Anda di halaman 1dari 28

PENATALAKSAN

AAN GBS
Oleh
Sabirin Berampu, SST, M.Fis

1
Guillain Barre Syndrome (GBS)
Suatu neuropati perifer akut yang menimbulkan kelemahan
anggota gerak yang berkembang selama beberapa hari hingga
4 minggu

Insidensi tahunan 1,3 kasus


per 100.000 populasi
Laki-laki >> Perempuan
anak-anak dan dewasa

2
Guillain Barre Syndrome (GBS)

Idiopathic polyneuritis, acute febrile polyneuritis, infective


polyneuritis, post infectious polyneuritis, acute inflammatory
demyelinating polyradiculoneuropathy

Penyebab paralisis neuromuskular yang paling sering

3
Etiologi

• Infeksi bakterial atau viral, vaksinasi dan lain-lain

bergantung pada kerentanan host

• 2/3 kasus GBS memiliki riwayat infeksi

dalam 4-6 minggu

• infeksi saluran nafas dan gastro

intestinal >> 4
Klasifikasi

Acute inflammatory demyelinating polyneuropathy (AIDP), acute motor axonal

neuropathy (AMAN), acute motor and sensory axonal neuropathy (AMSAN) dan

sindroma Miller Fisher.

5
Diagnosis

•Pemeriksaan fisik

•Pemeriksaan laboratorium penunjang

(Pemeriksaan CSF, EMG, KHS)

•MRI (magnetic resonance imaging)


6
Penatalaksanaan
• Kombinasikan imunoterapi spesifik dan perawatan suportif.

• Plasma exchange (PE) dan Intravenous immunoglobulin (IVIG)

Nyeri pada
89% kasus
GBS Nyeri neuropatik : antidepresan (trisiklik dan
serotonin/noradrenalin reuptake inhibitors), obat anti- epilepsi
(gabapentin dan pregabalin) atau lidokain topikal (untuk regio
fokal).

Nyeri refrakter berat: tramadol dan opiat dapat


dipertimbangkan.
7
Rehabilitasi

1. So-called day hospital care (Pasien tidur di rumah, dan

dibawa ke rumah sakit tempat rehabilitasi atau pusat

untuk terapi)

2. Rehabilitasi sub-akut, pada fasilitas rawatan/ rehab.

3. In-patient care di rumah sakit.

4. Rehabilitasi pasien rawat jalan.

5. Terapi di rumah (home-based therapy)


8
Rehabilitasi
Program rehabilitasi di rumah
sakit (inpatient) dan program Fisioterapis
individual di rumah

• Range of motion (ROM) (pasif, assistif aktif, aktif atau resistif aktif)

untuk tungkai bawah dan atas

• Latihan pernafasan dalam (deep breathing exercises) pada pasien-

pasien dengan gangguan pernafasan

• Latihan gait dengan atau tanpa splint dan alat-alat bantu

• Latihan keterampilan aktifitas sehari-hari (activities of daily

living ,ADL). 9
Fisioterapi

Mengajarkan pasien untuk berjalan se-independen mungkin

Pasien di
kolam
pakaikan berjalan
berenang
pelampung

Nyeri otot

10
Bila kekuatan otot
kembali??

• Punggung pasien diletakkan pada matras, dengan lutut dinaikkan


pada sokongan busa triangular; secara progresif beban diletakkan
pada pergelangan kaki dan pasien diarahkan untuk menaikkan dan
menurunkan tungkai secara lambat dan berulang-ulang.

• Mengangkat paha dan mempertahankannya pada posisi di atas


melawan gravitasi.

• Latihan sepeda stasioner dapat dipakai dengan menggunakan


kekuatan yang disesuaikan terhadap tungkai saat mengayuh
sepeda
11
Dapat menahan berat badan
dan mulai berjalan

• Gunakan alat bantu untuk memberikan sokongan dan membantu keseimbangan.

• Pasien bisa ditempatkan diantara 2 railings, disebut dengan balok paralel, diposisikan pada

setinggi pinggang. Hal ini memberikan sokongan maksimal saat berjalan dengan

berpegangan pada balok dengan kedua tangan.

• Jika keseimbangan membaik, walker beroda dapat digunakan. Pasien mendorong walker ke

depan untuk membantu mereka berjalan.

• Perkembangan selanjutnya adalah dengan menggunakan forearm crutches atau langsung ke

underarm crutches dan kemudian dengan tongkat. Tongkat berkaki 4 memberikan stabilitas

yang cukup. Bila pasien telah memiliki keseimbangan dan kekuatan yang cukup, tongkat

lurus bisa digunakan.


12
Chest physical therapy

Sekelompok terapi yang didesain untuk memperbaiki efisiensi respirasi,


meningkatkan ekspansi paru-paru, menguatkan otot-otot pernafasan dan
menghilangkan sekret dari sistem respirasi.

Drainase postural, perkusi dada, vibrasi dada, turning, deep breathing exercises
dan coughing. Terapi lain meliputi suctioning, terapi nebulizer dan pemberian
obat anti ekspektoran.

13
Chest physical therapy

1. Turning

Membalik badan dari satu sisi ke sisi yang lain agar


terjadinya ekspansi dada. Pasien dapat membalikkan tubuhnya
sendiri atau dibalikkan oleh orang lain. Kepala tempat tidur
ditinggikan untuk meningkatkan drainasi bila pasien dapat
mentolerir posisi ini.

Pasien yang sedang dalam penggunaan alat respirasi


mekanik (ventilator) perlu dibalik-balikkan setiap 1 atau 2 jam.

14
Chest physical therapy
2. Coughing

Membantu menghancurkan sekret di paru-paru, sehingga mukus dapat di-


suction keluar atau diludahkan.

Pasien duduk tegak dan menarik nafas panjang melalui hidung,


Membatukkan diulangi beberapa kali dalam satu hari.

3. Deep breathing

Membantu mengekspansi (meluaskan) paru-paru dan distribusi udara ke


seluruh bagian paru.

Pasien bisa duduk di kursi atau duduk tegak di tempat tidur dan menarik
nafas maksimal, Kemudian abdomen dikontraksikan dan pasien
menghembuskan nafas keluar (beberapa kali sehari) 15
Chest physical therapy

4. Drainase postural.

Menggunakan tenaga gravitasi untuk membantu drainase sekret secara


efektif dari paru-paru

Pasien ditempatkan dengan posisi kepala atau dada di bawah selama 15


menit.

Pasien yang memakai ventilator perlu mendapatkan terapi ini 4-6 kali sehari.

Perkusi dan vibrasi dapat dilakukan bersama-sama dengan drainase


postural

16
Chest physical therapy

5. Perkusi

Menepuk-nepuk dinding dada dengan tangan yang ditangkupkan (pada setiap segmen paru selama 1-
2 menit )

Untuk menghancurkan sekret-sekret yang tebal di paru-paru sehingga dapat dengan mudah
dikeluarkan.

6. Vibrasi

Membantu menghancurkan sekret.

Dapat dilakukan secara mekanikal atau manual pada saat pasien bernafas dalam. Bila dilakukan
manual, terapis melakukan vibrasi pada tangannya yang diletakkan di dada pasien dan mengadakan
vibrasi secara cepat dengan mangkontraksikan dan merelaksasikan otot-otot lengan dan bahu saat
pasien menghembuskan nafas (diulangi beberapa kali setiap hari sekitar 5 ekshalasi)

17
Gambar 1. Chest physiotherapy

18
Gambar 2. Posisi untuk drainase postural
19
Terapi okupasi

• Latihan untuk penguatan tungkai atas (bahu, lengan, tangan dan jari-jari) dan

membantu pasien untuk mempersiapkan diri untuk kembali ke pekerjaannya.

• Mempelajari kembali aktivitas yang telah diketahui sebelumnya, misalnya

memegang pensil, menggunakan alat-alat makan dan lain-lain.

• Pemeriksaan otot dapat dilakukan, dan latihan didesain untuk menguatkan otot-otot

yang lebih lemah. Latihan meremas bola karet secara berulang-ulang dapat

menguatkan cengkraman tangan, sementara melebarkan dua jari secara terpisah

pada pita karet yang diletakkan pada jari-jari dapat digunakan untuk meningkatkan

kekuatan jari. 20
Terapi okupasi

Menentukan status sensasi sensorik pada tangan.

Misalnya pasien diinstruksikan untuk menutup mata,

sementara ditangannya diletakkan benda-benda

dengan bentuk dan konsistensi yang bervariasi. Pasien

memasukkan tangannya, dengan mata tertutup ke

dalam mangkuk pasir atau beras yang berisi benda-

benda 21
Orthotic - prosthetic
Untuk pasien dengan kelemahan grup otot yang persisten, beberapa metode (alat-

alat ortotik) dapat digunakan untuk meningkatkan fungsi dan independensi.

Drop foot dapat diberikan molded ankle foot orthosis (MAFO), alat plastik yang

tipis dan ringan yang tepat dipasangkan di belakang tungkai bawah dan di bawah

kaki.

Untuk pasien dengan genggaman yang lemah, peralatan pemegang dapat dibalut

dengan silinder yang tebal atau karet busa untuk memberikan genggaman yang

lebih baik.

Velcro strap disekeliling pegangan tongkat dapat membantu pasien dengan

genggaman yang lemah untuk memudahkannya menggunakan tongkat.

22
Gambar 3. molded ankle- foot orthosis (MAFO)

23
Gambar 4 dan 5. Diagram yang menunjukkan efek pergerakan ankle (4) dan
diagram yang menunjukkan siklus gait skematik
untuk mengoptimisasi fungsi ankle-foot orthosis (5).
24
Gambar 6. Velcro strap

25
Terapi wicara

• Bicara dapat terganggu pada 40% pasien GBS

• Pasien dengan respirator tidak mampu berbicara oleh karena tube

ditempatkan ke jalan nafas. Pasien-pasien ini biasanya dapat

berkomunikasi melalui kartu komunikasi (communication cards).

• Membantu pasien mempelajari latihan-latihan terhadap otot-otot yang

terkena, untuk memperbaiki pola bicara dan kejelasan suara, begitu juga

dengan merekomendasikan perubahan diet untuk memfasilitasi

penelanan makanan dengan nutrisi yang adekuat.9


26
Konseling psikologi
• Variabel psikososial mempengaruhi outcome dalam rehabilitasi

GBS.

• Gejala depresi ringan ditunjukkan dengan adanya fatigue mental

persisten

• Bantuan konselling psikologis perlu pada pasien-pasien GBS untuk

memberikan edukasi pada pasien dan keluarga dalam

mempersiapkan pasien untuk kembali ke pekerjaan dan kehidupan

sosialnya. 27
Terima kasih

28

Anda mungkin juga menyukai