Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia

Volume 1. Edisi 1. Juli 2011. ISSN: 2088-6802 http://journal.unnes.ac.id

Artikel Penelitian

Kondisi Atlet Panahan Program Atlet Andalan Nasional


Indonesia Emas (Prima)

Soegiyanto*

Diterima: Mei 2011. Disetujui: Juni 2011. Dipublikasikan: Juli 2011


© Universitas Negeri Semarang 2011

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk memberikan muscles pull and push, the strength of back muscles, leg
perbaikan pada kondisi kekurangan fisik untuk atlet muscles strength ang endurance capability. Refrom effors
panahan anggota dari Program Unggulan Nasional through a combined weight training between isotonic ang
Indonesia Atlet Indonesia Emas (PRIMA). Tipe penelitian isometric exercises are toiloret to the movement of archery,
ini dapat dikategorikan sebagai penelitian tindakan and to improve the ability of endurance training performed
olahraga, sedikit pun dibagi menjadi 2 siklus, yang Hollow Sprint ang Continuos running. The Conclution is
dilakukan di pusat pembinaan atlet andalan Indonesia the physical condition of athletes mainstay of Indonesia's
yang national memanah emas di Jakarta. Metode yang national archery gold, stell need to get repair on several
digunakan adalah teknik analisis diskriptif, dengan componens of the dominan physical condition.
Instrumennya pengujian concisting Program PRIMA dari
20 item. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 20 Keywords: physical condition of athlete; Indonesia Gold
item tes, ada beberapa komponen area fisik yang telah Program
diteliti dalam kategori yang sempurna, sangat baik, baik
dan memadai. Tapi ada area masih dikategorikan sebagai
kurang dari mereka memaksa otot tangan menarik dan PENDAHULUAN
mendorong, kekuatan otot punggung, otot-otot kaki yang Indonesia dalam meningkatkan dan
kekuatan daya tahan kemampuan. Effors Refrom melalui
pelatihan berat gabungan antara latihan isometrik yang mengembangkan kejayaan olahraga di even
isotonik yang toiloret dengan pergerakan memanah dan internasional, pada dekade tahun 1990
untuk meningkatkan kemampuan pelatihan ketahanan pemerintah telah mencanangkan Program
dilakukan berongga sprint yang berjalan berkesinam- Garuda Emas dalam rangka pembinaan jangka
bungan. Kesimpulan penelitian ini, kondisi atlet andalan
nasional Indonesia emas, masih perlu untuk mendapatkan panjang dengan mewujudkan program
perbaikan pada beberapa komponen kondisi dominan pelatihan atlet nasional yang berkesinam-
fisik. bungan dan berkelanjutan, namun demikian
program tersebut tidak dapat berjalan dengan
Kata Kunci: kondisi fisik atlet; Program Indonesia Emas
baik karena pemerintah tidak mampu
mendukung dana yang cukup. KONI Pusat
Abstract The purpose is to provide improvements in the sebagai leading sektor yang memiliki posisi
deficiencies of physicsl condition for the archery athlete strategis dan bertanggung jawab akan prestasi
who are member of Indonesia's national flagship program
athletes Indonesia Gold (PRIMA). Types of research can be olahraga nasional, terus mencari terobosan-
categorized as sport action research, whit is divided into 2 terobosan baru dalam melakukan pembinaan
cycles, It was conduced at the centre of coaching athletes para atletnya, program-program pelatihan
mainstay of Indonesia's national archery gold in Jakarta. nasional terus dilakukan bersama induk
The method used descriptive analysis technique,
instrument used to determine the condition of athletes that cabang olahraga baik dilakukan secara
is using the physical condition of athletes testing program sentralisasi maupun desentralisasi.
PRIMA concisting of 20 items. The results showed that of 20 Untuk mempersiapkan Sea Games
test items, there are physical components that have reached tahun 2005 di Filipina, KONI Pusat membuat
the category of perfect, excellent, good and sufficient. But
there are still categorized as less of them force the hand Program Indonesia Bangkit yaitu bentuk
program pelatihan atlet nasional jangka
*Jurusan Ilmu Keolahragaan,
panjang yang dilakukan secara sentralisasi
FIK, Universitas Negeri Semarang maupun desentralisasi, belum berhasil
Mobile Phone: (024) 8315743 / 0816654797 menciptakan prestasi yang optimal di even
E-mail: soegiyanto.ks@gmail.com tersebut. Dengan pencapaian prestasi atlet
Soegiyanto - Kondisi Atlet Panahan Program Atlet Andalan Nasional Indonesia Emas 29

Indonesia yang belum menunjukkan dengan teknik yang benar; (6) sebagai
perkembangan yang baik, pemerintah melalui pedoman jika berlatih untuk strength, yaitu
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga bagi cabang olahraga yang kekuatannya tidak
mencoba membentuk Program Atlet Andalan terlalu dominan, rentang repetisinya 8–12 RM;
(PAL), namun demikian prestasi atlet nasional (7) setiap bentuk latihan haruslah dilakukan
di Sea Games 2009 Laos belum juga dalam ruang gerak yang seluas-luasnya; (8)
menunjukkan hasil yang memuaskan. selama latihan, pengaturan pernapasan harus
Menyadari dari berbagai program pelatihan diperhatikan; (9) setelah selesai melakukan
dan hasil yang belum memuaskan, sebagai suatu bentuk latihan, atlet harus berada dalam
upaya untuk membangkitkan kembali keadaan lelah otot lokal yang berlangsung
kejayaan olahraga di tingkat internasional, saat hanya untuk sementara saja; (10) latihan beban
ini pemerintah mencanangkan PRIMA melalui sebaiknya dilakukan tiga kali dalam seminggu
Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2010. dengan diselingi oleh hari istirahat; (11)
Dengan dikeluarkannya Peraturan memotivasi atlet merupakan faktor yang
Presiden Nomor 22 tahun 2010 tentang sangat penting; (12) setelah setiap set,
PRIMA, dengan mempertimbangkan bahwa istirahatlah sebentar sambil menggetar-
untuk mening-katkan pencapaian prestasi atlet getarkan atau meregang-regangkan otot-otot
nasional di tingkat internasional diperlukan yang baru bekerja; (13) setiap kali berlatih,
suatu program pembinaan dan pelatihan yang catatlah jumlah beban yang diangkat dan
sistematis, terencana, berkesinambungan dan repetisi yang dilakukan pada latihan tersebut;
modern. Pertimbangan yang lain bahwa (14) setiap kali berlatih sebaiknya tidak lebih
keberhasilan kontingen Indonesia meraih dari 12 bentuk latihan; (15) setiap season latihan
prestasi diajang Sea Games merupakan sebaiknya diakhiri dengan latihan peregangan
momentum kebangkitan olahraga nasional statis atau pasif dan latihan.
untuk papan atas di tingkat internasional. Sebagai kerangka berfikir, kondidi fisik
Olahraga panahan termasuk cabang panahan yang baik akan meningkatkan
olahraga yang tergabung dalam PRIMA, produktivitas kerja (prestasi memanah).
seringkali dianggap sebagai olahraga yang Kondisi fisik memegang peranan penting
sederhana dan tidak sulit. Banyak orang terutama dalam meningkatkan fungsi dan
berfikir bahwa kondisi fisik tidaklah penting sistem organisme tubuh antara lain (1) akan
dalam olahraga panahan. Olahraga panahan ada peningkatan dalam kemampuan sistem
dianggap sebagai olahraga yang hanya sirkulasi dan kerja jantung, (2) akan ada
memerlukan keterampilan. Dalam peningkatan dalam kekuatan, kelenturan,
kenyataannya, anggapan tersebut tidak benar, kecepatan, koordinasi, VO2 maks dan lainnya,
justru sebaliknya olahraga panahan (3) akan ada ekonomi gerak yang lebih baik, (4)
merupakan olahraga yang memerlukan aspek akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam
fisik, psikologis dan aspek teknik atau organ-organ tubuh setelah latihan atau
keterampilan. bertanding, (5) akan ada respons yang cepat
Dari aspek fisik tiap cabang olahraga dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-
memiliki karakteristik yang berbeda (faktor waktu respon diperlukan. Oleh sebab itu
Prinsip yang harus dilakukan dalam latihan dominan), yang disesuaikan dengan
beban adalah (1) latihan harus diawali dengan kekhususan cabang olahraga tersebut.
warm–up yang menyeluruh; (2) prinsip beban Untuk menyusun program latihan fisik
bertambah harus diterapkan, karena olahraga panahan, maka diperlukan unsur-
perkembangan otot hanyalah mungkin apabila unsur dominan yang menjadi kebutuhan
otot-otot tersebut dibebani dengan tahanan olahraga tersebut. Untuk mengetahui
yang makin bertambah berat; (3) sebagai gambaran kebutuhan kondisi fisik olahraga
patokan dianjurkan untuk melakukan tidak panahan, perlu mengamati dan mencermati
lebih dari 12 dan tidak kurang dari 8 RM; (3) kinerja atlet dalam suasana kompetisi, karena
agar perkembangan otot lebih efektif, setiap hasil kompetisi merupakan parameter
bentuk latihan yang dilakukan dalam 3 set, keberhasilan dalam suatu latihan.
dengan istirahat di setiap set antara 3 sampai 4 Gambaran kinerja atlet pada saat
menit; (5) setiap mengangkat, mendorong, kompetisi dapat dicermati pada aspek-aspek
atau menarik beban haruslah dilakukan (1) kinerja pada saat atlet melakukan
30 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2011) 1: 28-36

penembakan (inti kompetisi); (2) kinerja pada Pembenahan kondisi fisik dalam rangka
saat istirahat, baik istirahat di antara peningkatan kekuatan dan daya tahan otot ada
rambahan, jarak maupun babak. berbagai macam. Fox (1984:126) mengatakan
Gambaran kinerja pada saat kompetisi ”... mengembangkan unsur kekuatan tidak
inilah yang dijadikan dasar untuk mengetahui hanya spesifik pada kelompok otot tertentu
sistem energi dominan atau utama yang yang dilatih melainkan juga spesifik pada pola
dibutuhkan dan untuk menyusun program gerak yang dihasilkan”. Kaitan dengan metode
latihan fisik dan sekaligus untuk menentukan latihan yang diterapkan pada latihan dalam
metode yang sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga panahan, tentu disesuaikan
olahraga panahan. dengan pola gerakan memanah. Artinya
Dari masalah-masalah yang dikemu- melatih kelompok otot yang terlibat langsung
kakan di atas, perlu dicari strategi dalam dalam gerakan memanah yang tentunya akan
pelatihan fisik yang efektif dan efisien untuk lebih efektif, karena pola gerak yang harus
membentuk kondisi atlet yang optimal. dilakukan mirip dengan pola gerak dalam
Pembinaan kondisi fisik yang mengutamakan olahraga panahan. Dengan demikian untuk
pengembangan kualitas fisik, terutama pada meningkatkan kekuatan dan membantu
komponen fisik yang dominan dalam olahraga meningkatkan kemampuan dalam menarik
panahan, melalui Penelitian Tindakan busur maka program latihan beban yang
Olahraga (PTO) yang dirancang untuk dilakukan harus melibatkan otot-otot yang
mengkaji penerapan model pembenahan bekerja pada gerakan dalam menarik busur
dalam meningkatan kondisi fisik atlet panahan (Furqon, 2003:89).
Nasional Indonesia Emas (PRIMA) tahun 2010. Bentuk latihan yang diterapkan dalam
Fokus utama penelitian ini adalah metode latihan beban adalah kombinasi dari
membantu melakukan pembenahan kondisi latihan beban isotonik dan isometrik, tetapi
fisik khususnya atlet panahan program atlet pola geraknya disesuaikan dengan pola gerak
andalan Nasional Indonesia Emas, mengingat memanah. Bentuk latihannya dapat berupa
konsisi fisik merupakan salah satu unsur machine pulldown, bent press, bent over rowing,
penting dalam pencapaian prestasi olahraga seated pully rowing, full over, curl, high pull, tricep
panahan. stertch (Reynolds, 1976). Bentuk latihan ini
Kondisi fisik yang baik akan dilakukan selama 3 set dalam 8-12 repetisi.
meningkatkan produktivitas kerja atau Latihan beban adalah bentuk latihan tahanan
prestasi. Jika dilihat dari aspek psikologi jelas untuk meningkatkan kekuatan (Prawi-
berpengaruh terhadap peningkatan motivasi, rosaputro, 2000). Latihan beban ini harus
semangat kerja, ketelitian dan percaya diri. dilakukan sedemikian rupa sehingga atlet
Atlet panahan yang memiliki kondisi fisik harus mengeluarkan tenaga maksimal atau
prima memiliki percaya diri yang tinggi dan hampir maksimal untuk menahan beban.
kemampuan untuk menekan stres psikis pada Beban tersebut sedikit demi sedikit bertambah
tingkat optimal serta dapat memanfaatkan berat agar perkembangan otot berhenti pada
keadaan stres tersebut pada berbagi kegiatan. satu berat beban atau bobot tertentu (Harsono,
Proses latihan kondisi fisik harus 2001).
mengembangkan reaksi-reaksi positif dalam Dalam penanganan atlet panahan
organisme tubuh, yaitu peningkatan dalam PRIMA harus dilakukan secara intensif, karena
organisme neurophysiology dan penyesuaian kondisi fisik merupakan pondasi bagi setiap
perubahan-perubahan dalam jaringan tubuh. atlet cabang olahraga apa pun tidak terkecuali
Latihan kondisi fisik khususnya latihan cabang olahraga panahan.
kekuatan mempunyai dampak pada otot,
jaringan ikat, sistem syaraf, tulang dan bagian- METODE
bagian lainnya pada tubuh (Omosegard, Penelitian ini merupakan penelitian
1996:71). Dengan demikian karena latihan tindakan olahraga (action research). Menurut
kondisi fisik sangat bermanfaat, maka latihan John Hopkins (1993) dalam bukunya Cholik
kondisi fisik dilakukan secara intensif, untuk Muntohir (2000) action research adalah
menjaga agar kondisi fisik yang sudah baik penelitian yang bersifat reflektif dari perilaku
tetap dapat dipertahankan (Prawirasaputra, tindakan agar supaya dapat meningkatkan
2000:60). kemampuan rasional dalam melaksanakan
Soegiyanto - Kondisi Atlet Panahan Program Atlet Andalan Nasional Indonesia Emas 31

PELAKSANAAN TINDAKAN
PERBAIKAN

OBSERVASI

PERENCANAAN
PERBAIKAN
SIKLUS 1

PENGEMBANGAN REFLEKSI OBSERVASI


FOKUS MASALAH

TINDAKAN PERBAIKAN

PERENCANAAN
PERBAIKAN SIKLUS 2

REFLEKSI

PENGEMBANGAN
FOKUS MASALAH
TINDAKAN PERBAIKAN

Gambar 1. Siklus Pembelajaran

tugasnya, memperdalam pemahaman atas ini akan dianalisis secara kualitatif, data dari
tindakan yang dilakukan serta memperbaiki hasil tes diuraikan secara deskripsi dengan
kondisi dimana praktik pelatihan tersebut menganalisis aspek-aspek yang ada kenyataan
dilakukan. di lapangan.
Penelitian tindakan olahraga (PTO) ini
langkah-langkahnya seperti halnya penelitian PEMBAHASAN
tindakan kelas (PTK), yaitu bersifat reflektif Hasil tes kondisi fisik atlet panahan
dengan melakukan tindakan-tindakan andalan nasional Indonesia Emas beberapa
tertentu agar dapat memperbaiki dan komponen fisik ada yang baik, baik sekali
meningkatkan praktik-praktik pelatihan di bahkan ada yang sempurna, namun masih ada
lapangan secara profesional. Penelitian PTO komponen-komponen fisik yang masih perlu
dilaksanakan dalam wujud proses pengkajian mendapatkan perhatian seperti dapat dilihat
berdaur yang terdiri atas empat tahap, yaitu pada Tabel 1, 2 dan 3.
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi Berdasarkan hasil analisis dari hasil tes
dan refleksi. fisik ketiga atlet tersebut di atas dapat dibahas
Tindakan penelitian ini dilakukan dua sebagai berikut: 1. Atlet 1, (a) indek tinggi dan
siklus, sebab setelah dilakukan refleksi yang berat badan ideal, keadaan ini mengambarkan
meliputi analisis dan penilaian terhadap bahwa Atlet 1 keadaan fisiknya telah
proses tindakan tadi, akan muncul proporsional sebagai atlet panahan. Untuk
permasalahan atau pemikiran baru sehingga tekanan darah normal, nadi istirahat
perlu dilakukan perencanaan ulang atau cenderung tinggi, dapat dimungkinkan saat
tindakan ulang, pengamatan ulang. Dalam mengikuti tes kondisinya kesehatanya ada
penelitian ini yang menjadi subyek penelitian masalah, (b) kecepatan reaksi baik, ketepatan
adalah atlet cabang olahraga panahan Program antisipasi normal, kelincahan baik, kelentukan
Indonesia Emas (PRIMA). Adapun siklusnya cukup, (c) ekplosif (vertical jump) kurang sekali,
dapat dilihat pada Gambar 1. kekuataan otot punggung cukup, sehingga
Teknik pengumpulan data dalam mendukung pada saat gerakan memanah,
penelitian ini akan dilakukan dengan observasi sedang kekuatan otot tungkai kurang sekali,
tes dan pengukuran kondisi fisik pada atlet ini akan mempengaruhi kestabilan pada posisi
panahan andalan Nasional Indonesia Emas. berdiri saat memanah, (d) kekuatan peras otot
Instrumen yang digunakan dalam jari tangan cukup, sedang kekuatan tarik dan
penelitian ini adalah seperangkat tes kondisi kekuatan dorong kurang. Hal ini akan
fisik atlet yang telah dibakukan untuk semua mempengaruhi pada saat menarik tali busur
atlet yang tergabung dalam atlet andalan dan kemampuan menahan busur, (e) kekuatan
Nasional Indonesia Emas, yang meliputi 20 otot perut baik, ini telah mendukung pada saat
item. sikap berdiri maupun gerakan memanah dan
Data yang diperoleh dalam penelitian (f) ketahanan tubuh kurang sekali, karena dari
32 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2011) 1: 28-36

Tabel 1. Kategori Hasil Keseluruhan Tes Kondisi Fisik Individual 1


ATLET RESPONDEN 1
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
UMUR : 19 Tahun
Macam Tes HASIL TES 1 Keterangan
BMI
TB, BB (IMT) 2,320 152.3 / 48.6 (IMT) Ideal
Tekanan Darah 110 / 70
Resting 80 mnt
Volume Paru Acuan 0 Hasil 0 ltr % 0 Kurang
Skinfold Thicknes Biceps 10.5 mm
Triceps 18.5 mm
Subscapular 11.3 mm
Abdominal 21 mm
Total 61.3 mm
WBR (Visual) 0.338 sec Cukup
WBR (Audio) 0.185 sec Baik Sekali
Speed Anticipation 1.07 sec Normal
Agility (Side Step) 31 kali/menit Baik
Flexibility 16.2 cm Cukup
Kurang
Vertical Jump 31 cm Sekali
Back Strength 67 kg Cukup
Kurang
Leg Strength 80 kg Sekali
Grip Strength Kn 31 kg Cukup
Kr 33 kg Kurang
Expanding Strength Tarik 25 kg Kurang
Dorong 25 kg Kurang
Sit Up ( 30 dtk ) 27 kali Baik
Kurang
Push Up ( 30 dtk ) 0 kali Sekali
Bike Kurang
Power Kaki Race 0 watt Sekali
Force
Plate 45.5 watt Kurang
VO2 Max 1. MFT 0 cc/kg/bb Lvl
Kurang
2.COSMET 31.16 cc/kg/bb Spd Sekali
3. ERGOCYCLE cc/kg/bb
4. BALKE cc/kg/bb
5.
COOPER cc/kg/bb
R1 R2 R3 R4 R5
Recovery ( 5 mnt ) 152 128 120 108 108 170

hasil tes VO2 Max menunjukkan hasil kurang kecepatan antisipasi nomal, kelincahan baik,
sekali. Sehingga akan mempengaruhi untuk kelenturan cukup, (c) ekplosif (vertical jump)
kerja yang panjang atau lama. 2. Atlet 2, (a) baik, sehingga akan membantu kestabilan saat
indek tinggi dan berat badaan ideal, ini berdiri. Kekuatan otot punggung dan otot
menunjukan bahwa Atlet 2 mempunyai porsi tungkai kurang sekali. Hal ini akan
tubuh yang proporsional sebagai atlet mempengaruhi pada saat atlet menarik tali
panahan. Tekanan darah normal, nadi istirahat busur dan menahan busur. Sedangkan otot
baik, ini sangat mendukung kondisi fisik tungkai yang kurang akan mempengaruhi
sehari-hari, (b) kecepatan reaksi baik, kestabilan saat berdiri dalam posisi memanah,
Soegiyanto - Kondisi Atlet Panahan Program Atlet Andalan Nasional Indonesia Emas 33

Tabel 2. Kategori Hasil Keseluruhan Tes Kondisi Fisik Individual 2


ATLET RESPONDEN 2
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
UMUR : 25 Tahun

Macam Tes HASIL TES 1 Keterangan


BMI
TB, BB (IMT) 2,592 161 / 61.8 (IMT) Ideal
Tekanan
Darah 110 / 70
Resting 66 mnt
Volume Paru Acuan 0 Hasil 0 ltr % 0 Kurang
Skinfold
Thicknes Biceps 9.4 mm
Triceps 17.3 mm
Subscapular 19.5 mm
Abdominal 26 mm
Total 72.2 mm
WBR (Visual) 0.294 sec Baik
WBR (Audio) 0.296 sec Baik
Speed
Anticipation 1.07 sec Normal
Agility (Side
Step) 31 kali/menit Baik
Flexibility 12.8 cm Cukup
Vertical Jump 40 cm Baik
Kurang
Back Strength 42 kg Sekali
Kurang
Leg Strength 79 kg Sekali
Grip Strength Kn 31 kg Cukup
Kr 41 kg Cukup
Expanding
Strength Tarik 30 kg Cukup
Dorong 26 kg Cukup
Sit Up ( 30 dtk 23 kali Baik
Push Up ( 30 25 kali Baik Sekali
dtk ) Kurang
Power Kaki Bike Race 0 watt Sekali
Force Plate 50.1 watt Kurang
VO2 Max 1. MFT 0 cc/kg/bb Lvl
Kurang
2.COSMET 25.35 cc/kg/bb Spd Sekali
3. ERGOCYCLE cc/kg/bb
4. BALKE cc/kg/bb
5.COOPER cc/kg/bb
R1 R2 R3 R4 R5
Recovery ( 5
mnt ) 100 90 85 80 80 155

(d) kekuatan peras otot jari tangan, kekuatan kekuatan otot lengan yang cukup, sehingga
tarik dan kekuatan dorong cukup, hal ini tidak merasa berat dan (f) ketahanan tubuh
sangat membantu dalam gerakan memanah, kurang sekali, karena dari hasil tes VO2 Max
khususnya pada saat menarik tali busur dan menunjukkan hasil kurang sekali, sehingga
menahan busur, (e) kekuatan otot perut baik, akan mempengaruhi untuk kerja yang panjang
dan kekuatan otot lengan baik sekali, hal ini atau lama. 3. Atlet 3, (a) indek tinggi dan berat
sangat membantu pada saat posisi berdiri saat badan ideal, ini menunjukkan bahwa poporsi
memanah dan pada saat menarik tali busur tubuh Atlet 3 menunjukkan tubuh yang
dapat dalam keadaan rilek, karena didukung proporsional sebagai atlet panahan. Tekanan
34 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2011) 1: 28-36

Tabel 3. Kategori Hasil Keseluruhan Tes Kondisi Fisik Individual 3


ATLET RESPONDEN 3

JENIS KELAMIN : PEREMPUAN


UMUR : 21 Tahun
Macam Tes HASIL TES 1 Keterangan

BMI
TB, BB (IMT) 2,726 165.1 / 52.2 (IMT) Ideal
Tekanan Darah 110 / 70
Resting 72 mnt
Volume Paru Acuan 0 Hasil 0 ltr % 0 Kurang
Skinfold Thicknes Biceps 6.6 mm
Triceps 16.9 mm
Subscapular 10.9 mm
Abdominal 16.5 mm
Total 50.9 mm
WBR (Visual) 0.297 sec Baik
WBR (Audio) 0.189 sec Baik Sekali
Speed Anticipation 1.40 sec Normal
Agility (Side Step) 27 kali/menit Cukup
Flexibility 15.4 cm Cukup
Vertical Jump 47 cm Sempurna
Kurang
Back Strength 54 kg Sekali
Kurang
Leg Strength 51 kg Sekali
Grip Strength Kn 29 kg Cukup
Expanding Kr 35 kg Kurang
Strength Tarik 21.5 kg Kurang
Kurang
Dorong 14 kg Sekali
Sit Up ( 30 dtk ) 29 kali Baik Sekali
Push Up ( 30 dtk ) 23 kali Baik
Bike Kurang
Power Kaki Race 0 watt Sekali
Force
Plate 60.7 watt Cukup
VO2 Max 1. MFT 0 cc/kg/bb Lvl
2. Kurang
COSMET 38.48 cc/kg/bb Spd Sekali

darah normal, nadi istirahat baik. Ini sangat baik sekali, dan kekuataan otot lengan baik, hal
mendukung kondisi fisik sehari-hari, (b) ini sangat membantu dalam gerakan
kecepatan reaksi dan kecepatan antisipasi memanah, khususnya pada saat menarik tali
normal, kelincahan cukup, kelentukan cukup. busur dan menahan busur dan (d) ketahanan
Ekplosif (vertical jump) sempurna, kekuatan tubuh masih kurang sekali, karena dari hasil
otot punggung dan kekuatan otot tungkai tes VO2 Max menunjukkan hasil kurang sekali,
kurang sekali. Hal ini akan mempengaruhi sehingga akan mempengaruhi untuk kerja
pada saat atlet menarik tali busur dan menahan yang panjang atau lama.
busur, sedangkan otot tungkai yang kurang Dari ketiga pemanah yang tergabung
akan mempengaruhi kestabilan saat berdiri dalam atlet andalan Indonesia emas memiliki:
dalam posisi memanah, (c) kekuatan otot perut (1) kekuatan kekuatan otot punggung, tungkai
Soegiyanto - Kondisi Atlet Panahan Program Atlet Andalan Nasional Indonesia Emas 35

dan power kaki sangat kurang sekali dan ini yang penuh, dengan mempertahankan
sangat tidak mendukung terhadap ketegangan maksimal selama 5 sampai 10 detik
penampilan seorang pemanah, menurut dan diulang 5 sampai 10 kali. Frekuensi 5
Consumer Guide (1978) mengatakan bahwa kali/minggu. Latihan ini cocok untuk atlet
otot utama yang harus dilatih dan panahan (Sukarman,1987).
dikembangkan dalam olahraga panahan Peningkatkan daya tahan tubuh dapat
adalah otot leher, otot bahu, biceps, otot lengan dilakukan dengan latihan-latihan yang bersifat
bawah, pergelangan tangan, otot perut dan latihan endurance diantaranya; Hollow Sprint,
otot-otot togok. (2) Ketahanan tubuh masih Continuos Training (Willmore, 1994: 151-153)
dalam katagori kurang sekali, sehingga sangat caranya yaitu, (1) Hollow Sprint, (a) lari cepat
tidak mendukung dengan kenyataan bahwa sejauh 60 yard (b) lari lambat sejauh 60 yard, (c)
pemanah dalam perlombaan-perlombaan jalan sejauh 60 yard, dan (d) ulangi gerakan
memerlukan waktu yang cukup panjang. tersebut sampai payah, (2) Continuos Training,
Contoh pemanah pria harus menarik busur caranya lari 12-18 mil dengan kecepatan 10
seberat 45–50 pon yang mungkin berakhir atau mil/jam.
dilakukan selama 4 hari. Hal ini sama dengan Pada penilitian ini hanya bisa
menarik secara statis seberat 3400-3750 pon dilaksanakan untuk siklus pertama, sedang
satu hari (Mann, 1994). Dan menurut siklus kedua belum dapat dilaksanakan
pernyataan Praditya yang berhasil meme- mengingat waktu yang tidak memungkinkan.
cahkan rekornas nomor Compoun pada Untuk pelaksanaan satu siklus minimal,
Kejuaraan Nasional panahan 2010 di lapangan memerlukan waktu 3 bulan.
ABC senayan, bahwa pemecahan rekor
tersebut didukung oleh kondisi fisik yang SIMPULAN
prima (Antara NEW, Jakarta, 27-4-2010). Berdasarkan hasil penelitian
Pembenahan kondisi fisik atlet adalah pembenahan kondisi fisik atlet panahan
upaya-upaya untuk membenahi kondisi fisik andalan nasional indonesia emas (PRIMA)
yang masih dianggap kurang, melihat fakta dapat disimpulkan bahwa: (a) kondisi fisik
yang ada dari hasil tes kondisi fisik atlet atlet panahan andalan nasional Indonesia
panahan yang tergabung dalam Program emas (PRIMA), masih perlu mendapatkan
Nasional Indonesia Emas (PRIMA), telah perbaikan pada beberapa komponen kondisi
terdapat kekurangan-kekurangan khususnya fisik dominan dan (b) komponen fisik yang
pada komponen-komponen yang sangat perlu mendapat pembenahan yaitu: (1) Atlet 1:
diperlukan untuk mendukung kemampuan Vol paru, leg strength, ekspanding tarik dan
memanah, beberapa unsur tersebut dorong, push up, power kaki dan VO2 max.
diantaranya, (a) kekuatan otot tangan (tarik- (2)Atlet 2: volume paru, back strength, leg
dorong), otot-otot punggung dan kaki dan (b) strength, power kaki dan VO2 max, dan (3) Atlet
ketahanan tubuh (VO2 max). 3: volume paru, back strength, leg strength,
Upaya pembenahan dari kekurangan- ekspanding tarik, power kaki dan VO2 max.
kekurangan tersebut, yaitu dengan melalui
latihan-latihan kekuatan dan latihan daya DAFTAR PUSTAKA
Consumer Guide, et al. 1978. The Complete Gueide to Building
tahan. Untuk meningkatkan kekuatan dapat
a Better Body; New York: Publication International,
me n g g u n ak a n l a t ih an b e b a n de n g an Ltd
mengkombinasikan antara latihan isotonik Fox, E.L. 1984. Sport Psycology. New York: WB. Sander
dan isometrik, yang pola geraknya disesuaikan Company
Furqon, et al. 2003. Analisis Kebutuhan Fisik dan Implikasi
dengan pola gerak memanah. Adapun bentuk
Latihan dalam Olahraga Panahan. Jurnal IPTEK
latihannya dapat berupa; machine pulldown, Olahraga. Volume 5, Nomor 2, Pusat Pengkajian
bent press, bent over rowing, seated pulley rowing, dan Pengembangan IPTEK Olahraga Depdinas
full over, crurl, hight pull, triceps stretch Harsono. 2001. Prinsip dan Metodologi Kepelatihan. Makalah
(Reynolds, 1976: 74). dalam Penyegaran Pelatih Pelatnas. Bogor
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam
Latihan isotonik dibagi 3 set, yaitu: (a) Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma
set I = 10 ulangan dengan beban ½ RM (b) set II Harsono. 2000. Garuda Emas: Gapai Rebut-Uber-Dapatkan
10 ulangan dengan beban ¾ RM, dan (c) set III Emas. Jakarta : KONI Pusat
10 ulangan dengan beban 1 RM. Mann, D.L.1994. Injuries in Archery. Clinical Practice of Sport
Injuries Prevention and Care. London: P.A.F.H.
Melakukan tahan dengan kekuatan
36 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2011) 1: 28-36

Rentrom Olahraga. Bandung: FPOK. UPI


Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun Wilmore, J.H. 1994. Physiology of Sport and Exercise. United
2010 Tentang Program Indonesia Emas (PRIMA) Status of America.ISBN 0-87322-693-3.Human
Prawirasaputra, S. 2000. Teori dan Metodologi Latihan Kinetic. P.O. Box 5076

Anda mungkin juga menyukai