Anda di halaman 1dari 19

TERAPI FISIK DALAM

PENGELOLAAN
FROZEN SHOULDER
Hui Bin Yvonne Chan, BSc(Hons), Pek Ying Pua, BPhty, MManipPhty,
Choon How How1, MMed, FCFP

Diterjemahkan oleh :
Ivana Shafira Putri (22010119220069)

Dosen Pembimbing :
dr. Lisa Nurhasanah, Sp.KFR
ABSTRAK

Frozen Shoulder atau yang juga dikenal dengan adhesive


capsulitis adalah hal yang umum dijumpai pada perawatan primer
dan dapat menyebabkan nyeri hebat serta disabilitas. Kondisi ini
dalam perkembangannya dibagi menjadi tiga tahap : pembekuan
(nyeri), beku (perekat), dan pencairan, dan seringkali dapat sembuh
dengan sendirinya. Terapi konservatif secara umum antara lain obat
antiinflamasi non-steroid (NSAID), glukokortikoid oral, injeksi intra-
artikular dan / atau terapi fisik. Namun, mungkin masih banyak dokter
yang terbatas hanya pada peresepan obat. Artikel ini menguraikan
latihan terapi fisik yang ditargetkan kepada pasien Frozen Shoulder
yang dapat dikombinasikan dengan analgesik umum.

Kata kunci : adhesive capsulitis, Frozen Shoulder, terapi fisik, manajemen sendiri
KASUS

Lucy, seorang wanita berusia 53 tahun, mengunjungi Anda beberapa kali


dalam setahun terakhir. Dia merasakan sakit yang luar biasa di bahunya dan
akhir-akhir ini, semakin sulit mengangkat lengannya atau meraih ke bagian
belakang punggungnya. Anda sebelumnya memberinya obat penghilang rasa
sakit sebagai pengobatan. Namun, dikarenakan riwayat masalah pada
lambungnya, Anda tertarik untuk mengeksplorasi terapi fisik sebagai bagian
dari manajemen.
APAKAH ITU FROZEN
SHOULDER?
• Frozen Shoulder, juga dikenal sebagai adhesive capsulitis, didefinisikan sebagai "suatu kondisi
yang etiologinya tidak pasti, ditandai dengan pembatasan signifikan dari gerakan bahu baik
aktif maupun pasif yang terjadi tanpa adanya gangguan intrinsik bahu yang diketahui".
Pasien dengan Frozen Shoulder biasanya mengalami kekakuan bahu yang berbahaya, nyeri
hebat yang biasanya memburuk pada malam hari, dan hampir tidak dapat melakukan
eksorotasi pasif maupun aktif. Biasanya tidak terdapat temuan yang signifikan dalam riwayat
pasien, pemeriksaan klinis atau evaluasi radiografi untuk menjelaskan keterbatasan gerak
atau nyeri yang dialami.
• Frozen Shoulder dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Idiopatik Primer = sering dikaitkan dengan penyakit dan kondisi lain, seperti diabetes
mellitus (mungkin merupakan presentasi pertama pasien diabetes). Pasien dengan
penyakit sistemik seperti penyakit tiroid dan penyakit Parkinson berisiko lebih tinggi.
b. Sekunder = terjadi setelah cedera bahu atau imobilisasi (mis. Robekan tendon rotator cuff,
penyempitan celah subacromial, tenosynovitis biceps dan kalsifikasi tendonitis). Rasa nyeri
yang dialami pasien berkembang dari proses patologi yang terjadi di bahu, yang kemudian
menjadikan berkurangnya gerakan pada bahu dan dengan demikian mengembangkan
terjadinya Frozen Shoulder.
• Frozen Shoulder seringkali berkembang dalam tiga tahap :
1. Tahap Pembekuan (nyeri)  berlangsung sekitar 2-9 bulan, timbul nyeri bahu
parah yang difus/menyebar secara bertahap yang biasanya memburuk di malam
hari.
2. Tahap Beku (perekat)  Rasa sakit akan mulai mereda selama tahap beku
dengan keterbatasan progresif fleksi, ekstensi, eksorotasi, dan endorotasi
glenohumeral. Tahap ini dapat berlangsung selama 4-12 bulan.
3. Tahap Pencairan  pasien mengalami kembalinya secara bertahap lingkup
gerak sendi yang membutuhkan waktu sekitar 5-26 bulan.
Meskipun Frozen Shoulder sering sembuh sendiri (biasanya sembuh dalam 1-3
tahun) namun penyakit ini bisa tetap bertahan, memunculkan gejala-gejala yang
umumnya ringan (rasa nyeri adalah keluhan yang paling umum)
Gerakan
Keparahan

Tahap
Tahap Beku Tahap
Pembekuan Pencairan

Nyeri

Waktu

• Gambar 1. Bagan presentasi klinis Frozen Shoulder. Ikon dengan ekspresi wajah mewakili tingkat rasa
nyeri pasien
SEBERAPA UMUMKAH FROZEN
SHOULDER DALAM PRAKTEK SAYA?
• Frozen Shoulder diperkirakan mempengaruhi 2% -5% dari populasi umum dan
dapat mengakibatkan nyeri dan disabilitas.
• Paling sering pada usia dekade keempat hingga keenam dan lebih sering terjadi
pada wanita daripada pada pria.
• Istilah ‘Frozen Shoulder ' sering digunakan secara luas dan disalah artikan dengan
keterbatasan bahu lainnya seperti robekan rotator cuff atau osteoarthritis.
• Patologi subakromial (mis. Tendinopati rotator cuff, bursitis subakromial, dan
impingement syndrome) dapat sangat mirip dengan Frozen Shoulder pada tahap
awal. Untuk penatalaksanaan yang tepat, penting bagi dokter untuk memastikan
diagnosis.
• Karena terapi fisik yang dijelaskan dalam artikel ini secara spesifik ditargetkan pada
Frozen Shoulder maka teknik untuk kondisi bahu lainnya memerlukan penyesuaian
lebih lanjut.
APA YANG DAPAT SAYA LAKUKAN
DALAM PRAKTEK SAYA?
• Sebagian besar kasus Frozen Shoulder ini dapat ditangani dengan perawatan primer.
Dokter dianjurkan memulai perawatan dengan edukasi pasien. Menjelaskan riwayat
alamiah dari kondisi pasien seringkali membantu mengurangi frustrasi, meningkatkan
kepatuhan dan menghilangkan ketakutan bagi pasien. Dianjurkan juga untuk mengedukasi
bahwa lingkup gerak sendi bisa jadi tidak akan pulih secara penuh. Perawatan konservatif
umum untuk Frozen Shoulder yaitu termasuk obat antiinflamasi non-steroid (NSAID),
glukokortikoid yang diberikan secara oral atau injeksi intra-artikular, dan / atau terapi fisik.
Namun, banyak praktisi yang terbatas pada peresepan obat untuk menghilangkan rasa
nyeri dan peradangan.
• Banyak jenis terapi fisik dan latihan di rumah yang dapat digunakan sebagai pengobatan
lini pertama untuk Frozen Shoulder. Terapi fisik telah terbukti dapat meredakan nyeri dan
mengembalikan gerak fungsional. Ketika dikombinasikan dengan terapi fisik, NSAID
terbukti lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan NSAID saja. Demikian pula,
berbagai penelitian tentang kortikosteroid intra-artikular yang digunakan dalam kombinasi
dengan terapi fisik menghasilkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kortikosteroid
intra-artikular saja.
• Terapi fisik untuk Frozen Shoulder idiopatik primer yang dijelaskan di sini dapat bermanfaat
untuk meresepkan latihan di rumah untuk meningkatkan mobilitas bahu pasien. Namun
demikian, sangat penting untuk mempertimbangkan gejala dan tahap kondisi pasien ketika
memilih metode perawatan fisik untuk Frozen Shoulder. Tabel I merangkum fitur-fitur utama
dari setiap tahap.

Tahap Pembekuan Tahap Beku Tahap Pencairan


Durasi 2-9 bulan 4-12 bulan 5-26 bulan
Tanda dan Nyeri bahu berat, Nyeri mulai mereda namun Kembalinya lingkup gerak
Gejala difus/menyebar secara ada keterbatasan lingkup sendi secara bertahap
bertahap, memburuk pada gerak sendi yang progresif
malam hari
Terapi - Edukasi pasien
Konservatif - Obat : Obat antiinflamasi non-steroid (NSAID), glukokortikoid oral atau intra-artikular
- terapi fisik
Terapi fisik - Latihan peregangan ringan - Teruskan latihan peregangan - Teruskan latihan peregangan
pada setiap - Modalitas : heat/ice pack - Latihan kekuatan : - Latihan kekuatan progresif
tahapan isometrik/statik dari isometrik/statik lalu
- Modalitas : heat/ice pack latihan berbasis resistensi

Tabel I. Rangkuman tiga tahap Frozen Shoulder


TAHAP PEMBEKUAN
• Nyeri yang parah sering terjadi selama tahap pembekuan dan pasien dalam
tahap ini akan mendapat manfaat dari belajar teknik penghilang rasa nyeri
• Latihan-latihan ini mencakup latihan mobilisasi bahu yang ringan dalam
rentang yang dapat ditoleransi (mis. Latihan pendulum, elevasi terlentang ke
depan secara pasif, eksorotasi pasif, dan lingkup gerak sendi dibantu secara
aktif pada ekstensi, adduksi horizontal, dan endorotasi)
• Heat (panas) atau ice (dingin) pack dapat diterapkan sebagai modalitas untuk
menghilangkan rasa nyeri sebelum memulai latihan ini
• Aplikasi modalitas panas lembab dalam hubungannya dengan peregangan
telah terbukti meningkatkan ekstensi otot
• Pasien-pasien tertentu mungkin juga memerlukan analgesik sebelum terapi
fisik
• Pasien harus memulai latihan lingkup gerak sendi dengan durasi pendek (1-5
detik), yang harus dalam rentang relatif bebas nyeri.
• Gambar 2 menunjukkan tiga latihan peregangan yang biasa dilakukan yang sangat berguna untuk
pasien dalam tahap ini
• Latihan pendulum dapat digunakan dalam gerakan fleksi, abduksi, atau memutar.
• Pasien juga dapat mencoba latihan katrol, sesuai toleransi, dan pelepasan otot leher atau skapular.
Perlu diperhatikan untuk tidak memperparah kondisi Frozen Shoulder , karena peregangan yang
agresif di luar ambang nyeri dapat menghasilkan kondisi yang lebih buruk, terutama pada fase awal
kondisi ini.
• Terdapat pula bukti penelitian bahwa pasien harus menghindari postur bahu ke depan karena dapat
menyebabkan keterbatasan gerakan fleksi dan abduksi glenohumeral.

Gambar 2. Foto menunjukkan contoh latihan peregangan: (a) fleksi bahu ke depan secara aktif dengan tongkat; (b)
eksorotasi bahu secara aktif dengan tongkat; dan (c & d) latihan pendulum
TAHAP BEKU
• Mirip dengan tahap pembekuan, heat/ice pack dapat diterapkan selama tahap beku untuk
menghilangkan rasa nyeri sebelum memulai latihan
• Latihan di rumah seperti pada Gambar 2 dapat dilanjutkan dalam batas yang dapat
ditoleransi. Secara khusus, latihan peregangan untuk otot-otot dada dan otot-otot di
belakang bahu harus dipertahankan. Latihan rotasi sebelum latihan elevasi, seperti
peregangan eksorotasi, juga disarankan untuk menghindari peningkatan rasa nyeri dan
peradangan
• Pada tahap ini, latihan penguatan ditambahkan untuk menjaga kekuatan otot. Kontraksi
isometrik atau statis adalah latihan yang tidak memerlukan gerakan sendi dan dapat
dilakukan tanpa khawatir timbul peningkatan rasa nyeri di bahu
Gambar. 3 menunjukkan latihan penguatan yang dapat dilakukan di rumah. Latihan
retraksi skapula dengan ringan meregangkan otot-otot dada dan berfungsi sebagai
penguatan dasar untuk otot skapula. Eksorotasi bahu isometrik juga dapat digunakan
untuk fleksi atau abduksi, dalam kisaran yang wajar, tetapi perawatan harus tetap
dilakukan untuk menghindari latihan yang agresif, karena terapi yang terlalu berlebihan
dapat memperparah sinovitis kapsular dan selanjutnya menyebabkan nyeri.

Gambar 3. Foto menunjukkan latihan penguatan : (a) retraksi skapula; (b) peregangan kapsul posterior; dan (c)
eksorotasi bahu isometrik. Dalam melakukan retraksi skapula, skapula ditarik ke arah sisi yang lain (sesuai arah
panah a)
TAHAP PENCAIRAN
• Pada tahap pencairan, pasien mengalami kembalinya lingkup gerak sendi secara
bertahap. Sangat penting untuk membuat kondisi bahu kembali normal secepat
mungkin dengan gerakan dan kekuatan penuh.
• Latihan penguatan penting dilakukan karena bahu sangat melemah setelah
beberapa bulan melakukan pergerakan minimal.
• Dibandingkan dengan tahap beku, pasien dapat melakukan lebih banyak latihan
mobilitas dan peregangan (mis. Gambar 2 & 3) dengan durasi yang lebih lama,
dalam batas-batas yang dapat ditoleransi.
• Latihan penguatan juga dapat berkembang dari kontraksi isometrik atau statis,
menjadi latihan menggunakan resistance band, dan akhirnya untuk latihan beban
secara bebas atau dengan mesin beban.
• Latihan rotator cuff, serta latihan postur dan latihan untuk otot-otot deltoid dan
dada, dapat dimasukkan dalam perawatan juga
RUJUKAN
• Rujukan ke ahli terapi fisik dapat dilakukan ketika dokter berpikir bahwa kondisi pasien
membutuhkan lebih banyak bimbingan dan dapat mengambil manfaat dari tinjauan
fisioterapis, atau ketika kondisi pasien gagal membaik setelah melakukan uji coba
latihan seperti di atas.
• Rujukan ke spesialis ortopedi mungkin diperlukan jika beberapa penyelidikan
diperlukan, seperti radiografi bahu (untuk mencari kalsifikasi tendonitis atau taji tulang
akromial, yaitu Taji Bigliani Tipe 3) dan pencitraan resonansi magnetik bahu untuk
menyingkirkan adanya robekan cuff.
• Manipulasi Frozen Shoulder di bawah anestesi regional bersama dengan injeksi kortison
sendi glenohumeral intra-articular adalah bentuk pengobatan yang efektif dalam kasus
Frozen Shoulder tanpa robekan cuff. Hal ini terutama bila pasien menginginkan
perbaikan gejala dan menghindari nyeri, kaku, serta proses pencairan bahu bertahap
yang lambat.
KASUS

Lucy mulai melakukan latihan penguatan di rumah, mengikuti instruksi


Anda. Pada kunjungan berikutnya ke klinik Anda, ia melaporkan dengan
bahagia bahwa latihan-latihan ini telah menghilangkan beberapa rasa
sakitnya dan meningkatkan gerakan bahunya. Anda meyakinkan bahwa
kondisinya biasanya membutuhkan waktu untuk pulih dan memintanya untuk
melanjutkan ke latihan berbasis resistensi. Anda mencatat bahwa dia berada
dalam tahap pemulihan dan tidak merujuknya ke fisioterapis.
PESAN YANG DAPAT DIAMBIL
1. Pasien dengan Frozen Shoulder biasanya mengalami kekakuan bahu yang berbahaya dan
hampir tidak dapat melakukan gerakan eksorotasi bahu secara aktif maupun pasif.
2. Frozen Shoulder terjadi dalam tiga tahap: pembekuan (nyeri), beku (perekat) dan
pencairan, dan seringkali dapat sembuh dengan sendirinya.
3. Terapi konservatif Frozen Shoulder umumnya termasuk NSAID, glukokortikoid yang
diberikan secara oral atau injeksi intra-artikular, dan / atau terapi fisik.
4. Terapi fisik dan latihan di rumah dapat menjadi pengobatan lini pertama untuk Frozen
Shoulder, dengan mempertimbangkan gejala dan tahapan kondisi pasien.
5. Pada tahap pembekuan (nyeri), latihan peregangan ringan dapat dilakukan tetapi harus
dijaga dalam waktu singkat (1-5 detik) dan tidak melampaui ambang nyeri pasien.
6. Pada tahap beku (perekat), latihan penguatan seperti retraksi skapula, peregangan
kapsul posterior dan eksorotasi bahu isometrik dapat ditambahkan ke latihan pasien untuk
pemeliharaan kekuatan otot.
7. Pada tahap pencairan, pasien mengalami kembalinya lingkup gerak sendi secara
bertahap; baik latihan peregangan maupun penguatan dapat ditingkatkan intensitasnya,
dengan durasi yang lebih lama
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
• 1. Zuckerman JD, Rokito A. Frozen shoulder: a consensus defnition. J Shoulder Elbow Surg 2011; 20:322-5.
2. Brue S, Valentin A, Forssblad M, Werner S, Mikkelsen C, Cerulli G. Idiopathic adhesive capsulitis of the shoulder: a review. Knee Surg Sports
Traumatol Arthrosc 2007; 15:1048-54.
3. Pal B, Anderson J, Dick WC, Griffths ID. Limitation of joint mobility and shoulder capsulitis in insulin- and non-insulin-dependent diabetes
mellitus. Br J Rheumatol 1986; 25:147-51.
4. Cakir M, Samanci N, Balci N, Balci MK. Musculoskeletal manifestations in patients with thyroid disease. Clin Endocrinol (Oxf) 2003; 59:162-7.
5. Wohlgethan JR. Frozen shoulder in hyperthyroidism. Arthritis Rheum 1987; 30:936-9.
6. Riley D, Lang AE, Blair RD, Birnbaum A, Reid B. Frozen shoulder and other shoulder disturbances in Parkinson’s disease. J Neurol Neurosurg
Psychiatry 1989; 52:63-6.
7. Prestgaard TA. Frozen shoulder (adhesive capsulitis). In: UpToDate [online]. Available at: https://www.uptodate.com/contents/frozen-
shoulder-adhesivecapsulitis. Accessed November 1, 2017.
8. Dias R, Cutts S, Massoud S. Frozen shoulder. BMJ 2005; 331:1453-6.
9. Maund E, Craig D, Suekarran S, et al. Management of frozen shoulder: a systematic review and cost-effectiveness analysis. Health Technol
Assess 2012; 16:1-264.
10. Hand C, Clipsham K, Rees JL, Carr AJ. Long-term outcome of frozen shoulder. J Shoulder Elbow Surg 2008; 17:231-6.
11. Vastamäki H, Kettunen J, Vastamäki M. The natural history of idiopathic frozen shoulder: a 2- to 27-year followup study. Clin Orthop Relat
Res 2012; 470:1133-43.
12. Hsu JE, Anakwenze OA, Warrender WJ, Abboud JA. Current review of adhesive capsulitis. J Shoulder Elbow Surg 2011; 20:502-14.
13. Rizk TE, Pinals RS. Frozen shoulder. Semin Arthritis Rheum 1982; 11:440-52.
14. Wong PL, Tan HC. A review on frozen shoulder. Singapore Med J 2010; 51:694-7.
15. Page P, Labbe A. Adhesive capsulitis: use the evidence to integrate your interventions. N Am J Sports Phys Ther 2010; 5:266-73.
16. Dudkiewicz I, Oran A, Salai M, Palti R, Pritsch M. Idiopathic adhesive capsulitis: long-term results of conservative treatment. Isr Med Assoc J
2004; 6:524-6.
17. Page MJ, Green S, Kramer S, et al. Electrotherapy modalities for adhesive capsulitis (frozen shoulder). Cochrane Database Syst Rev 2014;
(10):CD011324.
18. Mobini M, Kashi Z, Bahar A, Yaghubi M. Comparison of corticosteroid injections, physiotherapy, and combination therapy in treatment of
frozen shoulder. Pak J Med Sci 2012; 28:648-51.
19. Järvinen TA, Järvinen TL, Kääriäinen M, Kalimo H, Järvinen M. Muscle injuries: biology and treatment. Am J Sports Med 2005; 33:745-64.
20. Kelley MJ, McClure PW, Leggin BG. Frozen shoulder: evidence and a proposed model guiding rehabilitation. J Orthop Sport Phys Ther 2009;
39:135-48.
21. Diercks RL, Stevens M. Gentle thawing of the frozen shoulder: a prospective study of supervised neglect versus intensive physical therapy in
seventy-seven patients with frozen shoulder syndrome followed up for two years. J Shoulder Elbow Surg 2004; 13:499-502.
22. Donatelli R, Ruivo RM, Thurner M, Ibrahim MI. New concepts in restoring shoulder elevation in a stiff and painful shoulder patient. Phys Ther
Sport 2014; 15:3-14

Anda mungkin juga menyukai