TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi HNP
Anatomi tulang belakang perlu diketahui agar dapat ditentukan elemen
yang terganggu pada timbulnya keluhan nyeri punggung bawah.
Columna vertebralis adalah pilar utama tubuh.Merupakan struktur
fleksibel yang dibentuk oleh tulang-tulang tak beraturan, disebut vertebrae.
Vertebrae dikelompokkan sebagai berikut :
-
Cervicales (7)
Thoracicae (12)
Lumbales (5)
Tulang vertebrae ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan
tulang rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri dari corpus vertebrae
yang dihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut discus
invertebralis dan diperkuat oleh ligamentum longitudinalis anterior dan
ligamentum longitudinalis posterior.
Diskus invertebralis menyusun seperempat panjang columna vertebralis.
Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana banyak
4
terjadi gerakan columna vertebralis, dan berfungsi sebagai sendi dan shock
absorber agar kolumna vertebralis tidak cedera bila terjadi trauma.
Diskus intervertebralis terdiri dari dua bagian utama yaitu:
1
Nucleus Pulposus
Nukleus Pulposus adalah suatu gel yang viskus terdiri dari proteoglycan
(hyaluronic long chain) mengandung kadar air yang tinggi (80%) dan mempunyai
sifat
sangat
higroskopis.
Sifat
setengah
cair
dari
nukleus
pulposus,
Radiks
Periosteum
Otot
HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden puncak
padadekade ke-4 dan ke-5.HNP lebih banyak terjadi pada individu dengan
pekerjaan yangbanyak membungkuk dan mengangkat.Karena ligamentum
longitudinalis posterior pada daerah lumbal lebih kuat pada bagian tengahnya,
maka protrusi discus cenderung terjadi ke arah postero lateral, dengan kompresi
radiks saraf.HNP sering terjadi pada daerah L4-L5 dan L5 S1 kemudian pada
C5-C6 dan paling jarang terjadi pada daerah torakal, sangat jarang terjadi pada
anak-anak dan remaja tetapi kejadiannya meningkat setelah umur 20 tahun.
Dengan insidens hernia lumbosakral lebih dari 90% sedangkan hernia servikalis
sekitar 5-10%.
2.4 Etiologi
Penyebab utama terjadinya HNP adalah cidera, cidera dapat terjadi karena
terjatuh tetapi lebih sering karena posisi menggerakkan tubuh yang salah. Pada
posisi gerakan tulang belakang yang tidak tepat maka sekat tulang belakang
akan terdorong ke satu sisi dan pada saat itulah bila beban yang mendorong cukup
besar akan terjadi robekan pada annulus pulposus yaitu cincin yang melingkari
nucleus pulposus dan mendorongnya merosot keluar sehingga disebut hernia
nucleus pulposus. Sebenarnya cincin (annulus) sudah terbuat sangat kuat tetapi
pada pasien tertentu di bagian samping belakang (posterolateral) ada bagian yang
lemah (locus minoris resistentiae).
Contoh kejadian sehari-hari yang dapat membuat terjadinya HNP adalah sebagai
berikut:
2.5 Patofisiologi
Menjelang usia 30, mulailah terjadi perubahan-perubahan pada anulus
fibrosus dan nukleosus pulposus. Pada beberapa tempat, serat-serat fibroelastik
terputus dan sebagian rusak diganti oleh jaringan kolagen. Proses ini berlangsung
terus-menerus sehingga dalam anulus fibrosus terbentuk rongga-rongga.
Nukleosus pulposus akan melakukan infiltrasi ke dalam rongga-rongga tersebut
dan juga mengalami perubahan berupa penyusutan kadar air. Jadi terciptalah suatu
keadaan dimana disatu pihak volume materi nukleosus pulposus berkurang dan
dipihak lain volume rongga antar vertebra bertambah sehingga terjadilah
penurunan tekanan intradiskal.
Sebagai kelanjutan dari proses tersebut, maka terjadilah beberapa hal :
sisi.n Didaerah lumbal, herniasi lebih sering terjadi kearah posterolateral dan
11
menekan radiks saraf spinal. Pada herniasi kearah posterosentral, maka akan
menekan medula spinalis.
Pada umumnya HNP lumbal terjadi akibat cedera fleksi walaupun
penderita tidak menyadari adanya trauma sebelumnya. Trauma yang terjadi dapat
berupa trauma tunggal yang berat maupun akumulasi dari trauma ringan yang
berulang. Berat beban maksimal yang ditanggung oleh daerah lumbal adalah
adalah 11,3 kg dan jarak maksimal 25 inci. Pengulangan mengangkat beban lebih
dari 25 kali sehari cenderung 3 kali lebih sering menimbulkan HNP.
12
Anamnesa
1.Leher :Nyeri; menyebar scapula (sering)
oksiput (jarang) + sakit kepala tumpul yang menetap, bitemporal ~
migrenKaku (terfiksasi miring kedepan dan samping) Otot nyeri
dan pergerakan terbatas
2.Ekstremitas superior :
Nyeri
Paraestesia penyebaran pada atas siku, punggung tangan pada
jari bagian tengah
sering unilateral
c. Hernia thorakalis
Nyeri radikal.
Melemahnya anggota tubuh bagian bawah dapat menyebabkan
kejang paraparesis.
13
2.7 Klasifikasi
Berdasarkan pemeriksaan MRI menjadi :
Bulging Disc, suatu penonjolan atau konveksitas dari diskus melewati batas
longitudinalis posterior.
Sequesteres Disc, sebagian dari nucleus pulposus keluar melalui annulus
fibrosus yang telah robek, kehilangan kontinuitas dengan nucleuos pulposus
yang berada didalam diskus dan telah berada dalam kanal.
14
misal HNP vertebra L4-L5 akan menimbulkan iritasi pada akar saraf L5.
Far-laterall foraminal, tidak selalu didapatkan gejala nyeri punggung bawah.
Mengenai akar saraf
yang terekat,
misal HNP
Hernia Lumbosacralis
Penyebab terjadinya lumbal menonjol keluar, bisanya oleh kejadian luka
pada posisi fleksi, tapi perbandingan yang sesungguhnya pada pasien non
trauma adalah kejadian yang berulang. Proses penyusutan nucleus pulposus
15
Hernia Servikalis
Keluhan utama nyeri radikuler pleksus servikobrakhialis. Penggerakan
kolumma vertebralis servikal menjadi terbatas, sedang kurvatural yang
normal menghilang. Otot-otot leher spastik, kaku kuduk, refleks biseps yang
menurun atau
menghilang.
belakang dari C5 dan C6 dan diikuti C4 dan C5 atau C6 dan C7. Hernia ini
menonjol keluar posterolateral mengakibatkan tekanan pada pangkal syaraf.
Hal ini menghasilkan nyeri radikal yang mana selalu diawali dengan beberapa
gejala dan mengacu pada kerusakan kulit.
Hernia Thorakalis
Hernia ini jarang terjadi dan selalu beradadigaris tengah hernia. Gejalagejalannya terdiri dari nyeri radikal pada tingkat lesi yang parastesis. Hernia
dapat menyebabkan melemahnya anggota tubuh bagian bawah, membuat
kejang
paraparese,
paraparese.
2.8 Faktor resiko
Ada beberapa faktor yang berpotensi menyebabkan HNP, dibagi menjadi
faktor resiko yang dapat dirubah (modifiable) dan tidak dapat dirubah
(unmodifiable).
16
penonjolan annulus.
Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita
Riwayat cedera punggung atau HNP sebelumnya.
2.8 Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis HNP, selain anamnesis juga pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang.
Data anamnesis yang bersifat umum yaitu :
17
Nyeri Spontan
Sifat nyeri adalah khas, yaitu dari posisi berbaring ke duduk nyeri
bertambah hebat, sedangkan bila berbaring nyeri berkurang atau
hilang.
Pemeriksaan Motoris
Gaya jalan yang khas, membungkuk dan miring ke sisi tungkai yang nyeri dengan
fleksi di sendi panggul dan lutut, serta kaki yang berjingkat.
Motilitas tulang belakang lumbal yang terbatas.
Pemeriksaan Sensoris
Lipatan bokong sisi yang sakit lebih rendah dari sisi yang sehat.
Skoliosis dengan konkavitas ke sisi tungkai yang nyeri, sifat sementara.
Secara klinis dapat dilakukan beberapa gerakan seperti:
a. Tes Laseque
Tes Lasegue disebut juga tes Straight Leg Raising (SLR) test. Caranya adalah
dengan membaringkan pasien dan kemudian satu tungkai lurus diatas
pembaringan meja periksa dan satu tungkai diangkat keatas. Pasien akan menjerit
kesakitan pada saat tungkai diangkat tinggi sebelum mencapai sudut 70 derajat.
Pada keadaan seperti ini dikatakan tes Laseque positif. Bila tes Lasegue positif
maka hampir dapat dikatakan HNP positif. Bila tungkai kanan diangkat terasa
sakit maka disebut tes Lasegue kanan positif
Sebaliknya bila tes Lasegue kiri yang positif maka lesi HNP ada di sisi kiri pula.
18
TesBraggard
Tes Braggard dilakukan dengan posisi sama seperti pada tes Laseque namun
ketika tungkai diangkat maka telapak kaki pasien di dorong kuat keatas
(dorsofleksi maksimal), maka akan terasa nyeri sepanjang tungkai.
b Tes Siccard
Tes Siccard dilakukan dengan posisi sama seperti pada tes Braggard namun
dengan ibu jari di dorong maksimal ke arah atas (dorsofleksi maksimal) dan akan
terasa nyeri sepanjang tungkai.
19
Tes Refleks
S1
terkena.
d Tes Naffziger
Dengan menekan kedua vena jugularis selama 2 menit atau dengan melakukan
kompresi dengan ikatan sfigmomanometer selama 10 menit tekanan sebesar
40mmHg sampai pasien merasakan penuh di kepala. Dengan penekanan
tersebut mengakibatkan tekanan intrakranial meningkat yang akan diteruskan
ke ruang intratekal sehingga akan memprovokasi nyeri radikuler bila ada HNP.
e
Tes Valsava
Dalam berbaring atau duduk, pasien disuruh mengejan.Nyeri timbul ditempat
lesi yang menekan radiks spinalis daerah lumbal.
Ada tes lain yaitu tes Patrick dan contra Patrick tetapi justru tes ini untuk
menunjukkan bahwa penyebab nyeri pinggang bukan HNP tetapi suatu proses
arthritis.
2.9 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radiologis
a
Mielografi
Mielografi adalah suatu pemeriksaan radiologis dengan tujuan melihat
struktur kanalis spinalis dengan memakai kontras. Bahan kontras dibagi
atas kontras negatif yaitu udara dimana sekarang sudah tidak dipakai lagi
20
dan kontras positif yang larut dalam air (misal: Dimer-X, Amipaque,
Conray 280). Adapun prosedur mielografi adalah sbb:
Mielografi asendens:
Zat kontras disuntikkan kedalam ruang subarachnoid melalui pungsi
lumbal. Pada fluroskopi kolom zat kontras tampak jelas karena tidak
tembus oleh sinar rontgen, sehingga terlihat radiopak. Dengan
merendahkan ujung rostral kolumna vertebralis, maka kolom zat kontras
akan bergerak ke rostral. Apabila ruang subarachnoid tersumbat oleh
karena proses desak ruang ekstradural atau intradural-ekstrameduler
menindih medulla spinalis, maka kolom zat kontras terhalang (berhenti).
Mielografi desendens:
Zat kontras dimasukkan kedalam sisterna serebromedularis melalui pungsi
oksipital. Dengan fluoroskopi kolom zat kontras diikuti pengalirannya
kearah kaudal bila ujung kaudal kolumna vertebralis direndahkan. Blok
yang diperlihatkan berarti batas atas proses desak ruang yang
menghasilkan sindrom kompresi medula spinalis. Zat kontras yang
ditindihi oleh masa secara langsung atau tak langsung memperlihatkan
bentuk yang khas sesuai sifat kompresi tersebut. Konfigurasi defek kontras
memberikan informasi mengenai lokasi proses desak ruang yang
menindihi medula spinalis. Foto-foto yang diambil dalam posisi: prone
dengan sinar AP, lateral, oblik (kalau perlu), prone dengan sinar horizontal
(kalau perlu).
Gambaran khas pada HNP adalah terlihat adanya indentasi pada kolom zat
kontras di diskus yang mengalami herniasi. HNP yang besar dapat
menyebabkan blokade total kanalis spinalis sehingga sering dicurigai
sebagai tumor. Kelainan yang ditemukan pada mielografi yaitu HNP,
tumor ekstra dan intradural, kelainan kongenital serta arakhnoiditis.
c
21
22
A Pemeriksaan neurofisiologi
Pemeriksaan EMG dapat membedakan lesi radiks dengan saraf
perifer atau iritasi radiks dengan kompresi radiks. Pada iritasi radiks akan
terlihat potensial yang besar dan polifasik dengan durasi yang melebar
pada otot-otot segmen yang bersangkutan. Sedangkan pada kompresi
radiks, selain temuan seperti diatas juga terlihat adanya fibrilasi dengan
atau tanpa positif sharp waves pada otot-otot segmen yang bersangkutan
atau pada otot-otot paravertebral. Menghilangnya H-refleks pada satu sisi
atau perbedaan H-refleks >1,5 milidetik pada kedua sisi menunjukkan
adanya kompresi radiks.
B
Pemeriksaan laboratorium
Kadar kalsium, fosfat, alkali dan acid phosphatase serta glukosa
darah perlu diperiksa karena beberapa penyakit seperti penyakit tulang
metabolik, tumor metastasis pada vertebra dan mononeuritis diabetika
dapat menimbulkan gejala menyerupai gejala HNP.
23
Pungsi lumbal
Manfaat tindakan ini tidak terlalu bermakna. Bila terjadi blokade
total maka dijumpai peningkatan kadar protein LCS dan tes Queckenstedt
positif.
3.1 Penatalaksanaan
Terapi Konservatif
Tujuan terapi konservatif adalah mengurangi iritasi saraf, memperbaiki
kondisi fisik pasien dan melindungi dan meningkatkan fungsi tulang punggung
secara keseluruhan.Perawatan utama untuk diskus hernia adalah diawali dengan
istirahat dengan obat-obatan untuk nyeri dan anti inflamasi, diikuti dengan terapi
fisik. Dengan cara ini, lebih dari 95 % penderita akan sembuh dan kembali pada
aktivitas normalnya. Beberapa persen dari penderita butuh untuk terus mendapat
perawatan lebih lanjut yang meliputi injeksi steroid atau pembedahan.
Terapi konservatif meliputi:
1
Tirah baring
Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan
intradiskal, lama yang dianjurkan adalah 2-4 hari. Tirah baring terlalu lama akan
menyebabkan otot melemah. Pasien dilatih secara bertahap untuk kembali ke
aktifitas biasa.
Posisi tirah baring yang dianjurkan adalah dengan menyandarkan
punggung, lutut dan punggung bawah pada posisi sedikit fleksi. Fleksi ringan dari
vertebra lumbosakral akan memisahkan permukaan sendi dan memisahkan
aproksimasi jaringan yang meradang.
2. Medikamentosa
1
24
3. Terapi fisik
Traksi pelvis
Diatermi/kompres panas/dingin
Korset lumbal
Korset lumbal tidak bermanfaat pada HNP akut namun dapat digunakan
untuk mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri HNP kronis.Sebagai
penyangga korset dapat mengurangi beban diskus serta dapat mengurangi spasme.
Latihan
25
Dalam posisi duduk dan berdiri, otot perut ditegangkan, punggung tegak
dan lurus. Hal ini akan menjaga kelurusan tulang punggung.
Ketika akan turun dari tempat tidur posisi punggung didekatkan ke pinggir
tempat tidur. Gunakan tangan dan lengan untuk mengangkat panggul dan
berubah ke posisi duduk. Pada saat akan berdiri tumpukan tangan pada
paha untuk membantu posisi berdiri.
Saat duduk, lengan membantu menyangga badan. Saat akan berdiri badan
diangkat dengan bantuan tangan sebagai tumpuan.
Saat mengangkat sesuatu dari lantai, posisi lutut ditekuk seperti hendak
jongkok, punggung tetap dalam keadaan lurus dengan mengencangkan
otot
perut.
Dengan
punggung
lurus,
beban
diangkat
dengan
Jika hendak berubah posisi, jangan memutar badan. Kepala, punggung dan
kaki harus berubah posisi secara bersamaan.
Terapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan dan iritasi saraf sehingga
nyeri dan gangguan fungsi akan hilang. Tindakan operatif HNP harus berdasarkan
alasan yang kuat yaitu berupa:
Laminectomy
Laminectomy, yaitu tindakan operatif membuang lamina vertebralis, dapat
dilakukan sebagai dekompresi terhadap radix spinalis yang tertekan atau terjepit
oleh protrusi nukleus pulposus.
Discectomy
Pada discectomy, sebagian dari discus intervertebralis diangkat untuk
diperlukan dan mungkin memerlukan waktu yang lebih lama untuk sembuh
(recovery).
Mikrodiskectomy
Pilihan operasi lainnya meliputi mikrodiskectomy, prosedur memindahkan
fragmen of nucleated disk melalui irisan yang sangat kecil dengan menggunakan
ray dan chemonucleosis. Chemonucleosis meliputi injeksi enzim (yang disebut
chymopapain) ke dalam herniasi diskus untuk melarutkan substansi gelatin yang
menonjol.Prosedur ini merupakan salah satu alternatif disectomy pada kasuskasus tertentu.
Larangan
Peregangan
yang
mendadak
pada
punggung.Jangan
sekali-kali
mengangkat benda atau sesuatu dengan tubuh dalam keadaan fleksi atau dalam
keadaan membungkuk.Hindari kerja dan aktifitas fisik yang berat untuk
mengurangi kambuhnya gejala setelah episode awal.
28
29
3.1 Komplikasi
30
Komplikasi yang dapat timbul dari hernia nukleus pulposus adalah atrofi
otot-otot ekstremitas inferior. Otot-otot yang mengalami atrofi tergantung dari
radix saraf yang mengalami lesi. Lesi pada radix saraf L4 menyebabkan atrofi
pada m.quadriceps femoris, lesi pada radix saraf S1 menyebabkan atrofi pada
m.gastroknemius dan m.soleus. Atrofi yang tidak mendaptkan rehabilitasi
akan menyebabkan kelumpuhan ekstremitas inferior.
3.2 Prognosis
31