Oleh:
Devina Nathania 0607012110045
Pembimbing:
dr. Nur Aini Indah Kusumawardhany, Sp. KFR
LEMBAR JUDUL i
DAFTAR ISI ii
BAB I TINJAUAN PUSTAKA 4
DAFTAR PUSTAKA 24
ii
iii
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Frozen shoulder atau adhesive capsulitis adalah suatu kondisi yang ditandai
oleh nyeri dan berkurangnya secara gerak aktif maupun pasif dari sendi bahu.
Frozen shoulder primer biasa bersifat idiopatik dan radiologinya nampak
normal. Frozen shouldr sekunder terjadi akibat adanya perjalanan penyakit,
yang mana dapat diklasifikasikan sistemik, ekstrinsik dan intrinsik.
2.2 Etiologi Frozen Shoulder
Etiologi dari frozen shoulder masih belum diketahui dengan pasti. Frozen
shoulder lebih sering terjadi pada mereka yang berusia di atas empat puluh,
wanita, dan jauh lebih umum pada penderita diabetes dan pasien yang menderita
stroke, penyakit tiroid, penyakit parkinson, periode immobilisasi yang lama,
akibat trauma, overuse, injuries atau operasi pada sendi, penyakit
cardiovascular, dan clinical depression. Beberapa teori dari etiologi frozen
shoulder:
- Teori hormonal.
Pada umumnya frozen shoulder terjadi 60% pada wanita bersamaan
dengan datangnya menopause.
- Teori genetik.
Beberapa studi mempunyai komponen genetik dari frozen shoulder,
contohnya ada beberapa kasus dimana kembar identik pasti menderita pada
saat yang sama.
- Teori auto immuno.
Diduga penyakit ini merupakan respon auto immuno terhadap hasil-
hasil rusaknya jaringan lokal.
- Teori postur.
Banyak studi yang belum diyakini bahwa berdiri lama dan berpostur
tegap menyebabkan pemendekan pada salah satu ligamen bahu.
4
Ada dua klasifikasi:
- Frozen Shoulder Primer.
Hal ini terjadi secara idiopatik, trauma, inflamasi.
- Frozen Shoulder Sekunder.
Hal ini terjadi akibat cedera, pembedahan, atau penyakit yang
menimbulkan risiko terjadinya frozen shoulder (Diabetes, Hipotiroid,
Hipertiroid, Parkinson, Penyakit Jantung, Stroke)
2.3 Gejala klinis
a. Nyeri
Pasien berumur 40-60 tahun, dapat memiliki riwayat trauma,
seringkali ringan, diikuti sakit pada bahu dan lengan nyeri secara berangsur-
angsur bertambah berat dan pasien sering tidak dapat tidur pada sisi yang
terkena. Setelah beberapa lama nyeri berkurang, tetapi sementara itu
kekakuan semakin terjadi, berlanjut terus selama 6-12 bulan setelah nyeri
menghilang. Secara berangsur-angsur pasien dapat bergerak kembali, tetapi
tidak lagi normal.
b. Keterbatasan Lingkup gerak sendi
Capsulitis adhesive ditandai dengan adanya keterbatasan luas gerak
sendi glenohumeral yang nyata, baik gerakan aktif maupun pasif. Ini adalah
suatu gambaran klinis yang dapat menyertai tendinitis, infark myokard,
diabetes melitus, fraktur immobilisasi berkepanjangan atau redikulitis
cervicalis. Keadaan ini biasanya unilateral, terjadi pada usia antara 45–60
tahun dan lebih sering pada wanita. Nyeri dirasakan pada daerah otot
deltoideus. Bila terjadi pada malam hari sering sampai mengganggu tidur.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya kesukaran penderita dalam
mengangkat lengannya (abduksi), sehingga penderita akan melakukan
dengan mengangkat bahunya (srugging).
c. Penurunan Kekuatan otot dan Atropi otot
Pada pemeriksaan fisik didsapat adanya kesukaran penderita dalam
mengangkat lengannya (abduksi) karena penurunan kekuatan otot. Nyeri
dirasakan pada daerah otot deltoideus, bila terjadi pada malam hari sering
menggangu tidur. Pada pemeriksaan didapatkan adanya kesukaran
5
penderita dalam mengangkat lengannya (abduksi), sehingga penderita akan
melakukandengan mengangkat bahunya (srugging). Juga dapat dijumpai
adanya atropi bahu (dalam berbagaoi tingkatan). Sedangkan pemeriksaan
neurologik biasanya dalam batas normal.
d. Gangguan aktifitas fungsional
Dengan adanya beberapa tanda dan gejala klinis yang ditemukan
pada penderita frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva seperti adanya
nyeri, keterbatasan LGS, penurunan kekuatan otot dan atropi maka secara
langsung akan mempengaruhi (mengganggu) aktifitas fungsional yang
dijalaninya.
Gejala utama frozen shoulder adalah nyeri dan kekakuan sendi bahu. Nyeri
dapat lebih parah di malam hari, yang dipicu oleh peletakan atau penekanan bahu
yang sakit. Saat bahu kehilangan luas gerak sendi, aktivitas normal seperti
berpakaian, menelepon, atau melakukan pekerjaan lainnya akan menjadi sulit.
Frozen shoulder memiliki tiga stadium atau tahap berdasarkan perkembangan
penyakitnya. Setiap tahap umumnya membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk
maju ke tahap berikutnya. Perkembangan normal frozen shoulder melalui ketiga
tahap tersebut adalah antara enam bulan hingga dua tahun. Tanpa usaha terencana
untuk mengembalikan luas gerakan sendi bahu melalui tatalaksana koprehensif,
efek dari frozen shoulder dapat menjadi permanen, walaupun sifat dari frozen
shoulder itu sendiri adalah self limiting disease. Tiga tahap perkembangan penyakit
frozen shoulder, yaitu :
• Freezing /painful stage : Nyeri pada bahu adalah tanda utama pada stadium
ini. Nyeri muncul secara bertahap dan semakin lama semakin memburuk.
Ketika nyeri memburuk, luas gerak sendi bahu mulai berkurang. Stadium
ini berlangsung 6 minggu hingga 9 bulan.
• Stiffness/ frozen stage : Nyeri mungkin berkurang pada stadium ini, atau
muncul hanya ketika sendi digerakkan. Tetapi, kekakuan dan restriksi bahu
meningkat. Keadaan ini menyebabkan luas gerak sendi bahu sangat terbatas.
Stadium ini berlangsung 4-6 bulan, dan selama itu pula aktivitas sehari-hari
akan terganggu, sehingga otot bahu berisiko mengalami atrofi.
6
• Recovery/ thawing stage : Stadium ini ditandai dengan berkurangnya rasa
nyeri yang nyata, disertai gerakan sendi bahu yang meningkat secara
bertahap. Pada stadium ini, bahu akan lebih responsif terhadap terapi
latihan. Untuk mencapai stadium ini, dibutuhkan waktu 6-24 bulan, atau
bahkan lebih, terhitung mulai stadium freezing dan stiffness.
7
(2) perkembangan alami melalui tiga fase. Saat pasien pertama kali
terlihat, sejumlah kondisi harus dikecualikan:
- Infeksi Pada penderita diabetes, sangat penting untuk menyingkirkan
infeksi. Selama satu atau dua hari pertama, tanda- tanda peradangan
mungkin tidak ada.
- Kekakuan pasca trauma Setelah cedera bahu parah, kekakuan bisa
berlanjut selama beberapa bulan. Ini maksimal pada awal dan sedikit
demi sedikit berkurang, tidak seperti pola bahu yang membeku.
- Kekakuan bersifat diffuse, jika lengan dirawat terlalu hati-hati (setelah
fraktur lengan) bahu bias menjadi kaku
- Distrofi simpatik refleks Bahu nyeri dan kaku bisa mengikuti infark
miokard atau stroke. Cirinya mirip dengan frozen shoulder dantelah
disarankan bahwa yang terakhir adalah bentuk distrofi simpatik refleks.
Pada kasus yang parah, seluruh anggota tubuh bagian atas terlibat,
dengan perubahan trofik dan vasomotor di tangan (the shoulder hand
syndrome).
Pemeriksaan fisik
8
lebih
kecil dibandingkan otot bahu sisi yang sehat karena mengalami
atrofi.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan khusus
• Appley scratch
9
membentuk muskulotendineus “rotatorcuff”. Bila gangguan berkelanjutan
akan terlihat bahu yang terkena reliefnya mendatar, bahkan kempis, karena
atrofi otot deltoid, supraspinatus dan otot “rotator cuff” lainnya.
Tes ini dilakukan untuk mengungkapkan ada tidaknya kerusakan pada otot-
otot serta tendon yang menyusun rotator cuff dari bahu. Pemeriksa
mengabduksikan shoulder pasien sampai 900 dan meminta pasien
menurunkan lengannya secara perlahan-lahan pada sisi tersebut sebisa
mungkin. Tes ini positif jika pasien tidak dapat menurunkan lengannya
secara perlahan-lahan atau timul nyeri hebat pada saat mencoba melakukan
gerakan tersebut, hasil test positif indikasi cidera pada rotator cuff complex
Posisi: duduk atau berdiri, bahu abduksi 90, adduksi horizontal 30 dan
endorotasi penuh. Pemeriksa meletakkan tangan pada bagian atas lengan
atas. Pemeriksaan: pasien mempertahankan posisi ini sambil diberikan
tahanan ke bawah. Perhatian jika ada kelemahan otot, jangan lupakan nyeri.
10
Interpretasi: Jika terdapat nyeri atau tidak mampu melawan tahanan yang
diberikan maka terdapat kelumpuhan pada infraspinatus yang dapat terjadi
karena trauma,
Pada pemeriksaan ini pasien duduk atau berdiri dan pemeriksa dalam posisi
berdiri. Fiksasi skapula ipsilateral untuk mencegah protraksi. Kemudian
pasien di suruh elevasi secara pasif ke depan dari lengan. Perhatian apabila
ada nyeri pada bahu. Nyeri tersebut biasanya penjepitan tuberkulum mayor,
degenerasi supraspinatus dan bursa subakromial terhadap akromion.
Interpretasi : Jika siku jatuh ke belakang dan endorotasi tidak terjadi maka
positif mengindikasikan adanya masalah pada subscapularis
Manuver : Bahu difleksikan 90° dan siku fleksi 90° kemudian dilakukan
internal rotasi
• Speed test
• Yergasson test
11
Tes ini dilakukan untuk menentukan apakah tendon otot bicep dapat
mempertahankan kedudukannya didalam sulkus intertuberkularis atau
tidak. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cara memfleksikan elbow
sampai 90o dan supinasi lengan bawah (lengan yang diperiksa) dan
stabilisasi pada thorax yang berlawanan dengan pronasi lengan bawah
(lengan yang tidak diperiksa). Selanjutnya pasien melakukan gerakan lateral
rotasi lengan melawan tahanan. Hasil positif jika ada tenderness didalam
sulcus bicepitalis atau tendon keluar dari sulcus, ini merupakan indikasi
tendinitis bicipitalis.
2.5 Tatalaksana
Farmakologi
• Non-steroid anti-inflammatory drug (NSAID) seperti aspirin dan
ibuprofen
dapat mengurangi nyeri dan pembengkakan. Obat-obatan ini digunakan
jangka pendek dan hanya jika perlu. Obat-obatan ini dapat digunakan
sebagai pereda nyeri sebelum memulai terapi latihan.
• Muscle relaxant seperti diazepam dapat digunakan untuk mengurangi
kekakuan dan nyeri dengan menghilangkan spasme pada otot-otot bahu.
• Steroid intra-artikular : cortisone adalah salah satu contoh obat yang
biasa digunakan untuk injeksi intraartikular. Dapat diberikan untuk
pasien yang tidak membaik dengan obat oral dan terus-menerus
mengalami nyeri. Injeksi intraartikular juga dapat dilakukan sebagai
kombinasi untuk membantu latihan peregangan. Pengobatan ini dapat
perlu dilakukan dalam beberapa bulan. Injeksi biasanya diberikan
dengan bantuan radiologis, bisa dengan fluoroskopi, USG, atau CT.
Bantuan radiologis digunakan untuk memastikan jarum masuk dengan
tepat pada sendi bahu. Kapsul bahu juga dapat diregangkan dengan
saline normal, kadang hingga terjadi rupture pada kapsul untuk
mengurangi nyeri dan hilangnya gerak karena kontraksi. Tindakan ini
disebut hidrodilatasi
12
Non Farmakologi
Modalitas
o Masase es
• Terapi panas
13
- Efek terapi dari pemberian panas lokal, baik dangkal maupun
dalam, terjadi oleh adanya produksi atau perpindahan panas. Pada
umumnya reaksi fisiologis yang dapat diterima sebagai dasar
aplikasi terapi panas adalah bahwa panas akan meningkatkan
viskoelastik jaringan kolagen dan mengurangi kekakuan sendi.
Panas mengurangi rasa nyeri dengan jalan meningkatkan nilai
ambang nyeri serabut- serabut saraf. Efek lain adalah memperbaiki
spasme otot, meningkatkan aliran darah, juga membantu resolusi
infiltrat radang, edema, dan efek eksudasi.
- Beberapa menganjurkan pemanasan dilakukan bersamaan dengan
peregangan, dimana efek pemanasan meningkatkan sirkulasi yang
bermanfaat sebagai analgesik.Terapi panas dangkal menghasilkan
panas yang tertinggi pada permukaan tubuh namun penetrasinya
kedalam jaringan hanya beberapa milimeter. Pada terapi panas
dalam, panas diproduksi secara konversi dari energi listrik atau
suara ke energi panas didalam jaringan tubuh. Panas yang terjadi
masuk kejaringan tubuh kita yang lebih dalam, tidak hanya sampai
jaringan dibawah kulit (subkutan). Golongan ini yang sering disebut
diatermi, terdiri dari: o Diatermi gelombang pendek (short wave
diathermy=SWD)
o Diatermi gelombang mikro (microwave diathermy = MWD)
o Diatermi ultrasound (utrasound diathermy = USD)
- Pada Capsulitis adhesive, modalitas yang sering digunakan adalah
ultrasound diathermy (US) yang merupakan gelombang suara
dengan frekuensi diatas 17.000 Hz dengan daya tembus yang paling
dalam diantara diatermi yang lain. Gelombang suara ini selain
memberikan efek panas/ termal, juga ada efek nontermal/ mekanik/
mikromasase, oleh karena itu banyak digunakan pada kasus
perlekatan jaringan. Frekuensi yang dipakai untuk terapi adalah 0,8
14
hampa udara. Menurut penelitian, medium kontak yang paling ideal
adalahgel.
Efek US pada Capsulitis adhesive :
15
hangat yang nyaman), (d) Intensitas fortis (Penderita
merasakan panas yang kuat, tapi masih bisa ditahan).
✓ Tujuan terapi panas yang dihasilkan pada pemberian SWD
ini adalah:
o Mengurangi nyeri
16
Syarat-syarat untuk menentukan indikasi pemberian
terapi dengan SWD:
Terapi Latihan
17
- Merupakan bagian yang terpenting dari terapi Capsulitis adhesive.
Pada awalnya latihan gerak dilakukan secara pasif terutama bila
rasa nyeri begitu berat. Setelah nyeri berkurang latihan dapat
dimulai dengan aktif dibantu. Rasa nyeri yang timbul pada waktu
sendi digerakkan baik secara pasif maupun aktif menentukan saat
dimulainya latihan gerak. Bila selama latihan pasif timbul rasa nyeri
sebelum akhir pergerakan sendi diduga masih fase akut sehingga
latihan gerakan aktif tidak diperbolehkan. Bila rasa nyeri terdapat
pada akhir gerakan yang terbatas, berarti masa akut sudah
berkurang dan latihan secara aktif boleh dilakukan. Pada latihan
gerak yang menimbulkan/ menambah rasa nyeri, maka latihan harus
ditunda karena rasa nyeri yang ditimbulkan akan menurunkan
lingkup gerak sendi. Tetapi bila gerakan pada latihan tidak
menambah rasa nyeri maka kemungkinan besar terapi latihan gerak
akan berhasil dengan baik. Latihan gerak dengan menggunakan alat
seperti shoulder wheel , overhead pulleys, finger ladder, dan
tongkat merupakan terapi standar untuk penderita frozen shoulder
18
sedang menarik tidak boleh memberikan tahanan yang berlebihan
kepada lengan yang sedang menarik.
endorotasi maupun eksorotasi bahu dalam posisi abduksi 90o dan siku
fleksi 90o. Dengan meletakkan siku pada aksis roda maka gerakan dapat
dilakukan sampai pada keterbatasan lingkup gerak sendi.
• Towelexercise
Towel exercise biasanya dilakukan dengan gerakan internal rotasi dalam
posisi berdiri. Tangan pada bagian bahu yang sakit memegang handuk
di belakang punggung, sedangkan tangan lain memegang handuk di
depan. Tangan yang sehat menarik handuk tersebut secara perlahan ke
arah bawah depan, sedangkan tangan yang sakit harus relaks dan mampu
19
perlahan-lahan mengikuti gerakan ke atas dari handuk. Ketika regangan
yang nyaman dirasakan, tahan posisi tersebut selama 10-30 detik,
diulang 5-10 kali atau sampai lelah.
• Anterior shoulder stretch dan advanced anterior shoulder stretch
Latihan ini bertujuan untuk meregangkan otot-otot anterior bahu. Pada
anterior shoulder stretch, diawali dengan meletakkan siku pasien di
dekat tubuhnya dengan tangan pasien menyentuh pintu atau dinding,
perlahan-lahan putar tubuh bagian bawah hingga mencapai peregangan
dalam tingkat toleransi yang nyaman, pertahankan siku pasien di dekat
tubuhnya, lalu tahan selama 10-30 detik, diulang 5- 10 kali setiap
latihan. Dengan kata lain, latihan anterior shoulder stretch mengandung
gerakan eksternal rotasi bahu. Pada advanced anterior shoulder stretch,
pasien mencoba peregangan bahu dengan prinsip yang mirip dengan
20
lalu diikuti oleh gerakan aktif, baik pada posisi berdiri, duduk, maupun
tidur.
Tindakan Invasif
2.9 Edukasi
21
• Jelaskan mengenai apa itu frozen shoulder, serta beri pengertian bahwa
penyakit ini dapat sembuh sendiri tetapi diperlukan penanganan di bidang
rehabilitasi medik (selain obat-obatan) berupa fisioterapi dengan modalitas,
latihan luas gerak sendi dan mobilisasi untuk menghindari komplikasi, serta
mempercepat penyembuhan dan pemulihan.
• Edukasi pasien untuk melaksanakan simple exercise pada sendi bahu di
rumah, serta bagaimana gerakan-gerakannya. Kegiatan ini dilaksanakan
dengan bantuan keluarga karena membutuhkan gerakan pasif apabila pasien
belum bisa melaksanakan gerak aktif.
• Edukasi pasien bahwa penyembuhan umumnya dapat dicapai dalam 6 bulan
hingga 2 tahun, dimana pemulihan akan lebih cepat apabila pasien mau
menjalani rehabilitasi.
• Setelah pasien sembuh, edukasi pasien untuk mencegah imobilitas sendi
bahu, dengan cara melanjutkan simple exercise pada sendi bahu secara
teratur.
• Edukasi pasien untuk menghindari penggunaan obat anti-inflamasi jangka
panjang.
• Edukasi pasien untuk memperbaiki pola hidup dan perilaku.
22
23
DAFTAR PUSTAKA
24