Anda di halaman 1dari 5

Askep Gangguan Pendengaran pada Lasia

2.1 definisi
Gangguan pendengaran merupakan suatu keadaan yang menyertai lanjutnya usia.
Dengan makin lanjutnya usia terjadi degenerasi primer di organ corti berupa hilangnya sel
epitel syaraf yang di mulai pada usia pertengahan (Vander Cammen, 1991)
Kehilangan pendengaran pada lansia disebut presbikusis. fenonema tersebut sebagai
suatu penyakitsimetris bilateral pada pendengaran yang berkembang secara progresif lambat
terutama memengaruhi nada tinggi dan dihubungkan dengan penuaan. Penyebabnya tidak
diketahui, tetapi berbagai faktor yang telah diteliti adalah: nutrisi, faktor dan arteriosklerosis.
Penurunan pendengaran terutama berupa sensorineural, tetapi juga dapat berupa komponen
konduksi yang berkaitan dengan presbiskusis.
(Rees and Deekert, 1990)
2.2. Klasifikasi Gangguan Pendengaran
a. Gangguan Pendengaran Tipe Konduktif
Gangguan bersifat mekanik, sebagai akibat dari kerusakan kanalis auditorius,
membrana timpani atau tulang-tulang pendengaran. Salah satu penyebab gangguan
pendengaran tipe konduktif yang terjadi pada usia lanjut adalah adanya serumen obturans,
yang justru sering dilupakan pada pemeriksaan. Hanya dengan membersihkan lobang telinga
dari serumen ini pendengaran bisa menjadi lebih baik.
b. Gangguan Pendengaran Tipe Sensori-Neural
Penyebab utama dari kelainan ini adalah kerusakan neuron akibat bising, prebiakusis,
obat yang oto-toksik, hereditas, reaksi pasca radang dan komplikasi aterosklerosis.
c. Prebiakusis
Hilangnya pendengaran terhadap nada murni berfrekwensi tinggi, yang merupakan
suatu fenomena yang berhubungan dengan lanjutnya usia. Bersifat simetris, dengan
perjalanan yang progresif lambat. Terdapat beberapa tipe presbiakusis, yaitu :
1)

Presbiakusis Sensorik

Patologinya berkaitan erat dengan hilangnya sel neuronal di ganglion spiralis. Letak
dan jumlah kehilangan sel neuronal akan menentukan apakah gangguan pendengaran yang
timbul berupa gangguan atas frekwensi pembicaraan atau pengertian kata-kata.
2)

Prebiakusis Strial
Abnormalitas vaskularis striae berupa atrofi daerah apical dan tengah dari kohlea.

Prebiakusis jenis ini biasanya terjadi pada usia yang lebih muda disbanding jenis lain.
3)

Prebiakusis Konduktif Kohlear


Diakibatkan oleh terjadinya perubahan mekanik pada membrane basalis kohlea sebagai

akibat proses dari sensitivitas diseluruh daerah tes.


d. Tinitus
Suatu bising yang bersifat mendengung, bisa bernada tinggi atau rendah, bisa terus
menerus atau intermiten. Biasanya terdengar lebih keras di waktu malam atau ditempat yang
sunyi. Apabila bising itu begitu keras hingga bisa didengar oleh dokter saat auskkkultasi
disebut sebagai tinnitus obyektif.
e. Persepsi Pendengaran Abnormal
Sering terdapat pada sekitar 50% lansia yang menderita presbiakusis, yang
berupa suatu peningkatan sensitivitas terhadap suara bicara yang keras. Tingkat suara bicara
yang pada orang normal terdengar biasa, pada penderita tersebut menjadi sangat
mengganggu.
f.

Gangguan Terhadap Lokalisasi Suara


Pada lansia seringkali sudah terdapat gangguan dalam membedakan arah suara,
terutama dalam lingkungan yang agak bising.

2.3

Etiologi
Etiologi di bagi menjadi 2 yaitu :

1.

Internal
Degenerasi primer eferen dari koklea, degenerasi primer organ corti penurunan
vascularisasidari reseptor neuro sensorik mungkin juga mengalami gangguan.Sehingga baik
jalur auditorik dan lobus temporalis otak sering terganggu akibat lanjutnya usia

2.

Eksternal

Terpapar bising yang berlebihan, penggunaan otottoksik dan reaksi paska radang
2.4. Tanda Dan Gejala
1. Berkurangnya pendengaran secara perlahan dan progresif perlahan pada kedua telinga
dantidak disadari oleh penderita
2. Suara-suara terdengar seperti bergumam, sehingga mereka sulit untuk mengerti pembicaraan
3. Sulit mendengar pembicaraan di sekitarnya, terutama jika berada di tempat dengan
latar belakang suara yang ramai
4. Suara berfrekuensi rendah, seperti suara laki-laki, lebih mudah didengar daripada
suaraberfrekuensi tinggi
5.

Bila intensitas suara ditingikan akan timbul rasa nyeri di telinga

6.

Telinga terdengar berdenging (tinnitus)

2.5. Penatalaksanaan
Terdapat beberapa pilihan terapi untuk penderita presbikusis, diantaranya:
1. kurangi paparan terhadap bising
2.

Gunakan pelindung telinga (ear plegs atau ear muffs) untuk mencegah kerusakan lebih lanjut

3.

Gunakan alat bantu dengar

4. Lakukan latihan untuk meningkatkan keterampilan membaca gerak bibir dan latihan
mendengar
5. Berbicaralah kepada penderita presbikusis dengan nada rendah dan jelas. Dengan memahami
kondisi yang dialami oleh para lansia dan memberikan terapi yang tepat bagimereka,
diharapkan kita dapat membatu mengatasi masalah sosial yang mungkin mereka alami
akibatadanya keterbatasan fungsi pendengaran mereka.
2.6. WOC

2.7.

Pengkajian
Pengkajian pada lansia yang mengalami gangguan pada sistem pendengaran meliputi
hal-hal sebagai berikut ini:

1. Meminta untuk mengulang pembicaraan


2. Jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan
3. Memalingkan kepala terhadap pembicraan
4. Kesulitan membedakan pembicaraan serta bunyi suara orang lainyang parau atau bergumam.
5.

Masalah pendengaran pada kumpulan yang besar, terutama dengan latar belakang yang
bisisng, berdering / berdesis yang konstan.

6. Volume bicara meningkat


7. Sering merasa sedih, di tolak lingkungan, malu, menarik diri, bosan, depresi, dan frustasi.
8.

Ketergantungan dalam melakukan aktivitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari (mandi,


berpakaian, ke kamar kecil, makan, BAB/BAK, serta berpindah) .

2.8.

Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan pada lansia dengan gangguan sistem pendengaran adalah sebagai
berikut ini :

1. Gangguan persepsi sensorik : pendengaran


2. Resiko cedera
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
4. Kurang pengetahuan
5. Cemas
6. Gangguan Komunikasi
7. Gangguan soaialisasi
2.9.

Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan pada lansia dengan gangguan sistem pendengaran adalah sebagai
berikut ini :

1. Kaji penyebab adanya gangguan pendengaran


2. Bersihkan telinga, pertahankan komunikasi
3. Berbicara pada telinga yang masih baik dengan suara yang tidak terlalu keras
4. Berbicara secara perlahan-lahan jelas, dan tidak terlalu panjang

5. Beri kesempatan klien untuk menjawab pertanyaan


6. Gunakan sikap dan gerakan / objek untuk memudahkan persepsi klien
7. Beri sentuhan untuk menarik perhatian sebelum memulai pembicaraan
8. Beri motivasi dan reinforcoment
9. Kolaborasi untuk menggunakan alat bantu pendengaran
10. Lakukan pemeriksaan secara berkala

Anda mungkin juga menyukai