Anda di halaman 1dari 19

RESUME KEPERAWATAN PADA Nn.

F DENGAN TRAUMATIC BRAIN


INJURY DI RUANGAN INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
BEDAH RSUP. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Nama Pasien : Nn. R Tanggal Lahir: 28-03-2019
No. RM : 900988 Ruang Rawat : IGD Bedah
Diagnosa Medic : Traumatic Brain Injury Jenis Kelamin : Perempuan
GCS : 15 E4; M6; V5
Datang Ke RS Tanggal : 07/11/2019 Pukul : 19:09 WITA
Tanggal Pengkajian : 07/11/2019 Pukul : 21:00 WITA
Sumber Informasi : Pasien Keluarga Lainnya : RM
Triage P1 P2 P3 P4
Cara Datang
Sendiri Rujukan Lainnya : Bersama dengan keluarganya
Transportasike IGD
Ambulance Kendaraan Sendiri KendaraanUmum Lainnya
Tindakan Pra hospital (Bila Ada) :
CPR Suction
Oksigen BebanBerat/Skin traksi
Infus Bidai
NGT Penjahitan
ETT Obat-obatan
OPT/NPT Lainnya

Keluhan Utama (KU) : Nyeri Kepala


Riwayat KU : Nyeri kepala dialami sejak 4 hari yang lalu akibat terjatuh dari motor saat
dibonceng oleh saudaranya, saat terjatuh kepala klien terbentur. Nyeri seperti tertusuk-tusuk
dirasakan hilang timbul (Timbul ±3 menit) dengan skala 5 sedang (NRS).
Pengkajian Primer

Pengkajian Keperawatan Masaalah / DX Intervensi keperawatan


keperawatan
Airway :
Bebas Aktual Pasang Semi – Rigid Cervikal,
Tidak Bebas Resiko Collar, Head Strap/support
Palatum Mole jatuh Bersihkan Jalan napas
Sputum (Lendir) Ketidakefektifan bersihan Berikan PosisiNyaman /Semi
Darah jalan napas Fowler
Spasme Ajarkan teknik batuk efektif
Benda asing Kriteria objektif Lakukan pengisapan lender
(Suction)
Pasang Oronasofaringeal

Breathing :
Pola nafas Aktual Observasi, irama dan
Normal Resiko kedalaman suara nafas
Spontan Observasi penggunaan otot
Apneu Ketidakefektifan pola napas bantu pernafasan
Bradipneu Anjurkan posisi semi fowler
Orthopneu Aktual jika tidak ada kontra indikasi
Dyspneu Resiko Memperhatikan
Takipneu pengembangan dinding dada
Frekuensi nafas : 20 x/i Gangguan pertukaran gas Melakukan fisioterfi dada jika
SpO2 : - tidak ada kontra indikasi
Bunyi nafas: Memberikan bantuan
Vesikuler Stridor pernafasan dengan bag Valve
Wheezing Ronchi mask
Irama Nafas Kolaborasi : intubasi
Teratur Tidak Kolaborasi : Pemberian O2 dan
Teratur Pemeriksaan AGD
Penggunaan otot bantu
nafas : tidak
Retraksi dada
Cuping hidung
Jenis pernafasan
Pernapasan dada
Pernafasan perut
Circulation : Monitor adanya perubahan
Akral : Hangat Aktual warna kulit
Dingin Resiko Monitor adanya perubahan
Pucat : Ya Tidak Ketidakefektifan perfusi kesadaran, mengukur tanda-
Cianosis: Tidak jaringan perifer tanda vital
Pengisian Kapiler: <2detik Monitor perubahan turgor,
Nadi : Teraba Aktual mukosa dan capillary refiil
Frekuensi : 80 x/menit Resiko time
Irama : Reguler Observasi adanya tanda-tanda
Kekuatan : Kuat Penurunan CO edema paru : dispneu dan
Tekanan Darah: 110/80 ronkhi
mmHg Aktual kaji kekuatan nadi perifer
Adanya riwayat kehilangan Resiko kaji tanda-tanda dehidrasi
cairan dalam jumlah besar : Monitor intake-output cairan
tidak ada Kelebihan Volume Cairan setiap jam : pasang kateter dll
Diare Luka Observasi balance cairan
bakar Monitor adanya edema perifer
Muntah Pendarahan Observasi adanya urine output
Pendarahan : Tidak < 30 ml/jam dan peningkatan
Kelembaban kulit: Lembab BJ urine
Turgor : Normal Tinggikan daerah yang cedera
Edema : Ada (Kedua jika tidak ada kontra indikasi
kaki) Berikan cairan peroral jika
Output urine : 1000 ml/jam masih memungkinkan hingga
Luas luka bakar: Tidak ada 2000-2500 cc/hr.
Grade : Tidak ada Kontrol perdarahan denagan
Lain-lain : Tidak ada balut tekan
Observasi tanda-tanda adanya
sindrom kompartemen (nyeri
lokal daerah cedera, pucat,
penurunan tekanan nadi, nyeri
bertambah berat saat
digerakkan, pertubahan
sensori/baal dan kesemutan )
Siapkan alat-alat untuk
pemasangan CVP jika di
perlukan
Monitor CVP jika di perlukan
Monitor CVP dan perubahan
nilai elektrolit tubuh
Disabiliti / Disintegrity
Tingkat kesadaran Aktual Monitor tanda – tanda vital
Nilai GCS: 15 E4;M6;V5 Resiko Observasi adannya tanda-tanda
Pada anak A V P U peningkatan TIK (penurunan
(pasien dengan kondisi Risiko ketidakefektifan kesadaran, HPT.Bradikardi,
Alert) perfusi jaringan otak sakit kepala,muntah,
Pupil : Normal pupiledema& palsi N.cranial
Respon cahaya + Setelah dilakukan tindakan VI)
Ukuran pupil : Ishokor keperawatan selama 1x7 Tinggikan kepala 15-30 bila
Diameter : 1 mm 2 mm jam diharapkan masalah tidak ada kontra indikasi
3 mm 4 mm risiko ketidakefektifan Observasi kecukupan cairan
Penilaian ekstremitas perfusi jaringan otak dapat Kolaborasi Pemberian oksigen
Sensorik : Ya teratasi dengan kriteria Pasangan infuse
Motorik : Ya objektif : Intubasi ( GCS<15 )
Kekuatan otot : - Klien nampak gelisah Monitor hasil AGD dan
5 5 - Trauma Kepala laporkan hasilnya
5 5 Berikan terapi sesuai indikasi
Lain lain : Ditangan kanan
klien terpasang infus RL 20
tpm
Exposure
Keluhan nyeri: Nyeri kepala Aktual Lakukan pengkajian
dialami sejak 4 hari yang Resiko karakteristik nyeri, gunakan
lalu setelah jatuh dari motor pendekatan PQRST.
saat dibonceng oleh Nyeri Akut Monitor TTV
saudaranya, saat terjatuh Ajarkan tehnik relaksasi
kepala klien terbentur. Setelah dilakukan tindakan Ajarkan tehnik distraksi
Pengkajian Nyeri : keperawatan selama 1x7 Penatalaksanaan
P: Terjatuh dari motor dan jam diharapkan masalah pemberian terapi :
kepala terbentur nyeri akut dapat teratasi Analgetik
Q: Tertusuk-tusuk dengan kriteria objektif : Oksigen
R: Kepala 1. Pasien nampak Infus
S: Skala 5 Sedang (NRS) meringis ( ) Perekaman EKG
T: Hilang timbul (Timbul ±3 2. Skala 5 Sedang (NRS) ( ) Lain-lain……….
menit). 3. Klien nampak gelisah
EKG : -
Lain-lain : pemeriksaan lab
dan Radiologi
Farenheit (SuhuTubuh)
Suhu : 37,5oC Aktual Observasi TTV, kesadaran,
Riwayat pemakaian obat : Resiko saturasi, oksigenasi.
Riwayat penyakit : Buka pakaian (menjaga
Metabolic Hipertermia privasi)
Dampak tindakan medis Hipotermia Lakukan penurunan suhu tubuh
iotrogenic) : kompres
Pemberian cairan infuse dingin/evaporasi/selimut
yang terlalu dingin Kriteria objektif : pendingin (cooling blanket)
Pemberia Cukupi kebutuhan cairan
transfuse darah yang Berikan antipiretik
masih dingin Lindungi pasien dari
Hipoglikemia lingkungan yg dingin
Lain- Buka semua pakaian pasien
lain…………………………. yang basah
Lakukan penghangatan tubuh
pasien secara bertahap (1 C/Jam)
dengan selimut tebal/warm
blanket
PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Riwayat penyakit
Tidak ada DM PJK
HPT Asma Lainnya:
2. Riwayat Alergi
Tidak Ya
3. Obat yang dikomsumsi sebelum masuk RS ?
Tidak ada
4. Penyakit sebelum dan riwayat hospitalisasi ?
Tidak Ya

5. Intake makanan peroral terakhir ?


Jam : 15.00 Jenis : nasi dan lauk
6. Hal-hal kejadian yang memicu terjadinya kecederaan/penyakit ?
Klien kecelakaan, jatuh dari motor saat dibonceng
7. Pengkajian fisik :
a. Kepala dan wajah
Inspeksi :
- Penyebaran rambut merata
- Warna rambut hitam
- Konjungtiva tidak anemis
- Sklera tidak ikterus
Palpasi :
- Nyeri tekan: Ada nyeri tekan
b. Leher dan cervical spine
Inspeksi
Simetris antara kiri dan kanan, mobilisasi leher normal
Palpasi
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, serta tidak teraba nyeri
tekan
c. Dada
- Inspeksi
Bentuk dada : Bentuk simetris kiri dan kanan, pernapasan 26x/menit
- Palpasi : Tidak teraba nyeri tekan
- Perkusi
Tidak ada terdengar bunyi nafas tambahan
d. Abdomen
Inspeksi : tidak tampak adanyamassa
Auskultasi : peristaltik usus 17 x/i
Perkusi : timpani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
e. Pelvis dan perineum
Tidak dilakukan pengkajian
f. Extremitas
a. Atas : ROM baik tangan kanan dan tangan kiri dapat digerakan dengan
maksimal
b. Bawah : Tidak ada gangguan
Kekuatan Otot : 5 5
5 5
8. Psikososial
Kecemasan dan ketakutan keluarga
Ringan Sedang Berat Panik
Mekanisme Koping
Merusak diri
Menarik diri/isolasisosial
Perilaku kekerasan
Konsepdiri
Gangguan citra diri Harga diri rendah

a. Terapi :
- Infus Ringer Laktat 20 tpm
- Metamizole 1 gr/8 jam/Intravena
- Omeprazole 4 gr/12 jam/Intravena
- Ceftriaxone 1 gr/12 jam/Intravena
b. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik (07-11-2019) 20.57
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
WBS 11.7 4.00-10.0 10˄3/uL
RBC 4.11 4.00-6.00 10˄6/uL
HGB 12.7 12.0-16.0 gr/dl
HCT 38 37.0-48.0 %
MCV 92 80.0-97.0 fL
MCH 31 26.5-33.5 pg
MCHC 34 31.5-35.0 gr/dl
PLT 258 150-400 10˄3/uL
RDW-SD 37.0-54.0 fL
RDW-CV 12.0 10.0-15.0
PDW 11.0 10.0-18.0 fL
MPV 7.3 6.50-11.0 fL
P-LCR 13.0-43.00 %
PCT 0.19 0.15-0.50 %
NEUT 64.20 52.0-75.0 %
LYMPH 22.7 20.0-40.0 %
˄
MONO 7.8 2.00-8.00 10 3/uL
EO 4.5 1.00-3.00 10˄3/uL
BASO 0.08 0.00-0.10 10˄3/uL
RET 0.00-0.10 10˄3/uL
LED I - (L<10,P<20) mm
LED JM II -
Koagulasi
PT 11.5 10-14 detik
INR 1.11 -
APTT 24.5 22.0-30.0 detik
KIMIA DARAH
Glukosa
GDS 92 140 mg/dl
Fungsi Ginjal
Ureum 25 10-50 mg/dl
Kreatinin 0.64 (L<1.3;P<20) mg/dl
Fungsi Hati
SGOT 19 <38 U/L
SGPT 13 <41 U/L
Elektrolit
Natrium 138 136-145 mmol/l
Kalium 3.8 3.5-5.1 mmol/dl
Klorida 109 97-111 mmol/dl
2) Hasi Pemeriksaan Radiologi
No.RM: 900988
Nama : Nn. F
Tanggal Pemeriksaan 07-11-2019 (Pukul 19.00 WITA)
 Klinis: EDH Occipital
Hasil Pemeriksaan:
Foto Thorax AP:
o Corakan bronchovaskuler dalam batas normal
o Tidak nampak tanda-tanda pneumomediastinum, pneumothrax, kontusio pada
kedua paru
o Cor: Kesan membesar, pinggang jantung cekung, spex tertanam, aorta normal
o Kedua sinus dan diafragma baik
o Tulang-tulang intake
o Jaringan lunak sekitar baik
 Klinis: TBI GCS 15
Hasil Pemeriksaan:
Telah dilakukan pemeriksaan CT Scan Kepala Kontras irisan axial dengan hasil
sebagai berikut:
o Tampak lesi hiperdens (82HU) berbentuk bikonveks pada regio perietoccipital kiri,
dengan estimasi volume pendarahan +/- 126 cc
o Tampak lesi hiperdens (72HU) pada lobus tempora kiri
o Sulci dan gyri normal
o Midline tidak shift
o Ruang Subarachnoid dan sistem ventrikel dalam batas normal
o Klasifikasi visiologis pada plexus choroid bilateral
o CPA, pons dan cerebellum dalam batas normal
o Sinus Paranasalis dan aircell mastoid yang terscan dalam batas normal
o Kedua bulbus oculi dan struktur retrobulber yang terscan dalam batas normal
o Tulang-tulang yang terscan intake
o Tampak soft tissue swelling regio parietooccipital kiri
KLASIFIKASI DATA

Data Subjektif Data Objektif


- Klien mengatakan Nyeri kepala - Pasien nampak meringis
P: Terjatuh dari motor dan kepala - Skala 5 Sedang (NRS)
terbentur - Klien nampak gelisah
Q: Tertusuk-tusuk - Trauma Kepala
R: Kepala - Hasil Pemeriksaan CT Scan:
S: Skala 5 Sedang (NRS) o Tampak lesi hiperdens (82HU)
T: Hilang timbul (Timbul ±3 menit) berbentuk bikonveks pada regio
- Klien mengatakan jatuh dari motor dan perietoccipital kiri, dengan
kepalanya terbentur estimasi volume pendarahan
+/- 126 cc
o Tampak lesi hiperdens (72HU)
pada lobus tempora kiri
ANALISA DATA

No. DX Data Penunjang Masalah Keperawatan


I DS: Nyeri Akut
- Klien mengatakan Nyeri kepala (NANDA 2018-2020)
P: Terjatuh dari motor dan kepala
terbentur
Q: Tertusuk-tusuk
R: Kepala
S: Skala 5 Sedang (NRS)
T: Hilang timbul (Timbul ±3 menit)
DO:
- Pasien nampak meringis
- Skala 5 Sedang (NRS)
- Klien nampak gelisah
II DS: Resiko Ketidakefektifan perfusi
- Klien mengatakan jatuh dari motor dan jaringan otak
kepalanya terbentur (NANDA 2018-2020)
DO:
- Klien nampak gelisah
- Trauma Kepala
- Hasil Pemeriksaan CT Scan:
o Tampak lesi hiperdens (82HU)
berbentuk bikonveks pada regio
perietoccipital kiri, dengan estimasi
volume pendarahan +/- 126 cc
o Tampak lesi hiperdens (72HU) pada
lobus tempora kiri

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik Domain 12. Kelas 1. Kode

Diagnosis 00132

2. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan cedera otak

Domain 4. Kelas 4. Kode Diagnosis 00201


INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Nn. F Tanggal Lahir: 28-03-2019
No. RM : 900988 Ruang Rawat : IGD Bedah
Diagnosa Medic : Traumatic Brain Injury

DIAGNOSA & DATA TUJUAN INTERVENSI KEPERAWATAN


NO
PENUNJANG (NOC) (NIC)

I Nyeri akut berhubungan dengan agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (1400) Manajemen Nyeri
cedera fisik Domain 12. Kelas 1. 1x7 jam masalah nyeri akut dapat teratasi dengan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
Kode Diagnosis 00132, ditandai kriteria hasil: komprehensif yang meliputi lokasi,
dengan: Kontrol Nyeri (1605) karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
DS: 1. Mengenali kapan nyeri terjadi (5) kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan
- Klien mengatakan Nyeri kepala 2. Menggambarkan faktor penyebab (5) faktor pencetus
P: Terjatuh dari motor dan kepala 3. Menggunakan tindakan pencegahan (5) 2. Gunakan strategi komunikasi terapeutik
terbentur 4. Mengenali apa yang terkaitdengan gejala untuk mengetahui pengalaman nyeri dan
Q: Tertusuk-tusuk nyeri (5) sampikan penerimaan pasien terhadap
R: Kepala 5. Melaporkan nyeri yang terkontrol skala nyeri
S: Skala 5 Sedang (NRS) nyeri ringan NRS (5) 3. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti
T: Hilang timbul (Timbul ±3 6. Mengenali apa yang terkait dengan gejala penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
menit) nyeri dirasakan, dan antisipasi dari
DO: ketidaknyamanan akibat prosedur
- Pasien nampak meringis 4. Ajarkan penggunaan teknik non
- Skala 5 Sedang (NRS) farmakologi, teknik relaksasi atau
- Klien nampak gelisah distraksi, dll)
5. Berikan analgetik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat

II Risiko ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (2590) Monitor Tekanan Intrakranial
jaringan otak berhubungan dengan 1x7 jam diharapkan masalah risiko 1. Monitor status neurologi dengan
cedera otak Domain 4. Kelas 4. Kode ketidakefektifan perfusi jaringan otak dapat pengukuran GCS
Diagnosis 00201, Ditandai dengan: teratasi dengan kriteria hasil: 2. Monitor suhu dan jumlah WBC
DS: Perfusi Jaringan: Serebral (0406) 3. Monitor adanya tanda-tanda peningkatan
- Klien mengatakan jatuh dari motor 1. Tekanan intrakranial deviasi ringan dari TIK(Penurunan Kesadaran, HPT,
dan kepalanya terbentur kisaran normal (4) Bradikardi,, Sakit Kepala, Muntah,papil
DO: 2. Kegelisahan ringan (4) edema dan palsi N. Cranial VI
- Klien nampak gelisah 3. Muntah tidak ada (5) 4. Monitor status pernafasan
- Trauma Kepala 4. Penurunan tingkat kesadaran tidak ada (5) 5. Monitor intake dan output cairan
- Hasil Pemeriksaan CT Scan: 6. Kolaborasi pemberian antibiotik
o Tampak lesi hiperdens
(82HU) berbentuk
bikonveks pada regio
perietoccipital kiri, dengan
estimasi volume
pendarahan +/- 126 cc
o Tampak lesi hiperdens
(72HU) pada lobus
tempora kiri
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Nn. F Tanggal Lahir: 28-03-2019
No. RM : 900988 Ruang Rawat : IGD Bedah
Diagnosa Medic : Traumatic Brain Injury
Hari/ No. Jam
Tindakan Keperawatan dan Hasil Evaluasi
Tanggal Dx (WITA)
Kamis/ 07 I 21.30 1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang Jumat/ 08 November 2019 (Pukul 06.00
November meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, WITA)
2019 kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus DX I
Hasil: S:
Klien mengatakan Nyeri kepala - Klien mengatakan Nyeri kepala
P: Terjatuh dari motor dan kepala P: Terjatuh dari motor dan kepala
terbentur terbentur
Q: Tertusuk-tusuk Q: Tertusuk-tusuk
R: Kepala R: Kepala
S: Skala 5 Sedang (NRS) S: Skala 4 Sedang (NRS)
I 22.35 T: Hilang timbul (Timbul ±3 menit) T: Hilang timbul (Timbul ±3 menit)
2. Menggunakan strategi komunikasi terapeutik untuk O:
mengetahui pengalaman nyeri dan sampikan penerimaan - Pasien nampak meringis
pasien terhadap nyeri - Skala 4 Sedang (NRS)
Hasil:Menyampaikan kepada pasien dan keluarga bahwa - Klien nampak gelisah
cedera kepala menimbulkan nyeri karena adanya benturan A: Nyeri akut belu teratasi
dikepala. Keluarga mengerti tentang nyeri yang dirasakan P:Lanjutkan Intervensi
I 22.40 karena adanya Trauma Brain Injury 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
3. Memberikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab komprehensif yang meliputi lokasi,
nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan, dan antisipasi karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
dari ketidaknyamanan akibat prosedur kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
Hasil:Klien telah diberikan informasi tentang nyeri yang dan faktor pencetus
dirasakan karena adanya peradangan dan cedera kepala 2. Gunakan strategi komunikasi
(Penyembuhan akan membutuhan waktu lama dan terapeutik untuk mengetahui
pengurangan nyerinya dapat ditangani dengan meminum pengalaman nyeri dan sampikan
I 22.45 obat anti nyeri) penerimaan pasien terhadap nyeri
4. Mengajarkan penggunaan teknik non farmakologi, teknik 3. Berikan informasi mengenai nyeri,
relaksasi seperti penyebab nyeri, berapa lama
Hasil: Klien mengerti cara melakukan teknik relaksasi nyeri akan dirasakan, dan antisipasi
nafas dalam dan melakukan teknik relaksasi jika nyeri dari ketidaknyamanan akibat prosedur
dirasakan (Menarik nafas dalam melalui hidung kemudian 4. Mengajarkan penggunaan teknik non
tahan selama 3 detik kemudian hembuskan melalui farmakologi, teknik relaksasi nafas
I 22.50 hidung) dalam
5. Memberikan analgetik Metamizole 1 gr/8 jam/Intravena 5. Berikan analgetik Metamizole 1 gr/8
II 23.00 Hasil: Tidak ada tanda-tanda alergi jam/Intravena
6. Memonitor status neurologi dengan pengukuran GCS
II 23.05 Hasil: GCS 15 E4; M6; V5
Jumat/ 08 November 2019 (Pukul 06.30
7. Memonitor suhu dan jumlah WBC
WITA)
II 23.10 Hasil: Suhu 37.5 0C dan WBC:11.7 10˄3/uL
DX III
8. Memonitor adanya tanda-tanda peningkatan TIK
S:
Hasil: Klien mengeluh nyeri kepala
- Klien mengatakan sakit pada kepala
Hasil Pemeriksaan CT Scan:
O:
o Tampak lesi hiperdens (82HU) berbentuk
- Klien nampak gelisah
bikonveks pada regio perietoccipital kiri, dengan
- Trauma Kepala
estimasi volume pendarahan +/- 126 cc
- Hasil Pemeriksaan CT Scan:
o Tampak lesi hiperdens (72HU) pada lobus
o Tampak lesi hiperdens (82HU)
II 23.15 temporal kiri
berbentuk bikonveks pada
9. Memonitor status pernafasan
regio perietoccipital kiri,
Hasil:
dengan estimasi volume
II 23.20 Pernafasan: 20 x/i
pendarahan +/- 126 cc
10. Memberian antibiotik Ceftriaxone 1 gr/12 jam/Intravena
o Tampak lesi hiperdens (72HU)
Hasil: Tidak ada reaksi alergi pada lobus tempora kiri
A: Risiko ketidakefektifan perfusi
jaringan otak belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
1. Monitor status neurologi dengan
pengukuran GCS
2. Monitor suhu dan jumlah WBC
3. Monitor adanya tanda-tanda
peningkatan TIK
4. Monitor status pernafasan
5. Kolaborasi pemberian antibiotik
Ceftriaxone 1 gr/12 jam/Intravena

Anda mungkin juga menyukai