Anda di halaman 1dari 9

NASKAH PUBLIKASI

PENATALAKSANAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN


SHOULDER CAPSULITIS ADHESIVE DENGAN MODALITAS
TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION,
INFRARED DAN PENDULAR EXERCISE DI RSUD
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
Disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Ahli Madya Kesehatan
Fisioterapi Program Fisioterapi
Program Diploma Tiga
Fakultas Ilmu kesehatan

Disusun oleh
Nama : Vita Uji Astuti
Nim : 19170014

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI PROGRAM DIPLOMA TIGA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2022
NASKAH PUBLIKASI
PENATALAKSANAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN
SHOULDER CAPSULITIS ADHESIVE DENGAN MODALITAS
TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION,
INFRARED DAN PENDULAR EXERCISE DI RSUD
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Diajukan oleh:
Vita Uji Astuti
19170014

Telah disetujui oleh

Pembimbing I

dr. J. Nugrahaningtyas W.Utami., M.Kes Tanggal : 18 Agustus 2022


NIK. 450714002

Pembimbing II

Herta Meisatama, S.Fis., M.Erg Tanggal : 18 Agustus 2022


NIK. 451817007
PENATALAKSANAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER CAPSULITIS
ADHESIVE DENGAN MODALITAS TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE
STIMULATION, INFRARED DAN PENDULAR EXERCISE DI RSUD PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL
Vita Uji Astuti1, dr.J. Nugrahaningtyas W. Utami2, Herta Meisatama 3
Mahasiswa Program Studi Fisioterapi Program Diploma Tiga,
Universitas Respati Yogyakarta
Dosen Program Studi Fisioterapi Program Diploma Tiga,
Universitas Respati Yogyakarta
Email : vitaujiastuti@gmail.com
INTISARI
Latar belakang: Capsulitis Adhesive Glenohumeral sebagai kondisi etiologi yang di tandai dengan
keterbatasan yang signifikan dari gerak aktif dan pasir bahu yang terjadi karena kerusakan jaringan pada
kapsul sendi yang menyebabkan perlengketan kapsul sendi serta tulang rawan, ditandai dengan adanya
nyeri bahu. Dalam kasus ini modalitas fisioterapi yang dapat digunakan yaitu Transcutaneous Elektrical
Nerve Stimulation, Infra red dan Pendular Exercise. Tujuan: Untuk mengetahui manfaat penatalaksanaan
fisioterapi pada kasus Frozen Shoulder akibat Capsulitis Adhesive dengan modalitas TENS, IR dan
Pendular Exercise dalam penurunan nyeri, penambahan lingkup gerak sendi dan peningkatan fungsional.
Hasil: Setelah dilakukan terapi sebanyak 6 kali di dapatkan hasil penurunan nyeri dan peningkatan
lingkup gerak sendi nyeri diam T1: 3 menjadi T6 : 1 nyeri tekan T1 : 5 menjadi T6 : 2 dan nyeri gerak
T1 : 6 menjadi T6 : 3, peningkatan gerak sendi sagital T1 : 30°-0°-90° menjadi T6 : S : 50°-0°-130° frotal
T1 : 35°-0°-90° menjadi T6 : 50°- 0°-130° rotasi 1 : 30°-0°- 40° menjadi T6 : 50°-0°- 60° dan peningkatan
fungsional menggunakan SPADI dari T0=55% menjadi T6=22%.. Kesimpulan: TENS, Infrared dapat
mengurangi nyeri, Pendular Exercise dapat menambah lingkup gerak sendi dan TENS, Infra red,
Pendular Exercise dapat bermanfat untuk meningkatkan kemampuan fungsional.
Kata Kunci: Frozen Shoulder Capsulitis Adhesive, Trancutaneous Electrical Nerve Stimulation, Infrared dan
Pendular Exercise.
ABSTRACT

Background: Capsulitis Adhesive Glenohumeral is an etiological condition characterized by significant


limitation of active and passive motions of the shoulder that happens because of the damage of joint
capsule’s tissue which causes adhesion of the joint capsule and cartilage. This adhesion generates
shoulder pain. In order to address this problem, Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation, Infrared
and Pendular Exercise can be applied. Purpose: To understand the benefit of physiotherapy management
on Frozen Shoulder which is caused by Capsulitis Adhesive, by applying the Transcutaneous Electrical
Nerve Stimulation, Infrared and Pendular Exercise in mitigating pain, improving joint’s motion and
fungctional enchancement. Result: After 6 times of doing therapy, there was a decrease of the pain and an
increase of the range of joint’s motion. Silent pain T1: 3 to T6: 1 joint motion T1:5 to T6: 2 and motion
pain T1: 6 to T6: 3. The improvement of sagittal joint motion T1 : 30°-0°-90° to T6 : S : 50°-0°-130°
frontal T1 : 35°-0°-90° to T6 : 50°-0°-130° rotation T1 : 30°-0°- 40° to T6 : 50°-0°- 60° and functional
improvement using SPADI T0= 55% becomes T6= 22%. Conclusion: TENS, Infrared are able to
decrease pain and Pendular Exercise can increase the motions of joints, TENS, Infrared, Pendular
Exercise can be useful for improving functional ability.
Keywords: Frozen Shoulder which is caused by Capsulitis Adhesive, Trancutaneous Electrical Nerve Stimulation,
Ultrasound and Pendular Exercise.
PENDAHULUAN
Bahu merupakan salah satu sendi gerak di tubuh manusia. Apabila bahu dalam keadaan sakit akan
menyebabkan keterbatasan gerak yang dibiarkan berlama-lama akan menyebabkan kekakuan sendi bahu
atau Frozen Shoulder. Frozen Shoulder bisa disebabkan karena lengketnya kapsul karena sendi bahu juga
dapat menyebabkan mengkerutnya kapsul yang mengelilingi sendi bahu dan muncul jaringan parut 13.
Frozen shoulder atau Capsulitis adhesive adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kekakuan dan nyeri
pada sendi bahu. Keadaan ini menjadi lebih buruk sehingga luas gerak berkurang3.

Frozen shoulder adalah kaku atau beku pada bahu yang mengakibatkan nyeri bahu yang
menetap lebih dari 3 bulan kondisi inflamasi ini menebabkan fibrosis kapsul sendi glenohumeral dan
disertai kekakuan progresif secara bertahapdan keterbatasan lingkup gerak sendi seperti gerakan
ekternal rotasi. Manifestasi yang terjadi pada penderita frozen shoulder antara lain peradangan
dan perubahan pada kapsul atau bursa antara scapula dan humerus. Secara patologis prosesnya
dibagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama pasien merasakan nyeri yang progresif di daerah deltoid
yang mana nyerinya timbul pada malam hari. Ada keterbatasan gerak tetapi menghilang ketika
disuntikkan anestesi ke dalam sendi. Dalam sendi terdapat ada tanda tanda sinovitis tanpa
perlengketan atau kontraktur.Pada tahap kedua terjadinya kekakuan sendi, pada tahap ketiga terjadi
kehilangan gerakanyang normal atau keterbatasan Range of motion dan setiap gerakan timbul nyeri
atau rasa sakit14.

Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat bahwa prevalensi rata-rata Frozen Shoulder paling
sering terjadi pada usia 40 sampai 60 tahun dan lebih sering pada wanita (58,4%) daripada laki-laki
(41,6%)6. Frozen Shoulder di Indonesia sering terjadi pada usia 40 sampai 70 tahun, dengan perbadingan
presentase wanita : laki-laki = 60% : 40%. Angka kejadian Frozen Shoulder ada penderita Diabetes
(15%-20%) dan tanpa Diabetes (3-5%). Klasifikasi adhesive capsulitis terdiri dari primary adhesive
capsulitis (idiopatik) dan secondary adhesive capsulitis yang berhubungan dengan post trauma atau akibat
penyakit tertentu, antara lain penyakit diabetes militus 10.

Problematika yang timbul pada kondisi Frozen Shoulder adalah adanya nyeri, penurunan
kekuatan otot dan keterbatasan Lingkup Gerak Sendi (LGS) sehingga dapat menyebabkan penurunan
dalam melakukan kemampuan fungsional dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Penanganan pada kasus
Frozen Shoulder yang dapat diberikan antara lain terapi medika metosa dan Fisioterapi. Terapi
medikametosa yang dapat diberikan diantaranya adalah obat pereda nyeri dan obat untuk mengurangi rasa
sakit akibat peradangan11.
Penatalaksanaan fisioterapi di Indonesia terdapat beberapa pilihan modalitas yang bisa digunakan
untuk mengatasi problematika pada kasus Frozen Shoulder , antara lain Infra red (IR), Transcutaneus
electrical nerve stimulation (TENS), Ultrasound , Short Wave Diathermy , Pendular Exercise.
Kebanyakan dalam penanganan kasus frozen shoulder intervensi yan di berikan oleh fisioterapis berupa
IR, TENS dan Pendular Exercise.

Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) merupakan cara penggunaan yang tepat
maka akan menurunkan intensitas nyeri dengan baik dan cepat dilakukan untuk menghilangkan atau
mengurangi intensitas nyeri seseorang9. Infra Red diberikan karena selain meredakan nyeri, dapat
mengendurkan otot dan melancarkan peredaran darah, karena sinar infra merah akan memanaskan
jaringan superfisial dan menyebabkan proses vasodilatasi. Sinar infra merah juga dapat menigkatkan
proses metabolisme permukaan kulit, sehingga memberikan oksigen dan nutrisi ke jaringan yang kan
diperbaiki, sehingga menghasilkan efek menenagkan pada ujung saraf sensorik 1. Pendular exercise adalah
teknik terapi latihan menggerakkan sendi mglenohumeral secara pasif melalui pengaruh gravitasi gerakan
pendular lengan dan otot-otot regio sendi glenohumeralis dalam keadaan relaksasi. Codman pendular
exercises merupakan latihan yang di kelan dengan latihan codman. Latihan ini digunakan untuk
memobilisasi sendi glenohumeral secara pasif. Latihan ini melibatkan pasien untuk melakukan
gerakan seperti menggerakkan tangan atau lengan tanpa berkontraksi. Teknik gerakan pada
latihan ini adalah mediolateral, anteroposterior,dan gerakan sirkuler. Gerakan ini diberikan selama 10
sampai 15 detik setiap pengulangan2.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui
pengaruh Transcutaneous Electrial Nerve Stimulation, infrared dan Pendular Exercise pada kondisi
Frozen Shoulder sehingga mengambil judul tentang “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Frozen
Shoulder dengan Modalitas Transcutaneous Electrial Nerve Stimulation, infrared dan Pendular Exercise.

PROSES FISIOTERAPI
Metode pengkajian data yang digunakan adalah menggunakan data primer dan sekunder. Sumber
data primer dalam penelitian ini adalah pasien Frozen shoulder capsulitis adhesive. Sedangkan data
sekunder yang digunakan adalah Rekam medis pasien frozen shoulder capsulitis adhesive. Pada
penelitian ini semua informasi yang didapatkan dari assessment, diagnosis dan intervensi fisioterapi
diambil dari rekam medis, register dan status klinis yang berada di poli fisioterapi tepatnya pada
tanggal 23 April 2022 sebanyak 6 kali terapi di RSUD Panembahan Senopati.
Modalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation (TENS) selama 15 menit, Infrared selama 15 menit dan Pendular Exercise sebanyak 8 kali
hitungan dan pengulangan dilakukan sebanyak 2 kali.
HASIL
Setelah pemberian terapi dengan modalitas Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation
(TENS), Infrared dan Pendular Exercise sebanyak 6 kali terapi maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1 Hasil Pemeriksaan Nyeri
Nyeri T0 T6
Diam 3 1
Tekan 5 2
Gerak 6 3

Tabel 2 Hasil Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS)


Gerakan T0 T6
Fleksi-ektensi S : 30°-0°-90° S : 50°-0°- 130°
Abduksi-adduksi F : 35°-0°-90° F : 50°-0°- 130°
Internalrotasi- R : 30°-0°-40° R: 50°-0°- 60°
ekternarotasi

Tabel 3 Hasil Pemeriksaan Kemampuan Fungsional


No Aktivitas T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
1 Sangat nyeri dalam kondisi 7 7 6 5 4 3 3
nyeri
2 Ketika tidur diposisi sakit 4 4 3 3 2 2 2
3 Mengambil benda yang tinggi 7 7 6 5 4 3 3
4 Menyentuh belakang leher 6 6 5 5 4 3 3
5 Mendorong dengan tangan yang 3 3 3 2 2 1 1
sakit
6 Mencuci rambut 8 8 7 6 5 4 3
7 Mengosok punggung 7 7 6 6 5 4 3
8 Memakai dan melepas baju 7 7 6 6 5 4 3
9 Memakai kemeja berkancing 2 2 2 2 1 1 1
10 Memakai celana 3 3 3 3 2 1 1
11 Mengambil benda diatas 5 5 4 4 3 3 2
12 Mengangkat benda berat 7 7 6 6 5 4 3
13 Mengambil benda di saku 5 5 4 4 3 2 1
belakang

54 54 47 44 35 27 22
% % % % % % %

Setelah dilakukan tindakan Fisioterapi menggunakan modalitas Transcutaneous Electrical


Nerve Stimulation (TENS), Infrared (IR) dan Pendular Exercise sebanyak 6 kali dan di evaluasi
mengguanakan VAS terjadi penurunan nyeri diam, nyeri tekan, dan nyeri gerak terdapat nyeri diam T0
dengan nilai 3 menurun T6 dengan nilai 1, nyeri tekan dengan T0 nilai 5 menurun T6 nilai 2 dan nyeri
gerak T0 nilai 6 menurun T6 nilai 3, terjadi peningkatan Lingkup Gerak Sendi bahu dari S : 30°-0°-90°
menjadi S : 50°-0°-130° F : 35°-0°-90° menjadi F : 50°-0°-130° R : 30°-0°-40° menjadi R : 50°-0°-60° ,
dan peningkatan kemampuan fungsional hal ini dapat dilihat bersamaan dengan penurunan nyeri,
meningkatnya Lingkup Gerak Sendi sehingga membantu dalam peningkatan kemampuan fungsional yang
diukur menggunakan Shoulder Pain Disability Index (SPADI) yaitu jumlah skor SPADI dari T0=54%
menjadi T6=22%.

PEMBAHASAN
Penurunan nyeri
Penurunan nyeri dengan Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation dapat menstimulus sel
saraf lokal dan dapat memblokir nyeri. TENS telah terbukti sebagai modalitas terapi yang efektif untuk
mengurangi nyeri dalam beragam kondisi Musculoskeletal kronis5. Hal yang sama juga dinyatakan oleh4
bahwa TENS menghasilkan arus yang akan disampaikan ke permukaan kulit melalui elektroda. TENS
dapat merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dan memblokir rasa nyeri.
Infrared adalah salah satu modalitas electrotherapy yang menghasilkan energy elektromagnetik
pada jaringan tubuh yang menimbulkan efek thermal. Dengan adanya factor thermal maka akan
menimbulkan efek relaks pada jaringan tubuh 8. Terjadinya peningkatan temperature akan meningkatkan
aktivitas metabolism, sehingga terjadi penurunan viskositas cairan dilatasi arteriole dan kapiler, dan
menyebabkan terjadinya peningkatan aliran kapiler dan meningkatkan tekanan hidrostatik kapiler,
sehingga menambah tingkat pertukaran cairan dan meningkatkan reabsorbsi eksudet. Dengan demikian
proses sirkulasi menjadi lebih baik, maka pemberian nutrisi dan oksigen ke jaringan meningkat. Sel darah
putih dan antibody akan meningkat di dalam jaringan tersebut, begitu juga terjadilah pembersihan
metabolisasi.
Penelitian di atas sejalan dengan hasil penelitian yag di lakukan penulis yaitu intervensi
menggunakan TENS dan Infrared efektif dalam menurunkan nyeri pada pasien dengan Frozen Shoulder
akibat Capsulitis Adhesive.

Peningkatan Lingkup Gerak Sendi dengan Modalitas Pendular Exercise.


Pendulum Exercise menurut7 adalah teknik latihan yang menggunakan efek gravitasi untuk
mendistraksi humerus dari fossa glenoid. Teknik tersebut dapat mengurangi nyeri dari traksi dan osilasi
ringan derajat II, serta memberikan gerakan awal pada struktur sendi dan cairan synovial. Menurut11
intervensi atau teknik yang digunakan oleh Fisioterapis untuk meningkatkan lingkup gerak sendi pada
penderita Frozen shoulder.

Peningkatan Kemampuan Fungsional menggunakan modalitas Transcutaneous Electrical Nerve


Stimulation, Infrared dan Pendular Exercise.
Latihan Pendular Exercise yang dilakukan dengan tekun dan dosis yang tepat dapat
merelaksasikan otot suprapinatus dan otot trapezius. Peningkatan fleksibilitas otot-otot tersebut akan
meningkatkan ROM sendi glenohumeralis dan secara tidak langsung akan meningkatkan kemampuan
aktivitas fungsional sendi bahu12.
Menurut12 Pendular Exercise dilakukan untuk mencegah terjadi perlengketan pada bahu
sehinggga mencegah terjadi keterbatasan gerak sendi dan penurunan aktivitas fungsional dengan ayunan
ritmis pada bahu akan merangsang produksi cairan synovial yang berfungsi sebagai lubrikasi dan juga
memperlancar metabolisme untuk mengangkut zat-zat pemicu timbulnya nyeri. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh11 yang menggunakan manual terapi dan Codman pendular
didapatkan kemampuan fungsional pasien juga ikut meningkat karena adanya penurunan nyeri dan juga
peningkatan lingkup gerak sendi pasien, hasil evaluasi peningkatan kemampuan fungsional pasien yang
dilakukan menggunakan SPADI

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada kasus Frozen
Shoulder, modalitas Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation dan Infrared dapat mengurangi nyeri
pada kondisi Frozen Shoulder Capsulitis Adhesive, modalitas terapi latihan Pendular Exercise dapat
menambah lingkup gerak sendi pada kondisi Frozen Shoulder Capsulitis Adhesive, modalitas
Transcutaneous Electrical Nerve timulation, Infrared, Pendulum Exercise dapat meningkatkan
kemampuan fungsional penderita pada kasus Frozen Shoulder Sinistra.

SARAN
Pemberian terapi dengan modalitas Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS),
Infrared (IR), dan Pendular diharapkan dapat digunakan sebagai referensi terapi pada kasus Frozen
Shoulder Sinistra, dan bagi institusi Pendidikan diharapkan penelitian ini dapat menjadikan referensi
untuk penilitian berikutnya dan di kembangkan lagi

DAFTAR PUSTAKA
1. Cahya, B. T. (2016). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Frozen Shoulder Dextra E.C Capsulitis
Adesiva Dengan Modalitas Infra Red (IR) Dan Terapi Manipulasi Di RS. Aisyiyah Ponorogo. 66, 37–
39.

2. Cunningham, F.G. (2020) Obstetric Wiliam. Jakarta: EGC

3. Dewi, Kartika. (2011). Akupunktur Sebagai Terapi Pada Frozen Shoulder. Jurnal Kedokteran


Maranatha, 11 (1). pp. 92-101. ISSN 1411-9641.

4. Facci, S. (2011). Terapi Listrik untuk Modulasi Nyeri. Semarang: Ikatan Fisioterapi Indonesia Cabang
Indonesia.

5. Hayes, W.K., & Hall, D.K. (2014). Agen Modalitas untuk Praktik Fisioterapi. Jakarta: EGC.

6. Kingston, K. dkk.. 2018. “Shoulder Adhesive Capsulitis: Epidemiology and Predictors of Surgery,”
Journal of Shoulder and Elbow Surgery. Elsevier Inc. doi: 10.1016/j.jse.2018.04.004.

7. Kisner, C. C. (2014). Terapi Latihan Dasar dan Teknik vol 2 edisi 6. Jakarta: EGC.

8. Mutaqin, W. R., & Hidayah, N. N. (2016). Pengaruh Senam Bahu Terhadap Intensitas Nyeri Dan
Kemampuan Kemandirian Aktivitas Fungsional Pada Pasien Frozen Shoulder. Interest: Jurnal Ilmu
Kesehatan, 5(1), 1–9.

9. Retno, A (2020). “Penatalaksanaan Fisioterapi Dengan Menggunakan Modalitas Short Wave


Diathermy, Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) Dan Codman Pendular Pada Kasus
Frozen Shoulder Sinistra Di RSD Bagaswaras Klaten”. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Widya Dharma
Klaten

10.Robinson, C. M., Seah, K. T. M., Chee, Y. H., Hindle, P., & Murray, I. R. 2012. Frozen Shoulder. The
Journal of Bone and Joint surgery, 94-B (1): 1-9.

11.Salim, J.S. (2014). Penambahan Teknik Manual Terapi pada Latihan Pendular Codman Lebih
Meningkatkan Lingkup Gerak Sendi pada Sendi Glenohumeral Penderita Frozen Shoulder. Jurnal
Fisioterapi, Vol. 14.

12.Setiawan, E. (2013). “Penatalaksanaan Fisioterapi pada Lansia dengan Frozen Shoulder Sinistra (kiri)
di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta”. Doctoral dissertation. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

13.Suharto, Suriani, & Leksonowati, Sri S. (2016). Pengaruh Teknik Hold Relax Terhadap Penambahan
Jarak Gerak Abduksi Sendi Bahu pada Frozen Shoulder di Ratulangi Medical Centre Makassar.
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol 44, No.2, Juni 2016 103–108.

14.Yuan X, Zhang Z, Li J. Pathophysiology of adhesive capsulitis of shoulder and the physiological


effects of hyaluronan. Eur. J. Inflamm. 15(3), 239–243 (2017).

Anda mungkin juga menyukai