Mahasiswa
A. Definisi
Low Back Pain (LBP) atau dalam bahasa indonesia adalah nyeri punggung bawah
(NPB) adalah suatu gejala berupa nyeri di bagian pinggang yang dapat menjalar ke tungkai
kanan atau kiri. Dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular atau keduanya.
Nyeri ini terasa di antara sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu di daerah
lumbal atau lumbosakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai. Nyeri
yang berasal dari daerah punggung bawah dapat dirujuk ke daerah lain atau sebaliknya
nyeri yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah (refered pain)
(Muttaqien, 2013).
B. Klasifikasi
NPB disebabkan oleh berbagai kelainan atau perubahan patologik yang mengenai
berbagai macam organ atau jaringan tubuh. Oleh karena itu beberapa ahli membuat
klasifikasi yang berbeda atas dasar kelainannya atau jaringan yang mengalami kelainan
tersebut. Macnab menyusun klasifikasi NPB sebagai berikut: (Muttaqien, 2013).
1. Viserogenik : NPB yang bersifat viserogenik disebabkan oleh adanya proses patologik
di ginjal atau visera di daerah pelvis, serta tumor retroperitoneal.
2. Neurogenik : NPB yang bersifat neurogenik disebabkan oleh keadaan patologik pada
saraf yang dapat menyebabkan NPB.
3. Vaskulogenik : Aneurisma atau penyakit vaskular perifer dapat menimbulkan NPB
atau nyeri yang menyerupai iskialgia.
4. Psikogenik : NPB psikogenik pada umumnya disebabkan oleh ketegangan jiwa atau
kecemasan, dan depresi, atau campuran antara kecemasan dan depresi.
5. Spondilogenik : NPB spondilogenik ini ialah suatu nyeri yang disebabkan oleh
berbagai proses patologik di kolumna vertebralis yang terdiri dari unsur tulang
(osteogenik), diskus intervertebralis (diskogenik), dan miofasial (miogenik), dan
proses patologik di artikulasio sakroiliaka.
E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan (Muttaqin, 2013)
Informasi dan edukasi.
a. Pada NPB akut: Imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan berat badan,
posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin) masase,
traksi (untuk distraksi tulang belakang), latihan : jalan, naik sepeda, berenang
(tergantung kasus), alat Bantu (antara lain korset, tongkat)
b. NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas termal),
latihan kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan posisi tubuh
dan aktivitas
2. Medis (Harsono, 2000)
a. Formakoterapi.
1) NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat),
injeksi epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler
2) NPB kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan (gabapentin,
karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker (klonidin, prazosin),
opioid (kalau sangat diperlukan)
b. Invasif non bedah
1) Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)
2) Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung bawah
yang intractable)
c. Bedah
HNP, indikasi operasi :
1) Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri
berat/intractable / menetap / progresif.
2) Defisit neurologik memburuk.
3) Sindroma kauda.
4) Stenosis kanal : setelah terjadi konservatif tidak berhasil
5) Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik
dan radiologic.
F. Komplikasi
Skoliosis merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan pada penderita nyeri
punggung bawah karena Spondilosis. Hal ini terjadi karena pasien selalu memposisikan
tubuhnya kearah yang lebih nyaman tanpa mempedulikan sikap tubuh normal. Hal ini
didukung oleh ketegangan otot pada sisi vertebra yang sakit (Rosyadi, 2010).
keluar dari kanallis spinalis atas fibri fertilago dan matrik gelatinus
MK : nyeri
Mobilitas fisik terganggu Jarang bergerak Kelemahan fisik umum
J. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Data fokus yang perlu dikaji:
1. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Penyakit
1) Keluhan Utama (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian)
2) Riwayat penyakit sekarang
a) Diskripsi gejala dan lamanya
b) Dampak gejala terhadap aktifitas harian
c) Respon terhadap pengobatan sebelumnya
d) Riwayat trauma
3) Riwayat Penyakit Sebelumnya
a) Immunosupression (supresis imun)
b) Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas (kangker)
c) Nyeri yang menetap merupakan pertimbangan untuk kangker atau
infeksi.
d) Pemberatan nyeri di kala terbaraing (tumor instraspinal atau infeksi) atau
pengurangan nyeri (hernia nudeus pulposus / HNP)
e) Nyeri yang paling berat di pagi hari (spondiloartropati seronegatif:
ankylosing spondyli-tis, artristis psoriatic, spondiloartropati reaktif,
sindroma fibromialgia)
f) Nyeri pada saat duduk (HNP, kelainan faset sendi, stenosis kanal,
kelahinan otot paraspinal, kelainan sendi sakroilikal, spondilosis /
spondilolisis / spondilolistesis, NPB-spesifik)
g) Adanya demam (infeksi)
h) Gangguan normal (dismenore, pasca-monopause /andropause)
i) Keluhan visceral (referred pain)
j) Gangguan miksi
k) Saddle anesthesia
l) Kelemahan motorik ekstremitas bawah (kemungkinan lesi kauda ekwina)
m) Lokasi dan penjalaran nyeri.
2. Aktivitas dan istirahat
Gejala: Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk, mengemudi
dalam waktu lama, membutuhkan papan/matras waktu tidur, penurunan rentang gerak
dari ekstrimiter pada salah satu bagian tubuh, tidak mampu melakukan aktivitas yang
biasanya dilakukan.
Tanda: Atropi otot pada bagian tubuh yang terkena, gangguan dalam berjalan.
3. Eliminasi
Gejala: Konstribusi, mengalami kesulitan dalam defekasi, adanya
inkontenensia/retensi urine
4. Integritas Ego
Gejala: Ketakutan akan timbulnya paralysis, ansietas masalah pekerjaan, finansial
keluarga.
Tanda: Tampak cemas, defresi, menghindar dari keluarga/orang terdekat
5. Neurosensori
Gejala: Kesemutan, kekakuan, kelemahan dari tangan/kaki
Tanda: Penurunan refleks tendon dalam, kelemahan otot, hipotania, nyeri
tekan/spasme pavavertebralis, penurunan persesi nyeri (sensori)
6. Nyeri/kenyamanan
Gejala: Nyeri seperti tertusuk pisau yang akan semakin memburuk dengan adanya
batuk, bersin, membengkokan badan, mengangkat defekasi, mengangkat kaki, atau
fleksi pada leher, nyeri yang tidak ada hentinya atau adanya episode nyeri yang lebih
berat secara interminten; nyeri menjalar ke kaki, bokong (lumbal) atau bahu/lengan;
kaku pada leher (servikal). Terdengar adanya suara “krek” saat nyeri baru timbul/saat
trauma atau merasa “punggung patah”, keterbatasan untuk mobilisasi/membungkuk
kedepan.
Tanda Sikap: dengan cara bersandar dari bagian tubuh yang terkena, perubahan cara
berjalan: berjalan dengan terpincang-pincang, pinggang terangkat pada bagian tubuh
yang terkena, nyeri pada palpasi.
7. Keamanan
Gejala: Adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi
8. Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala: Gaya hidup ; monoton atau hiperaktif
Pertimbangan: DRG menunjukan rata-rata perawatan:10,8 hari
Rencana pemulangan: Mungkin memerlukan batuan transportasi, perawatan diri dan
penyelesaian tugas-tugas.
K. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencidera fisik gangguan muskuloskeletal d.d mengeluh nyeri
pada punggung yang menjalar ke paha belakang (D.0077)
2. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan muskuloskeletal, d.d mengeluh nyeri saat
bergerak (D.0054)
L. Intervensi
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
1. (D.0077) Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
Nyeri Akut b.d agen pencidera Setelah dilakukan intervensi Observasi :
fisik gangguan muskuloskeletal, keperawatan selama 6 jam maka 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
d.d : tingkat nyeri menurun, dengan intensitas nyeri
Mayor Kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
DS: 1. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
1. Mengeluh nyeri 2. Meringis menurun Terapeutik :
DO: 3. Gelisah menurun 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
1. Tampak meringis 4. Frekuensi nadi membaik (mis. distraksi, kompres dingin).
2. Gelisah 5. Kesulitan tidur menurun 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu
3. Frekuensi nadi meningkat ruangan)
4. Sulit tidur Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 2009. Buku Ajar Anatomi
Umum. FK UNHAS
Brunner and Suddarth. 2000. Medical Surgical Nursing. Philadelphia: JB Lippincot
Company.
Harsono. 2000. Buku Ajar Neurologi Klinis. Edisi 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press. Judith M. Wilkinson.2007. Buku saku diagnosis keperawatan dengan
intervensi NIC dan kriteria hasil NOC ed. 7. Jakarta : EGC
Muttaqin, Arief. 2013. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem persarafan. Jakarta
: EGC
NANDA International. 2012. Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi 2012-2014.
Jakarta : EGC
Risky, Arianto. 2011. Low back pain/ nyeri pinggang.
http://freshlifegreen.blogspot.co.id/2011/02/low-back-pain-lbp-nyeri-pinggang.html
(diakses pada 2 November 2015)
Rosyadi, Helman. 2010. Nyeri punggung bawah/ low back pain.
http://brotherbuzz.blogspot.co.id/2010/04/nyeri-punggung-bawah-low-back-pain-
itu.html (diakses pada 2 November 2015)