TINJAUAN PUSTAKA
4
5
2.2.2 Etiologi
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya HNP adalah sebagai
berikut :
1) Riwayat trauma
2) Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat beban berat, duduk, mengemudi
dalam waktu lama.
3) Sering membungkuk.
4) Posisi tubuh saat berjalan.
5) Proses degeneratif (usia 30-50 tahun).
6) Struktur tulang belakang.
7) Kelemahan otot-otot perut, tulang belakang.
Faktor risiko
Faktor risiko yang tidak dapat dirubah :
1. Umur: makin bertambah umur risiko makin tinggi
2. Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita
3. Riawayat cedera punggung atau HNP sebelumnya
Faktor risiko yang dapat dirubah:
1. Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama, mengangkat atau menarik
barang-barang berta, sering membungkuk atau gerakan memutar pada
punggung, latihan fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang konstan seperti
supir.
10
2. Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih,
latihan yang berat dalam jangka waktu yang lama.
3. Merokok. Nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu kemampuan
diskus untuk menyerap nutrien yang diperlukan dari dalam darah.
4. Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut dapat
menyebabkan strain pada punggung bawah.
5. Batuk lama dan berulang
2.2.3 Patofisiologi
Protrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya didahului dengan
perubahan degeneratif yang terjadi pada proses penuaan. Kehilangan protein
polisakarida dalam diskus menurunkan kandungan air nukleus pulposus.
Perkembangan pecahan yang menyebar di anulus melemahkan pertahanan
pada herniasi nukleus. Setelah trauma (jatuh, kecelakaan, dan stress minor
berulang seperti mengangkat) kartilago dapat cedera.
Pada kebanyakan pasien, gejala trauma segera bersifat khas dan
singkat, dan gejala ini disebabkan oleh cedera pada diskus yang tidak terlihat
selama beberapa bulan maupun tahun. Kemudian pada degenerasi pada
diskus, kapsulnya mendorong ke arah medula spinalis atau mungkin ruptur
dan memungkinkan nukleus pulposus terdorong terhadap sakus dural atau
terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal.
Hernia nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nukleus
pulposus menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis
berada dalam bungkusan dura. Hal ini terjadi kalau tempat herniasi di sisi
lateral. Bilamana tempat herniasinya ditengah-tengah tidak ada radiks yang
terkena. Lagipula pada tingkat L2 dan terus kebawah sudah tidak terdapat
medula spinalis lagi, maka herniasi di garis tengah tidak akan menimbulkan
kompresi pada kolumna anterior.
Setelah terjadi hernia nukleus pulposus sisa duktus intervertebralis
mengalami lisis sehingga dua korpora vertebra bertumpang tindih tanpa
ganjalan.
11
2.2.4 KLASIFIKASI
1. Hernia Lumbosacralis
posterior.Pada kasus berat penyakit sendi, nucleus menonjol keluar sampai anulus
dan melintang sebagai potongan bebas pada canalis vertebralis.Lebih sering, fragmen
dari nucleus pulposus menonjol sampai pada celah anulus, biasanya pada satu sisi
atau lainnya (kadang-kadang ditengah), dimana mereka mengenai menimpa sebuah
serabut atau beberapa serabut syaraf.
2. Hernia Servikalis
3. Hernia Thorakalis
Hernia ini jarang terjadi dan selalu berada digaris tengah hernia.Gejala-
gejalannya terdiri dari nyeri radikal pada tingkat lesi yang parastesis.Hernia dapat
menyebabkan melemahnya anggota tubuh bagian bawah, membuat kejang paraparese
kadang-kadang serangannya mendadak dengan paraparese.
Penonjolan pada sendi intervertebral thorakal masih jarang terjadi (menurut love
dan schorm 0,5 % dari semua operasi menunjukkan penonjolan sendi).Pada empat
thorakal paling bawah atau tempat yang paling sering mengalami trauma jatuh
dengan posisi tumit atau bokong adalah faktor penyebab yang paling utama.
1. Tes laseque
2. Tes kekuatan dorsofleksi pergelangan kaki dan ibu jari kaki.
Kelemahan menunjukkan gangguan akar saraf L4-5
3. Tes refleks tendon achilles untuk menilai radiks saraf S1
4. Tes sensorik kaki sisi medial (L4), dorsal (L5) dan lateral (S1)
5. Tes laseque silang merupakan tanda yang spesifik untuk HNP.
Bila tes ini positif, berarti ada HNP, namun bila negatif tidak berarti tidak ada
HNP. Pemeriksaan yang singkat ini cukup untuk menjaring HNP L4-S1 yang
mencakup 90% kejadian HNP. Namun pemeriksaan ini tidak cukup untuk menjaring
HNP yang jarang di L2-3 dan L3-4 yang secara klinis sulit didiagnosis hanya dengan
pemeriksaan fisik saja.
14
a. Henia Lumbosakralis
Gejala pertama biasanya low back pain yang mula-mula berlangsung dan periodik
kemudian menjadi konstan. Rasa nyeri di provokasi oleh posisi badan tertentu,
ketegangan, hawa dingin dan lembab, pinggang terfikasi sehingga kadang-kadang
terdapat skoliosis. Gejala patognomonik adalah nyeri lokal pada tekanan atau ketokan
yang terbatas antara 2 prosesus spinosus dan disertai nyeri menjalar kedalam bokong
dan tungkai. Low back pain ini disertai rasa nyeri yang menjalar ke daerah iskhias
sebelah tungkai (nyeri radikuler) dan secara refleks mengambil sikap tertentu untuk
mengatasi nyeri tersebut, sering dalam bentuk skilosis lumbal.
b. Hernia servicalis
c. Hernia thorakalis
Nyeri radikal
Melemahnya anggota tubuh bagian bawah dapat menyebabkan kejang
paraparesis
Serangannya kadang-kadang mendadak dengan paraplegia
2.3 Diagnosis
Pemeriksaan Radiologis :
Foto rontgen biasa (plain photos) sering terlihat normal atau kadang-kadang
dijumpai penyempitan ruangan intervertebral, spondilolistesis, perubahan
degeneratif, dan tumor spinal. Penyempitan ruangan intervertebral kadang-kadang
terlihat bersamaan dengan suatu posisi yang tegang dan melurus dan suatu skoliosis
akibat spasme otot paravertebral.
16
CT scan adalah sarana diagnostik yang efektif bila vertebra dan level neurologis
telah jelas dan kemungkinan karena kelainan tulang.
MRI (akurasi 73-80%) biasanya sangat sensitif pada HNP dan akan menunjukkan
berbagai prolaps. Namun para ahli bedah saraf dan ahli bedah ortopedi tetap
memerlukan suatu EMG untuk menentukan diskus mana yang paling terkena.
J. Gambaran Radiologi
Gambar 3
19
Gambar 4
Foto polos
Pada penderita HNP, yang terjadi adalah nukleusnya mengalami herniasi ke kanalis
vertebralis sehingga akan tampak gambaran penyempitan diskus intervertebralis.
Pemeriksaan ini akan memperlihatkan kompresi kanalis servikalis oleh diskus yang
mengalami herniasi dan mielogram CT akan menentukan ukuran dan lokasi herniasi
diskus. Dapat dilakukan pemeriksaan elektromiogram (EMG) untuk menentukan
secara pasti akarsaraf yang terkena.Juga dapat dilakukan uji kecepatan hantaran saraf.
20
CT Scan
Tatalaksana
a. Konservatif bila tidak dijumpai defisit neurologik :
- Tidur selama 1-2 jam diatas kasur yang keras
- Exercise digunakan untuk mengurangi tekanan atau kompresi saraf
- Terapi obat-obatan : muscle relaxant, nonsteroid, antiinflamasi drug dan
analgetik.
- Terapi panas dingin
- Imobilisasi atau brancing, dengan menggunakan lumbosakral brance atau
korset.
- Terapi diet untuk mengurangi BB
- Traksi lumbal, mungkin menolong tapi biasanya resides.
- Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS).
b. Pembedahan
- Laminectomy hanya dilakukan pada penderita yang mengalami nyeri menetap
dan tidak dapat diatasi, terjadi gejala pada kedua sisi tubuh dan adanya
gangguan neurologi utama seperti inkontinensia usus dan kandung kemih
serta foot droop.
22
Prognosis
a. Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi
konservatif.
b. Sebagian kecil akan berkembang menjadikronik meskipun sudah diterapi.
c. Pada pasien yang dioperasi 90% akan membaik terutama nyeri tungkai,
kemungkinan terjadinya kekambuhan adalah 5%.
23
DAFTAR PUSTAKA
1) Pinson R. Profil klinis pasien nyeri punggung bawah akibat hernia nucleus
pulposus. SMF Saraf RS Bethesda Yogyakarta. 2012
2) Aminoff, MJ et al. 2005. Lange medical book : Clinical Neurology, Sixth
Edition, Mcgraw-Hill.
3) Ropper, AH., Brown, Robert H. 2005. Adams & Victors Principles of
Neurology, Eight Edition, McGraw-Hill.
4) Mardjono Mahar dan Sidharta Priguna. 2004. neurologi Klinis Dasar. Dian
Rakyat:Jakarta.
5) Sidharta Priguna. 2004. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Dian
Rakyat:Jakarta
6) Benjamin, MA. 2009. Herniated Disk. UCSF Department of Orthopaedic
Surgery.
7) Foster, Mark R. 2010. Herniated Nucleus Pulposus.
8) Weinstein JN, Lurie JD, Tosteson TD, et al. Surgical vs nonoperative
treatment for lumbar disk herniation: the Spine Patient Outcomes Research
Trial (SPORT) observational cohort. JAMA. Nov 22 2006;296(20):2451-9.
9) Freedman, Kevin B. 2006. Herniated Nucleus Pulposus (Slipped Disk).
VeriMed Healthcare Network. URL : Nucleus Pulposus. Wikipedia, free
encyclopedia.