OLEH:
NIM.2030002
TA. 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
Rupture diskus
B1 B3 B6
Nyeri Akut
hipoksemia Paralis dan paralpegia
4. Manifestasi Klinis
Menurut Nanda (2015)
a. HNP Lumbal
1) Terjadi pada area L5-S1 dan L4-L5 dan yang jarang terjadi pada
L3-L4
2) Nyeri pinggang bawah yang intermitten
3) Nyeri menjalar sesuai dengan distribusi saraf skhiatik
4) Sifat nyeri menghebat karena faktor pencetus (batuk, mengejan,
dll)
5) Nyeri berkurang bila istirahat berbaring
6) Sering mengeluh kesemutan dan kekuatan otot menurun
7) Tes laseque dan tes kompresi poplites umumnya akan positif
8) Defisit neurologis
b. HNP Servikal
1) umumnya terjadi pada usia dekade 3 dan 4
2) lokasi di area parasentral unilateral karena pada area tersebut
annulul fibrosus adalah yang terlemah serta ligamennya tipis
3) pada C6 akan menimbulkaan parestesia serta baal pada daerah
distribusi persarafan juga dapat kelemahan otot bisep dan
penurunan refleks bisep
4) penurunan refleks trisep
5. Komplikasi
Kebanyakan komplikasi HNP berupa kompliksasi pasca operasi
a. Komplikasi potensial untuk pendekatan anterior
1) Cedera arteri karotid atau a vertebral
2) Disfungsi saraf laringeus berulang
3) Perforasi esofagus
4) Obstruksi jalan nafas
b. Komplikasi pendekatan posterior
1) Retraksi/kontusio salah satu struktur
2) Kelemahan otot-otot yang dipersyarafi radiks saraf atau medula
c. Komplikasi bedah diskus
1) Terjadi pengulangan herniasi pada tempat yang sama atau tempat
lain
2) Radang pada mebran arachnoid
3) Rasa nyeri seperti terbakar pada derah belakang bagian bawah yang
menyebar ke daerah bokon
4) Sayatan dapat meninggalkan perlekatan dan jaringan parut di
sekitar saraf spinal dan dura, yang akibat radang dapat
menyebabkabn neurotik kronik atau neurofibrosi
5) Cedera syaraf dan jaringan
6) Sindrom diskus gagal (pegal berulang pada pinggul setelah
disektomi lumbal) dapat menetap dan biasanya menyebabkan
ketidakmampuan
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nanda (2015) pemeriksaan yang dilakukan pada pasien HNP
yaitu meliputi :
a. Pemeriksaan klinik, pada punggung, tungkai dan abdomen.
Pemeriksaan rektal dan vaginal untuk menyingkirkan kelainan pada
pelvis
b. Pemeriksaan radiologis
1) Foto polos
2) Pemakaian kontras
3) MRI
4) Scanning tulang
c. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan urin untuk menyingkirkan kelainan pada saluran
kencing
2) Pemeriksaan darah
7. Penatalaksanaan Medis
Menurut Nanda (2015), pengobatan HNP dapat dibagi menjadi :
a. Pembedahan
Tujuan : Mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi
nyeri dan mengubah defisit neurologik.
Macam :
1) Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari
diskus intervertebral
2) Laminektomi : Mengangkat lamina untuk memajankan elemen
neural pada kanalis spinalis, memungkinkan ahli bedah untuk
menginspeksi kanalis spinalis, mengidentifikasi dan mengangkat
patologi dan menghilangkan kompresi medula dan radiks.
3) Laminotomi : Pembagian lamina vertebra.
4) Disektomi dengan peleburan
b. Terapi Konservatif
1) Tirah baring, berguna untuk mengurangi rasa nyeri mekanik dan
tekanan intradiskal.
2) Medikamentosa :
a) Analgetik dan NSAID
b) Muscle relaxant
c) Kortikosteroid oral
d) Analgetik adjuvant
3) Rehabilitasi medik:
a) Traksi pelvis
b) Termoterapi (terapi panas)
c) Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)
d) Korset lumbal
e) Latihan dan modifikasi gaya hidup dengan menurunkan berat
badan yang berlebihan
2. Diagnosa keperawatan
Menurut (SDKI, 2016)
a. Pola napas tidak efektif
D.0005 kategori (fisiologis) subkategori (respirasi)
b. Nyeri akut
D.0077 Kategori (psikologis) subkategori (nyeri dan kenyamanan)
c. Gangguan mobilitas fisik
D.0054 kategori (fisiologis) subkategori (aktivitas/istirahat)
3. Intervensi Keperawatan
Menurut (SIKI, 2016)
1) Pola napas tidak efektif
Tujuan
Menjaga ventilasi agar tetap adekuat
Kriteria Hasil
a. Frekuensi napas membaik
b. Kedalaman napas membaik
c. Penggunaan otot bantu napas menurun
Intervensi
a. Monitor pola napas
b. Monitor bunyi napas tambahan
c. Monitor sputum
d. Pertahankan kepatenan jalan napas
e. Posisikan semi fowler/fowler
f. Berikan minum hangat
g. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
h. Lakukan penghisapan lendir <15 detik
i. Berikan oksigen, jika perlu
j. Anjurkan asupan cairan 2L/hari
k. Anjurkan batukefektif
l. Kolaborasi pemberian bronkodilator,ekspektoran, mukolitik, jika
perlu
2) Nyeri akut
Tujuan
Tingkat nyeri menurun
Kriteria Hasil
a. Keluhan nyeri menurun
b. Meringis menurun
c. Gelisah menurun
Intervensi
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi respon nyeri non verbal
d. Monitor keberhasilan terapi komplementer
e. Berikan teknik nonfarmakologis
f. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
g. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
h. Jelaskan strategi meredakan nyeri
i. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
3) Gangguan mobilitas fisik
Tujuan
Meningkatkan mobilitas fisik
Kriteria hasil
a. Pergeraakan ekstermitas meningkat
b. Nyeri menurun
c. Kecemasan menurun
Intervensi
a. Identifikasi adanya nyeri tau keluhan fisik lainnya
b. Identifikasi toleranssi fisik melakukan ambulasi
c. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu
d. Fasilitasi melakukan mobilitas fisik, jika perlu
e. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
f. Anjurkan melakukan ambulasi dini
g. Anjurkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan untuk menjalankan rencana yang telah dibuat. Dengan demikian,
implementasi hanya dapat dilakukan jika terdapat sebuah rencana.
5. Evaluasi
Kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan,
untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan
mengukur hasil dari proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA