Patofisiologi
Diagnosis
A. Anamnesis
B. Pemeriksaan neurologi
a. Pemeriksaan sensoris
Dilakukan pemeriksaan apakah ada gangguan sensoris. Dengan
diketahui dermatom mana yang terkena maka dapat diketahui radiks
yang terganggu.
b. Pemeriksaan motorik
Untuk mengetahui apakah terdapat tanda-tanda paresis, atrofi otot.
c. Pemeriksaan refleks
Jika didapatkan penurunan atau refleks tendon menghilang.
Gambar. Level-level neurologis yang terganggu
(A) (B)
c. Elektromyografi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat konduksi dari nervus, serta
untuk mengidentifikasi kerusakan nervus.
Terapi
A. Terapi konservatif
Terapi konservatif ini dilakukan selama 2 minggu pertama, biasanya
gejala dan tanda gangguan diskus akan membaik dengan cara ini. Terapi
ini dilakukan untuk memberi kesempatan kemungkinan terjadinya reduksi
dari protusi diskus dan penyembuhan robekan anulus fibrosus.
Terapi konservatif yang diberikan seperti: istirahat (utama) dengan
cara baring menggunakan alas yang datar dan keras, pemberian obat
analgesik dan relaksan otot serta fisioterapi berupa pemanasan daerah
yang nyeri. Jika pasien sudah mulai berdiri dan berjalan selanjutnya
dianjurkan untuk menggunakan korset selema beberapa hari sampai
minggu. Apabila nyerinya sudah hilang maka mulai berikan latihan
lumbosakral serta perubahan postur tubuh khususnya dalam mengangkat
beban, duduk, berdiri, dan lainnya.
B. Terapi farmakologis
a. Analgetik dan NSAID
Obat diberikan dengan tujuan untuk mengurangi nyeri dan inflamasi
sehingga dapat mempercerpat kesembuhan. Analgetik contohnya
parasetamol, aspirin; NSAID seperti ibuprofen, dan lainnya.
b. Obat pelemas otot
Diberikan jika penyebab NPB adalah spasme otot. Sering
dikombinasikan dengan NSAID untuk memperkuat efeknya. Contohnya
tinazidin, esperidone, dan lainnya.
c. Opioid (tidak terlalu efektif)
d. Kortikosteroid oral (masih kontroversi)
e. Analgetik ajuvan
Digunakan terutama pada HNP kronis, contohnya karbamasepin,
gabapentin, dan lainnya.
C. Terapi operatif
Dilakukan apabila :
- Pasien mengalami HNP grade 3 atau 4
- Tidak adanya perbaikan yang lebih baik, masih ada gejala nyeri yang
tersisa atau gangguan fungsional setelah terapi konservatif diberikan
selama 6 sampai 12 minggu
- Terjadi rekurensi yang sering dari gejala yang dialami pasien sehingga
menyebabkan keterbatasan fungsional kepada pasien walaupun terapi
konservatif sudah diberikan tiap terjadinya rekurensi dapat
menurunkan gejala dan memperbaiki fungsi dari pasien
- Terapi yang diberikan kurang terarah dan berjalan dalam waktu yang
lama
Beberapa terapi operatif yang dapat diberikan adalah :
a. Distectomy yaitu pengambilan sebagian diskus intervertebralis
b. Percutaneous distectomy yaitu pengambilan sebagian diskus
intervertebralis menggunakan jarum secara aspirasi
c. Laminotomy yaitu melakukan dekompresi neuronal dengan mengambil
beberapa bagian dari vertebra baik parsial maupun total.
Sumber :