OLEH :
FEBRIANTY JABIR, S.FT
R024191047
Mengetahui,
Mulyadi S.Ft, Physio, M,Kes Immanuel Maulang, S.Ft., Physio., M.Kes., Sp. K.OR
Clinical Educator,
ii
KATA PENGANTAR
Ta’ala, yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga kami dapat
Gangguan Aktifitas Fungsional Dressing dan Self Care berupa Nyeri Dada
Dekstra E.C. Intercostal Neuralgia V-VII sejak 3 Minggu yang Lalu di Klinik
Physiocenter Makassar”.
Sholawat dan taslim semoga tercurah atas Nabi Muhammad SAW beserta
laporan kasus ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, namun berkat do’a,
bimbingan, arahan dan motivasi dari berbagai pihak, kami mampu menyelesaikan
laporan kasus ini. Harapan kami semoga laporan kasus yang diajukan ini dapat
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
B. Diagnosis Fisioterapi .............................................................................. xlviii
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
antara rib (ruang antar costa). Pada Area intercostal terdapat otot-otot
intercostal dan bermanifestasi dengan nyeri yang intens, misalnya, tajam, rasa
tertembak, atau rasa terbakar Rasa sakit itu mungkin melibatkan salah satu
saraf interkostalis dan saraf sub kosta dari ke-12 tulang rusuk. Nyeri biasanya
(membedakan antara nyeri yang berasal dari dada atau dinding perut dan
struktur luar.
vi
Intercostal neuritis terjadi karena sejumlah alasan, seperti jebakan saraf,
neuroma traumatik atau iatrogenik, iritasi saraf persisten, atau herpes zoster
Rasa sakit karena Intercostal neuritis adalah hasil dari kerusakan atau
peradangan saraf interkostal dan dapat dilokalisasi pada satu atau lebih ruang
pada akhirnya akan berdampak pada gerak dan fungsi gerak orang tersebut.
yang bersifat psikososial, penuh dengan kasih sayang serta empati yang luas,
vii
berulang-ulang akan menjadikan pengalaman yang relatif permanen atau
menetap dan akhirnya akan menjadi sebuah pengalaman gerak yang otomatis.
1. Struktur Tulang
a. Costae / Rib
Tulang rib atau os.costa jumlahnya 12 pasang (24 buah), kiri dan
viii
1) Kosta sejati (os costa vera), banyaknya tujuh pasang,
persendian.
ix
sistem pernapasan untuk melindungi organ paru-paru serta membantu
b. Sternum
x
tengah pada batas atas. Clavicula berartikulasi dengan manubrium
2. Sistem Otot
xi
tulang rusuk, membentuk dan bergerak pada dinding dada. Otot
Elevasi
External Superior
Inferior ribs ribs,
Intercostalis ribs
inspirasi
Depresi
Internal Superior
Inferior ribs ribs,
Intercostalis ribs
ekspirasi
Interior Interior
Depresi
Innermost inferior superior
ribs,
Intercostal nerve
Intercostalis border of border of
expirasi
ribs ribs
Internal
Internal Depression
surface
Subcostalis surface ribs ribs of 10-
of ribs 8-
10-12 12
10
1/3 inferior
Costal
Transversus sternum,
cartilage Depressses
thoracis xiphoideus
of ribs 2- upper ribs
(sternocostalis) dan
5
costosternal
xii
3. Sistem Ligamen
costa yaitu:
dan medial. Dimana bagian superior melintang dari arah leher tulang
xiii
c. Costoclavicular ligament adalah ligamentum yang menghubungkan
rhomboid ligamen.
a. Arteri Intercostalis
xiv
1) Arteri intercostasis superior dimana terletak antara ruang
b. Vena Intercostalis
2) Posterior intercostalis
pertama.
sampai kesebelas.
c. Nervus Intercostalis
xv
berbeda dari divisi-divisi anterior saraf tulang belakang lainnya yang
paha.
Tidak seperti saraf dari sistem saraf otonom yang innervate pleura
xvi
dada sebagai cabang kulit pertama anterior thorax. Kadang-
Saraf ini pertama kali dideskripsikan oleh Kuntz pada tahun 1927.
dari populasi.
dada yang keenam, dan cabang kecil dari pertama toraks, terbatas
xvii
Intercostales interni, membran intercostal anterior dan Pectoralis
recti.
xviii
lengkungan lateral lumbocostal. Itu kemudian berjalan di depan
C. Biomekanik Intercostalis
1. Biomekanik Intercostalis
pada saat ekspirasi. Pada saat inspirasi otot diafragma berkontraksi dan
Pada ekspirasi terdapat recoil elastic dinding dada kembali pada posisi
keadaan tenang, costae pertama tidak bergerak dan costae kedua hanya
bergerak sedikit, dan costae kesebelas dan keduabelas terfiksasi pada otot
Gibson, 2002).
xix
Gambar 1.7 Biomekanik Costa
Sumber : wikipedia.org ; intercostalis nerve
Otot-otot yang membantu dalam respirasi:
sternocleidomastoideus, m. scalenus
2. Mekanisme Bernafas
otot-otot tersebut relaksasi dan recoil elastis paru-paru dan thorak yang
xx
disalurkan oleh saraf spinalis ke otot pernapasan- yaitu otot diafragma
kecepatan kira-kira lima belas kali setiap menit. Impuls aferen yang
Pusat pernapasan di dalam sumsum sangat peka pada reaksi kadar alkali
pernapasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot
pernapasan.
xxi
untuk melanjutkan pernapasan, sebab dada harus bergerak sehingga
oleh kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas
dua sisi dan dari belakang ke depan. Paru-paru yang bersifat elastik
mengembang untuk mengisi ruang yang membesar itu dan udara ditarik
Pada ekspirasi, udara dipaksa keluar oleh pengendoran otot dan karena
Gerakan ini adalah proses pasif. Ketika pernapasan sangat kuat, gerakan
dada bertambah. Otot leher dan bahu membantu menarik costa dan
bergerak dan alae nasi (cuping atau sayap hidung) dapat kembang
xxii
BAB II
ANALISIS KEPUSTAKAAN
A. Kerangka Teori
Faktor Resiko
Trauma (fraktur rib,luka tikam)
Surgery (thoracotomy,mastectomy)
Infeksi neuropatik (herpes zoster)
Infeksi tulang rusuk
Degenerasi saraf
Tumor di dada dan perut
Intercostal neuritis adalah nyeri di daerah thorax yang berasal dari saraf
xxiii
sehingga menyebabkan nyeri menjalar sepanjang tulang rusuk ke depan dada
(Dureja, 2016).
rasa sakit sepanjang saraf intercostal. Saraf intercostal terletak diantara costa.
Saraf intercostal ini dapat rusak atau meradang karena berbagai penyakit,
atau trauma. Intercostal neuritis menghasilkan rasa sakit yang spasmodik dan
sering digambarkan seperti rasa sakit yang menusuk dan rasa sakit ini akan
atau sebagai akibat dari penyakit degeneratif. Kondisi yang terkait dengan
intercostal neuritis termasuk trauma bedah, tumor dada, dan herpes zoster.
Rasa sakit intercostal neuralgia dapat konstan atau intermitten. Ini dapat
Intercostal neuralgia juga dapat merasakan kesemutan, mati rasa atau gatal.
Rasa sakit ini dapat dirasakan sakit membungkus seperti sebuah band di
Penderita mungkin juga merasa sakit di bawah lengan atau sekitar hingga
ke belakang bahu. Bahkan jika rasa sakit intermiten, itu dapat membuat
sentuhan kain, tekanan pada kulit dan kegiatan sehari-hari yang normal
xxiv
cedera saraf digambarkan sebagai neurapraxia, axonotmesis, atau
deskripsi sakit. Karena rasa sakit subyektif kepada pasien, sangat penting
mekanis, panas atau kimia. Respon untuk sesi pengobatan adalah alat akhir
terjadi dan hanya terlihat pada sekitar 3-22% pasien yang dirujuk ke klinik.
Prevalensi nyeri dada pada populasi umum adalah sekitar 15%. Nyeri post-
Prevalensi pasti dari nyeri dinding abdomen tidak diketahui. Nyeri dinding
perut telah didiagnosis pada 10 hingga 90 persen pasien dengan nyeri perut
xxv
praktik spesialis dalam gastroenterologi memiliki diagnosis nyeri dinding
kronis daripada pria. Nyeri dinding abdomen lebih sering terjadi antara usia
E. Manifestasi Klinik
Gejala pertama dari neuralgia interkostal dapat dianggap nyeri pada tulang
rusuk, yang disebabkan oleh iritasi atau kompresi saraf interkostal. Menurut
sifat rasa sakit itu bisa berbeda seperti: terbakar, tajam, sakit, atau tumpul.
Menurut periodisitas, nyeri dapat bersifat episodik dan konstan. Rasa sakit
dapat diintensifkan secara dramatis jika ada, bahkan aktivitas fisik kecil, atau
hanya gerakan yang tidak terduga, misalnya, tubuh yang bergerak secara
sederhana. Selama palpasi bagian tubuh tertentu (di daerah antara tulang
rusuk di sepanjang tulang belakang dan rongga dada), pasien dapat merasakan
sakit yang tajam. Pasien juga sering mengeluh merasakan sakit selama
inhalasi aktif dan exhalasi. Ada juga "refleksi" rasa sakit, yang biasanya
terlokalisasi di bagian tubuh lain dan dapat terjadi di bawah tulang belikat, di
dengan rasa sakit dan sesaknya ruang interkostal, tetapi juga kontraksi tak
xxvi
saraf perifer kulit dapat berubah warna (menjadi merah atau pucat), juga di
pembedahan toraks atau subkostalis sebelumnya atau bukti kulit herpes zoster
berusaha untuk memelintir atau melindungi daerah yang terkena, tidak seperti
pasien dengan penyebab muskuloskeletal dari dinding dada dan nyeri sub
2. Surgery (thoracotomy,mastectomy)
5. Degenerasi saraf
G. Diagnosis Banding
xxvii
vertebral compression fracture, chest wall contusion, acute Herpes Zoster
Nyeri yang disebabkan oleh sistem jantung, paru, vaskular, atau GI seperti
1. Anamnesis.
orang seperti apa yang kita ajak bicara, serta masalah apa yang mungkin
ada.
yang dirasakan pasien ini adalah pasien merasakan nyeri pada daerah
2. Pemeriksaan fisik
xxviii
pemeriksaan kognitif, interpersonal dan intrapersonal, dan pemeriksaan
Kekuatan otot dapat diukur dengan manual muscle test (MMT). MMT
disuruh melawan tahanan dan terapis dan saat itu terapis menilai
xxix
gravitasi
b. Inspeksi
dari keluhan yang pasien alami. Pemeriksaan inspeksi ada dua, yaitu
c. Palpasi
dengan cara meraba dan menekan pada bagian tubuh pasien untuk
xxx
menggerakkan secara aktif bahunya kearah fleksi, ekstensi,
adanya sedikit rasa nyeri pada bahu kiri pada gerakan fleksi,
arah gerak.
(1) adanya sedikit rasa nyeri pada gerakan pada fleksi, ekstensi,
rasa pada akhir gerakan (end feel) sendi bahu ini adalah lunak
terulur.
xxxi
diperoleh hasil (1) ada nyeri yang dirasakan pasien pada semua
gerak sendi ke semua arah gerak, (3) rasa pada akhir gerakan
sendi bahu ke segala arah hanya saja pada pemeriksaan gerak ini
bahu.
3. Pemeriksaan Khusus
(VDS) yaitu cara pengukuran derajat nyeri dengan tujuh nilai yaitu:
nilai 1 tidak nyeri, nilai 2 nyeri sangat ringan, nilai 3 nyeri ringan,
nilai 4 nyeri tidak begitu berat, nilai 5 nyeri cukup berat, nilai 6 nyeri
xxxii
menggunakan alat yang disebut dengan goneometer, dalam
(ISOM) bidang gerak sendi dibagi menjadi 4 yaitu sagital (S), frontal
(F), transfersal (T), rotasi (R). Penulisan diawali dengan bidang gerak
dituliskan dalam tiga angka dengan urutan luas lingkup gerak sendi
yang menjahui tubuh, posisi awal sendi, dan gerakkan yang mendekati
tubuh).
xxxiii
I. Penatalaksanaan Fisioterapi
1. Infra Red
tendon.
dingin. Selain itu, neuron yang hangat ini akan diproyeksikan ke neuron
syaraf otonom.
cm, sinar diusahakan tegak lurus dengan daerah yang diobati serta waktu
Tharimsyam menyatakan hal yang sama untuk lampu infra merah dengan
xxxiv
Sinar infra merah merupakan gelombang elektromagnet dengan
xxxv
permukaan kulit dan terbukti efektif untuk mengurangi berbagai tipe
(Parjoto, 2006). Dalam hal ini TENS yang digunakan termasuk arus
direct current (DC) yaitu arus yang aliran elektronnya dari suatu titik
lebih rendah.Sumber arus listrik nya adalah baterai. Pada arus ini
Efek fisiologis :
xxxvi
Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation merupakan metode
3. Terapi Latihan
Pada kasus ini metode latihan yang dipilih adalah latihan free active dan
active ressisted.
a. Hold Relax
xxxvii
dengan penekanan pada rotasi,dimana kontraksi harus
xxxviii
mempertahankan alveolus tetap mengembang, meningkatkan
xxxix
BAB III
MANAJEMEN FISIOTERAPI
Anamnesis umum :
Nama : Tn. F
Umur : 23 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Vital Sign
3. Pernapasan : 18x/menit
Anamnesis Khusus
Chief of Complain
xl
4. Bagaimana sifat nyerinya? Hanya di dada saja , tidak menjalar
Apakah terasa sampai
kebawah atau menjalar ke
bawah ?
5. Apakah nyerinya kadang- Nyerinya hilang timbul, kadang hilang
kadang muncul atau kadang datang secara tiba-tiba
muncul terus-menerus?
xli
17. Apakah ada riwayat Tidak ada
penyakit yang diderita?
18. Apakah masih ada Tidak ada
keluhan lain?
Assimetric
1. Inspeksi Statis
2. Inspeksi Dinamis
3. Tes Orientasi
4. Palpasi
Suhu : Normal
Oedem : (-)
PFGD
Regio Gerakan Aktif Pasif TIMT
Dextra Sinistra Dextra Sinistra Dextra Sinistra
DBN, DBN, Mampu,
Mampu,
Shoulder Fleksi sedikit DBN sedikit DBN tidak
nyeri
nyeri nyeri nyeri
xlii
DBN, DBN, Mampu,
Mampu,
Ekstensi sedikit DBN sedikit DBN tidak
nyeri
nyeri nyeri nyeri
DBN, DBN, Mampu,
Mampu,
Abduksi sedikit DBN sedikit DBN tidak
nyeri
nyeri nyeri nyeri
xliii
Fleksi Terbatas, ada nyeri Terbatas, ada nyeri
Lateral
Trunk Terbatas, ada nyeri Terbatas, ada nyeri
Fleksi
Restrictive
Limitasi ROM : Keterbatasan gerak regio trunk dan shoulder pada
endorotasi, eksorotasi.
futsal.
Tissue Impairment
Osteoarthrogen :-
Psikogen : Kecemasan
Spesific Test
1. Vital Sign
Pernapasan : 18x/menit
xliv
2. VAS
No. Jenis Nyeri Hasil
1. Nyeri Diam 1 (normal)
2. Nyeri Tekan 6 (terganggu)
3. Nyeri Gerak 5 (terganggu)
3. Tes Sensomotorik
No. Tes Hasil
1. Panas-dingin Normal
2. Tajam – Tumpul Normal
3. Kasar – Halus Normal
S: 50o – 0o – 150o
F: 170o – 0o – 70o
T: 45o – 0o – 130o
ROM Pasif
S: 55o – 0o – 165o
F: 180o – 0o – 75o
T: 45o – 0o – 135o
xlv
6. Tes Fleksibilitas Otot Pernapasan
No. Tes Hasil
1. Otot Difragrama Normal
2. Otot Intercostal Terbatas
3. Otot Pectoralis Mayor & Minor Terbatas
4. Otot SCM Terbatas
5. Otot Upper Trapezius Normal
6. Otot Scaleni Normal
7. HRS-A Scale
No. Kemampuan Penilaian
1 Keadaan perasaan sedih 3 : perasaan yang nyata tanpa
(sedih, putus asa, tak komunikasi verbal, misalnya ekspresi
berdaya, tak berguna) muka, bentuk, suara, dan kecendrungan
menangis
2 Perasaan bersalah 1 : menyalahkan diri sendiri dan
merasa sebagai penyebab penderitaan
orang lain
3 Bunuh diri 0 : tidak ada
4 Gangguan pola tidur 1 : ada keluhan, kadang-kadang sukar
(initial insomnia) masuk tidur misalnya > setengah jam
baru masuk tidur
5 Gangguan pola tidur ( 1 : pasien merasa gelisah dan
middle insomnia) terganggu sepanjang malam
6 Gangguan pola tidur (late 1 : bangun saat dini hari tetapi dapat
insomnia) tidur lagi
7 Kerja dan kegiatan- 1 : berfikir tidak mampu,
kegiatannya keletihan/kelemahan yang berkaitan
dengan kegiatan kerja/hobi
8 Kelambanan (lambat 1 : sedikit lamban dalam wawancara
dalam berfikir, berbicara
xlvi
gagal berkonsentrasi, dan
aktivitas motorik
menurun)
9 Kegelisahan 1 : kegelisahan ringan
10 Kecemasan (ansietas Sakit nyeri di otot-otot, kaku, dan
somatic) keduten otot; gigi gemerutuk; suara
tidak stabil; tinnitus (telinga
berdenging); penglihatan kabur; muka
merah atau pucat; perasaan ditusuk-
tusuk
1 : ringan
11 Kecemasan (ansietas 2 : mengkhawatirkan hal-hal kecil
psikis)
12 Gejala somatic 1 : nafsu makan berkurang tetapi dapat
(pencernaan) makan tanpa dorongan teman, merasa
perutnya penuh
13 Gejala somatic (umum) 1 : anggota gerak, punggung atau
kepala terasa berat
14 Kotamil (genital) Sering buang air kecil terutama malam
hari dikala tidur, tidak haid, darah haid
sedikit sekali,tidak ada gairah seksual
dingin (frigid); ereksi hilang; impotensi
0 : tidak ada
15 Hipokondriasis (keluhan 0 : tidak ada
somatic fisik yang
berpindah-pindah)
16 Kehilangan berat badan 1 : berat badan berkurang berhubungan
dengan penyakit sekarang
17 Insight (pemahaman diri) 0 : mengetahui dirinya sakit dan cemas
18 Variasi harian Adakh perubahan keadaan yang
memburuk pada waktu malam atau
pagi
xlvii
0 : tidak ada
19 Depersonalisasi (perasaan 1 : ringan
diri berubah) dan
derelisiasi (perasaan tidak
nyata tidka realistis)
20 Gejala paranoid 1 : kecurigaan
21 Gejala obsesi dan 0: tidak ada
kompulsi
Hasil : 18
B. Diagnosis Fisioterapi
dressing dan self care berupa nyeri dada dekstra e.c. intercostal neuralgia V-
1. Problem
Gangguan Pernapasan
Spasme M. intercostalis.V-VII
Limitasi ROM
Gangguan Postur
xlviii
c. Problem kompleks : Gangguan ADL dressing dan self care
2. Planning
Mengurangi nyeri
Mengatasi kecemasan
Mengurangi spasme
Meningkatkan ROM
3. Program Fisioterapi
Modalitas
No. Problem Ft Dosis
Terpilih
F = 1x sehari
Gangguan kepercayaan diri Komunikasi I = Pasien Fokus
1
dan kecemasan terapeutik T = Wawancara
T = selama proses ft
F : 1x sehari
Pre-elimenary exercise
I : 35-45 cm
2. (Memperlancar sirkulasi IRR
T : lokal
darah)
T : 5 menit
F : 1x sehari
I : 30 mA
3. Nyeri Interferensi
T : Kontraplanar
T : 10 menit
xlix
F : 1 x sehari
I : 15 hitungan,3x
repitisi
T : Friction
T : 2 menit
F : 1 x sehari
I : 15 hitungan,3x
repitisi
4. Spasme Exercise Therapy
T : Stretching otot
respirasi
T : 2 menit
F : 1 x sehari
I : 15 hitungan,3x
repitisi
T : Hold relax
T : 2 menit
F : 1x sehari
I : 15 hitungan,3x
repitisi
5. Gangguan Pernapasan Breathing Exercise
T : Deep Breathing
exc.
T : 2 menit
F : 1x sehari
I : 15 hitungan,3x
6. Gangguan Postur Bugnet Exercise
repitisi T : Bugnet exc.
T : 2 menit
F : 1x sehari
I : 15 hitungan,3x
ADL exercise
7. Gangguan ADL repitisi T : PNF
(PNF)
dressing
T : 2 menit
l
D. Evaluasi dan Modifikasi
1. Evaluasi
2. Modifikasi
E. Home Program
dapat berupa latihan finger ladder, breathing exc, maupun self stretching.
li
DAFTAR PUSTAKA
Hasanuddin.
Basmara, N., Gusty, R. P., & Julita, E. (2012). Efektifitas Terapi Senam Stroke
Carnett, J. B., & Bates, W. (n.d.). The Treatment of Intercostal Neuralgia of the
Neuroscience , 1-8.
Dimitrios, B., & dkk. (2013). Τhe effect of beach volleyball training on running
economy and VO2max of. Journal of Physical Education and Sport , 33-38.
Neuroscience , 1-8.
lii
Irfan, M., & Susanti. (2010). Pengaruh Penerapan Motor Relearning Programme
Kim, H. K., Choi, Y. H., Cho, Y. H., Shon, Y.-S., & Kim, H. J. (2006). Intercostal
Kondisi Hemiplegi Dextra Post Stoke Acute Non Haemoragic di RSUD Boyolali.
Karena Stroke Non Haemoragic Fase Flaccid. Kediri: Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata.
Kemenkes RI.
Sujatno, et al. (1993). Buku Pegangan Kuliah Program DIII Fisioterapi Sumber
Tewari, S., Agarwal, A., Gautam, S. K., & Madabushi, R. (2017). Intercostal
E750.
liii
Thoma, M. V., Mewes, R., & Nater, U. M. (2018). Preliminary Evidence: The
liv