Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN INTENSITAS NYERI SENDI

PADA LANSIA DI UPTD PUSKESMAS WONOSOBO


KABUPATEN TANGGAMUS
TAHUN 2021

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:
ACHMAD SAPUTRA
NIM: 142012017206P

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Artikel Ilmiah
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasi oleh pembimbing

Judul Skripsi : Hubungan Senam Lansia Dengan Intensitas Nyeri Sendi


pada Lansia di UPTD Puskesmas Wonosobo Kabupaten
Tanggamus Tahun 2021
Nama Mahasiswa : Achmad Saputra
NIM : 142012017206P

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Reni Tri Subekti, S.ST, M.Kes Ns. Gunawan Irianto, M.Kep, Sp.Kep.Kom
NBM. 1357617 NBM. 1194199
HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN INTENSITAS NYERI
SENDI PADA LANSIA DI UPTD PUSKESMAS WONOSOBO
KABUPATEN TANGGAMUS

(relation of elderly exercise with joint pain intensity in the

elderly)

Achmad Saputra *
*Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 112
Pringsewu Lampung 35373 email:
achmad.saputra9@gmail.com

ABSTRAK

Lanjut usia adalah suatu keadaan yang akan dialami oleh setiap orang. Pada usia lanjut tubuh
mengalami penurunan sistem muskoloskletal. Penurunan pada sistem muskoloskletal ini ditandai
dengan adanya nyeri persendian. Nyeri sendi merupakan salah satu keluhan yang paling sering
dialami oleh lansia sekarang ini. Salah satu terapi non farmakologis untuk mengatasi nyeri sendi
adalah olahraga. Olahraga teratur sangat penting dilakukan lansia penderita arthritis untuk
meningkatkan mobilitas dan dapat mengurangi rasa sakit. Salah satu bentuk aktifitas fisik yang dapat
diberikan adalah senam, yaitu senam lansia. Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis
hubungan senam lansia dengan intensitas nyeri sendi pada lansia di UPTD Puskesmas Wonosobo
kabupaten tanggamus tahun 2021. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian ini
menggunakan metode korelasi dengan pendekatan cross sectional, populasi dalam penelitian ini
seluruh lansia di UPTD Puskesmas Wonosobo sebanyak 1509 lansia, Pada penelitian ini peneliti
menggunakan sampel berjumlah 60 lansia yang menderita nyeri sendi dengan menggunakan metode
total sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Variabel independen adalah senam lansia dan
variabel dependen adalah intensitas nyeri sendi. Pengolahan data dengan editing, coding, scoring dan
tabulating serta analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-square. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa (58,3%) responden yang rutin senam lansia mengalami nyeri ringan dan
yang tidak rutin senam lansia (31,7%) responden mengalami nyeri sedang dan 10% mengalami nyeri
berat . Hasil analisa data menggunakan uji statistik chi-square didapatkan nilai p value = 0.000
dengan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05 maka H1 diterima. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
ada hubungan senam lansia dengan intensitas nyeri sendi pada lansia di UPTD Puskesmas Wonosobo
Kabupaten Tanggamus. Dengan rutin melakukan olahraga yaitu senam lansia dapat mengurangi nyeri
sendi dikarenakan menstimulasi produksi cairan pelumas pada sendi.
Kata kunci : Lansia, nyeri sendi, senam lansia

ABSTRACT
Old age is a condition that will be experienced by everyone. In old age the body experiences a
decline in the musculoskeletal system. This decrease in the musculoskeletal system is characterized
by joint pain. Joint pain is one of the most common complaints experienced by the elderly today.
One of the non-pharmacological therapies to treat joint pain is exercise. Regular exercise is very
important for elderly people with arthritis to improve mobility and can reduce pain. One form of
physical activity that can be given is gymnastics, namely elderly gymnastics. The purpose of this
study was to analyze the relationship between elderly exercise and the intensity of joint pain in the
elderly at the UPTD Puskesmas Wonosobo, Tanggamus district in 2021. This type of research is
quantitative, the design of this study uses a correlation method with a cross sectional approach, the
population in this study were all the elderly in the UPTD Puskesmas Wonosobo as many as 1509
elderly, in this study the researchers used a sample of 60 elderly who suffered from joint pain by
using the total sampling method with inclusion and exclusion criteria. The independent variable is
elderly exercise and the dependent variable is the intensity of joint pain. Data processing by editing,
coding, scoring and tabulating as well as the analysis used in this study is the chi-square test. The
results of this study showed that (58.3%) of respondents who routinely exercised in the elderly
experienced mild pain and those who did not exercise regularly in the elderly (31.7%) experienced
moderate pain and 10% experienced severe pain. The results of data analysis using the chi-square
statistical test obtained p value = 0.000 with a significant value of 0.000 < = 0.05, then H1 is
accepted. The conclusion in this study is that there is a relationship between elderly exercise and
the intensity of joint pain in the elderly at the UPTD Puskesmas Wonosobo, Tanggamus Regency.
By regularly doing sports, namely elderly exercise, it can reduce joint pain because it stimulates the
production of lubricating fluid in the joints.

Keywords: Elderly, Joint Pain, Elderly Exercise


PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE
Desain penelitian ini adalah metode
Jumlah lansia di Indonesia dengan korelasi dengan pendekatan cross
umur > 60 tahun pada tahun 2020 sectional. Populasi adalah lansia yang
ialah 26,82 juta jiwa (9,92%) dari mengeluh nyeri persendian di UPTD
total penduduk 270,20 juta jiwa Puskesmas Wonosobo Kabupaten
(BPS, 2020). Pembangunan yang Tnaggamus sejumah 60 orang. Variabel
telah dicapai oleh Indonesia selama independennya adalah senam lansia.
ini memberikan dampak yang positif Sementara variabel dependennya adalah
dalam peningkatan kualitas hidup Intensitas nyeri sendi. Data yang
masyarakat, salah satunya tercermin terkumpul selanjutnya diolah dengan
menggunakan uji Chi-square.
dari peningkatan usia harapan hidup
penduduk Indonesia. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 138
No. Karakteristik Frekuensi Presentase
Ayat 1 dan 2, upaya pemeliharaan kesehatan
(%)
bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga 1. Usia
agar tetap hidup sehat dan produktif secara 55 91,7
60 - 74 Tahun
sosial maupun ekonomis dengan martabat
kemanusiaan. Pemerintah wajib menjamin 75 - 90 Tahun 5 8,3
2. Jenis Kelamin
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan
Laki-laki 6 10
dan memfasilitasi kelompok lanjut usia Perempuan 54 90
untuk tetap hidup mandiri dan produktif Total 60 100
secara sosial dan ekonomis. Salah satu upaya Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik
pemerintah adalah dengan menurunkan angka Responden Lansia yang melakukan Senam
kesakitan lansia. Lansia Di UPTD Puskesmas Wonosobo
Kabupaten Tanggamus
Salah satu penyebab terbesar angka kesakitan
Dari tabel diatas didapatkan data bahwa
lansia adalah artritis (nyeri sendi).
responden yang berusia 60 – 74 tahun
Nyeri sendi yang dikeluhkan dapat
(91,7%) dan berusia 75 – 90 tahun
dicegah melalui upaya tidakan
(8,3%). Pada usia 60-75 tahun banyak
preventif seperti, melakukan
yang mengalami penyakit terutama
olahraga secara teratur. Salah satu
nyeri pada setiap persendian dan
bentuk olahraga / aktifitas fisik yang
mengalami proses perkembangan
dapat diberikan adalah senam, yaitu
yang semakin lambat (Nugroho, 2008).
senam lansia (Junaidi, 2012).
Dan yang responden yang mengeluh
Menurut Debra (2015) tujuan dari senam
nyeri persendian di UPTD Puskesmas
lansia, antara lain:
Wonosobo didapatkan berjenis kelamin
1. Membantu memperkuat otot.
2. Mengurangi rasa nyeri atau sakit pada perempuan (90%). Menurut Aspiani
sendi. (2014) dengan terjadinya proses
3. Memperbaiki keseimbangan. lansia terjadi perubahan pada sistem
4.Menstimulasi produksi cairan pelumas reproduksi. Hormon estrogen dan
pada sendi.
progesteron memiliki sifat alami yaitu
anti peradangan sehingga mampu
meredakan rasa nyeri.
mengalami nyeri sendi ringan. Nyeri
Lama nyeri Frekuensi % bersifat sangat subyektif serta
< 6 bulan 0 0 mempunyai manifestasi unik bagi
> 6 bulan 60 100 masing-masing individu. Nyeri
Total 60 100 merupakan pengalaman yang komplek
dan melibatkan beberapa dimensi yaitu:
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden dimensi fisiologis meliputi lokasi,
Berdasarkan lama Nyeri Pada Lansia yang konsep, durasi, etiologi. Dimensi
melakukan Senam Lansia Di UPTD Puskesmas sensoris meliputi: intensitas, kualitas
dan pola nyeri. Dimensi afektif meliputi:
Wonosobo
suasana hati, ketidaknyamanan, dan
Dari tabel diatas didapatkan data responden depresi. Dimensi kognitif meliputi:
yang mengalami lama nyeri > 6 bulan persaan nyeri, pandangan diri terhadap
nyeri, strategi dan kemampuan
(kronis) yaitu 60 orang (100%) dan dari 60 menanggulang nyeri, prilaku dan
responden yang mengalami nyeri sendi keyakinan serta factor-faktor yng
pada ektremitas bawah yaitu 32 orang mempengaruhi nyeri itu sendiri.
(53,3%). Nyeri kronis merupakan nyeri Dimensi tingkah laku meliputi:
komunikasi interaksi interpersonal,
konstan yang intermiten , nyeri yang
aktivitas fisik. Dimensi sosio kultural
menetap sepanjang periode waktu. Nyeri kronis meliputi: kehidupan keluarga dan social,
berlangsung lama dengan intensitas yang respon di rumah dan di tempat kerja,
bervariasi dan biasanya berlangsung lebih dari faktor lingkungan dan keadaan sosial.
6 bulan (McCaffery, 1986 dalam Potter&Perry, Berbagai cara bisa dilakukan untuk
meminimalkan resiko terserang
2005).
gangguan-gangguan persendian seperti
Tabel 3 Hubungan Senam Lansia dengan mencegah kegemukan, tidak
memaksakan diri untuk melakukan
Skala Nyeri Sendi
Senam Nyeri Nyeri Nyeri Total
aktivitas fisik yang berbahaya atau
p diluar kemampuan, mengenakan alas
Lansia ringan sedang berat
N % N % N % N % kaki yang nyaman, mengonsumsi
Rutin 35 58,3 0 0 0 0 35 58,3
Tidak 0 0 19 31,7 6 10 25 41,7 0,00
suplemen kesehatan seperti glucosamine
rutin 0 dan chondroitin untuk menjaga kondisi
prima persendian, melakukan latihan
Total 35 58,3 19 31,7 6 10 60 100
olahraga seperti senam lansia, Dengan
Intensitas Nyeri Sendi pada Lansia di UPTD senam lansia seseorang yang mengalami
Puskesmas Wonosobo Kabupaten Tanggamus nyeri sendi akan menggerakkan bagian
Tahun 2021 sendi dan tubuhnya untuk mengurangi
Dari tabel diatas didapatkan data bahwa rasa nyeri. Hal ini dikarenakan dengan
menggerakkan tubuhnya dapat
dari 60 responden yang rutin meningkatkan produksi cairan yang ada
melakukan senam yaitu 35 orang disendi yang berguna untuk memberikan
(58,3%) dan mengalami nyeri ringan pelumas pada sendi.
yaitu 35 orang (58,3%) dengan skala Semakin banyak produksi cairan dalam
nyeri 1 – 3. Menurut Debra (2015) sendi lansia akan lebih mudah untuk
menggerakkan bagian persendihannya.
tujuan dari senam lansia, antara lain: Dengan menggerakkan daerah sendi
1. Membantu memperkuat otot. maka akan memberikan dampak pada
pemecahnya kristral-kristal asam urat
2. Mengurangi rasa nyeri atau sakit yang ada di sendi. Apa bila kristal- kristal
pada sendi. itu pecah dan berkurang akan
menurunkan tingkat nyeri gout arthritis
3. Memperbaiki keseimbangan. yang dialami lansia. Senam lansia
4.Menstimulasi produksi cairan berlangsung sekitar 20 – 30 menit dan
terdiri dari empat tahapan yakni
pelumas pada sendi.
pemanasan, latihan inti I, latihan inti II,
dan pendinginan.
Hasil dari penelitian didapatkan bahwa Pada dasarnya nyeri persendian yang
pada responden yang rutin senam lansia
sering dikeluhakan oleh kebanyakan kepada para lanjut usia untuk mencegah
para lansia merupakan hal yang biasa atau melambatkan kehilangan
(fisiologis) namun jika nyeri dirasakan fungsional tubuh dengan cara
sampai mengganggu aktivitas bahkan melakukan aktivitas sesuai dengan usia
istirahat lansia hal tersebut tidak bisa dan melakukan olahraga yang aman
dibiarkan. Diperlukan tindakan nyata untuk mereka.
untuk mengurangi nyeri tersebut, tetapi
kebanyakan lansia memilih obat-obatan KEPUSTAKAAN
anti nyeri yang biasa didapatkan di toko-
toko atau di warung terdekat. Padahal Andarmoyo, S. 2013. Konsep dan Proses
ada cara yang lebih sehat untuk Keperawatan Nyeri. Yogyakarta :
mengurangi hal tersebut diantaranya Ar-Ruzz Media
dengan melakukan kebiasaan hidup Arina, Maria, Vivi. 2016. Pengaruh
sehat dan berolahraga. Senam Rematik Terhadap
Menjaga kesehatan begitu penting, salah Perubahan Skala Nyeri Lutut Pada
satu cara untuk menjaga kesehatan Lanjut Usia Dengan Osteoarthritis.
adalah dengan melakukan olahraga yang Diunduh di
teratur. Bagi lanjut usia yang memang https://jkp.fkep.unpad.ac.id
telah terjadi penurunan pada fungsi dan [18/04/2021]
organ dalam tubuhnya sangatlah Asmadi 2009. Tehnik Prosedur
dianjurkan untuk melakukan olahraga Keperawatan: Konsep Dan
yang aman untuk tubuh agar tidak Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
terjadi cedera yaitu salah satunya Jakarta: Salemba Medika
dengan melakukan senam lansia yang Asmarani. 2011. Modul Nyeri Sendi.
aman dan membawa manfaat yang baik Kendari : Universitas Haluleo
untuk kesehatan para lanjut usia. Kendari
Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Asuhan
Olahraga yang dimaksud disini tidaklah Keperawatan Gerontik. Jakarta:
sama dengan senam (olahraga) untuk Trans Info Media.
usia remaja atau dewasa, gerakan, Debra, Daley. 2015. 30 Menit untuk
jogging, lompat tidak boleh dilakukan. Bugar & Sehat. Jakarta : Bhuana
Karena gerakan ini dapat memberikan Ilmu Populer.
pembebanan yang berat pada tulang Dharma, K. K. 2011. Metodelogi
belakang lansia. Tidak perlu terlalu Penelitian Keperawatan. Jakarta:
berat, cukup dengan gerakan pelan dan Trans Info Media
dapat diikuti oleh lansia yang Dewi dan Prawesti, 2013. Penurunan
mengandung unsur pemanasan dan Keluhan Nyeri Sendi Pada Lansia
pendinginan. Di dalam senam lansia Melalui Senam Lansia. Diunduh di
sudah mengandung unsur yang https://jurnal.stikebaptis.ac.id
melibatkan kontraksi otot yang dinamis [18/04/2021]
dan melibatkan banyak otot hal ini dapat Dr. Ahmad Razak Sharaf. 2012. Penyakit
meningkatkan volume jantung (curah). Dan Terapi Bekam Dasar Dasar
Hal ini sesuai hasil penelitian yang Ilmiah Terapi Bekam Edisi 2.
dilakukan pada lansia di UPTD Surakarta : Thibbia
Puskesmas Wonosobo dari 60 Elita & Swaidatul. 2017. Kontribusi
responden, 35 orang mengalami nyeri Olahraga Terhadap Intensitas Nyeri
sendi dengan skala nyeri 1 – 3. Oleh Sendi Pada Lansia Di Posyandu
karena itu lansia harus rutin mengikuti Permadi Kecamatan Lowokwaru
senam lansia sehingga dapat Kabupaten Malang. Diunduh di
meningkatkan kualitas hidup. https://jurnalunitri.ac.id
[19/04/2021]
KESIMPULAN DAN SARAN Handono. Upaya Menurunkan Keluhan
Nyeri Sendi Lutut Pada Lansia di
Lansia di UPTD Puseksmas Wonosobo Posyandu Lansia Sejahtera.Jurnal
yang rutin melakukan senam lansia Stikkes.(vol.6 No.1) 2013.
mengalami nyeri sendi dengan skala Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Riset
nyeri 1-3 ( skala nyeri ringan). Bagi Keperawatan dan Teknik Penulisan
tenaga kesehatan agar senantiasa Ilmiah Edisi 2. Jakarta : Salemba
memberikan penjelasan, motivasi Medika
Joni, Retno & Suharjono. 2015. Sugiyono. 2017. Buku Metodologi
Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
Perubahan Nyeri Persendian Pada R&D. Bandung : Alfabeta
Lansia di Kelurahan Komplek Yuli R. 2016. Buku Ajar Asuhan
Kenjeran Kecamatan Bulak Keperawatan Gerontik. Jakarta :
Surabaya. Diunduh di TIM.
http://jurnal.unair.ac.id
[29/04/2021]
Junaidi, Iskandar. 2012. Rematik &
Asam Urat. Jakarta : Buana Ilmu
Kozier.,Erb.,Berman.,Snyder. 2010.
Buku Ajar Fundamental Nursing
Konsep,Proses Dan Praktik
Volume 2. Jakarta:EGC
Kusmindarti. 2015. Perubahan Intensitas
Nyeri Sendi Rheumatoid Arthritis
Pada Lansia Dengan Pemberian
Tehnik Relaksasi Kombinasi
Kompres Hangat dan Dingin.
Jurnal: Stikes Bina Sehat PPNI
Mojokerto ( vol.5 no 12) Diakses
Di
https://jurnal.unitri.ac.id/indeks.ph
p/care/article/view/396
Lampung.BPS.go.id 2020 [25/04/2021]
Maryam, dkk. 2008. Lanjut Usia dan
Keperawatan Gerontik.
Yogyakarta: Nuha Medika
Millar, L. 2013. Program Olahraga
Arthritis. Klaten : Intan Sejati.
Mubarak, Wahit Iqbal,dkk. 2009. Ilmu
Keperawatan Komunitas, Konsep
dan Aplikasi. Jakarta : Salemba
Medika
Mulyadi. 2011. Pengaruh Hipnosis
Terhadap Pemenuhan Kebutuhan
Rasa Nyaman (penurunan nyeri
sendi dan disabilitas) Pada Lansia
Di Panti Werdha Hargo Dedali
Surabaya. Diunduh di
https://ejournalwiraraja.com
[19/04/2021]
Murwarni Arita.2010.Gerontik Konsep
Dasar dan Asuhan Keperawatan
Home Care dan Komunitas.
Yoyakarta : Fitramaya.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Nugroho H.Wahjudi. 2008. Keperawatan
Gerontik dan Geriatrik. Jakarta:
EGC
Nursalam, 2013. Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan edisi 3.
Jakarta : Salemba Medika
Stocklager. 2008. Asuhan Keperawatan
Geriatrik.Alih Bahasa Indonesia:
Nur Meyti dkk. Edisi 2.Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai