DISUSUN OLEH :
NAMA : ESTI YULI LESTARI
NIM : A2R18096
PRODI :SARJANA
KEPERAWATAN 3B
A. Definisi
Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah turunnya kandungan annulus fibrosus dari diskus
intervertebralis lumbal pada spinal canal atau rupture annulus fibrosus dengan tekanan dari
nucleus pulposus yang menyebabkan kompresi pada element saraf. Pada umumnya HNP pada
lumbal sering terjadi pada L4-L5 dan L5-S1. Kompresi saraf pada level ini melibatkan root nerve
L4, L5, dan S1. Hal ini akan menyebabkan nyeri dari pantat dan menjalar ketungkai. Kebas dan
nyeri menjalar yang tajam merupakan hal yang sering dirasakan penderita HNP. Weakness pada
grup otot tertentu namun jarang terjadi pada banyak grup otot (Lotke dkk, 2008).
B. Etiologi
Penyebab dari Hernia Nucleus Pulposus (HNP) biasanya dengan meningkatnya usia terjadi
perubahan degeneratif yang mengakibatkan kurang lentur dan tipisnya nucleus pulposus. Annulus
fibrosus mengalami perubahan karena digunakan terus menerus. Akibatnya, annulus fibrosus
biasanya di daerah lumbal dapat menyembul atau pecah (Moore dan Agur, 2013)
Hernia nucleus pulposus (HNP) kebanyakan juga disebabkan oleh karena adanya suatu
trauma derajat sedang yang berulang mengenai discus intervertebralis sehingga menimbulkan
sobeknya annulus fibrosus. Pada kebanyakan pasien gejala trauma bersifat singkat, dan gejala ini
disebabkan oleh cidera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa bulan atau bahkan dalam
beberapa tahun. Kemudian pada generasi diskus kapsulnya mendorong ke arah medulla spinalis,
ASKEP KMB
atau mungkin ruptur dan memungkinkan nucleus pulposus terdorong terhadap sakus doral atau
terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal (Helmi, 2012).
Pengangkatan beban yang berat pada posisi yang tidak benar juga dapat menyebabkan
hernia nukleus pulposus terjadi pada berbagai arah :
1. Bila menjebolnya nukleus ke arah anterior, hal ini tidak mengakibatkannya munculnya gejala
yang berat kecuali nyeri.
2. Bila menjebolnya nukleus ke arah anterior medial maka dapat menimbulkan penekanan medulla
spinalis dengan akibatnya gangguan fungsi motorik maupun sensorik pada ektremitas, begitu pula
gangguan miksi dan defekasi.
3. Bila menonjolnya ke arah lateral atau dorsal lateral, maka hal ini dapat menyebabkan tertekannya
radiks saraf tepi yang keluar dari sana dan menyebabkan gejala neuralgia radikuler.
4. Kadangkala protrusi nukleus terjadi ke atas atau ke bawah masuk ke dalam korpus vetrebal dan
disebut dengan nodus Schmorl.
C. Manifestasi Klinis
1. Kompresi Radiks L3
a. Daerah nyeri dan hipestasi samping panggul dan bagian depan paha
b. Kelemahan kuadriseps femoris
c. Refleks tendon patella (RTP) menurun
2. Kompresi Radiks L
a. Daerah nyeri dan hipestasi samping panggul dan bagian depan paha
b. Kelemahan kuadriseps femoris
c. Refleks tendon patella (RTP) menurun
d. Tanda lasseque positif pada 50% penderita
3. Kompresi Radiks L5
a. Daerah nyeri/hipestasi sepanjang samping tungkai sampai ibu jari kaki
b. Otot ekstensi/fleksi ibu jari kaki melemah
c. Tanda lasseque positif
4. Kompresi Radiks S1
a. Daerah nyeri/hipestasi sepanjang samping tungkai sampai ibu jari kaki
b. Refleks tendon patella (RTP) menurun
c. Tanda lasseque positif
D. Patofisiologi
Pada tahap pertama sobeknya annulus fibrosus bersifat sirkum ferensial. Karena adanya
gaya traumatik yang berulang, sobekan tersebut menjadi lebih besar dan timbul sobekan radial.
Apabila hal ini telah terjadi, maka risiko HNP hanya menunggu waktu dan trauma berikutnya saja.
ASKEP KMB
Gaya presipitasi itu dapat diasumsikan sebagai gaya traumatik ketika hendak menegakkan badan
waktu terpeleset, mengangkat benda berat dan sebagainya.
Menjebolnya (herniasi) nucleus pulposus dapat mencapai ke korpus tulang belakang diatas
atau di bawahnya. Bisa juga menjebol langsung ke kanalis vertebralis. Menjebolnya sebagian
nucleus pulposus ke dalam korpus vertebra dapat dilihat pada foto rontgen polos dan dikenal
sebagai nodus schmorl. Sobekan sirkum ferensial dan radial pada annulus fibrosus diskus
intervertebralis berikut dengan terbentuknya nodus schmorl merupakan kelainan yang mendasari
low back pain subkronis atau kronis yang kemudian disusul oleh nyeri sepanjang tungkai yang
dikenal sebagai ischialgia atau siatika. Menjebolnya nucleus pulposus ke kanalis vertebralis
berarti bahwa nucleus pulposus menekan radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis
yang berada dalam lapisan dura. Hal itu terjadi jika penjebolan berada disisi lateral. Setelah terjadi
HNP, sisa discus intervertebralis mengalami lisis, sehingga dua korpus vertebra bertumpang tindih
tanpa ganjalan (Muttaqin, 2008).
Trauma berulang
Sobekan membesar
sobekan radial
Kurang gerak
Tirah baring
ASKEP KMB
F. Pemeriksaan Penunjang
1. MRI : Untuk melokalisasi protusi diskus
2. CT Scan
3. Mielogram
4. Pemeriksaan Neurologik : Untuk menentukan jika ada kerusakan refleks, sensori, motorik karena
kompresi radiks
5. EMG (elektromiografi) : Untuk melokalisasi radiks saraf spinal khusus yang terkena
G. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Tujuan : Mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri dan mengubah defisit
neurologik.
Macam :
a. Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus intervertebral
b. Laminektomi : Mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural pada kanalis spinalis,
memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi kanalis spinalis, mengidentifikasi dan
mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi medula dan radiks.
c. Laminotomi : Pembagian lamina vertebra.
d. Disektomi dengan peleburan
2. Traksi
Traksi servikal yang disertai dengan penyanggah kepala yang dikaitkan pada katrol dan beban.
3. Meredakan Nyeri
Kompres lembab panas, analgesik, sedatif, relaksan otot, obat anti inflamasi dan jika perlu
kortikosteroid.
4. Terapi Konservatif
a. Tirah baring, berguna untuk mengurangi rasa nyeri mekanik dan tekanan intradiskal.
b. Medikamentosa :
1) Analgetik dan NSAID
2) Muscle relaxant
3) Kortikosteroid oral
4) Analgetik adjuvant
c. Rehabilitasi medik:
1) Traksi pelvis
2) Termoterapi (terapi panas)
3) Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)
4) Korset lumbal
5) Latihan dan modifikasi gaya hidup dengan menurunkan berat badan yang berlebihan.
H. Komplikasi
Kebanyakan komplikasi HNP berupa kompliksasi pasca operasi
ASKEP KMB
1. Komplikasi potensial untuk pendekatan anterior
a. Cedera arteri karotid atau a vertebral
b. Disfungsi saraf laringeus berulang
c. Perforasi esofagus
d. Obstruksi jalan nafas
2. Komplikasi pendekatan posterior
a. Retraksi/kontusio salah satu struktur
b. Kelemahan otot-otot yang dipersyarafi radiks saraf atau medula
3. Komplikasi bedah diskus
a. Terjadi pengulangan herniasi pada tempat yang sama atau tempat lain
b. Radang pada mebran arachnoid
c. Rasa nyeri seperti terbakar pada derah belakang bagian bawah yang menyebar ke daerah bokon
d. Sayatan dapat meninggalkan perlekatan dan jaringan parut di sekitar saraf spinal dan dura, yang
akibat radang dapat menyebabkabn neurotik kronik atau neurofibrosi
e. Cedera syaraf dan jaringan
f. Sindrom diskus gagal (pegal berulang pada pinggul setelah disektomi lumbal) dapat menetap
dan biasanya menyebabkan ketidakmampuan
I. Pencegahan
1. Olahraga, hal ini akan menjaga kelenturan dan kekuatan otot
2. Menghindari aktivitas berulang (repetitif)
3. Mengontrol berat badan sehingga tekanan pada tulang belakang tidak besar
4. Duduk dengan sikap tubuh yang benar
5. Hindari mengendara dalam waktu yang lama
6. Mempelajari teknik mengangkat yang benar.
J. Asuhan Keperawatn
1. Pengkajian
Pengkajian fisik, identitas, keluhan utama, tingkat kesadaran, riwayat keluarga, riwayat pengguna
an obat, kondisi penyakit dan pengobatan, pemeriksaan diagnostic, laborat, radiologi.
2. Diaagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisiologis
2. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan neoromuskular
3.Rencana Keperawatan
DIAGNOSA LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan Observasi :
pencedera fisik tindakan keperawatan 1.Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
selama 1x24 jam maka frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
didapatkan dengan 2.Identifikasi skala nyeri.
ASKEP KMB
kriteria hasil : 3.Identifikasi nyeri non verbal.
1.Kemampuan 4.Identifikasi faktor yang memperberat dan
menuntaskan antivitas meringankan nyeri.
meningkat (5) Terapeutik :
2.Keluhan nyeri 1.Berikan teknik nonfarmakologis untuk
menurun (5) mengurangi rasa nyeri.
3.Meringis menurun (5) 2.Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
4.gelisah menurun (5) nyeri.
5.Kesulitan tidur 3.Fasilitasi istirahat dan tidur.
menurun (6) Edukasi :
1.Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
2.Jelaskan Strategi meredakan nyeri
3.Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
ASKEP KMB
I. Cahyati, YI. 2015. “HERNIA NUCLEUS PULPOSUS (HNP)”. www.eprints.ums.ac.id diakses pada
tanggal 20 November 2017.
II. Heather, Herdman T. 2015. DIAGNOSIS KEPERAWATAN Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi
10. Jakarta : EGC.
III. Kuswaya, Fajar. 2011. ASUHAN KEPERAWATAN HNP (HERNIA NUKLEUS PULPOSUS).
http://healthyroom.weebly.com/nurse/asuhan-keperawatan-hnp-hernia-nukleus-pulposus diakses
pada tanggal 20 November 2017.
IV. Lestari, Cindy. 2017. “Hernia Nukleus Pulposus (HNP)”. www.tanyadok.com diakses pada tanggal
6 November 2017.
V. Nurarif, Huda dan Hardhi Kusuma.2015. Aplikasi Asuhan Keperawayan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2. Yogyakarta : Mediaction Publishing.
VI. Putra, Juniartha Semara. 2013. “ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA NUCLEUS
PULPOSUS (HNP)”.https://semaraputraadjoezt.wordpress. com /2013/ 03/23/asuhan-
keperawatan-hernia-nucleus-pulposus-hnp/ diakses pada tanggal 20 November 2017.
ASKEP KMB
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
VII. IDENTITAS
1. Nama : Ny.E
2. Umur : 40 thn
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Indonesia
6. Bahasa : Jawa
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Ibu RUMAH Tangga
ASKEP KMB
9. Alamat : Sumbergempol
10. Alamat yg mudah dihubungi : Sumbergempol
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri
VIII. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
Klien mengatakan nyeri di bagian punggung bawah, lutut dan telapak kaki.Klien mengatakan
nyeri semakin memburuk jika merubah posisi tidur.
b. Keluhan Utama :
Merasakan nyeri di bagian punggung bawah, lutut, dan telapak kaki
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Tgl 08 agustus 2021 pasien dating ke IGD RSUD Dr.Iskak Tulungagung dengan keluhan nyeri
di bagian punggung bawah, lutut, dan telapak kaki. Klien mengatakan nyeri semakin memburuk
jika klien mengganti posisi tidur atau menggangkat kakinya
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu : Klien belum pernah mengalaminya
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Kelurga tidak ada yang memiliki penyakit seperti klien
3. Masalah Tidur Sering terbangun jika terasa nyeri Sering terbangun jika
terasa nyeri
4. Hal-hal yang Suasana tenang
mempermudah tidur Suasana tenang
B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna Normal/kuning Normal kuning
- Bau Khas feses Khas feses
- Konsistensi Padat/lembek Padat lembek
- Jumlah Tidak terkaji +-250gr
- Frekwensi 1-2x/haro 1x/hari
- Kesulitan BAB Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
2. B A K
- Warna Kuning jernih Pekat
- Bau Khas urine Menyengat
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah Tidak terkaji 50ml/24jam
ASKEP KMB
- Frekwensi 5-7/hari Sewaktu-waktu
- Kesulitan BAK Tidak ada Tidak bisa BAK normal
- Upaya mengatasi Tidakada Pemasangan kateter
2. Minum
- Frekwensi +-1,5 1/hari 600ml/hari
- Jenis Air putih ,the Air putih
- Diit Tidak ada Minum dibatasi 600ml/hari
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai teh Air putih
- Yang Tdk disukai minuman soda Tidak ada
- Alergi tidak ada Tidak ada
- Masalah minum tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi tidak ada Tidak ada
E. Pola Kegiatan / Aktifitas Bisa melakukan semua aktivitas Tidak bisa melakukan
Lain aktivitas ,px bedrest
F. Kebiasaan
- Merokok Tidak pernah Tidak pernah
- Alkohol Tidak pernah Tidak pernah
- Jamu, dll Tidak pernah Tidak pernah
ASKEP KMB
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi :ditengah memisah bagian kanan dan kiri
b. Lubang Hidung :ada dua yaitu bagian kanan dan kiri
c. Cuping hidung : tidak ada cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris kanan kiri
Ukuran telinga : sedang
Ketenggangan telinga : lentur
b. Lubang telinga :sedikit terdapat serumen
c. Ketajaman pendengaran :pendengaran normal
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir :agak kering
b. Keadaan gusi dan gigi :tidak berdarah dan sedikit kotor
c. Keadaan lidah :sedikit kotor
d. Orofarings :tidak ada tanda peradangan
6. Leher
a. Posisi trakhea : simetris kanan kiri
b. Tiroid : tidak ada pembesaran tiroid
c. Suara : suara sedikit pelan
d. Kelenjar Lymphe : tidak ada pembesaran limfe
e. Vena jugularis : tidak terdapat bendungan vena jugulris,distensi vena jugularis
f. Denyut nadi coratis : teraba kanan kiri
ASKEP KMB
F. Pemeriksaan Thorak / dada
1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : normal simetris kanan kiri
b. Pernafasan
Frekwensi : 22x/menit
Irama : ireguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : normal
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) :suara paru kanan kiri sama
b. Perkusi :sonor
c. Auskultasi
Suara Nafas :vesikuler
Suara Ucapan :normal,tidak ada kelainan suara ucapan
Suara Tambahan :ronki
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : teraba
- Ictus cordis : ICS V midklvikula sinistra
b. Perkusi
Batas-batas jantung :atas :ICS II linea sinistra kanan kiri
Bawah ICS V linea sternalis kanan kiri
c. Auskultasi
- Bunyi jantung I : lup
- Bunyi jantung II : dup
- Bunyi jantung Tambahan : tidak ada bunyi tambahan
- Bising / Murmur : tidak ada bising
- Frekwensi denyut jantung : 98x/mnt
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : cembung
- Benjolan / Massa : tidak ada benjolan/massa
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen : tidak ada bayangan pembuluh darah
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : bising usus 20x/mnt
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
- Benjolan / massa : tidak trdapat benjolan dan massa
- Tanda-tanda ascites : tidak ada acites
- Hepar : normal,tidak teraba
ASKEP KMB
- Lien : tidak ada pembesaran
- Titik Mc. Burne : tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen: timpani
- Pemeriksaan Ascites:tidak terdapat acites pada perut kanan kiri
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :4-5-6
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) :tidak ada kaki kuduk
3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) :normal
4. Fungsi Motorik :px bisa melakukan mobilisasi
5. Fungsi Sensorik :tidak ada kelainan
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis:baik ,tidak ada kelainan
b. Refleks Patologis:baik ,tidak ada kelainan
ASKEP KMB
f. Bahasa: jawa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : …………………………………………………………………
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
2. Rontgen
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
3. E C G
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
4. U S G
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
5. Lain – lain
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Mahasiswa
ASKEP KMB
ANALISA DATA
Nama pasien : Ny. E
Umur : 40 thn
No. Register : 1100234
Nyeri akut
Hambatan mobilitas
tubuh
TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL
ASKEP KMB
1 10 Agustus 2021 Nyeri akut b/d agen pencedera fisik
ASKEP KMB
No. Register : 1100234
DIAGNOSA
NO LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
1 Nyeri akut b/d agen pencedera Setelah dilakukan tindakan Observasi :
fisik keperawatan selama 1x24 jam 1.Identifikasi lokasi, karakteristik,
maka didapatkan dengan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
kriteria hasil : nyeri.
1.Kemampuan menuntaskan 2.Identifikasi skala nyeri.
antivitas meningkat (5) 3.Identifikasi nyeri non verbal.
2.Keluhan nyeri menurun (5) 4.Identifikasi faktor yang memperberat
3.Meringis menurun (5) dan meringankan nyeri.
4.gelisah menurun (5) Terapeutik :
5.Kesulitan tidur menurun (6) 1.Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri.
2.Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri.
3.Fasilitasi istirahat dan tidur.
Edukasi :
1.Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2.Jelaskan Strategi meredakan nyeri
3.Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
ASKEP KMB
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny. E Umur : 40 thn No. Register : 1100234 Kasus : Hernia Nucleus Pulposus
ASKEP KMB
FORMAT PENYULUHAN KESEHATAN
Topik : ………………………………..
Sasaran : ………………………………..
Ruang : ………………………...……...
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS POKOK BAHASAN MATERI METODE AVA EVALUASI
ASKEP KMB
ASKEP KMB