DISUSUN OLEH:
NIM : 11409719075
TINGKAT : II B
SEMESTER : III
NIM.11409719075
Mengetahui
A. Pengertian
Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah. Suatu kondisi yang mengacu
pada masalah dengan lempeng kenyal di antara tulang-tulang belakang
Kondisi ini terjadi saat bagian yang lembut di cakram tulang belakang
didorong melewati celah di lapisan eksterior yang lebih keras Beberapa
penonjolan tidak menimbulkan gejala. Orang lain dapat mengiritasi saraf
di dekatnya dan menyebabkan nyeri, mati rasa, atau kelemahan pada
lengan atau kaki Tidak setiap cakram membutuhkan intervensi. Jika
diperlukan, pengobatan termasuk obat-obatan, terapi fisik, dan
kemungkinan operasi.
Pada umumnya HNP pada lumbal sering terjadi pada L4-L5 dan
L5-S1. Kompresi saraf pada level ini melibatkan root nerve L4, L5, dan
S1. Hal ini akan menyebabkan nyeri dari pantat dan menjalar ketungkai.
Kebas dan nyeri menjalar yang tajam merupakan hal yang sering
dirasakan penderita HNP. Weakness pada grup otot tertentu namun
jarang terjadi pada banyak grup otot (Lotke dkk, 2008).
C. Etiologi
Penyebab dari Hernia Nucleus Pulposus (HNP) biasanya dengan
meningkatnya usia terjadi perubahan degeneratif yang mengakibatkan
kurang lentur dan tipisnya nucleus pulposus. Annulus fibrosus mengalami
perubahan karena digunakan terus menerus. Akibatnya, annulus fibrosus
biasanya di daerah lumbal dapat menyembul atau pecah (Moore dan
Agur, 2013)
Hernia nucleus pulposus (HNP) kebanyakan juga disebabkan oleh
karena adanya suatu trauma derajat sedang yang berulang mengenai
discus intervertebralis sehingga menimbulkan sobeknya annulus fibrosus.
Pada kebanyakan pasien gejala trauma bersifat singkat, dan gejala ini
disebabkan oleh cidera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa
bulan atau bahkan dalam beberapa tahun. Kemudian pada generasi
diskus kapsulnya mendorong ke arah medulla spinalis, atau mungkin
ruptur dan memungkinkan nucleus pulposus terdorong terhadap sakus
doral atau terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal (Helmi,
2012).
Pengangkatan beban yang berat pada posisi yang tidak benar
juga dapat menyebabkan hernia nukleus pulposus terjadi pada berbagai
arah :
1. Bila menjebolnya nukleus ke arah anterior, hal ini tidak
mengakibatkannya munculnya gejala yang berat kecuali nyeri.
2. Bila menjebolnya nukleus ke arah anterior medial maka dapat
menimbulkan penekanan medulla spinalis dengan akibatnya
gangguan fungsi motorik maupun sensorik pada ektremitas, begitu
pula gangguan miksi dan defekasi.
3. Bila menonjolnya ke arah lateral atau dorsal lateral, maka hal ini dapat
menyebabkan tertekannya radiks saraf tepi yang keluar dari sana dan
menyebabkan gejala neuralgia radikuler.
4. Kadangkala protrusi nukleus terjadi ke atas atau ke bawah masuk ke
dalam korpus vetrebal dan disebut dengan nodus Schmorl.
D. Manifestasi Klinis
1. Kompresi Radiks L3
a. Daerah nyeri dan hipestasi samping panggul dan bagian depan
paha
b. Kelemahan kuadriseps femoris
c. Refleks tendon patella (RTP) menurun
2. Kompresi Radiks L
a. Daerah nyeri dan hipestasi samping panggul dan bagian depan
paha
b. Kelemahan kuadriseps femoris
c. Refleks tendon patella (RTP) menurun
d. Tanda lasseque positif pada 50% penderita
3. Kompresi Radiks L5
a. Daerah nyeri/hipestasi sepanjang samping tungkai sampai ibu
jari kaki
b. Otot ekstensi/fleksi ibu jari kaki melemah
c. Tanda lasseque positif
4. Kompresi Radiks S1
a. Daerah nyeri/hipestasi sepanjang samping tungkai sampai ibu
jari kaki
b. Refleks tendon patella (RTP) menurun
c. Tanda lasseque positif
E. Patofisiologi
Pada tahap pertama sobeknya annulus fibrosus bersifat sirkum
ferensial. Karena adanya gaya traumatik yang berulang, sobekan tersebut
menjadi lebih besar dan timbul sobekan radial. Apabila hal ini telah
terjadi, maka risiko HNP hanya menunggu waktu dan trauma berikutnya
saja. Gaya presipitasi itu dapat diasumsikan sebagai gaya traumatik
ketika hendak menegakkan badan waktu terpeleset, mengangkat benda
berat dan sebagainya.
Menjebolnya (herniasi) nucleus pulposus dapat mencapai ke
korpus tulang belakang diatas atau di bawahnya. Bisa juga menjebol
langsung ke kanalis vertebralis. Menjebolnya sebagian nucleus pulposus
ke dalam korpus vertebra dapat dilihat pada foto rontgen polos dan
dikenal sebagai nodus schmorl. Sobekan sirkum ferensial dan radial pada
annulus fibrosus diskus intervertebralis berikut dengan terbentuknya
nodus schmorl merupakan kelainan yang mendasari low back pain
subkronis atau kronis yang kemudian disusul oleh nyeri sepanjang
tungkai yang dikenal sebagai ischialgia atau siatika. Menjebolnya nucleus
pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nucleus pulposus menekan
radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis yang berada dalam
lapisan dura. Hal itu terjadi jika penjebolan berada disisi lateral. Setelah
terjadi HNP, sisa discus intervertebralis mengalami lisis, sehingga dua
korpus vertebra bertumpang tindih tanpa ganjalan (Muttaqin, 2008).
F. Pathway
annulus fibrosus sobek
Trauma berulang
Sobekan membesar
sobekan radial
Kurang gerak
Tirah baring
H. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Tujuan : Mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi
nyeri dan mengubah defisit neurologik.
Macam :
a. Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari
diskus intervertebral
b. Laminektomi : Mengangkat lamina untuk memajankan elemen
neural pada kanalis spinalis, memungkinkan ahli bedah untuk
menginspeksi kanalis spinalis, mengidentifikasi dan mengangkat
patologi dan menghilangkan kompresi medula dan radiks.
c. Laminotomi : Pembagian lamina vertebra.
d. Disektomi dengan peleburan
2. Traksi
Traksi servikal yang disertai dengan penyanggah kepala yang
dikaitkan pada katrol dan beban.
3. Meredakan Nyeri
Kompres lembab panas, analgesik, sedatif, relaksan otot, obat anti
inflamasi dan jika perlu kortikosteroid.
4. Terapi Konservatif
a. Tirah baring, berguna untuk mengurangi rasa nyeri mekanik dan
tekanan intradiskal.
b. Medikamentosa :
1) Analgetik dan NSAID
2) Muscle relaxant
3) Kortikosteroid oral
4) Analgetik adjuvant
c. Rehabilitasi medik:
1) Traksi pelvis
2) Termoterapi (terapi panas)
3) Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)
4) Korset lumbal
5) Latihan dan modifikasi gaya hidup dengan menurunkan berat
badan yang berlebihan.
I. Komplikasi
Kebanyakan komplikasi HNP berupa kompliksasi pasca operasi
1. Komplikasi potensial untuk pendekatan anterior
a. Cedera arteri karotid atau a vertebral
b. Disfungsi saraf laringeus berulang
c. Perforasi esofagus
d. Obstruksi jalan nafas
2. Komplikasi pendekatan posterior
a. Retraksi/kontusio salah satu struktur
b. Kelemahan otot-otot yang dipersyarafi radiks saraf atau medula
3. Komplikasi bedah diskus
a. Terjadi pengulangan herniasi pada tempat yang sama atau tempat
lain
b. Radang pada mebran arachnoid
c. Rasa nyeri seperti terbakar pada derah belakang bagian bawah
yang menyebar ke daerah bokon
d. Sayatan dapat meninggalkan perlekatan dan jaringan parut di
sekitar saraf spinal dan dura, yang akibat radang dapat
menyebabkabn neurotik kronik atau neurofibrosi
e. Cedera syaraf dan jaringan
f. Sindrom diskus gagal (pegal berulang pada pinggul setelah
disektomi lumbal) dapat menetap dan biasanya menyebabkan
ketidakmampuan
II. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian Keperawatan yang Diperlukan
1. Identitas
HNP terjadi pada umur pertengahan, kebanyakan pada jenis
kelamin pria dan pekerjaan atau aktivitas berat (mengangkat baran
berat atau mendorong benda berat)
2. Keluahan Utama
Nyeri pada punggung bawah P, trauma (mengangkat atau
mendorong benda berat) Q, sifat nyeri seperti ditusuk-tusuk atau
seperti disayat, mendenyut, seperti kena api, nyeri tumpul atau
kemeng yang terus-menerus. Penyebaran nyeri apakah bersifat nyeri
radikular atau nyeri acuan (referred fain). Nyeri tadi bersifat menetap,
atau hilang timbul, makin lama makin nyeri . R, letak atau lokasi nyeri
menunjukkan nyeri dengan setepat-tepatnya sehingga letak nyeri
dapat diketahui dengan cermat. S, Pengaruh posisi tubuh atau atau
anggota tubuh berkaitan dengan aktivitas tubuh, posisi yang
bagaimana yang dapat meredakan rasa nyeri dan memperberat nyeri.
Pengaruh pada aktivitas yang menimbulkan rasa nyeri seperti
berjalan, turun tangga, menyapu, gerakan yang mendesak. Obat-
oabata yang ssedang diminum seperti analgetik, berapa lama
diminumkan. T Sifanya akut, sub akut, perlahan-lahan atau bertahap,
bersifat menetap, hilng timbul, makin lama makin nyeri.
3. Riwayat Keperawatan
b. Apakah klien pernah menderita Tb tulang, osteomilitis, keganasan
(mieloma multipleks), metabolik (osteoporosis)
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri b.d Penjepitan saraf pada diskus intervertebralis.
Implementasi
Diagnosa Implementasi
Nyeri b.d Penjepitan Menejemen nyeri
saraf pada diskus Mengidentifikasi klien dalam membantu
intervertebralis. menghilangkan rasa nyerinya
Memberikan informasi tentang penyebab
dan cara mengatasinya
Memberikan tindakan penghilangan rasa
nyeri noninvasif dan nonfarmakologis posisi,
balutan (24-48 jam), distraksi dan relaksasi.
Memberikan terapi analgestik
Lestari, Cindy. 2017. “Hernia Nukleus Pulposus (HNP)”. diakses pada tanggal 6
November 2017.
Sjamsuhidajat. 2007. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC diakses pada
tanggal 1 October 2020