terhadap intervensi
dengan Transcutaneous Electrical Nerve nonfarmakologis yang non invasif. Hal ini
Stimulation (TENS) bermanfaat pada dikarenakan lebih sedikitnya biaya yang
beberapa pasien dengan LBP ( A d a m s dikeluarkan dan sedikitnya efek samping
& Zaniewski, 2 0 1 2 ) dalam yang terjadi. Oleh karena itu, identifikasi
1
0
terapi elektroterapi dengan bukti yang TENS adalah 3,78. nilai median
berkualitas mengenai manfaat, sedikitnya skala nyeri sebelum dilakukan terapi
biaya yang dikeluarkan, dan sedikitnya TENS adalah 7. Pada pengukuran
efek samping ini sangat diharapkan guna kedua di dapat nilai median skala
memperbaiki status fungsional pasien, nyeri setelah dilakukan terapi TENS
meringankan nyeri yang ada, menurunkan adalah 4, nilai modus skala nyeri
morbiditas, memperbaiki produktivitas dan sebelum dilakukan terapi TENS adalah
menurunkan biaya kesehatan secara 7. Pada pengukuran kedua di dapatkan
keseluruhan (Sung-Suh et al., 2004). nilai modus skala nyeri setelah
Berdasarkan data yang tercatat di Poli dilakukan terapi TENS adalah 4, nilai
Fisioteraspi RS An-nisa dalam kurun waktu maksimal skala nyeri sebelum
3 bulan yaitu September± November 2019, dilakukan terapi TENS adalah 8. Pada
nyeri punggung merupakan keluhan yang pengukuran kedua di dapat nilai
menempati urutan ke 3 dibawah maksimal skala nyeri sesudah dilakukan
Osteoartritis dan Rematik Ekstra Artikuler. terapi TENS adalah 5. nilai minimal
Pasien yang datang tiap bulannya dengan skala nyeri sebelum dilakukan terapi
mengeluh Low Back Pain adalah berkisar TENS adalah 5. Pada pengukuran
350 pasien dengan rata rata perhari 10-15 kedua di dapat nilai minimal skala
pasien dengan usia lanjut (An-Nisa, 2011). nyeri sesudah dilakukan terapi TENS
adalah
Metode Penelitian
Rancangan penelitian quasi B. Bivariat
eksperimental design : one group pre test Rata ± rata pengukuran nilai mean
and post test. Populasi pada penelitian ini skala nyeri sebelum dilakukan terapi
berjumlah 50 orang. Teknik sampling yang TENS adalah 6,78 dengan standar deviasi
digunakan dalam penelitian ini adalah 7,37. Pada pengukuran kedua di dapat
purposive sampling. Alat pengumpulan dapat nilai mean skala nyeri setelah
data menggukanan lembar observasi skala dilakukan terapi TENS adalah 3,78 dengan
nyeri. standar deviasi 8,64. Terlihat nilai mean
perbedaan antara pengukuran pertama dan
Hasil Penelitian kedua adalah 3. Dari hasil uji statistik di
A. Univariat dapatkan nilai P Value yaitu 0,007 maka
Berdasarkan tabel 5.1 distribusi dapat disimpulkan ada pengaruh antara
frekuensi umur responden dari 50 pemberian terapi Transcutaneous Electrical
responden, didapatkan hasil responden Nerve Stimulation (TENS) terhadap skala
yang berusia 60-65 Tahun sebanyak 21 nyeri pada pasien lansia dengan Low Back
orang (42,0%) dan responden yang Pain di Fisioterapi Rumah Sakit An-Nisa
berusia > 65 tahun sebanyak 29 orang Tangerang.
(58,0%).
Berdasarkan tabel 5.2 distribusi Pembahasan
frekueni jenis kelamin dari 50 Distribusi frekuensi umur responden
responden, didapatkan hasil bahwa dari 50 responden, didapatkan hasil
responden berjenis kelamin laki-laki responden yang berusia 60-65 Tahun
sebanyak 33 orang (66,0%) dan sebanyak 21 orang (42,0%) dan responden
responden berjenis kelamin perempuan yang berusia > 65 tahun sebanyak 29
sebanyak 17 orang (34,0%) orang (58,0%).
Berdasarkan tabel 5.3 distribusi Usia setiap orang berbeda-beda
frekuensi skala nyeri dari 50 karena perbedaan antara kelahiran maupun
responden, didapatkan hasil nilai kematian seseorang. Menurut (Azwar,
mean skala nyeri sebelum dilakukan 2007), Usia merupakan tingkat
terapi TENS adalah 6,78. Pada kehidupan manusia. Semakin bertambah
pengukuran kedua di dapat rata- rata umur seorang individu, mereka mendapat
skala nyeri setelah dilakukan terapi jenjang pendidikan yang lebih tinggi
1
1
sehingga pengetahuan yang didapat terus sekitar 60 tahun. Hal ini terkait dengan
bertambah dan berkembang sehingga ia proses degeneratif dan osteoporosis.
biasa berfikir lebih realistis.
Hasil penelitian ini sesuai dengan a. Gambaran Berdasarkan Skala
penelitian yang dilakukan oleh (Sari et al., Nyeri sebelum dan sesudah dilakukan
1995). Yang menyatakan bahwa Terapi TENS
responden yang terbanyak adalah Distribusi frekuensi skala nyeri dari
responden yang berusia > 50 responden, didapatkan hasil nilai mean
56 tahun sebanyak 76 orang skala nyeri sebelum dilakukan terapi TENS
(76,0%). Faktor resiko dari LBP salah adalah 6,78. Pada pengukuran kedua di
satunya adalah faktor individu. Faktor dapat rata- rata skala nyeri setelah
individu yang sering berkaitan dengan LBP dilakukan terapi TENS adalah 3,78. nilai
adalah usia, di Amerika Serikat sering median skala nyeri sebelum dilakukan
terjadi pada pekerja berat pada usia 45 terapi TENS adalah 7. Pada pengukuran
tahun, namun dari berbagai studi kedua di dapat nilai median skala nyeri
epidemiologi kejadian LBP miningkat setelah dilakukan terapi TENS adalah 4,
pada usia 35 tahun dan mencapai nilai modus skala nyeri sebelum dilakukan
puncaknya pada usia sekitar 55 tahun. terapi TENS adalah 7. Pada pengukuran
Hasil penelitian ini sesuai dengan kedua di dapatkan nilai modus skala nyeri
penelitian yang dilakukan oleh Hartanto setelah dilakukan terapi TENS adalah 4,
(2016) yang menyatakan bahwa untuk nilai maksimal skala nyeri
karakteristik usia, pada kelompok TENS sebelum dilakukan terapi TENS adalah 8.
didapatkan usia dengan rentang usia yang Pada pengukuran kedua di dapat nilai
terbanyak yaitu usia >54 tahun maksimal skala nyeri sesudah dilakukan
sebesar 53,3%, kemudian rentang usia 35- terapi TENS adalah 5. nilai minimal
44 tahun sebesar 23%, dan yang paling skala nyeri sebelum dilakukan terapi
sedikit =34 tahun sebesar 3,3%. TENS adalah 5. Pada pengukuran kedua di
Hal ini sesuai dengan studi (Evers et dapat nilai minimal skala nyeri sesudah
al., 2016). yang menyatakan bahwa salah dilakukan terapi TENS adalah 2
satu faktor resiko fisiologis LBP yaitu usia Hasil diatas menunjukan adanya
20-50 tahun, (Benzon et al., 2011). juga penurunan skala nyeri dengan perbedaan
menyatakan bahwa risiko LBP meningkat nilai mean antara pengukuran pertama dan
pada pasien yang bertambah usia, kedua adalah 3.
namun begitu mencapai usia sekitar 65 Hasil penelitian ini sesuai dengan
risiko berhenti meningkat. risiko lebih penelitian yang dilakukan oleh (Margawati
besar untuk nyeri pinggang, sementara & Astuti, 2018). yang menunjukkan terjadi
penelitian lain menunjukkan bahwa pengurangan intensitas nyeri secara
perempuan lebih mungkin untuk bermakna sebelum dan sesudah terapi baik
mengalami LBP. Wanita yang pernah pada terapi TENS dengan nilai mean
mengalami dua atau lebih kehamilan sebelum terapi TENS adalah 5 dan sesudah
memiliki risiko lebih tinggi terkena nyeri dilakukan terapi TENS adalah 2,88.
pinggang. TENS adalah satu dari banyak
Hasil penelitian ini juga sesuai terapi yang digunakan untuk mengatasi
dengan penelitian yang dilakukan oleh masalah saraf. Arus listrik yang dikirimkan
(Sari et al., 1995). yang menyatakan bahwa dari TENS unit akan mengaliri sistem saraf
jumlah subyek laki-laki lebih banyak pusat. Hal ini dapat mengurangi
dibanding subyek perempuan, yaitu laki- kemampuan saraf dalam mengirimkan
laki berjumlah 4 orang dengan prosentase sinyal nyeri menuju otak dan saraf tulang
66,7% dan perempuan berjumlah 2 orang belakang sehingga nyeri perlahan
dengan prosentase 33,3%. Menurut berkurang.
(Yildiz et al., 2014). jenis kelamin, laki-
laki dan perempuan mempunyai resiko b. Terhadap skala nyeri pada
NPB non spesifik yang sama sampai usia pasien lansia dengan Low Back Pain di
1
2
Yildiz, G., Lathouwers, T., Toraman, H. E., pressure from 1975 to 2015: a pooled
Van Geem, K. M., Marin, G. B., analysis of 1479 population-based
Ronsse, F., Van Duren, R., Kersten, S. measurement studies with 19· 1
R. A., & Prins, W. (2014). Catalytic million participants. The Lancet,
fast pyrolysis of pine wood: effect of 389(10064), 37±55.
successive catalyst regeneration.
Energy & Fuels, 28(7), 4560±4572.
Zhou, B., Bentham, J., Di Cesare, M.,
Bixby, H., Danaei, G., Cowan, M. J.,
Paciorek, C. J., Singh, G.,
Hajifathalian, K., & Bennett, J. E.
(2017). Worldwide trends in blood