ii. Persyarafan
a. Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien
merasakan sensasi pada kedua anggota badan,tetapi mengalami sensasi yang
lebih kuat pada daerah yang tidak dirangsang.
b. Tidak terkontrol Bab dan Bak.
iii. Nyeri.
a. Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.
b. Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.
c. Nyeri otot dalam.
d. Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.
e. Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.
f. Nyeri pada pertengahan bokong.
g. Nyeri berat pada kaki semakin meningkat.
D. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya nyeri pada Low Back Pain
Nyeri yang ada pada low Back Pain 2 macam :
1. Nyeri Nosiseptif
Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah
periosteum, 1/3 bangunan luar annulus fibroseptor (bagian fibrosa dari
diskus intervertebralis) ligamentum kapsula artikularis, fasia dan otot.
Semua banguan tersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap
berbagai stimulus(mekanik, termal, kimiawi). Bila reseptor dirangsang
oleh sebagian stimulus lokal akan, dijawab dengan pengeluaran
sebagai mediator inflamasi dan substansia lainnya yang menyebabkan
timbulnya persepsinyeri., hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan
mencegah pergerakan untuk memungkinkan berlangsung proses
penyembuhan.
Salah satu mekanisme untuk mencegah kerusakan yang lebih
berat adalah spasme otot yang membatasi pergerakan. Spasme otot ini
menyebabkan iskemia dan sekaligus menyebabkan munculnya titik
picu (trigger points) yang merupakan salah satu kondisi nyeri.
Pembungkus syaraf juga, kaya akan nosiseptor yang merupakan
akhiran dari nervi nervorum yang juga berperan sebagai sumber nyeri
nosiseptif inflamasi, terutama nyeri yang dalam dan sulit dilokalisir.
Berbagai jenis rangsangan tadi akan mengantisipasi nosiseptor,
langsung menyebabkan nyeri dan sensitisasi menyebabkan
hiperalgesia.
G. Penatalaksanaan
1. Penata Laksanaan Keperawatan.
- Informasi dan edukasi.
- NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur,
modalitas termal), latihan kondisi otot, rehabilitasi vokasional,
pengaturan berat badan posisi tubuh dan aktivitas.
2. Medis
a. Formakoterapi.
- NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri
berat), injeksi epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri
radikuler
- NPB kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan
(gabapentin, karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker
(klonidin, prazosin), opioid (kalau sangat diperlukan)
b. Invasif non bedah
- Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)
- Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung
bawah yang intractable)
c. Bedah
HNP (Hernia Nukleus Pulposus), indikasi operasi :
- Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu:
nyeri berat/intractable / menetap / progresif.
- Defisit neurologik memburuk.
H. Komplikasi
Spinal stenosis ( penyempitan tulang belakang ).
Osteoporosis.
Depresi.
Stress.
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
2) Pemeriksaan persistem
3) Sistem persepsi dan sensori
(pemeriksaan panca indera : penglihatan, pendengaran, penciuman,
pengecap, perasa)
4) Sistem persarafan (Pemeiksaan neurologik)
· Pemeriksaan motorik
· Pemeriksaan sens sensorik.
· Straight leg Raising (SLR), test laseque (iritasi radisks L5 atau S
1) cross laseque(HNP median) Reverse Laseque (iritasi radik lumbal atas)
· Sitting knee extension (iritasi lesi iskiadikus)
· Pemeriksaan system otonom
· Tanda Patrick (lasi coxae) dan kontra Patrick (lesi sakroiliaka)
· Tes Naffziger
· Tes valsava.
5) Sistem pernafasan
(Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas.)
6) Sistem kardiovaskuler
(Nilai tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan frekuensi)
7) Sistem Gastrointestinal
(Nilai kemampuan menelan,nafsu makan, minum, peristaltic dan
eliminasi)
8) Sistem Integumen
(Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien )
9) Sistem Reproduksi
( Untuk pasien wanita )
10) Sistem Perkemihan
(Nilai Frekuensi Bak, warna, bau, volume )
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri
C. Intervensi keperawatan
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
D.0077 -Tujuan : Manajemen Nyeri : I.08238
-
D. Implementasi
E. Evaluasi
Langkah evaluasi dari proses keperawatan yaitu dengan
mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan dan
kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan. Data dikumpulkan
dengan dasar berkelanjutan untuk mengukur perubahan dalam
fungsi, dalam kehidupan sehari-hari dan dalam ketersediaan atau
pengembangan sumber eksternal (Potter & Perry, 2014). Tujuan
pemulangan (discharge goal) pada pasien dengan post operasi
hernia inguinal lateralis ang harus dicapai berdasarkan kriteria
hasil dalam intervensi keperawatan dan implementasi adalah :