Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH STASE NEUROMUSCULAR

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
PADA KASUS MENINGITIS

Disusunoleh:

ANDI ANGGARA PERAMANA

2110306006

PROGRAMSTUDIPROFESI FISIOTERAPI
FAKULTASILMUKESEHATAN
UNIVERSITAS‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2022
HALAMAN PENGESAHAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
PADA KASUS MENINGITIS

MAKALAH

Disusunoleh :
ANDI ANGGARA PERAMANA
2110306006

Makalahinitelahdisetujuiolehpembimbinggunamemenuhitugaspraktik
Program StudiProfesiFisioterapi
FakultasIlmuKesehatan
Universitas ‘AisyiyahYogyakarta

Mengetahui,

Clinical Educator,

BAMBANG SUTEJO ,SST.Ft.,FTR

ii
KATAPENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Pujisyukurkehadirat Allah Yang MahaEsaatassegalarahmat-Nyasehingga


kami dapatmenyelesaikanpenyusunanmakalahini.Makalah yang berjudul
“FisioterapiPadakasus Meningitis”iniditulisgunamelengkapitugaspada Program
StudiProfesiFisioterapiFakultasIlmuKesehatanUniversitasAisyiyah Yogyakarta.

Penyusunmenyadarisepenuhnyaatasketerbatasankemampuandanpengetahu
ansehinggamakalahinitidakakanterselesaikantanpabantuandaribeberapapihak.
Olehkarenaitupenyusunmengucapkanterimakasihkepada :

1. Allah SWT atassegalarahmatdanpetunjuk-


Nyasehinggamakalahinidapatselesaidengantepatwaktu,
2. Bapak/IbupembimbinglahanKlinikPhysiokerto
3. Bapak/IbupembimbingkampusUniversitasAisyiyah Yogyakarta.
4. Teman-
temansejawatProfesiFisioterapiFakultasIlmuKesehatanUniversitasAisyiya
h Yogyakarta.

Penyusuntelahberusahasemaksimalmungkinuntukmenyusunmakalahini,
namunpenyusunmenyadaribahwadalampenyusunanmasihjauhdarikesempurnaan.S
emogamakalahinidapatbermanfaatbagipembacadankhususnyapadapenyusun.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

SALATIGA,22 MEI 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................ii

KATA PENGANTAR ................................................................................iii

DAFTAR ISI ...............................................................................................iv

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi...............................................................................................1
B. Tanda dan Gejala................................................................................1
C. Etiologi...............................................................................................2
D. Patologi ..............................................................................................3

BAB II PROSES FISIOTERAPI

A. Assesment Fisioterapi.........................................................................4
B. Diagnosa Fisioterapi...........................................................................7

BAB III IMPLIKASI KLINIS...................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................12

iv
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Meningitis adalahsuatuinflamasipadamembranaraknoid, piamater,

dancairanserebrospinal. Proses

inflamasiterjadidanmenyebarmelaluiruangansubaraknoid di

sekelilingotakdanmedulaspinalissertaventrikel(Pemula, Azhary, Apriliana, &

Mahdi, 2016).

Meningitis adalahkumpulangejalademam,

sakitkepaladanmeningismusakibatinflamasipadaruang subarachnoid yang

dibuktikandenganpleositosiscairanserebrospinalis (CSS).Meningitis

dapatterjadiakut, subakutataukronistergantungetiologidanpengobatanawal

yang tepat. Meningitis akutterjadidalamwaktubeberapa jam

sampaibeberapahari,yangdisebabkanolehbakteri, virus, non infeksi.

B. Tanda dan Gejala

Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK, yaitu:

a. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering terjadi)

b. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak

responsif dan koma

c. Iritasi meningen mengakbatkan sejumlah tanda sebagai berikut:

a) Rigiditasi nukal (kaku leher).

Upayauntukfleksikepalamengalamikesukarankarenaadanyaspasme

otot-ototleher.
2

b) Tanda kernik positif,

ketikapasiendibaringkandenganpahadalamkeadanfleksikearah

abdomen, kaki tidakdapat di ekstensikansempurna.

c) Tandabrudzinki :bilaleherpasien di

fleksikanmakadihasilkanfleksilututdanpinggul.

Biladilakukanfleksipasifpadaekstremitasbawah

padasalahsatusisimakagerakanyangsamaterlihat bedasisiektremitas

yangberlawanan.

d. Mengalamifotofobia, atausensitif yang berlebihanpadacahaya

e. Kejangakibat area fokalkortikal yang pekadanpeningkatan TIK

akibateksudatpurulendanedemaserebraldengantanda-

tandaperubahankarakteristiktanda-

tandavital(melebarnyatekananpulsadanbradikardi),

pernafasantidakteratur, sakitkepala,

muntahdanpenurunantingkatkesadaran.

f. Adanyaruammerupakancirimenyolokpada meningitismeningokokal.

g. Infeksifulminatingdengantanda-tandaseptikimia:demamtinggitiba-

tibamuncul, lesipurpura yang menyebar,

syokdantandakoagulopatiintravaskulerdiseminata.

C. Etiologi

Berdasarkanetiologi, gambaranklinis,

dangambarancairanserebrospinalis (CSS), makaumumnyaterdapattigajenis

meningitis: purulenta, serosa, danaseptik.


3

Penyebab meningitis purulentaterbanyakpada orang

dewasaialahHaemophilus influenza (50%).Sekitar 30% kasusdisebabkanoleh

Neisseria meningitidisdan Streptococcus

pneumonia.Sisanyadisebabkanolehbakterilainnya.Meningitis serosa paling

banyakdisebabkanolehinfeksiMycobacterium tuberculosis sedangkan

meningitis aseptikoleh virus(Pangandaheng, Mawuntu, & Karema, 2017).

D. Patologi

Meningitis padaumumnyasebagaiakibatdaripenyebaranpenyakit di

organ ataujaringan di dalamtubuhlainnya.Virus ataubakteri yang

menyebarsecarahematogensampaikeselaputotak,

misalnyapadapenyakitFaringitis, Tonsilitis, Pneumonia, Bronchopneumonia

danEndokarditis.

Infeksibakteridapatmencapaiselaputotakmelaluialirandarah

(hematogen) atauperluasanlangsungdariinfeksi yang

disebabkanolehinfeksidari sinus paranasalis, mastoid, absesotakdan sinus

kavernosus.Bakteripenyebab meningitis padaumumnyaberkolonisasi di

saluranpernapasanbagianatasdenganmelekatkandiripadaepitelmukosanasofari

ng host.Selanjutnyasetelahterhindardarisistemkomplemen host

danberhasilmenginvasikedalamruangintravaskular, bakterikemudianmelewati

SDO danmasukkedalam CSS

lalumemperbanyakdirikarenamekanismepertahanan CSS yang rendah.

Dalamupayauntukmempertahankandiriterhadapinvasibakterimakakaskadeinfl

amasiakanteraktivasisebagaimekanismepertahanantubuh(Yanuar, Sari, &

Nursyastuti, 2018).
BAB II

PROSES FISIOTERAPI

A. Assesment Fisioterapi

1. Assesment subyektif

a. Keluhan Utama dan Riwayat Penyerta Sekarang

b. Riwayat Keluarga dan Status Sosial

c. Riwayat Penyakit Dahulu

d. Riwayat Penyakit Penyerta

e. Riwayat Pribadi

2. Pemeriksaan Obyektif

a. Pemeriksaan Vital Sign

b. Kemampuan Fungsional

3. Inspeksi

a. Statis:

a) pasien bed rest

b) terpasang kateter, infus dan monitoring

b. Dinamis:

a) Pasien tidak mampu miring kanan miring kiri

4. Palpasi

a. Tidak ada spasme

b. Tidak ada perubahan suhu

5. Auskultasi

6. Perkusi

7. PFGD
5

a. Aktif : belum mampu melakukan gerakan pada AGA dan AGB

secara aktif

b. Pasif : mampu melakukan semua gerakan AGA dan AGB dengan

full ROM.

c. Isometrik : belum mampu melawan tahanan secara minimal ada

AGA dan AGB.

8. Pengukuran Spesifik

a. GCS / Tingkat Kesadaran

b. Sensibilitas

c. Reflek Patologi (Reflek Babinsky)

d. Reflek Ptofisiologi (Reflek Biceps, Triceps, Patella, Achiles)

e. MMT / Kekuatan Otot

f. Spastic

g. Kemampuan Fungsional (Indeks Barthel)

No. Aktivitas Nilai

1. Makan

0: tidak mampu

5: dibantu (makanan dipotong-

potong dulu)

10: mandiri

2. Mandi

0: dibantu

5: mandiri (menggunakan shower)

3. Personal Hygine (cuci muka,


6

menyisir rambut, bercukur jenggot,

gosok gigi)

0: dibantu

5: mandiri

4. Berpakaian

0: dibantu seluruhnya

5: dibantu sebagian

10: mandiri (termasuk mengancing

baju, memakai tali sepatu dan

resleting)

5. Buang Air Besar (BAB)

0: tidak dapat mengontrol

5: kadang mengalami kecelakaan

10: mampu mengontrol BAB

6. Buang Air Kecil (BAK)

0 : tidakdapatmengontrol BAK,

danmenggunakankateter

5 : kadangmengalamikecelakaan

10 : mampumengontrol BAK

7. Toileting /kekamarkecil

0: dibantuseluruhnya

5: dibantusebagian

10: mandiri

(melepasataumemakaipakaian,
7

menyiram WC, membersihkan organ

kelamin.

8. Berpindah (daritempattidurkekursi,

dansebaliknya)

0: tidakadakeseimbanganuntukduduk

5: dibantusatuataudua orang,

danbisaduduk

10: dibantu (lisanataufisik) 15

: mandiri

9. Mobilisasi (berjalan di

permukaandatar)

0: tidakdapatberjalan

5: menggunakankursiroda

10: berjalandenganbantuansatu orang

15 : mandiri

10. Naikdanturuntangga

0: tidakmampu

5: dibantumenggunakantongkat

10: mandiri.

B. Diagnosa Fisioterapi

a. Body Struckture: selaput meningen

b. Body Function:

a) Adanya kelemahan otot AGA dan AGB


8

b) Adanya keterbatasan gerak AGA dan AGB

c) Gangguan sensoris

d) Adanya sputum dikarenakan bedrest

c. Functional limitation:

a) Belum bisa miring kanan miring kiri

b) Belum bisa duduk

d. Participation Restriction

a) Tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari

b) Tidak dapat besosialisasi

e. Tujuan Jangan Panjang dan Pendek

a) Untuk meningkatkan kekuatan otot AGA dan AGB

b) Untuk meningkatan ROM

c) Untuk meningkatkan sensoris

d) Untuk mengurangi sputum

f. Prognosis

a) Quo ad sanam : dubia

b) Quo ad vitam : dubia

c) Quo ad functionan : dubia

d) Quo ad cosmetican : dubia

g. Intervensi

a) Chest physiotherapy

Chest physiotherapy adalahsuatucarafisioterapi yang

sangatbergunabagipenderitapenyakitrespirasibaikrespirasiakutmau

punkronis. Adapunteknikfisioterapi yang digunakanberupapostural


9

drainage, tappotementdanvibrasi.Chest physiotherapy

inisangatefektifdalamupayamengeluarkansekretdanmemperbaikive

ntilasipadapasiendenganfungsiparu yang

terganggu.Makatujuanfisioterapipadapenyakitparuadalahuntukme

meliharadanmengembalikanfungsipernapasandanmembantumengel

uarkansekretdaribronkusuntukmencegahpenumpukansekretdalambr

onkus,

memperbaikipergerakandanaliransekretsehinggadapatmemperlanca

rjalannapas(Pratama, 2012).

b) Terapi Latihan

Terapilatihanbertujuanuntukmengulurjaringanlunaksekitars

endi yang

mengalamipemendekansertameningkatkanlingkupgeraksendisehing

gadapatmeningkatkankemampuanfungsional.

Latihan gerak pasif adalah suatu latihan yang digunakan

dengan gerakan. Yang dihasilkan oleh tenaga / kekuatan dari luar

tanpa adanya kontraksi otot atau aktifitas otot. Semua gerkana

dilakukakn sampai batas nyeri atau toleransi pasien. Efek pada

latihan ini adalah memperlancar sirkulasi darah, relaksasi otot,

memelihara dan meningkatkan LGS, mencegah pemendekan otot,

mencegah perlengketan jaringan. Tiap gerakan dilakukan sampai

batas nyeri pasien.

c) Stimulasi Proprioceptive

- GTO (golgi tendon organ)


10

- Musclebelly

- Aproksimasi

d) Breathing exercise

Breathing exercise di desainuntukmemperbaikifungsiotot-

ototrespirasi, meningkatkanventilasidanoksigenisasi.Breathing

exercise jugamerupakanbagiandari treatment yang di

desainuntukmeningkatkan status pulmonal, endurance danfungsi

ADL. BE merupakanlatihan yang

bertujuanuntukmemberikanlatihanpernafasan,

padakasusiniuntukmeningkatkan volume parupadapascaoperasi,

pemberi breathing exercise

dapatmemperlancarjalannyapernafasandanmembantumempercepat

pengeluaransisanarkosedan secret yang

tertimbundalamsaluranpernafasan.

e) Posisioning

Posisioning dilakukan dengan cara miring kanan, miring

kiri dan duduk yang bertujuan untuk mencegah adanya decubitus.


BAB III

IMPLIKASI KLINIS

Meningitis adalahkumpulangejalademam,

sakitkepaladanmeningismusakibatinflamasipadaruang subarachnoid yang

dibuktikandenganpleositosiscairanserebrospinalis (CSS).Meningitis

dapatterjadiakut, subakutataukronistergantungetiologidanpengobatanawal

yang tepat. Sehingga akan menyebabkan kelemahan otot, keterbatasan

gerak dan kemampuan fungsional menurun. Untuk itu fisioterapi dapat

berperan dalam mengembalikan kemampuan fungsional dengan modalitasi

intervensi berupa terapi latihan.


DAFTAR PUSTAKA

Pangandaheng, E. A., Mawuntu, A. H., & Karema, W. (2017). Gambaran Tingkat

Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat Tentang Penyakit Meningitis di

Kelurahan Soataloara II Kecamatan Tahuna Kabupaten Kepulauan

Sangihe. Jurnal e-Clinic (eCl), 5 (2), 115-121.

Pemula, G., Azhary, R., Apriliana, E., & Mahdi, P. D. (2016). Penatalaksanaan

yang Tepat pada Meningitis Tuberkulosis. J Medula Unila, 6 (1), 50-55.

Pratama, K. (2012). Fisioterapi Dada. Harisa. Media Informasi .

Yanuar, W., Sari, I. P., & Nursyastuti, T. (2018). Evaluasi Terapi Antibiotik

Empirik Terhadap Clinical Outcome pada Pasien Anak Dengan

Meningitis Bakteri di Bangsal Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

2010-2015. Majalah Farmaseutik, 4 (2), 49-53.

12

Anda mungkin juga menyukai