Anda di halaman 1dari 15

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI

FROZEN SHOULDER DENGAN MODALITAS TENS


(Transcutaneus electrical nerve stimulation) DAN TERAPI
LATIHAN CODMAN PENDULAR EXERCISES

COVER
PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan
dalamMenyelesaikan Program pendidikan Diploma III Fisioterapi

Disusun Oleh :

Ayu Sulistiani Dianingtyas

1017001691

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2019

1
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................7

C. Tujuan...........................................................................................................7

D. Manfaat Penelitian........................................................................................8

BAB II PENUTUP.................................................................................................10

A. Kesimpulan.................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas keseharian kita tidak pernah luput dari gerakan lengan

dan tangan. Tumpuan yang di berikan serta tekanan terhadap bahu dan

tangan sering membuat otot pada lengan terutama bahu sakit nyeri.

Aktifitas seperti bekerja di depan komputer, menggendong anak,

mengangkat barang belanjaan merupakan faktor utama penyebab sakitnya

atau nyeri nya pada daerah bahu. Tidak hanya aktifitas keseharian saja, ada

faktor lain yang menyebabkan nyeri pada bahu misalnya akibat cedera,

seperti kecelakaan atau jatuh saat bermain. Faktor usia juga merupakan

salah satu timbulnya nyeri pada bahu(Donatelli & Wooden,2010).

Sendi bahu merupakan sendi yang sangat kompleks. Adanya

gangguan pada sendi tersebut akan berakibat timbulnya nyeri dan

menurunya aktivitas fungsional dari penderitanya. Nyeri bahu adalah

keluhan umum dengan prevalensi dari 20% sampai 33% pada populasi

dewasa. Nyeri bahu juga menduduki peringkat ketiga dari keluhan

muskuloskeletal setelah nyeri punggung dan lutut dengan tidak melihat

faktor usia. Pada tahun 2007 perserikatan buruh sedunia mengatakan

1
bahwa cedera bahu setiap harinya terjadi pada pekerjanya. Salah satu

kondisi patologis yang sering di jumpai pada bahu adalah frozen

shoulder[ CITATION Dwi13 \l 1033 ].

Frozen Shoulder adalah penyakit kronis dengan gejala khas

berupaketerbatasan lingkup gerak sendi bahu ke segala arah, baik secara

aktif maupun pasif oleh karena rasa nyeri yang dapat mengakibatkan

gangguan aktifitas kerja sehari-hari.Penyebab frozen shoulder tidak

diketahui secara pasti, namun kemungkinan dapat disebabkan oleh trauma,

mobilisasi yang lama sehingga terbentuk jaringan fibrous yang memicu

terjadinya perlengketan pada daerah bahu. Faktor kemungkinan yang lain

adalah tendinitis, ruptur rotator cuff, bursitis, diabetes mellitus, infark

myokard dan peradangan sendi bahu kronis[CITATION Dwi181 \l 1033 ].

Frozen shoulder juga dapat disebabkan trauma langsung pada

shoulder, imobilisasi atau disuse dalam jangka waktu yang lama, misal

adanya fraktur di sekitar shoulder joint yang pada fase penyembuhan

tidak diikuti dengan gerak aktif yang dilakukan secara teratur pada

shoulder joint serta keluhan-keluhan lain yang pada dasarnya membentuk

gerakan abduksi-internal rotasi, abduksi-eksternal rotasi, adduksi internal

rotasi[ CITATION Did17 \l 1033 ].

Penyebab frozen shoulder tidak diketahui, diduga penyakit ini

merupakan respon auto immobilisasi terhadap hasil – hasil rusaknya

2
jaringan lokal. Meskipun penyebab utamanya idiopatik, banyak yang

menjadi predisposisi frozen shoulder, selain dugaan adanya respon auto

immobilisasi ada juga faktor predisposisi lainnya yaitu usia, trauma

berulang (repetitive injury), diabetes mellitus, kelumpuhan, pasca operasi

payudara atau dada dan infark miokardia, dari dalam sendi glenohumeral

(tendnitis bicipitalis, infalamasi rotator cuff, fracture) atau kelainan ekstra

articular [ CITATION Clu07 \l 1033 ].

Frozen shoulder menyerang 2% dari polulasi antara usia 40-60

tahun, dan perbandingan jumlah kasus pada wanita lebih banyak.

Prevalensi dari kasus frozen shoulder diperkirakan 2-5% dari populasi

general dan resiko meningkat pada bahu yang tidak dominan. Studi

mengatakan 40% pasien mengalami nyeri sedang selama kurang lebih 2-3

tahun dan 15% dari kasus tersebut memiliki disabilitas jangk panjang

[ CITATION Ami17 \l 1033 ].

Frozen shoulder terdiri dari 4 fase meliputi; Fase nyeri ( painful )

berlangsung 0-3 bulan; fase beku ( freezing phase ) berlangsung 3-9 bulan;

fase kaku ( stiffness or frozen phase ) berlangsung 9-15 bulan; fase

mencair (thawing phase) berlangsung 15-24 bulan. Pasien pada fase nyeri

mengalami nyeri spontan yang seringkali parah dan mengganggu tidur.

Pasien takut menggerakkan bahunya sehingga menambah kekakuan. Pada

akhir fase ini, volume kapsul glenohumeral secara signifikan berkurang.

Penderita pada fase freezing ditandai dengan hyperplasia sinovial disertai

3
proliferasi fibroblastik pada kapsul sendi gleno humeralis. Rasa sakit

seringkali diikuti dengan fase kaku. Patofisiologi sinovial pada penderita

pada fase frozen mulai mereda/membaik tetapi adesi terjadi dalam kapsul

diikuti penurunan volume intra-articular dan kapsul sendi. Tanda

spesifiknya, kontraktur otot-otot rotator cuff dan kontraktur ligamen

anterosuperior / inferior. Pasien mengalami keterbatasan lingkup gerak

sendi dalam pola kapsuler yaitu eksorotasi paling terbatas diikuti abduksi

dan endorotasi. Fase thawing atau fase akhir disebut juga fase mencair

ditandai dengan kembalinya ROM (Range Of Motion) secara berangsur-

angsur[ CITATION sal14 \l 1033 ].

Untuk mengurangi dan membantu penangananmasalah tersebut

dibutuhkan peran fisioterapisebagai tenaga medis. Menurut PERMENKES

RI No. 80 Tahun 2013 definisi fisioterapi adalah bentuk pelayanan

kesehatan yang ditujukan pada individu atau kelompok untuk

mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan/atau fungsi

tubuh sepanjang daur kehidupan dan menggunakan penanganan secara

manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, electroterapeutis dan

mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi

Disini fisioterapi sangat berperan dalam upaya pengobatan kondisi

Frozen shoulder selain pengobatan secara medis. Dalam fisioterapi yang

dapat dilakukan antara lain : heating ( Short Wave Diathermy (SWD),

Micro Wave Diathermy (MWD), Infra Red (IR), dan Ultrasound (US)),

4
terapi latihan, dan Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS).

Permasalahan yang utama pada penderita frozen shoulderadalah nyeri dan

keterbatasan Lingkup Gerak Sendi (LGS), untuk bisa mengatasinya dapat

diberikan modalitas TENS, merupakan suatu cara penggunaan energi

listrik untuk merangsang sistim saraf atau jaringan tubuh lain melalui

permukaan kulit[ CITATION Par06 \l 1033 ].

Pada kasus frozen shoulder ada beberapa intervensi fisioterapi

yang dapat megurangi problematika fisioterapi pada kasus frozen shouder

antara lain :, TENS (Transcutaneus electrical nerve stimulation) dan terapi

latihan Codman pendular exercises.

Intervesi TENS menghasilakan efek terapeutik berupa

berkurangnya nyeri selama tiga jam atau lebih setelah penggunaan TENS,

perbaikan pola tidur, berkurangnya pemakaian obat analgesic, kemajuan

fungsional (peningkatan LGS), kekuatan otot dan ketahanan). Intervensi

TENS ini akan lebih baik hasilnya jika di kombinasikan dengan mobilisasi

sendi. Mobilisasi dapat dilakukan secara aktif maupun pasif[ CITATION

Dwi18 \l 1033 ].

Selain TENS (Transcutaneus electrical nerve stimulation) ada juga

terapi latihan Codman pendular. Latihan Pendular Codman adalah teknik

5
terapi latihan menggerakkan sendi glenohumeral secara pasif melalui

pengaruh gravitasi gerakan pendular lengan dan otot-otot regio sendi

glenohumeralis dalam keadaan relaksasi. Latihan pendular Codman juga

merupakan distraksi dan occilasi bertujuan : untuk mengurangi nyeri;

meningkatkan nutrisi pada permukaan sendi; memperlancar mobilisasi

sendi; meningkatkan ekstensibilitas kapsul sendi glenohumeralis pada

penderita frozen shoulder[CITATION Placeholder1 \l 1033 ].

Berdasarkan latar belakang diatas, peran fisioterapi pada kondisi

Penyakit Frozen Shoulder sangat penting dan tepat dalam menangani

kasus tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut

mengenai manfaat dari pemberian modalitas(Transcutaneus electrical

nerve stimulation), dan codman pendular exercisessehingga penulis

mengambil judul Proposal Karya Tulis Ilmiah “Penatalaksanaan

Fisioterapi Pada Kondisi Frozen Shoulder Dengan Modalitas

(Transcutaneus electrical nerve stimulation), dan Terapi latihan codman

pendular .

6
B. Rumusan Masalah

1. Apakah efek pemberian TENS (Transcutaneus electrical nerve

stimulation) dapat mengurangi nyeri pada kondisi Frozen shoulder ?

2. Apakah efek pemberian LatihanCodman pendular exerisess dapat

mengurangi nyeri pada kondisi Frozen Shoulder?

3. Apakah efek pemberian TENS (Transcutaneus electrical nerve

stimulation dapat mengurangi spasme pada kondisi Frozen shoulder ?

4. Apakah efek pemberian TENS (Transcutaneus electrical nerve

stimulation),dan codman pendular exercises dapat meningkatkan

lingkup gerak sendi pada kondisi Frozen shoulder ?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah yang terjadi pada kondisi

Frozen shoulder ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Tujuan Umum

7
Mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada Frozen shoulder

dengan modalitas pemberian TENS (Transcutaneus electrical nerve

stimulation) dan codman pendular exercises.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui efek pemberian TENS (Transcutaneus electrical nerve

stimulation) dalam mengurangi nyeri bahu pada kondisi frozen

shoulder.

b. Mengetahui efek pemberian codman pendular exercise dalam

mengurangi nyeri bahu pada kondisi frozen shoulder.

c. Mengetahui efek pemberian codman pendular exercises dalam

menambah lingkup gerak sendi.

d. Mengetahui efek pemberian TENS (Transcutaneus electrical nerve

stimulation) dalam mengurangi spasme pada kondisi frozen

shoulder.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ingin dicapai penulis dengan kondisi tendinitis

supraspinatus adalah sebagai berikut :

8
1. Bagi IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)

Hasil untuk pengembangan IPTEK dapat menjadi khazanah ilmu

pengetahuan bagi bidang kesehatan terutama dalam gangguan kesehatan

pada shoulder seperti pada kondisi frozen shoulder. Sehingga, dapat

memberikan sebuah gambaran bahwa menggunakan modalitas, TENS,

terapi latihan dengan metode codman pendular dapat dijadikan sebagai

alternatif yang digunakan sebagai metode terapi pada pasien untuk

menyelesaikan problem nyeri, spasme otot, penurunan LGS, penurunan

kekuatan otot dan aktivitas fungsional.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat bermanfaat bagi institusi pendidikan untuk dapat

mengetahui tindakan yang diberikan pada kasus fozern shoulder dan

pengembangan ilmu pengetahuan.

3. Bagi Penulis

9
Manfaat hasil penelitian ini bagi penulis sendiri diharapkan dapat

menambah dan memperluas wawasan, serta pengetahuan penulis tentang

frozen shoulder dengan menggunakan modalitas TENS, terapi latihan

dengan metode codman pendular Bagi Pasien.

4. Bagi Masyarakat

Menambah informasi bagi masyarakat dalam melakukan aktivitas

sehari-hari agar lebih mengerti cara menghindari hal-hal yang berisiko

terjadinya frozen shoulder.

10
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam penelitian Dwi Nur Astuti tahun 2018 yang berjudul

“PERBEDAAN PENGARUH TENS DAN TERAPI MANUAL

DENGAN TENS DAN HOLD RELAX TERHADAP LGS BAHU PADA

PASIEN FROZEN SHOULDER”Menjekaskan bawahwa pengguanaan

intervensi TENS dapat mengurangi nyeri dan juga menurut penelitian

Salim,J.S pada tahun 2014 yang berjudul “PENAMBAHAN TEKNIK

MANUAL THERAPY PADA LATIHAN PENDULAR CODMAN LEBIH

MENINGKATKAN LINGKUP GERAK SENDI PADA SENDI

GLENOHUMERAL PENDERITA FROZEN SHOULDER ” menjelaskan

bahwa penggunaan terapi latihan codman pendular dapat meningkatkan

lingkup gerak sendi glenohumeral sanagat efektif.

11
DAFTAR PUSTAKA
Amien Suharti, D., 2017. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Frozen Shoulder
Sinistra Terkait Hiperintensitas Labrum Posterior Superior Di Rumah Sakit Pusat
Angkatan Darat Gatot Soebroto. Jurnal Vokasi Indonesia(Jvi), P. 1.
Astuti, D. N., 2018. Perbedaan Pengaruh Tens Dan Terapi Manipulasi Dengan
Tens Dan Hold Relax Terhadap Lgs Bahu Pada Pasien Frozen Shoulder. Jurnal
Fisioterapi Dan Rehabilitasi , P. 12.
Cluett, 2007. Beda Pengaruh Mobilisasi End-Range Dengan Passive Range Of
Motion Exercise Terhadap Perubahan Kemampuan Fungsional Bahu Pada
Penderita Frozen Shoulder Di Rsud Kota Makassar. Jurnal Penelitian(Jp), P. 3.
Didik Purnomo, D., 2017. Pengaruh Mikro Wave Diathermyi Terapi Manual Dan
Terapi Latihan Pada Frozen Shoulder Et.Causa Capsulitis Adhesiva. Jurnal
Fisioterapi Dan Rehabilitas(Jfr), P. 2.
Dwi Setiyawati, N. A. M. I., 2013 . Kombinasi Ultrasound Dan Traksi Bahu Ke
Arak Kaudal Terbukti Sama Efektifnya Dengan Kombinasi Ultrasound Dan
Codman Pendulum Dalam Menurunkan Nyeri Dan Meningkatkan Kemampuan
Fungsional Sendi Bahu Pada Penderita Sindroma Impengement Subakromialis.
Sport And Fitness Journal , P. 71.
Muhammad Muslim Hasan1, A. S. S. L., N.D. Beda Pengaruh Mobilisasi End-
Range Dengan Passive Range Of Motion Exercise Terhadap Perubahan
Kemampuan Fungsional Bahu Pada Penderita Frozen Shoulder Di Rsud Kota
Makassar. Jurusan Fisioterapi Poltekkes Makassar.
Nur, A. D., 2018. Perbedaan Pengaruh Tens Dan Terapi Manipulasi Dengan Tens
Dan Hold Relax Terhadap Lgs Bahu Pada Pasien Frozen Shoulder. Jurnal
Fisioterapi Dan Rehabilitasi (Jfr), P. 11.
Parjoto, S., 2006. Terapi Listrik Untuk Modulasi Nyeri. Ikatan Fisioterapi
Indonesia (Ifi).
Salim, J., 2014. Penambahan Teknik Manual Therapy Pada Latihan Pendular
Codman Lebih Meningkatkan Limgkup Gerak Sendi Pada Sendi Glenohumeral
Penderita Frozen Shoulder. Jurnal Fisipterapi Volume (Jfv), P. 49.

12
Salim, J., 2014. Penambahan Teknik Manual Therapy Pada Latihan Pendular
Codman Lebih Meningkatkan Limgkup Gerak Sendi Pada Sendi Glenohumeral
Penderita Frozen Shoulder. Jurnal Fisipterapi Volume (Jfv), P. 48.
S, P., 2006. Terapi Listrik Untuk Modulasi Nyeri. Ifi Semarang.
Suharto, S. S. S. L., 2016. Pengaruh Teknik Hold Relax Terhadap Penambahan
Jarak Gerak Abduksi Sendi Bahu Pada Frozen Shoulder Di Ratulangi Medical
Centre Makassar. Buletin Penelitian Kesehatan, P. 104.

13

Anda mungkin juga menyukai