Anda di halaman 1dari 12

Penanganan Frozen Shoulder dengan Modalitas Infra Merah

DISUSUN OLEH :

1. AMARA PUTRIDEYVA CHANIAGO (P27226019099)


2. EGY RACHMA ZULVITA (P27226019105)
3. FRISKA KHAROMANING TYAS (P27226019111)
4. HANUN RIFDA AZIZA (P27226019117)
5. SALSA INDAH MAWARNI (P27226019129)
6. SULTAN MALIK RAMADHAN (P27226019136)
7. YOSI SHAFA FATINNAFISYAH (P27226019143)
8. MUH. FAUZAN ADHIA PERDANA (P27226019286)

PROGRAM STUDI D-IV FISIOTERAPI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA
KARANGANYAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita
curahkan kepada baginda nabi Muhammad SAW. Yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa
yang sangat indah.

Kami disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah


menyelesaikan makalah yang penulis buat dengan judul “Penanganan Frozen
Shoulder dengan Modalitas Infra Merah” sebagai tugas mata kuliah Terapi
Aktino. Dalam makalah ini Kami mencoba untuk menjelasakan tentang
Penanganan Frozen Shoulder dengan Modalitas Infra Merah yang merupakan
bagian dari serangkaian modalitas fisoterapi dalam menangani sebuah kasus
terutama kasus frozen shoulder.

Kami disini mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Dan Kami memahami jika
makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat Kami
butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu mendatang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................2

A. Latar Belakang Masalah................................................................................2

B. Rumusan Masalah.........................................................................................3

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3

BAB II......................................................................................................................4

A. Definisi Frozen Shoulder..............................................................................4

B. Patofisiologi Frozen Shoulder......................................................................4

C. Penyebab/Gejala dari Frozen Shoulder.........................................................5

D. Assesment Frozen Shoulder Menggunakan Infra Red..................................6

E. Proses Pnyembuhan (Fisiologi)....................................................................7

BAB III....................................................................................................................8

A. Kesimpulan...................................................................................................8

B. Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari penggunaan kapasitas


fisik maupun kemampuan fungsionalnya yang merupakan suatu integrasi penuh
dari sistem tubuh. Munculnya keluhan juga sering menyertai dalam aktivitas
gerak tubuh manusia akibat kesenjangan dari fungsi tubuh ketika bergerak, salah
satunya adalah keluhan nyeri bahu atau frozen shoulder.

Pemilihan pengobatan yang tepat adalah salah satu faktor yang mampu
mengatasi keluhan yang berkelanjutan.

Akan tetapi, kebanyakan masyarakat pada umumnya tidak menghiraukan atas


keluhan yang dirasakan, dan untuk mengatasinya mereka beranggapan hanya
perlu meminum obat anti nyeri atau analgetik dan tanpa penanganan khusus
kondisi tersebut akan sembuh dengan sendirinya.

Frozen shoulder atau sering disebut capsulitis adhesiva adalah rasa nyeri yang
mengakibatkan lingkup gerak sendi pada bahu terbatas, mungkin timbul karena
adanya trauma, atau timbul secara perlahan tanpa tanda tanda atau riwayat trauma.
Keluhan utama yang dialami adalah nyeri dan penurunan kekuatan otot penggerak
sendi bahu dan keterbatasan LGS terjadi baik secara aktif atau pasif.

Permasalahan yang terjadi pada pasien frozen shoulder adalah nyeri, penurunan
kekuatan otot, penurunan LGS sehingga menyebabkan penurunan kemampuan
aktivitas fungsional pasien. Fisioterapi merupakan salah satu tenaga kesehatan
yang memiliki modalitas yang bermanfaat untuk menanggulangi permasalahan
atau problematika kasus frozen shoulder dengan menggunakan Infra Red.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar berlakang yang dikemukakan diatas dapat diperoleh rumusan


masalah sebagai berikut:

1. Apakah Infra Red bermanfaat untuk mengurangi nyeri pada pasien frozen
shoulder?

2. Apakah penggunaaan IR bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot pada


pasien frozen shoulder?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut

1. Tujuan Umum

a. Untuk mengetahui keefektifan dan pemberian Infra Red pada kasus frozen
shoulder

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui manfaat Infra Red dalam mengurangi nyeri pada pasien
dengan keluhan frozen shoulder
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi

Frozen shoulder atau adhesive capsulitis adalah gangguan berupa rasa nyeri
dan kaku di area bahu. Kondisi ini menyebabkan terbatasnya pergerakan bahu
hingga terkadang tidak dapat digerakkan sama sekali. Frozen shoulder umumnya
muncul dan memburuk secara bertahap, serta dapat berlangsung selama 1-3 tahun.

B. Patofisiologi

Patofisiologi frozen shoulder masih belum jelas, tetapi beberapa penulis


menyatakan bahwa dasar terjadinya kelainan adalah imobilisasi yang lama. Setiap
nyeri yang timbul pada bahu dapat merupakan awal kekakuan sendi bahu. Hal ini
sering timbul bila sendi tidak digunakan terutama pada pasien yang apatis dan
pasif atau dengan nilai ambang nyeri yang rendah, di mana tidak tahan dengan
nyeri yang ringan akan membidai lengannya pada posisi tergantung. Lengan yang
imobil akan menyebabkan stasis vena dan kongesti sekunder dan bersama-sama
dengan vasospastik, anoksia akan menimbulkan reaksi timbunan protein, edema,
eksudasi, dan akhirnya reaksi fibrosis. Fibrosis akan menyebabkan adhesi antara
lapisan bursa subdeltoid, adhesi ekstraartikuler dan intraartikuler, kontraktur
tendon subskapularis dan bisep, perlekatan kapsul sendi.

Pendapat lain mengatakan inflamasi pada sendi menyebabkan thrombine


dan fibrinogen membentuk protein yang disebut fibrin. Protein tersebut
menyebabkan penjedalan dalam darah dan membentuk suatu substansi yang
melekat pada sendi. Perlekatan pada sekitar sendi inilah yang menyebabkan
perlekatan satu sama lain sehingga menghambat LGS penuh. Kapsulitis adhesiva
pada bahu inilah yang disebut frozen shoulder.

C. Penyebab/ Gejala

Frozen shoulder sangat mengganggu penderitanya, terutama saat berkendara,


berpakaian, dan tidur. Pada beberapa orang, gejala akan cenderung semakin
memburuk saat malam hari.

Gejala frozen shoulder umumnya berkembang perlahan dalam tiga tahapan,


yang setiao tahapannya bisa berlangsung beberapa, yaitu :

 Tahap pertama atau freezing stage. Bahu mulai terasa nyeri tiap
digerakkan dan pergerakan bahu mulai terbatas. Periode ini biasanya
berlangsung 2-9 bulan.
 Tahap kedua atau frozen stage. Nyeri mulai berkurang, namun bahu
menjadi makin kaku atau tegang sehingga sulit digerakkan. Periode ini
bisa berlangsung selama 4 bulan hingga 1 tahun.
 Tahap ketiga atau thawing stage. Pada periode ini, kondisi dan gerakan
bahu mulai membaik. Tahap ini umumnya terjadi dalam 1 hingga 3 tahun.

Frozen shoulder diketahui merupakan kondisi dengan tingkat keparahan yang


bervariasi. Kondisi ini ditandai dengan proses bertahap terjadinya keterbatasan
pergerakan bahu secara aktif maupun pasif. Padahal, di sisi lain, tidak ditemukan
adanya gangguan pada pemeriksaan radiologi, selain masalah osteopenia (kondisi
tulang yang menurun kepadatannya, tetapi belum menjadi kondisi osteoporosis).
Frozen shoulder dapat berkembang ketika kamu berhenti menggunakan
sendi karena sakit, cedera, atau kondisi kesehatan kronis. Setiap masalah bahu
dapat menyebabkan frozen shoulder jika kamu tidak melatih lingkup gerak
persendian. Menebalnya jaringan yang membentuk kapsul saat seseorang
mengalami frozen shoulder menyebabkan terganggunya pergerakan bahu.
Jaringan yang menebal tersebut diperkirakan jaringan yang menyerupai jaringan
parut.

Frozen shoulder bisa saja muncul tiba-tiba tanpa pemicu yang jelas. Pada
sebagian kasus, kondisi ini dapat dipicu oleh penyakit rematik. Pada beberapa
kasus lain, frozen shoulder dialami oleh pengidap diabetes. Namun, penyebab
pasti terjadinya penebalan dan peradangan belum diketahui:

1. Trauma, misalnya karena pembedahan pada bahu, robekan tendon, atau


patah tulang lengan atas
2. Imobilisasi, misalnya akibat bekas operasi lama, seperti bedah toraks dan
kardiovaskular, atau bedah saraf
3. Penyakit metabolik/endokrin, misalnya karena diabetes, penyakit
autoimun dan penyakit tiroid.
4. Masalah saraf, misalnya karena stroke atau parkinson.
5. Masalah jantung, seperti hipertensi atau iskemia jantung.
6. Obat-obatan, misalnya konsumsi protease, anti-retrovirus, imunisasi, atau
florokuinolon.
7. Hiperlipidemia (kolesterol tinggi) atau keganasan sel.

D. Assessment Frozen Shoulder Dengan Infrared

Infrared (IR) adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang 760 nm -


100.000 nm. Infrared merupakan salah satu modalitas electrotherapy yang
menghasilkan energi electromagnetik pada jaringan tubuh dengan penetrasi yang
dangkal. Energi elektromagnetik yang diserap menyebabkan efek thermal di
dalam jaringan (Back et al., 2015). Rasa hangat yang ditimbulkan dapat
meningkatkan vasodilatasi jaringan superfisisal, sehingga dapat memperlancar
metabolisme dan menyebabkan efek relaks pada ujung saraf sensorik. Efek
teraputiknya adalah untuk mengurangi nyeri (Mutaqin & Hidayah, 2016).
Uraian Tindakan Fisioterapi
Infra Red Posisi : Miring ke arah kanan
Posisi terapis : disamping alat IR
1. Pastikan kabel dalam kondisi baik tidak terkelupas.
2. Hubungkan alat dengan steker listrik.
3. Pastikan alat bekerja dengan baik.
4. Letakkan alat sesuai bed dan area yang akan diterapi.
5. Posisikan os dengan nyaman dan rileks.
6. Bebaskan area yang diterapi dari pakaian, benda logam dan lap dengan
handuk apabila berkeringat.
7. Inform consent mengenai nama, tujuan dan cara kerja alat.
8. Cek sensitibilitas area yang akan diterapi.
9. Atur jarak antara lampu infra red dengan area terapi.
10. Terangkan kepada os bagaimana sensasi yang akan timbul.
11. Mintalah pasien untuk memberi tahu apabila tidak nyaman atau terlalu
panas.
12. Nyalakan alat dan atur waktu terapi 15 menit.
13. Selalu perhatikan kondisi area terapi, apabila berkeringat segera dilap
dengan handuk.
14. Setelah selesai evaluasi sesaat apakah terdapat eritema.
15. Rapikan alat kembali

E. Proses Penyembuhan (fisiologi)

Penderita frozen shoulder umumnya diobati dengan fisioterapi, yang


bertujuan untuk meregangkan otot bahu dan mengembalikan jangkauan gerakan
lengan. Pasien butuh beberapa minggu hingga 9 bulan agar hasilnya terlihat.
Selama sesi fisioterapi, dapat dilakukan TENS (transcutaneous electrical nerve
stimulation). TENS adalah terapi yang dilakukan dengan mengantarkan arus
listrik kecil melalui elektroda yang ditempelkan pada kulit. Arus listrik tersebut
akan merangsang pelepasan molekul penghambat nyeri (endorfin) sehingga
menghalangi timbulnya nyeri. Konsultasikan dengan dokter bila setelah 6 bulan
menjalani fisioterapi masih belum ada perubahan. Selain fisioterapi, dokter akan
memberikan obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau paracetamol, yang berguna
untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan. Bila diperlukan, dokter akan
memberi suntikan kortikosteroid langsung pada sendi bahu.

Jika terapi fisik dan obat-obatan tidak membantu, dokter dapat melakukan
beberapa pilihan prosedur, seperti: Manipulasi bahu. Prosedur ini dilakukan
dengan memberikan bius total terlebih dahulu, agar pasien tidak merasakan nyeri
saat dokter menggerakkan bahu ke berbagai arah. Prosedur ini dilakukan untuk
melemaskan jaringan-jaringan yang tegang.Distensi bahu, adalah prosedur
penyuntikan air steril ke dalam kapsul sendi, untuk meregangkan jaringan pada
bahu dan memudahkan pergerakan sendi.Artroskopi, ditujukan untuk membuang
jaringan parut dan jaringan yang merekat di dalam sendi bahu. Bedah dilakukan
menggunakan sebuah alat kecil, yang dimasukkan melalui irisan di sekitar sendi
bahu. Pengobatan mandiri ketika di rumah juga dapat dilakukan untuk membantu
meredakan nyeri. Pasien dapat meletakkan kompres dingin pada bahu selama 15
menit, beberapa kali dalam sehari. Terapi alternatif lain untuk mengatasi frozen
shoulder adalah akupuntur. Prosedur ini menggunakan jarum berukuran sangat
kecil, yang akan ditusukkan pada kulit. Akupuntur membutuhkan waktu sekitar
15-40 menit.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Frozen shoulder merupakan suatu kondisi dimana gerakan bahu menjadi
terbatas. Tingkat keparahan bervariasi mulai dari nyeri ringan sampai nyeri berat
atau seberapa besar keterbatasan lingkup gerak sendi Frozen shoulder
menyebabkan kapsul yang membungkus sendi bahu menjadi mengkerut, dan
terbentuk jaringan parut sehingga menyebabkan nyeri dan kekakuan pada sendi
bahu sehingga akan memengaruhi gerakan bahu dan sulit digerakkan.Problem
fisioterapi pada kasus frozen shoulder yaitu nyeri, keterbatasan ROM pada sendi
bahu, spasme otot, serta gangguan aktifitas fungsional.
Infrared merupakan salah satu modalitas electrotherapy yang menghasilkan
energi electromagnetik pada jaringan tubuh dengan penetrasi yang dangkal. Rasa
hangat yang ditimbulkan dapat meningkatkan vasodilatasi jaringan superfisisal,
sehingga dapat memperlancar metabolisme dan menyebabkan efek relaks pada
ujung saraf sensorik. Efek teraputiknya adalah untuk mengurangi nyeri. Salah satu
kasus yang dapat dtangani dengan modalitas ini ialah Frozen Shoulder.

B. SARAN

Dalam penanganan kasus Frozen Shoulder, bisa ditangani dengan


menggunakan salah satu modalitas fisioterapi, yaitu Infrared (IR). Karena, dapat
menghasilkan energi electromagnetik pada jaringan tubuh dengan penetrasi yang
dangkal. Dan rasa hangat yang ditimbulkan dapat meningkatkan vasodilatasi
jaringan superfisisal, sehingga dapat memperlancar metabolisme dan
menyebabkan efek relaks pada ujung saraf sensorik. Efek teraputiknya adalah
untuk mengurangi nyeri. Dengan melakukan assesment dan tindakan-tindakan
yang tepat dalam menangani kasus Frozen Shoulder menggunakan Infrared, maka
akan didapatkan hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.halodoc.com/artikel/7-penyebab-utama-frozen-shoulder

https://www.alodokter.com/frozen-shoulder

https://www.alodokter.com/frozen-shoulder

Suharti, Amien, dkk. 2018. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Frozen Shoulder


Sinistra Terkait Hipersensitasn Labrum Posterior Superior di Rumah Sakit Pusat
Angkatan Darat Gatot Subroto. Dalam Jurnal Vokasi Indonesia vol 6 (1). Jakarta :
Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai