Anda di halaman 1dari 17

INTERVENSI FISIOTERAPI DENGAN MODALITAS TENS

(TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION )


DALAM MENURUNKAN NYERI

KELOMPOK 6
 
Nama Kelompok :
KAMELA AFRELIA J120211174
NUR ALFIDA J120211175
ILHAM MEILANA PUTRA J120211176
RIZKI ALDILA PUTRI J120211177
KENDY AWAN NUGROHO J120211178
PENDAHULUAN
Fisioterapi didasarkan atas ilmu yang menitikberatkan untuk menstabilkan
atau memperbaiki gangguan fungsi alat gerak atau fungsi tubuh yang terganggu,
kemudian diikuti dengan metode terapi gerak dan/atau dengan peralatan.
Fisioterapis adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan fisioterapi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dimensi Pelayanan Fisioterapi meliputi upaya peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit(preventif),
penyembuhan (Kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) gangguan
sistem gerak dan fungsi dalam rentang kehidupan dari praseminasi
sampai meninggal.
Fisioterapi dalam melaksanakan praktik fisioterapi
berwenang untuk melakukan suatu tindakan meliputi, Asesmen
Fisioterapi, Diagnosis Fisioterapi, Perencanaan Fisioterapi,
Intervensi Fisioterapi, Evaluasi/re-evaluasi/re-asessment,
Komunikasi dan Edukasi, Dokumentasi.
MODALITAS YANG AKAN DIKRITISI

TENS adalah aplikasi elektroda pada kulit dengan tujuan


mengurangi rasa sakit dengan menstimulasi serabut saraf aferen yang
tebal. Tens (transcutaneus electrical nerve stimulation), merupakan
alat ini dioperasikan dengan baterei kecil dan menggunakan transmisi
listrik dan bermanfaat menurunkan nyeri.
TENS brtujuan untuk Memelihara fisiologis otot dan
mencegah atrofi otot, re-cdukasi fungsi otot, modulasi nyeri tingkat
sensorik, menambah Range Of Motion (ROM) atau mengulur tendon,
memperlancar peredaran darah dan memperlancar resorbsi oedema.
Manfaat TENS dapat digunakan Untuk mengatasi nyeri misalnya
pada kasus-kasus trauma, inflamasi, cidera seperti whiplash injury dan
nyeri punggung bawah. TENS dapat digunakan untuk nyeri akut dan
kronik pada segala kondisi.
Indikasi TENS yaitu ; Keluhan nyeri, kondisi sehabis trauma/operasi
urat saraf yang konduktifitasnya belum membaik, kondisi keluhan nyeri
pada otot, kondisi peradangan sendi (Osteoarthrosis, Rheumathoid
Arthritis dan Tennis elbow).
Kontraindikasi TENS yaitu ; Sehabis operasi tendon transverse
sebelum 3 minggu, karena adanya ruptur tendon atau otot sebelum terjadi
penyambungan, kondisi peradangan akut/penderita dalam keadaan panas.
Nyeri adalah alasan yang paling sering bagi pasien dalam
berobat kepada dokter. Nyeri adalah suatu gejala yang sangat
subjektif, biasanya agak sulit melihat adanya nyeri kecuali dari
keluhan penderita itu sendiri. Rasa nyeri biasanya ditimbulkan
karena adanya penyakit pada tubuh. Rasa nyeri terutama merupakan
mekanisme pertahanan tubuh, rasa nyeri ini timul akibat adanya
jaringan yang rusak dan ini akan bereaksi dengan si individu untuk
memindahkan stimulus nyeri tersebut.
Semua orang pada suatu saat dalam kehidupannya pasti pernah
mengalami nyeri dari yang ringan sampai yang berat. Nyeri juga
merupakan gejala yang paling sering ditemukan penderita pada
praktek fisioterapi sehari-hari.
Nyeri merupakan gejala paling umum yang paling tampak
pada populasi umum dan dunia kedokteran. Di Amerika keluhan
nyeri merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan
terkait gejala setiap tahunnya. Sedangkan angka penderita nyeri di
Indonesia belum ada namun diperkirakan hampir sama mengingat
jumlah penduduk Indonesia yang hampir sama dengan Amerika
Serikat.
Alasan mengkritik modalitas TENS

Modalitas TENS yang sangat Efektif menurunkan dan mengatasi


masalah rasa nyeri pada beberapa kasus seperti kasus inflamasi, cidera,
nyeri akut dan nyeri kronik pada segala kondisi tidak terlalu efek membantu
dalam meningkatkan kekuatan otot karena fungsi dari TENS hanya untuk
menangani masalah saraf. Penggunaan TENS dapat membantu dalam
meningkatkan kekuatan otot jika dibarengi dengan penambahan terapi
latihan dengan stretching, core stabilition exercise dll.
TENS dapat lebih efektif dalam mengurangi nyeri jika ditambah dengan
bantuan modalitas lain/exercise seperti IR, MWD, Ultrasound Diatermy,
stretching, terapi latihan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Meskipun efektif dalam menurunkan nyeri tetapi tidak semua
orang bisa menjalani terapi TENS seperti ibu hamil, penderita
epilepsi, memiliki riwayat penyakit jantung, serta orang yang
menggunakan alat pacu jantung atau implan sejenisnya. Karena Arus
listrik pada terapi TENS mungkin mengganggu kerja alat pacu
jantung atau berinteraksi dengan implan yang terbuat dari besi.
Sementara pada penderita epilepsi, elektroda yang dipasang dekat
leher atau mata dapat memicu kejang. Sehingga saat untuk menjalani
terapi menggunakan TENS harus konsultasikan dahulu dengan
dokter.
Tetapi Pemberian TENS dapat digunakan pada proses
persalinan kala 1 fase aktif untuk menurunkan rasa nyeri
selama proses persalinan pada pembukaan 8 cm dimana rasa
yang sebelumnya nyeri berat terkontrol menjadi nyeri sedang.
Nyeri persalinan yang berkura akan meningkatkan
kenyamanan dan mengurangi kecemasan sehingga kontraksi
otot uterus menjadi adekuat selama menunggu proses
persalinan.
Efek samping TENS memang relatif kecil tetapi sebagai fisioterapi tetap
harus memperhatikan kondisi terutama pasien yang memiliki resiko
mengalami alergi terhadap gel lengket pada elektroda saat bersentuhan
langsung dengan kulit. Karena alergi akan menimbulkan kemerahan dan
iritasi pada kulit, jika memang seperti ini kita harus siapkan atau gunakan
elektroda gel yang bersifat hipoalergenik untuk meminimalkan kondisi
terjadinya kembali alergi tersebut. Hal penting yang harus diperhatikan
adalah pemasangan elektroda jangan sampai keliru karena akan menimbulkan
efek samping yang lain misalnya menempelkan elektroda pada bagian depan
leher, maka dapat menurunkan tekanan darah dan memicu kejang.
Dari penjelasan diatas dan tinjauan beberapa jurnal yang telah
kami baca, dapat disimpulkan bahwa pemberian TENS
(transcutaneus electrical nerve stimulation) dalam mengurangi
nyeri masih sangat efektif atau masih relevan untuk digunakan saat
pemberian treatment pada pasien terutama dalam kondisi nyeri
kronik dan nyeri akut dalam segala kondisi. Penggunaan TENS ini
juga akan semakin terasa efektif jika ditambah dengan penggunaan
modalitas lain atau exercise sehingga hasil treatment dapat lebih
maksimal.
BEBERAPA REFERENSI JURNAL YANG DIGUNAKAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai