Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

HERNIA NUCLEUS PULPOSUS
STASE KMB

Disusun Oleh :
VIANA MERTI
2011515046

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
2020
A. DEFINISI
Adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah bantalan diantara tubuh
vertebra.
Material yang keras dan fibrosa ini ddigabungkan dalam satu kapsul.Bantalan seperti
bola dibagian tengah diskusi disebut nucleus pulposus.HNPmerupakanruputnya
nucleus pulposus. (2013).
Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah turunnya kandungan annulus fibrosus dari
diskus intervertebralis lumbal pada spinal canal atau rupture annulus fibrosus dengan tekanan
dari nucleus pulposus yang menyebabkan kompresi pada element saraf.

B. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang menyebabakantimbulnya HNP:
1. Alirandarahke discus berkurang
2. Bebanberat
3. Ligamen tumlongitudinalis posterior menyempit
Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan nucleus
polposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang beranda di
canalis vertebralis menekan radiks.

C. MANIFESTASI KLINIS

a) Nyeri pinggang bawah (lumbal atau servikal) yang intermiten (dalam beberapa
minggu sampai beberapa tahun). Nyeri menjalar sesuai dengan distribusi saraf
skiatik.
b) Sifat nyeri khas dari posisi berbaring keduduk, nyeri mulai dari pantat dan terus
menjalar kebagian belakang lutut kemudian ketungkai bawah.
c) Nyeri bertambah hebat karena pencetus seperti gerakan-gerakan pinggang saat
batuk atau mengejan, berdiri, atau duduk untuk jangka waktu yang lama dan nyeri
berkurang pasien beristirahat berbaring.

D. PATOFISIOLOGI
Pada tahap pertama sobeknya annulus fibrous bersifat sirkum ferensial.Karena adanya
gaya traumatic yang berulang,sobek anter sebut menjadi lebih besar dan timbul
sobekan radial.

Annulus fibrosussobek
Sobekan membesar

Sobekan radial

Nucleus pulposusjebol
(HNP)

Trauma berulang

Penjepitan saraf pada diskus iintervetebralis

Dxkep :Nyeriakut
Kerusakansaraf yang
mengaturkordinasianggotageraktubuh

Dxkep: hambatanmobilitasfisik

Kuranggerak

Tirahbaring

Dxkep :imtoleransiaktifitas

E. KOMPLIKASI
1) Komplikasi potensial untuk pendekatan anterior
a) Cedera arteri carotid atau a vertebral
b) Disfungsi saraf laringeus berulang
c) Perforasi esofagus
d) Obstruksi jalan nafas
2) Kompliasi pendekatan posterior
a) Retraksi/kontusio salah satu struktur
b) Kelemahan otot-otot yang dipersyarafi radiks saraf atau medulla
3) Kompilasi bedah diskusi
a) Terjadi pengulangan herniasi pada tempat yag sama atau tempat lain.
b) Radang pada mebran arachnoid
c) Rasa nyeri seperti terbakar pada daerah belakang bagian bawah yang menyebar
ke daerah bokong
d) Cedera syaraf dan jaringan
e) Sindrom diskusi gagal ( pegal berulang pada pinggul setelah disktomi lumbal).

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. MRI : untuk melokalisasi protusi diskusi
b. CT Scan
c. Mielgram
d. Pemeriksaan neuolik: untuk menentukan jika ada kerusakan reflex, sensori, motorik
karena kompresi radiks.
e. EMG(elektromiografi): untuk melokalisasi radiks saraf spinal khusus yang terkena

G. ASUHAN KEPERAWATAN
 PENGKAJIAN
1. Identitas
HNP terjadi pada umur pertengahan, kebanyakan pada jenis kelamin pria dan
pekerjaan atau aktivitas berat (mengangkat barang berat atau mendiring benda
berat).

2. Keluhan utama
Nyeri pada punggung bawah:
P : Trauma(mengangkat atau mendorong bendaberat).
Q : Sifat nyeri seperti ditusuk-tusuk atau seperti disayat,mendenyut,seperti kena
api, nyeri tumpul atau kemeng yang terus menerus.
R : Letak satu lokasi nyeri menunjukan nyeri dengan setepat-tepatnya sehingga
letak nyeri di ketahui dengan cermat.
S : Pengaruh posisi tubuh atau anggota tubuh berkaitan dengan tubuh.
T : Sifatnya akut, sub akut, perlahan-lahan atau bertahap, bersifat menetap, hilang
timbul makin lama makin nyeri.

3. Riwayat keperawatan
Apakah pasien pernah menderita Tb tulang, osteomilitis, keganasan (myeloma
multipleksi),
Riwayat menstruasi, apendisitis kronis, bisa menimbulkan nyeri punggung
bawah

4. Pemeriksaan
Keadaan umum
Pemeriksaan tanda-tanda vital, dilengkapi pemeriksaan jantung, paru-paru,
perut.

5. Masalah Keperawatan
a) nyeri akut b.d agen cidera fisiologi
Tujuan : control nyeri yang adekuat
Kriteria Hasil:
- Memperlihatkan pengendaian nyeri.
- Menunjukan tingkat nyeri
- Memeperlihatkan teknik relaksasi secara individu tyang efektif
- Mempertahankan nyeri (dengan skala 0-10 )
- Melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
- Mengenali factor penyebab dan menggunkan tindakan
- Melaporkan nyeri kepada pelayanan kesehetan.
- Melaporkan pola tidur yang baik.

NOC

- Tingkat kenyaman
- Pengendalian nyeri
- Tingkat nyeri

NIC

- Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk


mengumpulkan inforamsi pengkajian
- Minta pasien untuk menilai nyeri dengan skala 0-10
- Gunakan bagan alir nyeri untuk memantau peredaan nyeri
- Kaji dampak agama, budaya dan kepercayaan dan lingkungan
terhadap nyeri dan respon pasien
- Dalam mengkaji nyeri pasien,
- Manajemen nyeri
- Observasi isyarat nonverbal ketidaknyaman,
- Informasikan pasien untuk menginformasikan pada perawat
- Perbaiki keselahan persepsi tentang analgesic narkotik atau oploid.
- Ajarakan relaksasi,terapi.

b) Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan neoromuskular

Tujuan: mobilitas fisik yang adekuat

Kriteria Hasil:

- Pasien meningkat dalam aktivitas fisik


- Mengerti tujuan dan peningkatan mobilitas
- Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan
kemampuan berpindah
- Memperagaan penggunaan alat
- Bantu untuk mobilisasi(walker)

NOC

- Join movement : ACTIVE


- Mobility level
- Self care : ADLs
- Transfer performance

NIC

- Exercise therapy : ambulation


- Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan liat respon pasien
saat latihan
- Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai
dengan kebutuhan
- Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah
terhadap cedera
- Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang tekhnik ambulasi
- Kaji kemampuan passion dalam mobilisasi
- Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan
- Damping dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi
kebutuhan ADLs pasien
- Berikan alat bantu jika klien memerlukan
- Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan

c) intolerasi aktivitas b,d tirah baring.

Tujuan : Toleransi aktivitas

Kriteria Hasil:

- Saturasi O2 saat aktivitas dalam batas normal (95-100%)


- Nadi saat aktivitas dalam batas normal (60-100x/mnt)
- RR saat aktivitas dalam batas normal (12-20x/mnt)
- Tekanan darah systole saat aktivitas dalam batas normal (100-
120mmHg)
- Tekanan darah distoole saat aktivitas dalam batas normal (60-
80mmHg)
- Hasil EKG dalam batas normal
- Tidak Nampak lesu
- Tidak ada penurunan nafsu makan
- Tidak ada nafsu penurunan nafsu makan
- Tidak ada sakit kepala
- Kualitas tidur dan istirahat dalam batas normal

Intervensi

- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk merencanakan


monitoring program aktivitasi klien
- Bantu klien memilih aktivitas yang sesuai dengan kondisi
- Bantu klien untuk melakukan aktivitas/latihan fisik secara teratur
- Monitor status emosional, fisik dan social serta spiritual klien
terhadap laltihan/aktivitas
- Monitor hasil pemeriksaan EKG klien saat istirahat dan aktivitas
(bila meng mungkinkan dengan tes toleransi latihan)
- Kolaborasi pemberian obat anntihipertensi , obat-obatan digitalis
diuretic dan vasodilator
- Tentukan pembatasan aktivitas fisik pada klien
- Tentukan persepsi klien dan perawat mengenai kelelahan
- Tentukan penyebab kelelahan (perawatan,nyeri,pengobatan)
- Monitor efek dari pengobatan klien
- Monitor intake nutrisi yang adekuat sebagai sumber energy
- Anjurkan klien dan keluarga untuk mengenali tanda dan gejala
kelelahan saat aktivitas
- Anjurkan klien untuk membatasi aktivitas yang cukup berat seperti
berjalan jauh,berlari,mengangkat beban berat,dll
- Monitor respon terapi oksigen klien
- Batasi stimulasi lingkungan untuk relaksasi klien
- Batasi jumlah pengunjung

DAFTAR PUSTAKA

Cahyati, YI. 2005. ‘’HERNIA NUCLEUSN PULPOSUS (HNP)”.


Heather, Herdman T. 2015. DIAGNOSIS KEPERAWATAN Definisi & klasifikasi 2015 -2017
edisi 10. Jakarta EGC.

Kuswaya, fajar, 2011, ASUHAN KEPERAWATAN HNP (HERNIA NUKLEUS PULPOSUS).

Lestari ,cindy .2017. “hernia nucleus pulposus (HNP)

Anda mungkin juga menyukai