Anda di halaman 1dari 8

Sport and Fitness Journal

ISSN: 2302-688X Volume 6, No.1, Januari 2018: 48-55

LATIHAN WALL SITS LEBIH BAIK DARI PADA


STATIC QUADRICEPS SETELAH PEMBERIAN TRANSCUTANEOUS
ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA OSTEOARTHRITIS GENU DI
DENPASAR
I Made Wahyu Palguna1, I Putu Gede Adiatmika2, M.Ali Imron3, I Ketut Tirtayasa4, Luh
Made Indah Sri Handari Adiputra5, Mutiah Munawaroh6
1
Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana Bali
2,4,5
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar
3
Program Studi Fisioterapi Stikes Aisyiyah Yogyakarta
6
Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul Jakarta

ABSTRAK
Pendahuluan: Transisi epidemiologi terjadi karena pemerintah berhasil menekan angka
penyakit infeksi, namun di sisi lain penyakit yang berkaitan dengan faktor degeneratif meningkat
seperti Osteoarthritis genu. Pasien dengan OA genu akan mengalami penurunan aktivitas
fungsional akibat dari rasa nyeri yang dirasakan. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas latihan wall
sits dan static quadriceps exercise setelah pemberian Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation
(TENS) dalam meningkatkan aktivitas fungsional. Metode: Metode penelitian ini adalah
eksperimental dengan rancangan penelitian pre and post test two group design. Sampel sebanyak 26
yang dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing 13 orang. Kelompok 1 diberikan TENS dan
latihan wall sits dan Kelompok 2 diberikan TENS dan static quadriceps exercise. Pengukuran
aktivitas fungsional meggunakan kuisioer western ontario and mcmaster universities (WOMAC).
Hasil: Perbedaan rerata nilai WOMAC sebelum dan setelah intervensi setiap kelompok di uji
dengan paired sample t-test, dengan hasil p=0,000 dan beda rerata 12,692±7,052 pada Kelompok 1.
Pada Kelompok 2 p=0,000 dengan beda rerata 7,000±1,633. Dari uji beda independent sample t-test
didapatkan nilai p=0,022 (p<0,05) setelah intervensi. Simpulan: Disimpulkan bahwa latihan wall
sits lebih efektif dari pada static quadriceps exercise setelah pemberian TENS dalam meningkatkan
aktivitas fungsional pada Osteoarthritis genu di Denpasar. Saran: Penelitian selajutnya dapat
menggunakan alat ukur yang objektif untuk mengetahui peningkatan aktivitas fungsional pada
Osteoarthritis genu.
Key Word; Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation, wall sits, static quadriceps exercise,
osteoarthritis.

WALL SITS EXERCISE MORE EFFECTIVE THAN STATIC


QUADRICEPS EXERCISE AFTER TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL
NERVE STIMULATION (TENS) INTERVENTION TO INCREASE GENU
OSTEOARTHRITIS’S FUNCTIONAL ACTIVITY IN DENPASAR
ABSTRACT

Latihan Wall Sits Lebih Baik Dari Pada Static Quadriceps Setelah Pemberian Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation (Tens) Dalam Meningkatkan Kemampuan Fungsional Pada Osteoarthritis Genu Di Denpasar

48
Sport and Fitness Journal
ISSN: 2302-688X Volume 6, No.1, Januari 2018: 48-55

Background: Epidemiological transition existed cause of the government reduce the


infectious diseases, but in the other side the degenerative diseases are increased such as genu
osteoarthritis. Functional activity of patients with genu osteoarthritis will decrease as an effect of
the perceived pain. Purpose: The purpose of this research is to investigate the effectiveness of wall
sits exercise and static quadriceps exercise after intervention by Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation (TENS) to increasing the activity of daily living. Methods: This research was
experimental research with pre and post test two groups design. Samples of 26 people were divided
into 2 treatment groups, each group consisting of 13 people. Group 1 was given wall sits exercise
and TENS, group 2 was given static quadriceps and TENS. Measurement of functional activity is
measured by western ontario and mcmaster universities osteoarthritis index (WOMAC). Result:
Mean difference of WOMAC score before and after the treatment in each group was tested using
paired sample t-test, with the result of p = 0.000 and mean difference of 12,692±7,052 in group 1,
and in group 2, p = 0.000 with a mean difference of 7,000±1,633. Independent t-test obtained a
result p = 0.022 (p<0.05).
Conclusion: From these result it can be concluded that wall sits is more effective than static
quadriceps exercise after TENS was given in functional activity of genu osteoarthritis in Denpasar
Suggestion: In the next research can use an objective measuring tool to determine the increase of
osteoarthritis genu’s functional activity.
Key Word; Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation, wall sits, static quadriceps exercise,
osteoarthritis.
pada usia 40 – 60 tahun mencapai 30 % dan 65
PENDAHULUAN % pada usia > 61 tahun3. Osteoarthritis juga
Transisi demografi merupakan menjadi salah satu penyakit teratas yang
perubahan pola / struktur penduduk yang diderita lansia di Bali. Rekapitulasi tahun 2012
ditandai dengan semakin banyaknya warga menempatkan rematik sebagai penyakit yang
lanjut usia (lansia) karena meningkatnya Umur pertama diderita lansia yaitu jumlahnya
Harapan Hidup (UHH). Dengan bertambahnya mencapai 7852 dengan persentase 11,81 %
jumlah lansia ini membawa konsekwensi yang disusul dengan ISPA sebanyak 6182
peningkatan kasus yang berkaitan dengan dengan persentase 9,3%4.
faktor penuaan atau sering disebut penyakit Nyeri menjadi gejala utama terbesar
degeneratif, di antaranya Osteoarthritis genu. pada sendi yang mengalami OA. Nyeri
Osteoarthritis genu adalah penyakit merupakan suatu pengalaman sensori dan
degeneratif sendi yang bersifat kronik, berjalan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan
progresif lambat, sering kali tidak meradang dengan kerusakan jaringan aktual atau
atau hanya menyebabkan inflamasi ringan, dan potensial. Oleh karena itu, penyakit ini dapat
ditandai dengan adanya deteriorasi dan abrasi menyebabkan disabilitas sebagai akibat dari
rawan sendi serta pembentukan tulang baru nyeri, kekakuan sendi dan proses inflamasi,
pada permukaan sendi1. sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan
Di Indonesia, angka Osteoarthritis menimbulkan dampak sosial ekonomi yang
total mencapai 36,5 juta orang dan 40 % dari berat serta mempengaruhi kualitas hidup
populasi usia diatas 70 tahun menderita penderita5,6.
osteoarthritis yang mempunyai keterbatasan Dalam upaya untuk mengurangi rasa
gerak dalam berbagai derajat dari ringan nyeri yang nantinya akan dapat meningkatkan
sampai berat2. Prevalensi Osteoarthritis di kemampuan aktivitas fungsional dapat
Indonesia pada usia < 40 tahun mencapai 5 %, digunakan modalitas fisioterapi.
Latihan Wall Sits Lebih Baik Dari Pada Static Quadriceps Setelah Pemberian Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation (Tens) Dalam Meningkatkan Kemampuan Fungsional Pada Osteoarthritis Genu Di Denpasar

49
Sport and Fitness Journal
ISSN: 2302-688X Volume 6, No.1, Januari 2018: 48-55

Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation


(TENS) merupakan salah satu modalitas B. Tempat dan Waktu Penelitian
fisioterapi yang bekerja dengan metode gate Penelitian ini dilakukan pada pasien di
control theory, metode ini bekerja dengan RSUD Wangaya bulan Januari – Pebruari
mengurangi rasa nyeri penderita OA. 2017. Intervensi dilakukan sebanyak 12 kali,
Otot merupakan komponen yang dengan tiga kali setiap minggu selama 4
penting dalam stabilisasi persendian, dan minggu di Poli Fisioterapi RSUD Wangaya
kelemahan pada otot quadriceps dapat Denpasar.
mengakibatkan semakin parahnya OA lutut.
Sebaliknya dengan penguatan otot quadriceps C. Populasi dan Sampel
dapat membantu melindungi serta Populasi target dalam penelitian ini adalah
memperbaiki problem yang muncul akibat semua penderita Osteoarthritis di Denpasar.
instabilitas atau rasa sakit yang diakibatkan Populasi terjangkau dalam penelitian ini
oleh kelemahan otot tersebut3. Untuk adalah pasien penderita osteoarthritis yang ada
meningkatkan kekuatan otot quadriceps dapat di poli Fisioterapi RSUD Wangaya Denpasar.
dilakukan dengan static quadriceps exercise. Sampel pada penelitian ini pasien OA genu
Latihan wall sits sangat bermanfaat yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
untuk melatih otot-otot tungkai bawah
terutama untuk meningkatkan kemampuan D. Teknik Pengambilan Sampel
fungsional. Karena pada prinsipnya latihan ini Teknik pengambilan sampel pada
menguatkan otot agonis dan antagonis secara penelitian ini adalah dengan menggunakan
bersamaan dan merupakan latihan yang lebih teknik Consecutive Sampling berdasarkan
fisiologi untuk anggota gerak bawah. kriteria inklusi dan eksklusi. Pasien yang telah
Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dibagi
membuktikan latihan wall sits lebih baik dari menjadi Kelompok 1 dan Kelompok 2.
pada static quadriceps setelah pemberian Pembagian kelompok dilakukan secara acak
transcutaneous electrical nerve stimulation sederhana dari subjek yang terpilih. Tiap
(TENS) dalam meningkatkan kemampuan kelompok terdiri dari 13 orang. Kelompok 1
fungsional pada ostheoarthritis genu di menerima intervensi TENS dan Wall Sits.
Denpasar. Kelompok 2 menerima intervensi TENS dan
Static Quadriceps. Jumlah sampel dalam
METODE PENELITIAN penelitian ini adalah 26 orang.
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode E. Prosedur Penelitian
eksperimental dengan menggunakan Prosedur penelitian ini adalah: Tahap
rancangan randomized two group pre-test and persiapan dan tahap pelaksanaan.
post-test design. Tujuannya untuk mengetahui Tahap Persiapan : (a) Melakukan roses
efektifitas pemberian Wall sits dan static perijinan pada institusi tempat penelitian. (b)
quadriceps setelah pemberian TENS terhadap Peneliti membuat surat persetujuan yang harus
peningkatan aktivitas fungsional. Dalam ditandatangani subjek, dan disetujui oleh
penelitian ini digunakan dua kelompok pengawas fisioterapi, yang isinya bahwa
dimana Kelompok I diberikan TENS dan wall subjek bersedia menjadi sampel penelitian ini
sits. Kelompok II diberikan latihan TENS dan sampai dengan selesai. (c) Peneliti
static quadriceps. Masing masing kelompok memberikan edukasi kepada subjek yang
terdiri dari 13 orang. diteliti mengenai manfaat, tujuan, bagaimana
Latihan Wall Sits Lebih Baik Dari Pada Static Quadriceps Setelah Pemberian Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation (Tens) Dalam Meningkatkan Kemampuan Fungsional Pada Osteoarthritis Genu Di Denpasar

50
Sport and Fitness Journal
ISSN: 2302-688X Volume 6, No.1, Januari 2018: 48-55

penelitian ini dilakukan, dan pentingnya 5. Uji hipotesis antara Kelompok 1 dan
dilakukan penelitian ini. (d) Setelah dilakukan Kelompok 2
pemeriksaan, subjek atau sampel Uji beda bertujuan untuk menilai
dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu apakah terdapat perbedaan antara kelompok I
Kelompok 1 dan Kelompok 2. Sebelum dan dan kelompok II sesudah perlakuan. Uji
sesudah dilakukan intervensi, kedua kelompok menggunakan Independent Samples T-test
tersebut sama-sama dilakukan pengukuran untuk menguji signifikansi antara Kelompok
dengan kuesioner WOMAC. (e) Setelah 12 1 dan Kelompok 2 karena data berdistribusi
kali terapi, dan peneliti sudah mendapatkan normal. Pengambilan keputusan berdasarkan
data yang lengkap, kemudian peneliti perbandingan probabilitas dengan tingkat
menbandingkan hasil sebelum dan sesudah signifikansi 95%. Hasilnya didapatkan p <
intervensi pada kedua kelompok perlakuan dan 0,05 maka Ho ditolak dan Hi diterima
melakukan uji beda. (f) Kemudian semua data (hipotesis penelitian diterima atau ada
yang didapatkan diolah dengan statistik perbedaan yang signifikan).
menggunakan komputer dengan perangkat
lunak SPSS. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Karakteristik Subjek
F. Analisis Data Penelitian
1. Statistik deskriptif Tabel 1
Statistik deskriptif digunakan untuk Distribusi Data Sampel
meganalisis usia dan jenis kelamin.
Klp 1 Klp 2
2. Uji normalitas Karakteristik kategori n=13 n=13
Uji normalitas data dengan Saphiro Usia 50-60 7 4
Wilk Test, bertujuan untuk mengetahui (Tahun)
61 – 70 6 9
distribusi data normal atau tidak pada
masing–masing kelompok. Batas Jenis L 4 5
Kelamin
kemaknaan yang digunakan adalah α = P 9 8
0,05. Pada penelitian ini didapatkan nilai p
> 0,05 maka dikatakan bahwa data
berdistribusi normal 2. Uji Normalitas dan Homogenitas
3. Uji homogenitas Uji normalitas dengan menggunakan
Uji homogenitas data dengan Levene Saphiro Wilk test, sedangkan uji homogenitas
Test, bertujuan untuk mengetahui variasi menggunakan Levene’s test, yang hasilnya
data. Batas kemaknaaN yang digunakan tertera pada Tabel 2.
Tabel 2
adalah α = 0,05. Hasilnya didapatkan p >
Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas
0,05 maka data homogen. Uji Normalitas dengan
4. Uji hipotesis 1 dan 2 Shapiro Wilk Test Uji Homogenitas
Uji hipotesis 1 dan 2 menggunakan Kelompok Kelompok (Levene’s Test)
Kelompok
1 2
paired sample t test, karena data Data
berdistribusi normal. Untuk menguji p p
signifikansi 95% pada Kelompok 1 dan
Sebelum
Kelompok 2 data sebelum dan sesudah. perlakuan
0,208 0,430 0,595
Hasilnya p < 0,05, maka Ho ditolak dan Hi
diterima (hipotesis penelitian diterima atau Sesudah
0,933 0,901 0,137
perlakuan
ada perbedaan yang signifikan).
Latihan Wall Sits Lebih Baik Dari Pada Static Quadriceps Setelah Pemberian Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation (Tens) Dalam Meningkatkan Kemampuan Fungsional Pada Osteoarthritis Genu Di Denpasar

51
Sport and Fitness Journal
ISSN: 2302-688X Volume 6, No.1, Januari 2018: 48-55

Berdasarkan tabel 2 hasil uji normalitas (TENS dan Static Quadriceps) dalam
pada Kelompok 1 dan Kelompok 2 sebelum meningkatkan aktivitas fungsional pada
dan setelah intervensi menunjukkan osteoarthritis genu.
nilai p>0,05 yang berarti bahwa data
berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas PEMBAHASAN
dengan Levene’s test dari data sebelum
1. Peningkatan Aktivitas Fungsional Setelah
intervensi pada Kelompok 1 dan Kelompok 2
Pemberian TENS Dan Wall Sits Pada
diperoleh nilai p>0,05 yang berarti bahwa
Osteoarthritis genu
kedua kelompok memiliki data yang
homogen. Peningkatan aktivitas fungsional
setelah intervensi TENS dan Wall Sits pada
3. Uji Beda Penurunan Nilai WOMAC Kelompok 1 diperoleh nilai p = 0,000
Sebelum dan Setelah Intervensi (p<0,05).
Tabel 3 Latihan Wall Sits mempunyai fase
Uji Paired Sample t-test dan Independent Sample kontraksi dan rileksasi. Pada fase kontraksi,
t-test tegangan meningkat dengan origio dan
Rerata Rerata insersio otot saling mendekat. Pada fase
Sebelum Setelah p*
Intervensi Intervensi
rileksasi, tegangan menurun dan origio dan
antagonis otot saling menjauh. Pada setiap
Skor Kel.1 38,38±8.931 25,69±5.376 0,000
Nilai gerakan group otot agonis dan antagonis
WOMAC Kel.2 39,08±8,490 32,08±7,675 0,000 terlibat bersama. Pada setiap kontraksi,
tekanan intramuskuler meningkat dengan jalan
p** 0,841 0,022
Keterangan :
sirkulasi dapat mensuplai jaringan dengan
p*: Hasil Uji Beda Menggunakan Paired Sample t-test oksigen dan membuang sampah sisa
p**: Hasil Uji Beda Menggunakan Independent Sample t-test metabolisme. Latihan ini akan meningkatkan
Tabel 1 menunjukan bahwa hasil uji daya tahan otot menggunakan metode latihan
paired sample t-test sebelum dan setelah dengan kontraksi agonis dan antagonis8.
intervensi pada Kelompok 1 dan Kelompok 2 Mekanisme latihan Wall Sits untuk
didapatkan nilai p = 0,000 (p<0,05) yang meningkatkan rangsangan propioseptik pada
berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna sendi lutut sehingga stabilitas sendi
sebelum dan setelah intervensi TENS dan meningkatkan. Dengan meningkatkan
Latihan Wall Sits dalam meningkatkan stabilitas sendi dapat memperbaiki koordinasi
aktivitas fungsional pada Osteoarthritis genu. gerak dan rasa gerak pada sendi. Perubahan
Pada kelompok 1 dan kelompok 2 yang kontraksi otot pada latihan ini akan
diberikan intervensi TENS dan static merangsang golgi tendon organ yang
quadriceps. membawa informasi perubahan mekanik yang
Hasil analisis independent sample t-test diteruskan ke serabut afferent.
menunjukkan bahwa terjadi penurunan nilai Teknik gerak Wall Sits adalah latihan
WOMAC setelah intervensi antara Kelompok gerak sesuai dengan bidang anatomi sendi
1 dan Kelompok 2 yang diperoleh nilai p = lutut yaitu gerak fleksi-ekstensi dan gerak
0,022 (p < 0,05), yang berarti ada perbedaan yang ditujukan untuk aktivitas sehari-hari
yang bermakna di antara kedua intervensi. seperti jongkok ke berdiri dan toileting.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Dengan fleksibilitas dan kekuatan otot yang
pelatihan Kelompok 1 (TENS dan Wall Sits) baik akan mendukung kemampuan gerak
lebih baik dari pada pelatihan Kelompok 2 dalam melakukan aktivitas sehari-hari9.
Latihan Wall Sits Lebih Baik Dari Pada Static Quadriceps Setelah Pemberian Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation (Tens) Dalam Meningkatkan Kemampuan Fungsional Pada Osteoarthritis Genu Di Denpasar

52
Sport and Fitness Journal
ISSN: 2302-688X Volume 6, No.1, Januari 2018: 48-55

Latihan Wall Sits menyediakan peningkatan kekuatan otot quadriceps maka


stimulus proprioseptif dan kinestetik yang nyeri lutut akan berkurang dan fungsi fisik
lebih besar jika dibandingkan dengan open- lebih baik dibandingkan dengan jika
chain exercise. Secara teori, hal tersebut mengalami kelemahan otot. Penyebab utama
dikarenakan kontraksi multiple yang terjadinya pengurangan rasa sakit dan
dihasilkan selama menumpu berat badan, keterbatasan karena meningkatnya kekuatan
menghasilkan lebih banyak reseptor sensoris otot quadriceps dan meningkatnya stabilitas12.
pada otot, struktur intraartikular dan Latihan static otot quadriceps lebih baik
ekstraartikular yang terstimulasi untuk untuk meningkatkan aktivitas fungsional pada
mengontrol gerakan. osteoarthritis genu. Latihan ini memberikan
Elemen menumpu berat badan pengaruh besar terhadap peningkatan kekuatan
(pembebanan axial) selama proses Wall Sits group otot-otot besar berfungsi sebagai flexor
exercise menyebabkan aproksimasi pada dan ekstensor lutut13.
sendi, hal ini menstimulasi mekanoreseptor Statik kontraksi juga sering disebut
pada otot dan reseptor disekitar sendi untuk kontraksi isometrik yaitu kontraksi otot
meningkatkan input sensoris dalam proses dimana sendi dalam keadaan stastis. Pada
kontrol gerakan. Wall Sits merupakan pilihan kontraksi isometrik terjadi: Resiprocal
utama dalam meningkatkan keseimbangan dan innervation (Reserve Innervation) yaitu
kontrol postural selama posisi tegak10. kelompok otot agonis berkontraksi maka akan
diikuti oleh rileksasi pada kelompok otot
2. Peningkatan Aktivitas Fungsional Setelah antagonisnya. Latihan static quadriceps
Pemberian TENS Dan Static Quadriceps dilakukan dengan menekan kearah bawah lutut
Exercise Pada Osteoarthritis genu yang telah diberi gulungasn handuk dan
Peningkatan aktivitas fungsional setelah dipertahankan selama 6 detik, kemudian
pemberian TENS dan static quadriceps pengulangan dilakukan 10 kali dan 10 detik
exercise pada Kelompok 2 diperoleh nilai p = istirahat di setiap pengulangan. Kontraksi
0,000 (p<0,05). isometrik pada otot akan diikuti oleh relaksasi
Instabilitas pada sendi lutut dapat akibat dari teraktivasinya golgi tendon organ
diperbaiki dengan latihan static otot (GTO). Latihan isometrik akan meningkatan
quadriceps, dimana efek dari latihan static otot rekruitmen motor unit pada otot, sehingga
quadriceps dapat memperbaiki kekuatan otot semakin banyak motor unit yang aktif maka
dan ketahanan statis11. Dengan cara semakin banyak serabut otot yang bekerja.
menyiapkan sendi untuk gerakan lebih dinamis Dari hal itu akan terjadi peningkatan kekuatan
menjadi program awal penguatan otot otot.
quadriceps. Peningkatan kekuatan otot terjadi Fase-fase pada awal latihan terjadi
pada otot quadriceps berfungsi sebagai perubahan pada serabut otot dan adanya
ekstensor sendi lutut, latihan static otot adaptasi neurologik yaitu meningkatkan
quadriceps memberikan pengaruh besar koordinasi dan rekruitmen motor unit dan jika
terhadap peningkatan kekuatan otot dan kontraksi dilakukan secara rutin dan spesifik
berpengaruh pada peningkatan aktivitas maka akan meningkatkan kekuatan otot.
fungsional12.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian 3. Pengaruh Pemberian TENS dan Latihan
sebelumnya dengan latihan static otot Wall Sits Dengan TENS dan Static
quadriceps maka akan meningkatkan kekuatan Quadrices Exercise Dalam Meningkatkan
otot quadriceps, dimana jika terjadinya
Latihan Wall Sits Lebih Baik Dari Pada Static Quadriceps Setelah Pemberian Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation (Tens) Dalam Meningkatkan Kemampuan Fungsional Pada Osteoarthritis Genu Di Denpasar

53
Sport and Fitness Journal
ISSN: 2302-688X Volume 6, No.1, Januari 2018: 48-55

Aktivitas Fungsional Pada Osteoarthritis sehinggga inhibisi ini akan menyebabkan


genu. terjadinya relaksasi pada otot yang pada
Uji beda Independent Samples T- test akhirnya akan dapat menurunkan adanya
didapatkan nilai p = 0,022 (p<0,05) setelah nyeri15.
intervensi. Dari hasil data ini menunjukkan Pada wall sits exercise sangat bermanfaat
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara untuk melatih otot-otot tungkai bawah
Kelompok 1 dengan Kelompok 2. terutama untuk meningkatkan kemampuan
TENS secara bermakna dapat menurunkan fungsional. Teknik gerak wall sits adalah
nyeri dengan metode gate control theory. latihan gerak sesuai bidang anatomi sendi lutut
Pelepasan endorphine dependen system oleh yakni gerak fleksi-ekstensi dan gerak
TENS frekwensi rendah dengan merangsang ditujukan untuk aktivitas sehari-hari (Activity
reseptor sensorik serabut saraf A-delta dan C daily living) seperti jongkok ke berdiri dan
sehingga dapat menghambat rasa nyeri pada toileting.
cornu posterior medulla spinalis. Dengan Dengan penguatan yang melibatkan
berkurangnya rasa nyeri, maka penderita OA lingkup gerak sendi yang dapat terjadi
akan dapat melakukan aktivitasnya lebih perubahan panjang otot akan dapat
efektif dan efisien14. Latihan static quadricep menguatkan otot secara bersamaan antara otot
adalah satu bentuk latihan strengthening yang agonis dan antagonis. Latihan wall sits
dilakukan pada saat otot berkontraksi tanpa memberikan efek peningkatan kekuatan otot,
terjadi perubahan panjang otot dan tanpa propioceptic dan kemampuan fungsional15.
adanya gerakan pada sendi. Otot dapat Pada prinsipnya latihan wall sits melatih
menghasilkan tegangan yang lebih besar otot pada kontrol konsentrik dan eksentrik
ketika melakukan kontraksi isometrik yang dilakukan secara sistematis
maksimal. memanfaatkan dari fenomena biomekanik dan
Latihan static quadriceps akan fisiologi fungsional. Efek sistem tahanan pada
meningkatkan kekuatan otot quadriceps, neuromuscular sistem untuk meningkatkan
dimana jika terjadinya peningkatan kekuatan kondisi fisik aktif neuromuscular, hal ini yang
otot quadriceps maka mengalami nyeri lutut menyebabkan pengiriman sinyal ke otot
lebih sedikit dan fungsi fisik lebih baik menjadi semakin meningkat.
dibandingkan dengan jika mengalami
kelemahan otot. Penyebab utama terjadinya SIMPULAN
pengurangan rasa sakit dan keterbatasan 1. Latihan Wall Sits setelah pemberi TENS
karena meningkatnya kekuatan otot meningkatkan aktivitas fungsional pada
quadriceps dan meningkatnya stabilitas sendi Osteoarthritis genu di denpasar.
pada lutut12. 2. Latiha Static Quadriceps setelah pemberi
Saat melakukan static quadrices terjadi TENS meningkatkan aktivitas fungsional pada
kontraksi isometrik pada otot akan diikuti oleh Osteoarthritis genu di denpasar.
relaksasi akibat dari teraktivasinya golgi 3. Latihan Wall Sits setelah pemberian TENS
tendon organ. Isyarat dari golgi tendon organ lebih baik dari pada Static Quadriceps
(GTO) yang teraktivasi diantarkan dalam Exercise setelah pemberian TENS dalam
mendulla spinalis sehingga mengkibatkan efek meningkatkan kemampuan fungsional pada
refleks pada otot. Refleks ini bersifat Osteoarthritis genu di Denpasar.
menghambat otot dan bukan merangsang. Bila
ketegangan otot meningkat, maka efek inbihisi
dari organ dapat menjadi sedemikian besar
Latihan Wall Sits Lebih Baik Dari Pada Static Quadriceps Setelah Pemberian Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation (Tens) Dalam Meningkatkan Kemampuan Fungsional Pada Osteoarthritis Genu Di Denpasar

54
Sport and Fitness Journal
ISSN: 2302-688X Volume 6, No.1, Januari 2018: 48-55

DAFTAR PUSTAKA 13. Amany, S.S. Amany A.S. Eman, A.E.M. 2014.
Effectiveness of acupressure versus isometric
1. Carter. M 2006; Penyakit Sendi Degeneratif ; exercise on pain, stiffness, and physical
Dalam A Price and Wilson, Lorrain; function in knee osteoarthritis female patients,
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Journal of Advanced Research, 5, 193–200.
Penyakit; Edisi A, Edisi 4, EGC, Jakarta. 14. Wardani, MT. 2016. Perbedaan Pengaruh
2. Tangtrakulwanich Boonsin, Geater Alan F., Pemberian Infra Red (IR) Dan Transcutaneus
Chongsuvivatwong Virasakdi. Prevalence, Electrical Nerve Stimulation (TENS) Dengan
Patterns and Risk Factors Of Knee OA In Thai Neuromuscular Taping (NMT) Terhadap
Monks. Journal of Orthopaedic Science, 2006; Penurunan Nyeri Low Back Pain (LBP)
11(5) : 439 - 445. Myogenik. Skripsi thesis, Universitas
3. Dewi, S. K. 2009. Osteoarthritis (Diagnosis, Muhammadiyah Surakarta.
Penanganan dan Perawatan di Rumah). http://eprints.ums.ac.id/46496/
Surakarta: Fitramaya. 15. Hoppenfeld, Stanley, 2011; Terapi dan
4. Dinas Kesehatan Propinsi Bali, 2012, Profil rehabilitas fracture,Penerbit Buku kedokteran
Kesehatan Propinsi Bali Tahun 2012, Bali : Jakarta
Dinas Kesehatan Propinsi Bali.
5. Helmtrud, I, Roach, Simon, T. 2007. Bone and
Osteoarthritis. London : Springer.
6. Felson, D.T., 2008, Osteoarthritis,
HARRISON’s Principles of Internal Medicine,
17th Edition, 2158-2165, Mc Graw-Hill
Companies Inc, New York.
7. Suyono, Yudhi, 2000. Terapi Latihan pada
Osteoarthritis Sendi Lutut; TITAFI XV,
Semarang.
8. Braden, C. 2005. Open or Closed Kinetic
Chain Exercise After ACL. Journal of the
America Physical Therapy Association.
9. Susilawati, I., Tirtayasa, K., and Lesmana, S. I.
2015. Latihan Closed Kinetic Chain Lebih
Baik Dari Pada Osteoarthritis Lutut Setelah
Pemberian Micro Wave Diathermy (MWD)
Dan Transcutaneus Electrical Nerves
Stimulation (TENS). Sport And Fitness
Journal. Volume 3 No 1: 26-34. 9 oktober
2016.
10. Kisner dan Colby; 2007. Therapeutic Exercise
Foundation and Techniques Third Edition. F.A
Davis Company. Philadelphia.
11. Lee, A. Wong, W. And Wong, S. 2005.
Clinical Guildline for Managing Lower Limb
Osteoarhtritis in Hongkong Primary Care
Setting. Guidlines:1-30
12. Amin, S. Baker, K. Niu, J. 2009. Quadriceps
strength and the risk of cartilage loss and
symptom progression in knee osteoarthritis.
ArthritisRheum,60: 189–198.

Latihan Wall Sits Lebih Baik Dari Pada Static Quadriceps Setelah Pemberian Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation (Tens) Dalam Meningkatkan Kemampuan Fungsional Pada Osteoarthritis Genu Di Denpasar

55

Anda mungkin juga menyukai