Anda di halaman 1dari 5

Nama : Andi Anggara Peramana

Nim : 1910301235

A. DEFENISI

Thoracic Outlet Sindrom (TOS) merupakan rasa tidak nyaman berupa nyeri dan ke semutan pada daerah
lengan dan tangan merupakan kondisi klinis yang banyak dijumpai. Rasa tidak nyaman tersebut sering
mengganggu dan menghambat aktivitas kegiatan rutin, seperti pekerja atau karyawan yang bekerja
dalam posisi abduksi shoulder, penata rambut, perenang, dan lain-lain. Mereka sering me- ngeluh cepat
lelah dan terasa berat pada lengannya jika digunakan dalam bekerja atau beraktivitas. Adanya postur
yang jelek juga memberikan kontribusi terjadinya keluhan tersebut. Keluhan tersebut kita kenal dengan
“Thoracic Outlet Syndrome (TOS)”. Thoracic outlet syndrome adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh
kompressi atau penekanan pada berkas saraf dan/atau pembuluh darah yang dalam perjalanannya
kelengan harus melewati sejumlah terusan yang sempit, seperti misalnya pintu scalenius belakang
didalam area leher, ruangan antara tulang clavicula da n tulang costa pertama, dan ruangan dibawah m.
Pectoralis minor.

Sindrom klinis yang tampak dari TOS adalah akibat dari gangguan kompresi yang dapat terjadi di tiga
daerah anatomis segitiga skaleneus, segitiga kostoklavikular/ruang kostoklavikular ruang subkorakoid.
Untuk daerah segitiga skaleneus atau inter-skaleneus dibatasi secara :

Anterior : otot anterior skaleneus

Posterior : otot middle skaleneus

Inferior : permukaan medial kosta pertama

Pada saat istirahat daerah ini secara anatomis sudah sempit, dengan adanya suatu manuver provokatif,
akan berakibat bertambah sempitnya daerah ini. Adanya anomali lain pada tulang servikal, otot daerah
setempat, serta pita-pita fibrous akan lebih lanjut berperan mempersempit daerah tersebut. Pleksus
Brakhialis dan arteri subklavia melewati kosta pertama dan otot skaleneus sedangkan vena subklavia
juga melewati kosta pertama hanya saja terletak di bagian luar dari segitiga skaleneus.

Segitiga kostoklavikular dibatasi:

Anterior : 1/3 bagian dari klavikula, ligament kostoklavikular

Posteromedial kosta pertama

Posterolateral : bagian atas scapula

Daerah ini terdiri dari Pleksus Brakhialis, arteri dan vena subklavia serta otot subclavius.

Ruang subcoracoid berada di:


Bagian bawah ruang prosesus coracoid

Bagian bawah atau bagian dalam tendon pectoralis minor

Terletak posterior dari costae

B. ETIOLOGI

tiga penyebab mayor terjadinya TOS yaitu:

1) Anomali antomi

Yang termasuk didalamnya adalah anomali pada anatomi daerah sgitiga; otot skaleneus terletak lebih
kedepandan otot skaleneus posterior terletak lebih kebelakang, serta tepi atas dari kosta pertama
terletak lebih ke inferior. Kelainan anatomi lain termasuk tulang servikal ditemukan paling banyak pada
kasus arterial TOS tetapi lebih jarang ditemukan daripada jenis venous dan neurologic. Congenital
fibromuscular bands dan perpanjangan dari tranverse process of C7; ditemukan sebanyak 80% pada
pasien neurogenic TOS.

2) Trauma / akibat aktivitas repetitif:

Trauma yang sering menyebabkan terjadinya suatu TOS termasuk suatu kecelakaan sepeda bermotor
berupa accidental hyperekstension injury yang diikuti dengan suatu fibrosis dan scarring; adanya effort
vein thrombosis (suatu thrombosis spontan dari vena aksilaris yang diikuti pergerakan lengan secara
tiba-tiba dan cepat), serta meraka para musisi yang sering memainkan instrumen karena sering dalam
posisi menahan bahu dalam posisi abduksi atau ekstensi dalam waktu yang lama.

3) Entrapment saraf pada daerah kostoklavikular.

Sering terjadi pada ruang kostoklavikular Antara kosta pertama dan head of the clavicle.

4)Kesalahan Postur.

C. PATOFISOLOGI

TOS terjadi akibat pleksus Brakhialis, arteri dan vena subklavia merupakan subjek yang rentan terkena
kompresi, karena melalui daerah berupa celah sempit dari basis leher menuju aksila dan lengan bagian
atas/proksimal. TOS ini selain merupakan akibat kompresi, juga merupakan akibat injuri, atau iritasi
struktur neurovascular pada the root of the neck or upper thoracic region, yang dikelilingi oleh the
anterior and middle skaleneus; Antara klavikula dan kosta pertama.

D. KOMPLIKASI

Salah satu komplikasi yang sering terjadi berkaitan dengan TOS adalah komplikasi yang berhubungan
yang berhubungan dengan suatu tindakan pascaoperasi dekompresif dari thoracic outlet. Komplikasi
tersebut berupa suatu injuri dari struktur neurovascular berupa suatu keluhan salah satunya berupa
sindrom horner, nyeri neuropatik post operatif, paresthesia dan suatu hipersensitifitas, hematoma
disekitar pleksus brakhialis, pleuritic chest pain.

· Neurologic : Nyeri kronis

· Arterial :

- Thrombosis

- Thromboembolism

- Acute ischemia

- Posttenotic aneurysm formation

· Venous : Thrombosis

E. PEMERIKSAAN SPESIFIK

a. Addson’s maneuver

Pada saat pasien dalam posisi duduk, lengan pasien diturunkan ke arah samping sambil pasien
diinstruksikan untuk melakukan inspirasi dalam dan menahannya lalu kepala diturunkan menuju sisi
yang sakit, dan bergantian ke sisi yang sehat dengan leher dilebarkan secara bersamaan. Ketika kepala
ditekuk kearah yang tidak terkena atau terkadang pada daerah yang terkena suatu gangguan pada
pulsasi arteri yang dimonitor akan terjadi.Hal tersebut biasanya disertai dengan turunnya dan
menghilangnya tekanan darah. Tes Addson’s dikatakan positif bila pulsasi dan tekanan darah terganggu.
Tes ini sering dimodifikasi dengan suatu rotasi kepala pada sisi yang tidak terkena.

b. Halstead manuver

Dengan menginstruksikan pasien melakukan postur seperti posisi militer dengan posisi lengan kearah
belakang punggung dan dalam posisi kea rah bawah untuk mempersempit ruang kostoklavikular. Periksa
arteri radialis dan tes dikatakan positif bila terdapat gangguan pada pulsasi arteri radialis.

c. Hyperabduction manuver

Dilakukan dengan melakukan hiperabduksi pada bahu hingga 180 derajat dan fleksi siku, pulsasi radialis
dimonitor dan sama seperti manuver lain. Positif bila bila terdapat gangguan dan menghilangnya pulsasi
radialis.

d. Roos test

Dengan melakukan suatu elevasi lengan selama 3 menit disertai abduksi bahu sebesar 90 derajat dan
rotasi eksternal serta fleksi siku 90 derajat. Kemudian asien diminta untuk membuka dan menutup
tangan dengan cepat. Positif bila muncul suatu gejala.
e. Wright manuver

Dilakukan dengan mengangkat lengan dan menjaga lengan untuk tetap berada di samping telinga dan
positif bila terdapat suatu parastesia di daerah tepi scapula menuju ke daerah lower trunk.

f. Elevated arm stress test

Dilakukan abduksi lengan, siku ditekuk selama 3 menit bersamaan dengan memfleksikan dan
melebarkan jari-jari tangan. Hasil positif apabila pasien tidak bias melakukan hal tersebut dalam waktu 3
menit.

g. Military manuver (Kostoklavikular bracing)

Dilakukan manuver dengan mengangkat dagu dan mendorong sendi bahu kearah belakang pada posisi
siap. Dikatakan positif bila memicu timbulnya suatu keluhan

F. INTERVERENSI FISIOTERAPI

1) Scalene stretch

Duduk atau berdiri dan menggenggam kedua tangan di belakang punggung. Turunkan bahu kiri dan
miringkan kepala kearah kanan sampai merasakan regangan. Tahan posisi ini selama 8-10 detik dan
kemudian kembali ke posisi awal. Turunkan bahu kanan dan miringkan kepala ke arah kiri kemuadian
tahan selama 8-10 detik. Ulangi 5-8 kali di setiap sisi.

2) Pectoralis stretch

Berediri di pintu terbuka dengan kedua tangan sedikit di atas kepala dan taruh kedua lengan pada kedua
sisi pintu. Perlahan-lahan jatuhkan badan ke depan sampai terasa peregangan pada otot dada dan
bagian depan bahu. Tahan 8-10 detik, ulangi 5-8 kali.

3) Scapular squeeze

Sambil duduk atau berdiri dengan lengan berada di samping tubuh, tekan tulang scapula bersama-sama
ke arah tengah (ke vertebra) dan tahan selama 8-10 detik ulangi 5-8 kali.

4) Arm slide on wall

Duduk atau berdiri dengan punggung ke dinding, siku dan pergelangan tangan berada di dinding.
Perlahan-lahan angkat kedua tangan keatas setinggi yang anda bisa sambil menjaga siku dan tangan
tetap berada di dinding. Ulangi 5-8 kali.

5) Thoracic extension

Duduk di kursi dan menggenggam kedua tangan di belakang kepala. Secara perlahan lakukan gerakan
menengadah dan melihat langit-langit. Ulangi 8-10 kali.

6) Rowing exercise
Ikatkan perban elastis pada pintu. Duduk pada kursi dengan menekuk lengan dan siku 90 derajat. Tarik
kebelakan kedua ujung perban elastis tersebut secara bersama-sama. Lakukan 8-10 kali pengulangan.

7) Mid-trap exercise

Dengan posisi berbaring dan menempatkan bantal tepat di bawah dada, lengan dan siku lurus ke
samping dan jempol mengarah ke atas. Perlahan-lahan angkat tangan keatas secara bersama-sama dan
turun secara perlahan. Lakukan 8-10 kali. Bisa juga dilakukan dengan kedua tangan menggenggam
sebuah botol.

Anda mungkin juga menyukai