Oleh:
NAJAMUDIN ISMAIL
NPM.1020002971
i
SHORT WAVE DIATHERMY (SWD), HOLD RELAX
EXERCISE DAN MOBILIZATION WITH MOVEMENT
HALAMAN JUDUL DALAM
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
NAJAMUDIN ISMAIL
NPM.1020002971
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing Akademik
NPP.111009194
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Hari : Rabu
Tanggal
: 28 Desember 2022
Disahkan Oleh
Universitas Pekalongan
(Rr.Vita Nurlatif,S.KM.,M.Kes)
NPP.111009181
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
WITH MOVEMENT”, Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk melengkapi
Penulis berharap semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua khususnya diri saya pribadi untuk menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan penulis juga mohon maaf bila terdapat hal-hal yang kurang berkenan
Penulis
v
DAFTAR ISI
Contents
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 10
Tabel 2. 2 Otot-otot Penggerak Shoulder ............................................................. 26
Gambar 2. 6 USG Frozen Shoulder .............................................................. 49
Gambar 2. 7 MRI Frozen Shoulder ............................................................... 49
Tabel 2. 3 Nilai Manual Muscle Test (MMT) ...................................................... 82
Tabel 2. 4 Fulcrum Goniometer LGS ................................................................... 81
Tabel 2. 5 Nilai Normal LGS Shoulder................................................................. 81
Tabel 3. 1 Instrumen Penelitian .................................................................... 88
Lampiran 1 Indeks SPADI ............................................................................. 97
Indeks SPADI (Shoulder Pain And Disability Index) ................................... 98
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...................................................................... 99
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR SINGKATAN
ACJ : Acromioclavicular Joint
C5 : Cervical ke lima
C6 : Cervical keenam
C7 : Cervical ketujuh
C8 : Cervical kedelapan
CPP : Close Packed Position
LGS : Lingkup Gerak Sendi
M : Muscle
MLPP : Maximally Loose Packed Position
MMT : Manual Muscle Test
MRI : Magnetic Resonance Imaging
Os : Osteo
ROM : Range of Motion
SCJ : Sternoclavicular Joint
SPADI : Shoulder Pain And Disability Index
SWD : Short Wave Diathermy
T1 : Thorakal kesatu
US : Ultrasound
VAS : Visual Analogue Scale
ix
DAFTAR ISTILAH
Abduksi : Gerakan menjauhi tubuh
Adduksi : Geralan mendekati tubuh
Anterior : Depan
Arthrokinematik : Gerakan fisiologis yang menghasilkan gerakan roll gliding
Eksorotasi : Gerakan memutar keluar pada sekeliling tulang sendi
Ekstensi : Gerakan meluruskan
Endorotasi : Gerakan memutar kedalam pada sekeliling tulang sendi
Exercise : Latihan
Fleksi : Gerakan menekuk
Lateral : Sisi bagian luar
Medial : Dalam
Nervus : Saraf
Os : Tulang
Osteokinematik : Gerakan berputar pada satu aksis
Plexus : Kumpulan saraf dalam satu lokasi
Posterior : Belakang
Processus : Tonjolan
Pain : Nyeri
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
semua kegiatan sehari-hari. Terutama pada tangan dan lengan sebagai peran
kebutuhan dan tuntutan kepada manusia terutama pada era globalisasi seperti
pada anggota gerak atas. Salah satunya adalah bahu. Ketika bahu mengalami
nyeri maka aktivitas pun akan terganggu. Salah satu problem yang ada pada
kaku sendi bahu yang berakibat berkurangnya lingkup gerak sendi bahu. Pada
kasus umum terjadi, kondisi ini bisa berubah meskipun penanganan sudah
dilakukan untuk beberapa bulan. Pada kondisi frozen shoulder terdapat rasa
sekitar 5% dari semua penyakit bahu, dengan perkiraan kejadian antara 0,75%
dan 5,0% pada populasi umum. Ini muncul dengan onset nyeri dan kekakuan
bahu yang bertahap. Pada tahap awal penderita biasanya mengeluhkan nyeri
bahu yang parah pada malam hari, sehingga mereka mencari pengobatan dari
profesional medis.
2
Frozen Shoulder bukanlah kondisi jinak, dan studi hasil klinis jangka panjang
kapsuler dan non kapsuler. Pada pola kapsuler merupakan pola yang spesifik
dengan ditandainya gerakan eksorotasi lebih nyeri dan terbatas dari gerakan
abduksi serta lebih terbatas lagi dari endorotasi. Sedangkan untuk pola non
kapsuler merupakan pola yang tidak spesifik dengan ditandainya gerak dan
nyeri terjadi pada arah gerak tertentu, tergantung tempat kerusakannya (Suharti
et al., 2018).
insiden puncak antara usia 40 dan 70 tahun. Kondisi ini lebih sering terjadi
pada wanita. Kondisi ini biasanya sembuh sendiri, namun pada beberapa
pasien, gejala dapat berlangsung selama beberapa tahun atau mungkin tidak
dengan 11% pada penderita diabetes melitus. Frozen shoulder dapat terjadi
pada kedua bahu pada saat yang bersamaan atau bergantian sebanyak 16%.
Sejumlah 14% penderita mengalami frozen shoulder bahu kontra lateral pada
saat bahu di sisi lainnya masih mengalami hal yang sama. Wanita dengan usia
3
40-60 tahun lebih sering mengalami gangguan ini daripada pria dengan angka
faktor tidak ditangani dengan baik. Nyeri yang terjadi jika tidak ditangani
dengan segera dapat menyebabkan spasme dan reflek spasme otot penting
dalam fibritic primer. Nyeri dan spasme dapat menyebabkan imobilisasi pada
RI No 65, 2015).
nyeri diam dan nyeri tekan pada m. infraspinatus, dan m. teres minor, serta
lingkup gerak sendi bahu kearah fleksi, ekstensi, adduksi, eksorotasi, abduksi,
dan endorotasi. Jika keterbatasan lingkup gerak sendi itu terutama ke arah
eksorotasi, abduksi, dan endorotasi bahu ini menunjukkan pola yang spesifik
4
yaitu pola kapsuler. Sedangkan untuk pola non kapsuler keterbatasan gerak dan
penurunan kekuatan otot pada gerak fleksi, abduksi, eksorotasi, dan endorotasi.
penanganan dengan cara menggunakan modalitas alat berupa (1) Short Wave
Diathermy, (2) Micro Wave Diathermy, (3) Infra Red, (4) Ultrasound, (5)
secara manual yaitu Terapi Latihan. Macam dari terapi latihan tersebut
diantaranya (1) Codman Pendular Exercise, (2) Contract Relax Stretching, (3)
Hold Relax Resisted Exercise, (5) Active Resisted Exercise, (6) Manual Terapi.
Akan tetapi pada penelitian ini peneliti hanya meneliti pengaruh terapi Short
Frekuensi yang diperbolehkan pada pemakaian SWD yaitu 13,66 Mhz, 27,33
MHz, dan 40,98 MHz (Wulandari, 2021). SWD merupakan alat terapi yang
(Ariani, 2020).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Didik Purnomo, dkk (2017) yang
dilakukannya 5 kali terapi pada 8 sample pasien yang mengalami nyeri bahu,
terjadi penurunan atau nyeri berkurang. Hal ini karena Short Wave Diathermy
aktif maupun pasif. Tujuan dari terapi latihan adalah rehabilitasi untuk
2012).
sekumpulan otot dan tujuannya agar tidak mudah melemah dan otot menjadi
Hold relax exercise adalah suatu teknik dimana otot atau grup antagonis
kemudian disusul dengan relaksasi otot atau grup otot tersebut. Efek dari
gerakan ini untuk rileksasi otot-otot yang mengalami spasme sehingga dapat
mobilisasi yang dikembangkan oleh Mulligan pada tahun 1993. Teknik ini
dilakukan oleh subjek atau pasif dilakukan oleh terapis (WA et al., 2021).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ananta Resti Ayundari, Sugijanto dan
Movement Pada Traksi Statik Inferior Untuk Penurunan Nyeri Dan Disabilitas
meningkatkan lingkup gerak sendi karna adanya perbaikan kembali pada posisi
meningkatkan vaskularisasi.
Short Wave Diathermy (SWD), Hold Relax Exercise, dan Mobilization With
Movement”
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
4. Apakah pemberian Hold Relax Exercise dapat meningkatkan kekuatan otot pada
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan proposal karya tulis ilmiah yang terjadi pada kondisi
1. Tujuan Umum
Ultrasound,
2. Tujuan Khusus
shoulder.
9
D. Manfaat
1. Bagi penulis
2. Bagi institusi
3. Bagi fisioterapi
4. Bagi masyarakat
5. Bagi pasien
referensi dalam penelitian ini. State of The Art turut memberikan penjabaran
10
11
B. Deskripsi Kasus
1. Definisi
adanya keterbatasan yang signifikan dari gerak aktif dan pasif bahu yang
nyeri dan keterbatasan range of motion (ROM) pada gerakan aktif dan
gerakan pasif yang akan mengganggu kegiatan sehari – hari (WA et al.,
2021).
gerak sendi bahu. Pada kasus umum terjadi, kondisi ini bisa berubah
utama yang dialami yaitu nyeri dan keterbatasan gerak sehingga dapat
12
nyeri ringan sampai berat dan tingkat keterbatasan dalam gerakan bahu
(Mound, 2012).
menjadi dua pola yaitu pola kapsuler dan pola non kapsuler. Pola
abduksi lebih terbatas dari internal rotasi. Salah satu gerakan yang
hanya terjadi pada gerakan- gerakan tertentu pada sendi bahu. Besar
menjadi 3 tahap :
2. Etiologi
Penyebab frozen shoulder belum diketahui pasti. Adapun faktor
imobilisasi atau disuse dalam jangka waktu yang lama. Selain itu juga
dengan restriksi fungsional dari gerakan bahu aktif maupun pasif, yang
14
shoulder, yaitu :
a. Usia
memasuki degenerasi.
b. Diabetes melitus
c. Operasi
Kekakuan juga dapat terjadi pasca operasi. Contoh
e. Kondisi Neurologis
f. Reaksi
Immunodeficiency
g. Genetika
Keturunan berpengaruh lebih dari 40% pada kasus
3. Anatomi
Glenohumeral Joint adalah sendi sinovial bola dan soket yang
dan 30˚ adduksi horizontal. Apa yang dapat membuat bahu unik di
integritasnya bergantung pada otot dari pada tulang dan ligamen. Namun
yang dikenal sebagai rotator cuff yang paling umum terlibat dalam
patologi myofascial sendi bahu. Kelompok otot rotator cuff terdiri dari
a. Sistem Tulang
1) Os.Humerus
epiphysis distal.
berbentuk oblique.
kecil disebut
longum
Keteraangan gambar 2.1 13. Fossa olecrani
(a) Os. Humerus Anterior View 14. Sulcus nervi ulnaris
1. Tuberculum mayor 15. Epicondylus medialis
2. Sulcus intertubercularis
3. Tuberculum minor (c) Os. Humerus Lateral View
4. Caput humeri 1. Caput humeri
5. Collum anatomicum 2. Collum anatomicum
6. Collum chirurgicum 3. Tuberculum mayus
7. Crista tuberculi minoris 4. Sulcus intertubercularis
8. Crista tuberculi majoris 5. Tuberculum minus
9. Tuberositas deltoidei 6. Collum chirurgicum
10. Facies anterilateralis 7. Sulcus nervi radialis
11. Facies anteromedialis 8. Corpus humeri, facies
12. Crista supracondylar anterolateral
lateral 9. Margo lateralis
13. Crista supracondylar 10. Crista supra condylaris
medial lateralis
14. Fossa coronoidea 11. Fossa radialis
15. Fossa radialis 12. Capitulum humeri
16. Epicondylus medialis 13. Epicondylus lateral
17. Epicondylus lateralis
18. Capitulum humeri
19. Trochlea humeri
3
1 2 4 2 1
5 3
6 4
7
8
9 5
6
10
11 8 7
12 10
13 9
15 14
16 15
17 18 19 14 11
13 12
(a)
2 (b)
3 4
1
5
6
9
10 11
12
13
(c)
Gambar 2. 1 Os.humerus (a) Anterior View, (b) Posterior View, (c) Lateral View
(Gillroy & MacPherson, 2008)
20
2) Os.clavicula
aksial.
Keterangan Gambar 2.2 Os.clavicula
1. Extremitas acromialis
2. Tuberculum conoideum
3. Corpus claviculae
5. Extremitas sternalis
2. Extremitas acromialis
3. Tuberculum conoideum
6. Extremitas sternalis
21
3 5
(b)
6
1
5
2 4
3) Os.scapula
os.humerus
(a) Os.Scapula Anterior view (c) Os.Scapula Lateral view
1. Acromion 1. Acromion
2. Processus coracodeus
2. Angulus superior
3. Incisura scapula
4. Margo superior 3. Processus coracoideus
1. Angulus superior
2. Margo superior
3. Incisura scapulae
4. Spina scapula
5. Processus coracoideus
6. Acromion
7. Angulus acromia
8. Cavitis glenoidalis
9. Tuberculum infraglenoidale
10. Fossa infraspinata
11. Margo lateralis
12. Angulus inferior
13. Margo medialis
14. Fossa supraspinata
23
1 2 3 4 5 2 3 5
1 4
6 6
8 14
9 7
8
10
11 13 9
12 10
13 7
11
14 12
(a) (b)
1
2
3
5 4
6
7
9 8
10
(c)
Gambar 2. 3 Os Scapula (a) Anterior view, (b) Posterior view, (c) Lateral view
(Gillroy & MacPherson, 2008)
24
b. Sistem Otot
mayor.
-1/3 Adduksi,
M. Deltoid acromioclavicularis Tuberositas Nervus internal
2.
-acromion deltoidea axillary (C5-C6) rotasi,
-spina scapula abduksi
shoulder,
eksternal
rotasi
shoulder
3. M. Biceps -Tuberculum Tuberositas Nervus Abduksi,
brachii supraglenoidale radii musculocutaneus anteversi
(C5,C6) , internal
-ujung rotasi,
proc.coracoideus adduksi
4. M. Coraco Processus Nervus Abduksi
Facies
brachialis coracoideus musculocutaneus shoulder,
anterior
(C5-C7) internal
humeri
(medial dan rotasi
distal dari
crista
tuberculum
inoris
humeri)
B. Grup Otot Ekstensor
-Fasis doralis
ossis sacrum
27
-Labium
eksternal crista
illiaca
-angulus inferior
scapulae
Angulus inferior
2. M. Teres Crista Nerve Adduksi
Major tuberculi subscapula dan
minoris -ris internal
sebelah rotasi
medial
m.latissimus
dorsi
-1/3 Tubero-
Nerve Adduksi,
3. M. Deltoid acromioclavicularis sitas
-acromion deltoidea axillary (C5- internal
C6) rotasi,
-spina scapula abduksi
shoulder,
eksternal
rotasi
shoulder
-facies posterior
humeri (medial,
distal dari sulcus
nervi radialis)
-facies posterior
humeri (latreal,
proksimal dari
sulcus nervi
radialis)
28
-Labium
eksternal crista
illiaca
-angulus inferior
scapulae
29
-labium eksternal
crista illiaca
-angulus inferior
scapulae
F. Grup Tuberositas
-1/3 deltoidea Nervus Fleksi
1. Otot Eksorotasi axillary (C5- dan
M. Deltoid acromioclavicularis
-acromion C6) internal
-spina scapula rotasi,
abduksi
shoulder,
eksternal
rotasi
shoulder
2. M. Teres Minor 1/3 tengah margo Permukaan Nervus Eksterna
laterlis bawah Axillary l rotasi
tubereculum (C5-C6) shoulder,
majus, adduksi
capsul sendi shoulder
3. M. Infraspinatus -Fossa infra spinata Permukaan Nervus Eksterna
tengah supra l rotasi
-Fascia infra tuberculum scapular shoulder
spinata majus, (C5-C6)
capsul sendi
(b)
10
1
2
3
(a) 9 4
7 6 5 1 4 8
5
7
6
3
2
1 4 5
(c) 2 3
1
2
3
(d)
c. Sistem Saraf
a) Vena Superficial
axillaris.
b) Vena Profundus
arteri brachialis.
a) Arteri Subclavia
b) Arteri Axillaris
m.coracobrachialis dan
4. Biomekanik
perubahan dan beban mekanik pada otot, tulang, dan sendi dari
a. Gerakan Osteokinematika
1) Gerakan Fleksi
2) Gerakan Ekstensi
3) Gerakan Abduksi
supraspinatus.
41
4) Gerakan Adduksi
anatomis tubuh.
mencapai
7) Gerakan Eksorotasi
posterior.
42
8) Gerakan Endorotasi
(Abbas, 2011).
b. Gerakan Arthrokinematika
Scapulohumeral rhythm
pada :
scapula 2:1
scapula 2:1
yaitu :
a) Maximal Lose Packed Position (MLPP) : kedua
55˚ - adduksi
5. Patofisiologi
2021).
2018).
1995)
a. Nyeri
atau potensial. Salah satu jenis nyeri yang dapat dirasakan pada
2013).
2019).
b. Spasme
mengalami
gerak sendi dibagi menjadi dua pola yaitu pola kapsuler dan pola
non kapsuler.
7. Catatan klinis
penunjang yaitu:
a. X-ray
b. Ultrasonografi (USG)
d. Arthroscopy
8. Diagnosis banding
a. Tendinitis bicipitalis
et al., n.d.).
51
b. Subacromial Bursitis
Bursitis subakromial adalah kondisi peradangan
9. Komplikasi
a. Pemeriksaan Subjektif
1) Anamnesis
2) Keluhan Utama
3) Lokasi Keluhan
8) Riwayat Keluarga
9) Anamnesis Sistem
mengalami masalah.
b) Kardiovaskuler
c) Respirasi
pada sistem
respirasi.
55
d) Gastrointestinalis
e) Urogenitalis
f) Muskuloskeletal
g) Nervorum
rasa kesemutan.
b. Pemeriksaan Objektif
1) Tanda-tanda Vital
2) Inspeksi
atrofi, warna kulit, dan pola jalan. Inspeksi dibagi menjadi dua
yaitu :
a) Inspeksi Statis
kompensasi.
b) Inspeksi Dinamis
3) Palpasi
4) Perkusi
5) Auskultasi
a) Gerak Aktif
terapis.
tertentu.
b) Gerak Pasif
c) Gerak Isometrik
a) Kognitif
penyakitnya.
b) Intrapersonal
c) Interpersonal
fungsional dasar.
60
b) Aktivitas fungsional
dan bermain.
c) Lingkungan fungsional
9) Pemeriksaan Nyeri
pasien.
kemacetan.
b. Infraspinatus Test
a. Impairment
b. Disability
Disability merupakan keterbatasan yang dimiliki
penderita mengalami
c. Fungsional Limitation
membawa beban.
seseorang.
Tujuan
1) Definisi
penempatan elektroda
yaitu:
a) Metode Kontraplanar
b) Metode Coplanar
shoulder.
c) Cross Fire
(Wulandari, 2021)
2) Generator
a) Sirkuit Mesin
rangkaian.
b) Sirkuit Pasien
(Singh, 2018)
3) Tujuan
(Ariani, 2020).
4) Efek Fisiologis
5) Efek Terapeutik
6) Indikasi
myalgia, bursitis.
7) Kontra Indikasi
(Wulandari, 2021).
72
8) Dosis
9) Prosedur Aplikasi
b. Terapi Latihan
1) Definisi
2) Tujuan
a) Hold-Relax Exercise
ekstensi, abduksi-adduksi
c. Manual Terapi
1) Definisi
2) Tujuan
Movement
membantu mobilisasi
1. Nyeri
a. Definisi
potensial. Salah satu jenis nyeri yang dapat dirasakan pada kondisi
Nyeri ini dirasakan saat adanya tekanan dari luar terhadap jaringan yang
dibagian tendon m. rotator cuff karena bagian ini mudah dipalpasi saat
b. Alat Ukur
derajat nyeri dengan menunjukkan suatu titik pada garis skala nyeri (0-
10 cm).
ujung lainnya menunjukkan nyeri yang tak tertahankan dengan nilai 10.
Panjang garis dimulai dari titik tidak nyeri hingga titik yang ditunjuk
c. Prosedur Pengukuran
dengan nyeri diam, nyeri gerak, dan nyeri tekan. Jarak dari titk pada
VAS adalah
d. Kriteria Penilaian
0 cm 10 cm
Keterangan:
2. Spasme
a. Definisi
mengukur spasme otot dapat dilakukan dengan cara palpasi yaitu dengan
cara menekan dan memegang organ atau bagian tubuh pasien untuk
b. Alat Ukur
menggunakan palpasi.
c. Prosedur Pengukuran
d. Kriteria Penilaian
3. Kekuatan Otot
a. Definisi
b. Alat Ukur
menggunakan MMT.
c. Prosedur Pengukuran
Meminta izin terlebih dahulu kepada pasien kemudian beri tahanan pada
d. Kriteria Penilaian
(Widiarti, 2016).
4. Lingkup Gerak Sendi
a. Definis
b. Alat Ukur
Goniometer adalah alat untuk mengukur lingkup gerak sendi.
c. Prosedur Pemeriksaan
aligment.
tersebut.
yang diukur
gerhard dan russe yang dilakukan dengan melakukan pencatatan awal gerak
sampai akhir gerak pada suatu bidang untuk 2 (dua) gerakan yang
berlawanan.
d. Kriteria Penilaian
Sagital 50˚-0˚-170˚
60˚-0˚-180˚
(Widiarti, 2016)
5. Aktivitas Fungsional
a. Definisi
(Suprawesta et al.,
2015).
b. Alat Ukur
c. Prosedur Pemeriksaan
nilai pada indeks spadi. Kemudian pasien diminta untuk melingkari salah
d. Kriteria Penilaian
D. Kerangka Berfikir
Diagnosa Fisioterapi
Intervensi Fisioterapi
1. Short Wave Diathermy
2. Ultrasound
3. Hold Relax Exercise
4. Mobilization With Movement
RencanaEvaluasi
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
hasil subjek tetapi tidak dimaksudkan untuk memberikan implikasi yang lebih
dan pentingnya masalah tersebut. Analisa data pada penelitian deskriptif dengan
proporsi, rata- rata, simpangan baku, koefisien korelasi atau pengukuran risiko
relatif sesuai dengan skala ukuran data yang diperoleh. Rancangan penelitian
86
87
C. Subjek Penelitian
penelitian. Subjek yang akan diteliti dalam Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
D. Variabel Penelitian
nilai, berupa besar atau kekuatannya. Secara umum variabel adalah segala
sesuatu yang mungkin diasumsikan dengan nilai numerik atau kategori yang
berbeda. Ada dua macam variabel yaitu variabel dependen atau variabel yang
dapat dipengaruhi dan variabel independen atau variabel bebas (Adiputra et al.,
2021).
1. Variabel Dependen
2. Variabel Independen
sangat mempengaruhi hasil dari variabel dependen. Dalam hal ini variabel
Resisted Exercise.
E. Instrumen Penelitian
1. Data Primer
a. Pemeriksaan Fisik
auskultasi
b. Interview
cara tanya jawab antara terapis dengan pasien atau dengan keluarga
pasien
c. Observasi
diberikannya terapi.
2. Data Sekunder
a. Studi Dokumentasi
b. Studi Pustaka
fisioterapi. Setelah itu penulis mengumpulkan data yang ada dari hasil
sebagai berikut :
sebelum di terapi.
H. Jalannya Penelitian
pemeriksaan fisik seperti vital sign, inspeksi, palpasi, gerak dasar, dan
PENUTUP
A. Simpulan
kaku sendi bahu yang berakibat berkurangnya lingkup gerak sendi bahu.
Frozen shoulder lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan laki-
laki. Frozen shoulder terjadi pada rentang usia sekitar 40-65 tahun. Frozen
modalitas yang dapat diberikan adalah Short Wave Diathermy, Hold Relax
B. Saran
1. Bagi Pasien
Pasien disarankan untuk lebih rutin melakukan latihan yang sudah diajarkan
menyelesaikan problem yang ada, baik kepada Rumah Sakit atau institusi
kesehatan lainnya.
3. Bagi Fisioterapi
Dengan mengetahui hal tersebut akan memberikan efek positif dari hasil
4. Bagi Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Keterangan :
0 : Tidak ada kesulitan
1-3 : menggunakan alat bantu
4-6 : sedikit bantuan orang lain
7-9 : dengan bantuan orang lain
10 : sangat kesulitan
NPP.111009181 NPP.111009194
Foto
3x4
100
1. Data Pribadi
Nama : Najamudin Ismail
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 22 Tahun
Tempat dan Tanggal Lahir : Pekalongan, 4 September 2000
Tinggi, Berat Badan : 165 cm, 68 kg
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Jl. Melati III No.36 Kemplong, kab. Pekalongan
2. Riwayat Pendidikan
Menyelesaikan studi di MI Muhammadiyah Kauman
Lulus tahun 2013
Menyelesaikan studi di SMP Negeri 1 Wiradesa
Lulus tahun 2016
Menyelesaikan studi di SMA Negeri 3 Pekalongan
Lulus tahun 2019
Nama :
Umur/Jenis Kelamin :
Alamat :
101
Pekalongan,
(.................................) (.............................)
*Coret yang tidak perlu