Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATN DENGAN KASUS

HNP ( HERNIA NUCLEUS PULPOSUS)


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktek Klinik Keperawatan Medikal Bedah Semester IV
Dosen Pembimbing : Lasman, S.Kep.,Ners.,M.Kep

DISUSUN OLEH :
NAMA : ESTI YULI LESTARI
NIM : A2R18096
PRODI :SARJANA
KEPERAWATAN 3B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
2021/2022

A. Definisi

Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah turunnya kandungan annulus fibrosus dari diskus
intervertebralis lumbal pada spinal canal atau rupture annulus fibrosus dengan tekanan dari
nucleus pulposus yang menyebabkan kompresi pada element saraf. Pada umumnya HNP pada
lumbal sering terjadi pada L4-L5 dan L5-S1. Kompresi saraf pada level ini melibatkan root nerve
L4, L5, dan S1. Hal ini akan menyebabkan nyeri dari pantat dan menjalar ketungkai. Kebas dan
nyeri menjalar yang tajam merupakan hal yang sering dirasakan penderita HNP. Weakness pada
grup otot tertentu namun jarang terjadi pada banyak grup otot (Lotke dkk, 2008).

B. Etiologi

Penyebab dari Hernia Nucleus Pulposus (HNP) biasanya dengan meningkatnya usia terjadi
perubahan degeneratif yang mengakibatkan kurang lentur dan tipisnya nucleus pulposus. Annulus
fibrosus mengalami perubahan karena digunakan terus menerus. Akibatnya, annulus fibrosus
biasanya di daerah lumbal dapat menyembul atau pecah (Moore dan Agur, 2013)
Hernia nucleus pulposus (HNP) kebanyakan juga disebabkan oleh karena adanya suatu
trauma derajat sedang yang berulang mengenai discus intervertebralis sehingga menimbulkan
sobeknya annulus fibrosus. Pada kebanyakan pasien gejala trauma bersifat singkat, dan gejala ini
disebabkan oleh cidera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa bulan atau bahkan dalam
beberapa tahun. Kemudian pada generasi diskus kapsulnya mendorong ke arah medulla spinalis,

ASKEP KMB
atau mungkin ruptur dan memungkinkan nucleus pulposus terdorong terhadap sakus doral atau
terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal (Helmi, 2012).
Pengangkatan beban yang berat pada posisi yang tidak benar juga dapat menyebabkan
hernia nukleus pulposus terjadi pada berbagai arah :
1. Bila menjebolnya nukleus ke arah anterior, hal ini tidak mengakibatkannya munculnya gejala
yang berat kecuali nyeri.
2. Bila menjebolnya nukleus ke arah anterior medial maka dapat menimbulkan penekanan medulla
spinalis dengan akibatnya gangguan fungsi motorik maupun sensorik pada ektremitas, begitu pula
gangguan miksi dan defekasi.
3. Bila menonjolnya ke arah lateral atau dorsal lateral, maka hal ini dapat menyebabkan tertekannya
radiks saraf tepi yang keluar dari sana dan menyebabkan gejala neuralgia radikuler.
4. Kadangkala protrusi nukleus terjadi ke atas atau ke bawah masuk ke dalam korpus vetrebal dan
disebut dengan nodus Schmorl.

C. Manifestasi Klinis
1. Kompresi Radiks L3
a. Daerah nyeri dan hipestasi samping panggul dan bagian depan paha
b. Kelemahan kuadriseps femoris
c. Refleks tendon patella (RTP) menurun
2. Kompresi Radiks L
a. Daerah nyeri dan hipestasi samping panggul dan bagian depan paha
b. Kelemahan kuadriseps femoris
c. Refleks tendon patella (RTP) menurun
d. Tanda lasseque positif pada 50% penderita
3. Kompresi Radiks L5
a.    Daerah nyeri/hipestasi sepanjang samping tungkai sampai ibu jari kaki
b. Otot ekstensi/fleksi ibu jari kaki melemah
c. Tanda lasseque positif
4.  Kompresi Radiks S1
a. Daerah nyeri/hipestasi sepanjang samping tungkai sampai ibu jari kaki
b. Refleks tendon patella (RTP) menurun
c. Tanda lasseque positif

D. Patofisiologi

Pada tahap pertama sobeknya annulus fibrosus bersifat sirkum ferensial. Karena adanya
gaya traumatik yang berulang, sobekan tersebut menjadi lebih besar dan timbul sobekan radial.
Apabila hal ini telah terjadi, maka risiko HNP hanya menunggu waktu dan trauma berikutnya saja.

ASKEP KMB
Gaya presipitasi itu dapat diasumsikan sebagai gaya traumatik ketika hendak menegakkan badan
waktu terpeleset, mengangkat benda berat dan sebagainya.
Menjebolnya (herniasi) nucleus pulposus dapat mencapai ke korpus tulang belakang diatas
atau di bawahnya. Bisa juga menjebol langsung ke kanalis vertebralis. Menjebolnya sebagian
nucleus pulposus ke dalam korpus vertebra dapat dilihat pada foto rontgen polos dan dikenal
sebagai nodus schmorl. Sobekan sirkum ferensial dan radial pada annulus fibrosus diskus
intervertebralis berikut dengan terbentuknya nodus schmorl merupakan kelainan yang mendasari
low back pain subkronis atau kronis yang kemudian disusul oleh nyeri sepanjang tungkai yang
dikenal sebagai ischialgia atau siatika. Menjebolnya nucleus pulposus ke kanalis vertebralis
berarti bahwa nucleus pulposus menekan radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis
yang berada dalam lapisan dura. Hal itu terjadi jika penjebolan berada disisi lateral. Setelah terjadi
HNP, sisa discus intervertebralis mengalami lisis, sehingga dua korpus vertebra bertumpang tindih
tanpa ganjalan (Muttaqin, 2008).

E. Pathway annulus fibrosus sobek

Trauma berulang

Sobekan membesar

sobekan radial

nucleus pulposus jebol (HNP)

penjepitan saraf pada diskus intervetebralis

Kerusakan saraf yang mengatur Dx kep :Nyeri akut


kordinasi anggota gerak tubuh

Dx kep : gangguan mobilitas fisik

Kurang gerak

Tirah baring

Dx kep : intoleransi aktifitas

ASKEP KMB
F. Pemeriksaan Penunjang
1. MRI : Untuk melokalisasi protusi diskus
2. CT Scan
3. Mielogram
4. Pemeriksaan Neurologik : Untuk menentukan jika ada kerusakan refleks, sensori, motorik karena
kompresi radiks
5. EMG (elektromiografi) : Untuk melokalisasi radiks saraf spinal khusus yang terkena

G. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Tujuan : Mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri dan mengubah defisit
neurologik.
Macam :
a. Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus intervertebral
b. Laminektomi : Mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural pada kanalis spinalis,
memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi kanalis spinalis, mengidentifikasi dan
mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi medula dan radiks.
c. Laminotomi : Pembagian lamina vertebra.
d. Disektomi dengan peleburan
2. Traksi
Traksi servikal yang disertai dengan penyanggah kepala yang dikaitkan pada katrol dan beban.
3. Meredakan Nyeri
Kompres lembab panas, analgesik, sedatif, relaksan otot, obat anti inflamasi dan jika perlu
kortikosteroid.
4. Terapi Konservatif
a. Tirah baring, berguna untuk mengurangi rasa nyeri mekanik dan tekanan intradiskal.
b. Medikamentosa :
1) Analgetik dan NSAID
2) Muscle relaxant
3) Kortikosteroid oral
4) Analgetik adjuvant
c. Rehabilitasi medik:
1) Traksi pelvis
2) Termoterapi (terapi panas)
3) Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)
4) Korset lumbal
5) Latihan dan modifikasi gaya hidup dengan menurunkan berat badan yang berlebihan.

H. Komplikasi
Kebanyakan komplikasi HNP berupa kompliksasi pasca operasi

ASKEP KMB
1. Komplikasi potensial untuk pendekatan anterior
a. Cedera arteri karotid atau a vertebral
b. Disfungsi saraf laringeus berulang
c. Perforasi esofagus
d. Obstruksi jalan nafas
2. Komplikasi pendekatan posterior
a. Retraksi/kontusio salah satu struktur
b. Kelemahan otot-otot yang dipersyarafi radiks saraf atau medula
3. Komplikasi bedah diskus
a. Terjadi pengulangan herniasi pada tempat yang sama atau tempat lain
b. Radang pada mebran arachnoid
c. Rasa nyeri seperti terbakar pada derah belakang bagian bawah yang menyebar  ke daerah bokon
d. Sayatan dapat meninggalkan perlekatan dan jaringan parut di sekitar saraf spinal dan dura, yang
akibat radang dapat menyebabkabn neurotik kronik atau neurofibrosi
e. Cedera syaraf dan jaringan
f. Sindrom diskus gagal (pegal berulang pada pinggul setelah disektomi lumbal) dapat menetap
dan biasanya menyebabkan ketidakmampuan

I. Pencegahan
1. Olahraga, hal ini akan menjaga kelenturan dan kekuatan otot
2. Menghindari aktivitas berulang (repetitif)
3. Mengontrol berat badan sehingga tekanan pada tulang belakang tidak besar
4. Duduk dengan sikap tubuh yang benar
5. Hindari mengendara dalam waktu yang lama
6. Mempelajari teknik mengangkat yang benar.

J. Asuhan Keperawatn
1. Pengkajian
Pengkajian fisik, identitas, keluhan utama, tingkat kesadaran, riwayat keluarga, riwayat pengguna
an obat, kondisi penyakit dan pengobatan, pemeriksaan diagnostic, laborat, radiologi.
2. Diaagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisiologis
2. Hambatan  mobilitas fisik b.d gangguan neoromuskular

3.Rencana Keperawatan
DIAGNOSA LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan Observasi :
pencedera fisik tindakan keperawatan 1.Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
selama 1x24 jam maka frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
didapatkan dengan 2.Identifikasi skala nyeri.
ASKEP KMB
kriteria hasil : 3.Identifikasi nyeri non verbal.
1.Kemampuan 4.Identifikasi faktor yang memperberat dan
menuntaskan antivitas meringankan nyeri.
meningkat (5) Terapeutik :
2.Keluhan nyeri 1.Berikan teknik nonfarmakologis untuk
menurun (5) mengurangi rasa nyeri.
3.Meringis menurun (5) 2.Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
4.gelisah menurun (5) nyeri.
5.Kesulitan tidur 3.Fasilitasi istirahat dan tidur.
menurun (6) Edukasi :
1.Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
2.Jelaskan Strategi meredakan nyeri
3.Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Observasi :


fisik b/d gangguan tindakan keperawatan 1.Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya.
neoromuskular selama 1x24 jam makan 2.Monitor kondisi umum selama melakukan
didapatkan dengan mobilisasi
Terapeutik :
kriteria hasil : 1.Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
1.Pergerakan meningkat bantu
2.Fasilitasi melakukan pergerakan
(5)
3.Libatkan keluarga untuk membantu pasien
2.Kekuatan otot dalam meningkatkan pergerakan
meningkat (5) Edukasi :
1.Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
3.ROM meningkat (5) 2.Anjurkan melakukan mobilisasi dini
4.Nyeri menurun (5) 3.Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
5.Kelemahan fisik dilakukan
menurun (5)

DAFTAR PUSTAKA

ASKEP KMB
I. Cahyati, YI. 2015. “HERNIA NUCLEUS PULPOSUS (HNP)”. www.eprints.ums.ac.id diakses pada
tanggal 20 November 2017.
II. Heather, Herdman T. 2015. DIAGNOSIS KEPERAWATAN Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi
10. Jakarta : EGC.
III. Kuswaya, Fajar. 2011. ASUHAN KEPERAWATAN HNP (HERNIA NUKLEUS PULPOSUS).
http://healthyroom.weebly.com/nurse/asuhan-keperawatan-hnp-hernia-nukleus-pulposus diakses
pada tanggal 20 November 2017.
IV. Lestari, Cindy. 2017. “Hernia Nukleus Pulposus (HNP)”. www.tanyadok.com diakses pada tanggal
6 November 2017.
V. Nurarif, Huda dan Hardhi Kusuma.2015. Aplikasi Asuhan Keperawayan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2. Yogyakarta : Mediaction Publishing.
VI. Putra, Juniartha Semara. 2013. “ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA NUCLEUS
PULPOSUS (HNP)”.https://semaraputraadjoezt.wordpress. com /2013/ 03/23/asuhan-
keperawatan-hernia-nucleus-pulposus-hnp/ diakses pada tanggal 20 November 2017.

ASKEP KMB
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738


Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS

Pengkajian diambil tgl : 10 Agustus 2021 Jam : 08.00


Tanggal Masuk : 08 Agustus 2021 No. reg : 1100234
Ruangan / Kelas : Rawat Inap
No. Kamar :2
Diagnosa Masuk : Hernia Nucleus Pulposus
Diagnosa Medis : Hernia nucleus Pulposus

VII. IDENTITAS
1. Nama : Ny.E
2. Umur : 40 thn
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Indonesia
6. Bahasa : Jawa
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Ibu RUMAH Tangga

ASKEP KMB
9. Alamat : Sumbergempol
10. Alamat yg mudah dihubungi : Sumbergempol
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri
VIII. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
Klien mengatakan nyeri di bagian punggung bawah, lutut dan telapak kaki.Klien mengatakan
nyeri semakin memburuk jika merubah posisi tidur.
b. Keluhan Utama :
Merasakan nyeri di bagian punggung bawah, lutut, dan telapak kaki
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Tgl 08 agustus 2021 pasien dating ke IGD RSUD Dr.Iskak Tulungagung dengan keluhan nyeri
di bagian punggung bawah, lutut, dan telapak kaki. Klien mengatakan nyeri semakin memburuk
jika klien mengganti posisi tidur atau menggangkat kakinya
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu : Klien belum pernah mengalaminya
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Kelurga tidak ada yang memiliki penyakit seperti klien

IX. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI

SEBELUM MASUK RS DI RUMAH SAKIT

A. Pola Tidur / Istirahat


1. Waktu Tidur 5-6 jam Sewaktu-waktu

2. Waktu Bangun 04.30 Sewaktu waktu

3. Masalah Tidur Sering terbangun jika terasa nyeri Sering terbangun jika
terasa nyeri
4. Hal-hal yang Suasana tenang
mempermudah tidur Suasana tenang

5. Hal-hal yang Ketika mendengar suara


mempermudah pasien lingkunga sekitarnya Ketika mendengar suara
terbangun sekitarnya dan jika kepala
terasa sakit

B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna Normal/kuning Normal kuning
- Bau Khas feses Khas feses
- Konsistensi Padat/lembek Padat lembek
- Jumlah Tidak terkaji +-250gr
- Frekwensi 1-2x/haro 1x/hari
- Kesulitan BAB Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

2. B A K
- Warna Kuning jernih Pekat
- Bau Khas urine Menyengat
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah Tidak terkaji 50ml/24jam
ASKEP KMB
- Frekwensi 5-7/hari Sewaktu-waktu
- Kesulitan BAK Tidak ada Tidak bisa BAK normal
- Upaya mengatasi Tidakada Pemasangan kateter

C. Pola Makan dan Minum


1. Makan
- Frekwensi 3-4x/hari 3x/hari
- Jenis Nasi,sayur,lauk Nasi lauk
- Diit Tidak ada TKTP 2100 Kcal + protein
- Pantangan Tidak ada Bebas sayur dan kaldu
- Yang Disukai Sayur Ayam
- Yang Tdk disukai Makanan asin Tidak ada
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah makan Tidak ada Hanya makan ¼ porsi
- Upaya mengatasi tidak ada Pemberian suplemen makan

2. Minum
- Frekwensi +-1,5 1/hari 600ml/hari
- Jenis Air putih ,the Air putih
- Diit Tidak ada Minum dibatasi 600ml/hari
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai teh Air putih
- Yang Tdk disukai minuman soda Tidak ada
- Alergi tidak ada Tidak ada
- Masalah minum tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi tidak ada Tidak ada

D. Kebersihan diri / personal


hygiene :
1. Mandi 2x/hari Hanya disabun
2. Keramas 3xseminggu Tidak keramas
3. Pemeliharaan gigi dan Gosok gigi 2x/hari Hanya kumur-kumur
mulut
4. Pemeliharaan kuku Kuku bersih Kuku kotor
5. Ganti pakaian 2x/hari 1x/hari

E. Pola Kegiatan / Aktifitas Bisa melakukan semua aktivitas Tidak bisa melakukan
Lain aktivitas ,px bedrest

F. Kebiasaan
- Merokok Tidak pernah Tidak pernah
- Alkohol Tidak pernah Tidak pernah
- Jamu, dll Tidak pernah Tidak pernah

X. DATA PSIKO SOSIAL


A. Pola Komunikasi :px baik ketika diajak kounikasi
B. Orang yang paling dekat dengan klien :suami dan anak
C. Rekreasi
Hobby : memasak
Penggunaan Waktu Senggang :menonton tv
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit :cemas,gelisah
E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial :kurang beriteraksi kepada orang lain
ASKEP KMB
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan :suami

XI. KONSEP DIRI


A. Gambaran Diri : px tampak lemas ,tidak nyaman ,gelisah
B. arga Diri: px merasa diperlakukan baik oleh dokter dan perawat
C. Ideal Diri : px ingin sgera ceepat sembuh
D. Identitas Diri : pxseorang perempuan dan istri umur 40 tahun
E. Peran :px seorang istri dan ibu rumah tangga

XII. DATA SPIRITUAL


A. Ketaatan Beribadah :px hanya berdoa diatas tempat tidur
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit : px yakin semua penderitaannya
C. Keyakinan terhadap penyembuhan :px yakin segera sembuh
XIII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum / Keadaan Umum : compos mentis
B. Tanda – tanda vital
Suhu Tubuh : 36,5 C Nadi : 98x/mnt
Tekanan darah : 160/90 mmHg Respirasi : 22x/menit
Tinggi Badan : 160cm Berat Badan : 55kg

C. Pemeriksaan Kepala dan Leher


1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : bulat,simetris kanan kiri
Ubun-ubun :-
Kulit kepala : kotor
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut :rambut menyebar rata dan kasar kering
Bau : apek
Warna : hitam ada putihnya
c. Wajah
Warna Kulit : sawo matang
Struktur Wajah : simetris knan kiri
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan :mata lengkap simetris kanan kiri
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) :nomal tidak cowong
c. Konjuctiva dan sklera :merah muda dan putih
d. Pupil :isokor
e. Kornea dan iris : jernih dan berwarna
f. Ketajaman penglihatan / visus:penglihatan sedikit kabur
g. Tekanan bola mata :tidak ada nyeri tekan

ASKEP KMB
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi :ditengah memisah bagian kanan dan kiri
b. Lubang Hidung :ada dua yaitu bagian kanan dan kiri
c. Cuping hidung : tidak ada cuping hidung

4. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris kanan kiri
Ukuran telinga : sedang
Ketenggangan telinga : lentur
b. Lubang telinga :sedikit terdapat serumen
c. Ketajaman pendengaran :pendengaran normal
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir :agak kering
b. Keadaan gusi dan gigi :tidak berdarah dan sedikit kotor
c. Keadaan lidah :sedikit kotor
d. Orofarings :tidak ada tanda peradangan
6. Leher
a. Posisi trakhea : simetris kanan kiri
b. Tiroid : tidak ada pembesaran tiroid
c. Suara : suara sedikit pelan
d. Kelenjar Lymphe : tidak ada pembesaran limfe
e. Vena jugularis : tidak terdapat bendungan vena jugulris,distensi vena jugularis
f. Denyut nadi coratis : teraba kanan kiri

D. Pemeriksaan Integumen ( Kulit )


a. Kebersihan : sedikit bersih
b. Kehangatan : sedikit hangat
c. Warna : sawo matang
d. Turgor : >3detik
e. Tekstur : sedikit kasar
f. Kelembaban : normal
g. Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan

E. Pemeriksaan payudara dan ketiak


a. Ukuran dan bentuk payudara :normal simetris kanan kiri
b. Warna payudara dan areola :sawo matang dan kecoklatan
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting :tidak ada kelainan
d. Axila dan clavicula :normal tidak teraba benjolan

ASKEP KMB
F. Pemeriksaan Thorak / dada
1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : normal simetris kanan kiri
b. Pernafasan
Frekwensi : 22x/menit
Irama : ireguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : normal
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) :suara paru kanan kiri sama
b. Perkusi :sonor
c. Auskultasi
Suara Nafas :vesikuler
Suara Ucapan :normal,tidak ada kelainan suara ucapan
Suara Tambahan :ronki
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : teraba
- Ictus cordis : ICS V midklvikula sinistra
b. Perkusi
Batas-batas jantung :atas :ICS II linea sinistra kanan kiri
Bawah ICS V linea sternalis kanan kiri
c. Auskultasi
- Bunyi jantung I : lup
- Bunyi jantung II : dup
- Bunyi jantung Tambahan : tidak ada bunyi tambahan
- Bising / Murmur : tidak ada bising
- Frekwensi denyut jantung : 98x/mnt

G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : cembung
- Benjolan / Massa : tidak ada benjolan/massa
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen : tidak ada bayangan pembuluh darah
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : bising usus 20x/mnt
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
- Benjolan / massa : tidak trdapat benjolan dan massa
- Tanda-tanda ascites : tidak ada acites
- Hepar : normal,tidak teraba

ASKEP KMB
- Lien : tidak ada pembesaran
- Titik Mc. Burne : tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen: timpani
- Pemeriksaan Ascites:tidak terdapat acites pada perut kanan kiri

H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya


1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal : normal tidak ada
kelainan
2. Anus dan Perineum: normal tidak ada kelainan
a. Lubang anus : normal tidak ada kelainan
b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum : normal tidak ada kelainan

I. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimitas )


a. Kesimetrisan Otot :simetris kanan kiri
b. Pemeriksaan Oedem :atas: tidak terdapat odem
bawah :kaki kanan dan kiri
c. Kekuatan Otot :kekuatan otot normal 5-5-4-4
d. Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku :tidak terdapat kelainan

J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :4-5-6
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) :tidak ada kaki kuduk
3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) :normal
4. Fungsi Motorik :px bisa melakukan mobilisasi
5. Fungsi Sensorik :tidak ada kelainan
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis:baik ,tidak ada kelainan
b. Refleks Patologis:baik ,tidak ada kelainan

K. Pemeriksaan Status Mental


a. Kondisi Emosi / Perasaan: cemas
b. Orientasi: normal terhadap waktu dan tempat
c. Proses berfikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan ):px kadang bingung

d. Motivasi ( Kemauan ):px ingin sembuh

e. Persepsi: px yakin semua penderitaanya tuhan yang mengatur

ASKEP KMB
f. Bahasa: jawa

PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : …………………………………………………………………
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
2. Rontgen
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

3. E C G
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
4. U S G
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
5. Lain – lain
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

Pemberian ibuprofen/NSAID untuk pereda nyeri dengan dosis 200-400mg

Mahasiswa

Esti Yuli Lestari


____________________________
NIM. A2R18096

ASKEP KMB
ANALISA DATA
Nama pasien : Ny. E
Umur : 40 thn
No. Register : 1100234

NO KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH KEPERAWATAN


1 DS: Trauma berulang Nyeri Akut
pasien mengatakan nyeri
pada punggung bagian
bawah, lutut dan telapak Sobekan membesar
kaki ,nyeri seperti ditusuk
tusuk
DO Sobekan radial
: - pasien tampak meringis
-skla nyeri 4
-posisi memegangi Nucleus pulposus jebol
punggung yang sakit (HNP)
-TTV :TD:160/90mmHg
N:98X/mnt
S:36,7 c Penjepitan syaraf pada
RR:22x/mnt diskusi intervetrebalis

Nyeri akut

2 DS: Trauma berulang Gangguan mobilitas fisik


Pasien mengatakan nyeri
memburuk jika mengangkat
kaki dan merubah posisi Sobekan membesar
DO:
-Terlihat pergerakan
lambat saat pasien miring Sobekan radial
kanan dan kiri
-Kekuatan otot menurun
-ROM menurun Nucleus pulposus jebol
TTV :TD:160/90mmHg (HNP)
N:98X/mnt
S:36,7 c
ASKEP KMB
RR:22x/mnt Penjepitan syaraf pada
diskusi intervetrebalis

- Kerusakan saraf yang


mengatur kordinasi
anggota gerak tubuh

Hambatan mobilitas
tubuh

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. E


Umur : 40 thn
No. Register : 1100234

TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL

ASKEP KMB
1 10 Agustus 2021 Nyeri akut b/d agen pencedera fisik

2 10 Agustus 2021 Gangguan mobilitas fisik b/d gangguan neoromuskular

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama pasien : Ny. E
Umur : 40 thn

ASKEP KMB
No. Register : 1100234

DIAGNOSA
NO LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
1 Nyeri akut b/d agen pencedera Setelah dilakukan tindakan Observasi :
fisik keperawatan selama 1x24 jam 1.Identifikasi lokasi, karakteristik,
maka didapatkan dengan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
kriteria hasil : nyeri.
1.Kemampuan menuntaskan 2.Identifikasi skala nyeri.
antivitas meningkat (5) 3.Identifikasi nyeri non verbal.
2.Keluhan nyeri menurun (5) 4.Identifikasi faktor yang memperberat
3.Meringis menurun (5) dan meringankan nyeri.
4.gelisah menurun (5) Terapeutik :
5.Kesulitan tidur menurun (6) 1.Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri.
2.Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri.
3.Fasilitasi istirahat dan tidur.
Edukasi :
1.Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2.Jelaskan Strategi meredakan nyeri
3.Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu

2 Gangguan mobilitas fisik b/d Setelah dilakukan tindakan Observasi :


gangguan neoromuskular 1.Identifikasi adanya nyeri atau
keperawatan selama 1x24 jam
keluhan fisik lainnya.
makan didapatkan dengan 2.Monitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
kriteria hasil :
Terapeutik :
1.Pergerakan meningkat (5) 1.Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan
alat bantu
2.Kekuatan otot meningkat
2.Fasilitasi melakukan pergerakan
(5) 3.Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan pergerakan
3.ROM meningkat (5)
Edukasi :
4.Nyeri menurun (5) 1.Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
5.Kelemahan fisik menurun
2.Anjurkan melakukan mobilisasi dini
(5)
3.Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan

ASKEP KMB
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. E Umur : 40 thn No. Register : 1100234 Kasus : Hernia Nucleus Pulposus

TANGGAL/ TANDA TANGGAL/ TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN JAM TANGAN
1. 1 10 Agustus -mengidentifikasi lokasi 10 AGUSTUS S: Klien mengatakan bahwa punggung ESTI
2021 ESTI 2021
,durasi,karakteristik,kualitas,intensitas bagian bawah terasa nyeri
08.00
nyeri O:Klien tampak memegangi bagian
P: Px megeluh nyeri yang sakit ,menyeringi menahan sakit
08.15 Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk TTV : TD : 160/90 mmHg
08.25 R: Nyeri pada Kaki N:98X/mnt
08.35 S: Skaala nyeri 4 S:36,7C
08.45 T: Nyeri hilang timbul RR: 22x/mnt
08.55
-mengidentifikasi skala nyeri (skala A: masalah tertasi sebgian
09.10 nyeri 4) P :intervensi dilanjutkan
- mengidentifikasi faktor yang
09.25 memperberat dan memperingan nyeri
-memberikan teknik non farmakologis
09.40 (seperti aroma terapi ,terapi musik dll)
Pemberian ibuprofen/NSAID untuk
10.15
pereda nyeri dengan dosis 200-400mg
-menjelaskan strategi pereda nyeri
10.20 (posisi tidur,pijat,aroma terapi)

2. .Mengidentifikasi adanya nyeri atau 10 AGUSTUS ESTI


2 10 Agustus ESTI S: px mengatakan bahwa sedikit –
2021 keluhan fisik lainnya. (kaki sebelah 2021
10.35 kanan) sedikit sudah bisa menggerakan kakinya
10.45 2.Memonitor kondisi umum selama O : TTV : TD : 160/90 mmHg
ASKEP KMB
10.55 mobilasasi. (TD : 160/90mmHg) N:98X/mnt
3.Fasilitasi aktivitas dengan S:36,7C
menggunakan alat bantu. (tongkat) RR: 22x/mnt
11.05
4.Memfasilitasi melakukan pergerakan.
(latihan ROM) Klien tampak membaik
11.15 5.Menjelaskan tujuan dan prosedur Bisa mengikuti ROM dengan baik
mobilisasi. A : masalah teratasi sebagian
6. Menganjurkan melakukan mobilisasi P : intervensi dilanjutkan
dini. (mobilisasi sederhana)
7.Mengajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan. (lakukan esktensi
fleksi secara perlahan

ASKEP KMB
FORMAT PENYULUHAN KESEHATAN

Topik : ………………………………..
Sasaran : ………………………………..
Ruang : ………………………...……...

TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS POKOK BAHASAN MATERI METODE AVA EVALUASI

ASKEP KMB
ASKEP KMB

Anda mungkin juga menyukai