Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

LANSIA DENGAN GANGGUAN


PENDENGARAN

KELOMPOK 4
DEFINISI
Kehilangan pendengaran pada lansia disebut presbikusis.
fenonema tersebut sebagai suatu penyakit simetris
bilateral pada pendengaran yang berkembang secara
progresif lambat terutama memengaruhi nada tinggi dan
dihubungkan dengan penuaan. Penurunan pendengaran
terutama berupa sensorineural, tetapi juga dapat berupa
komponen konduksi yang berkaitan dengan presbiskusis.
Penurunan pendengaran sensorineural terjadi saat
telinga bagian dalam dan komponen saraf tidak berfungsi
dengan baik (saraf pendengaran). Penyebab dari
perubahan dengan konduksi tidak diketahui, tetapi
masih mungkin berkaitan dengan perubahan pada tulang
di dalam tulang mastoid.
ETIOLOGI
Etiologi presbicusis di bagi menjadi 2 yaitu :
 Internal
Degenerasi primer eferen dari koklea, degenerasi primer
organ corti penurunan vascularisasi dari reseptor neuro
sensorik mungkin juga mengalami gangguan.Sehingga
baik jalur auditorik dan lobus temporalis otak sering
terganggu akibat lanjutnya usia.
 Eksternal
Terpapar bising yang berlebihan, penggunaan otottoksik
dan reaksi paska radang.  
PATOFISIOLOGI
Gangguan pendengaran secara perlahan lahan akibat
proses penuaan yang dikenal dengan istilah presbicusis.
Penyebab terjadinya presbikusis yang tepat belum
diketahui hingga saat ini, namun secara umum diketahui
bahwa penyebabnya bersifat multifaktorial. Diduga
timbulnya presbikusis berhubungan dengan faktor
bawaan, pola makan, metabolisme, atheriosklerosis,
diabetes melitus, infeksi, bising, gaya hidup, obat-obatan,
dll. Presbikusis umumnya akan menyerang kedua telinga
secara perlahan-lahan sehingga orang tersebut tidak dapat
menyadari adanya gangguan pendengaran pada dirinya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan persepsi sensorik : pendengaran
Resiko cedera
Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Kurang pengetahuan
Cemas
Gangguan Komunikasi
Gangguan soaialisas
Intervesi keperawatan
Berbicara dengan nada yang tidak termasuk berteriak
(berteriak meningkatkan intonasi nada suara).
Menghadap ke arah pasien ketika berbicara
Berbicara secara perlahan-lahan dan jelas
Gunakan sentuhan untuk mendapatkan perhatian pasien jika
berada di belakangnya
Gunakan kalimat sederhana
Turunkan intonasi nada suara
Waspadai komunikasi nonverbal (misalnya : ekspresi wajah)
Beri motivasi dan reinforcoment
Kolaborasi untuk menggunakan alat bantu pendengaran
Lakukan pemeriksaan secara berkala
EVALUASI
 Pasien mampu mendengar percakapan
 Terjadi sebuah percakapan yang berkesinambungan
 Tidak terjadi pesan yang tidak tersampaikan
Pasien tidak cemas
Tidak terjadi penurunan persepsi diri
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai