KASUS BURSITIS
Disusun oleh :
Muhammad Sayyid Azam
2010306005
PROFESI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
KASUS BURSITIS
MAKALAH
Disusun oleh :
2010306005
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
Mengetahui,
Preceptor/Clinical Educator
1. Allah SWT atas segala rahmat dan petunjuk-Nya sehingga makalah ini dapat selesai
dengan tepat waktu,
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kasus
a. Pengertian
Nyeri pada bahu memiliki banyak kategori dan peradangan merupakan salah satu dari
4 besar kategori permasalahan pada bahu. Peradangan atau bursitis adalah radang pada
bursa (kantung kecil) yang terisi oleh cairan sinovial yang berlebih dan biasanya disertai
nyeri dan bengkak diantara rotator cuff dan tulang bagian bahu yang dikenal dengan
nama acromion. Peradangan ini biasa disebut dengan Subacromialis
Bursitis. (Muharram, 2019).
Permasalahan yang terjadi pada pasien Subacromialis Bursitis adalah nyeri yang
hebat, oedem daerah sekitar sendi bahu dan penurunan ROM sehingga menyebabkan
penurunan kemampuan aktivitas fungsional pasien. Fisioterapi merupakan salah satu
tenaga kesehatan yang memiliki peran penting dalam pengurangan nyeri, pengurangan
oedem dan peningkatan ROM sehingga tercapainya kemampuan aktivitas fungsional
pasien dengan dievaluasi menggunakan Shoulder Pain and Disability
Index (SPADI) (Murtagh, 2015).
B. Etiologi Kasus
Nyeri daerah bahu merupakan hal yang relatif lazim dan terkadang menjadi masalah
yang kompleks di masyarakat umum. Selain banyaknya aktivitas masyarakat sekarang
ini, usia juga merupakan faktor penting pada pertambahan nyeri bahu (Murtagh, 2015).
C. Patologi Kasus
Dalam keadaan normal bursa berfungsi untuk mengurangi gesekan. Namun, saat
terjadinya perubahan patologi yang merupakan respon terhadap rusaknya jaringan lokal
berupa inflamasi dan terjadinya peningkatan cairan sinovial pada bursa subacromialis.
Trauma lokal, degenerasi tendon ataupun deposit klasifikasi mengakibatkan radang lokal
dengan pembengkakan dan akumulasi cairan. Subacromialis bursitis kadang-kadang
dapat disebabkan oleh deposit kristal. (Sadeek, 2013).
D. Tanda dan Gejala Kasus
Pasien sering melaporkan nyeri sakit di bahu atau nyeri disebut sepanjang lengan atas
luar. Rasa sakit memburuk ketika lengan diangkat diatas kepala dan pada malam hari.
Gejala lain mungkin termasuk kelemahan dan mengurangi rentang gerak. Timbulnya
gejala sering bertahap. Pertama disfungsi /gejala yang muncul adalah nyeri. Ketika
lemah, rotator cuff tidak bisa lagi menangani beban yang perlu diangkat (abduksi) dan
meregangkan lengan. Meraih gelas dalam lemari, menggapai untuk menyalakan lampu,
menggunakan sabukpengaman, mengemudi dengan lengan yang sakit, dll (Thigpen, dkk
2016).
BAB II
PROSES FISIOTERAPI
A. Assesment
pertanyaan yang dapat diisi sendiri oleh pasien dan terdiri dari dua dimensi,
dimensi pertama dilakukan untuk pengukuran nyeri dan dimensi kedua untuk
untuk satu melengkapi dan menyelesaikan SPADI. Dan SPADI adalah salah
satu alat ukur yang spesifik dan dapat dipercaya untuk pengukuran fungsional
beberapa aktivitas yang memprofokasi seperti, nilai nyeri paling hebat yang
dirasakan, nyeri ketika berbaring ke sisi yang bermasalah, nyeri yang timbul
ketika mencapai benda pada tempat yang lebih tinggi, menyentuh punggung
dari leher, dan mendorong objek dengan lengan yang bermasalah. Penurunan
(Breckenridge. 2011)
2. Pemeriksaan Fisik.
Pemeriksaan bahu dimulai dengan pemeriksaan menyeluruh untuk
setiap cacat, bekas luka, edema, atau penurunan curah otot (atrofi).
Berikutnya, seluruh sendi bahu dan semua kelompok otot yang berada palpasi
untuk mengetahui konsistensi otot. Kedua aktif dan pasif ruang gerak
ditentukan dengan memutar lengan pasien pada semua arah, dan dilakukan
pencatatan pada setiap penurunan rentang gerak dan sakit. Rasa sakit mungkin
Hal ini dapat menghilang dengan gerakan lain. Mungkin ada kisi-kisi,
evaluasi tulang belakang leher bersama dengan kedua lengan dan bahu
3. Pemeriksaan Penunjang
sendi, dan tulang atau penyakit pada persendian. Jika gejala tidak membaik
rotator cuff. MRI mendeteksi dengan spektrum yang luas pada penyakit
rotator cuff, termasuk degenerasi dari robekan parsial hingga komplit, selain
itu juga dapat menunjukkan jika ada kelainan pada jaringan lunak, dan terbukti
diikuti oleh sinarx polos. Kebocoran diamati dari bahan kontras ke dalam
B. Diagnosis
Ciri khas nyeri dari SIS adalah nyeri dari perubahan pergerakan bahu yang
dirasakan antara 600-1200 atau painful arc. Biasanya kondisi ini juga ditandai
dengan nyeri dimalam hari ketika tidur pada posisi tertekannya pada bahu
yang bermasalah
2. Functional Limitation
Keterbatasan dalam meraih gelas dalam lemari, menggapai untuk menyalakan
lampu, menggunakan sabukpengaman, mengemudi dengan lengan yang sakit.
3. Participation Restriction
Pasien mengalami keterbatasan untuk berolahraga serta dengan keluarganya..
C. Rencana
D. Intervensi
Mulligan serta sesuai dengan ketentuan yang harus diketahui dan ditaati
sebagai dasar aplikasi dari teknik MWM. (Mulligan, 2004) Konsep Mulligan
atau lebih tanda yang dapat menjadi perbandingan ketika diuraikan dengan
sendi, nyeri saat bergerak, atau nyeri ketika aktivitas fungsional yang spesifik
(yaitu. nyeri samping siku ketika gerakan ekstensi, tegangan syaraf yang
kurang baik)..
Aksesori gerak ini harus terjadi secara alami tanpa timbul rasa sakit.
patologi terkait.
menemukan aplikasi teknik terapi yang tepat, nilai atau arah pengerahan,
lanjut diharapkan dapat terjadi dengan pengulangan selama suatu sesi terapi
yang secara khas menyertakan tiga hingga empat sesi dengan satu sesi sepuluh
pengulangan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nyeri pada bahu memiliki banyak kategori dan peradangan merupakan salah
satu dari 4 besar kategori permasalahan pada bahu. Peradangan atau bursitis
adalah radang pada bursa (kantung kecil) yang terisi oleh cairan sinovial yang
berlebih dan biasanya disertai nyeri dan bengkak diantara rotator cuff dan
tulang bagian bahu yang dikenal dengan nama acromion. Peradangan ini
biasa disebut dengan Subacromialis Bursitis. (Muharram, 2019).
B. Saran
Suatu keberhasilan terapi juga ditentukan oleh sikap dari pasien itu sendiri,
jadi perlu ada kerjasama dengan baik antara terapis, pasien serta keluarga pasien.
Untuk mengoptimalkan hasil terapi yang diberikan akan diberikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi Pasien
Bagi penderita diharapkan kerja sama yang baik dengan terapis selama proses
program terapi yang telah diberikan dan ditentukan serta tetap menjalani home
2. Bagi Keluarga
membantu dalam proses latihan dengan kerjasama yang baik antara terapis,
pasien dan keluarga pasien diharapkan akan dapat tercapai keberhasilan terapi.
3. Bagi Fisioterapis
Fisioterapis hendaknya sebelum melakukan terapi kepada pasien diawali
yang optimal.
4. Bagi Masyarakat
Thigpen CA, Shaffer MA, Gaunt BW, Leggin BG, Williams GR, Wilcox RB 3rd. The
following arthroscopic rotator cuff repair. J Shoulder Elbow Surg. 2016 Apr. 25 (4):521
-35.
S.M., Al Dawoudy, A.M., Ibrahim, M.Y. 2013. Subacromial impingement syndrome: review article.
Mawaddah, 2018. Perbandingan antara kombinasi latihan stabilisasi bahu dan traksi
humerus ke inferior dengan kombinasi latihan fungsional bahu dan traksi humerus ke
inferior dalam menurunkan disabilitas bahu dan lengan pada subacromial impingement