Disusun Oleh :
Kezia melson
2130702036
(mengalami herniasi) dan menekan akar saraf spinal, menimbulkan nyeri dan
mungkin deficit neurologic. Sebagian besar terjadi antara L4 dan L5, menekan
akar saraf L5 atau antara L5 dan S1, menekan akar saraf S1 (Amin Huda Nurarif
HNP adalah keadaan dimana terjadi penonjolan atau perubahan tempat bentuk
kolumna veterbralis tersusun atas ruas ruang tulang belakang (korpus veterbralis)
ini juga berfungsi sebagai penyangga dan peredam kejut (Tarwoto, 2013).
(HNP) adalah keadaan yang diakibatkan oleh penonjolan nukleus pulposus dari
iskus kedalam anulus (cincin fibrosa disekitar diskus), yang disertai dengan
kompresi dari akar-akar saraf. Herniasi dapat terjadi dilumbal. Lumbosakral, regio
2012).
sering mengalami rasa sakit pada ruas-ruas tulang belakang. HNP terjadi karena
adanya nucleus pulposus (bahan pengisi berupa zat yang kenyal seperti gell) yang
degeneratif yang mengakibatkan kurang lentur dan tipisnya nucleus pulposus yang
yang dipicu oleh suatu trauma derajat sedang dan terjadi secara berulang
umumnya bersifat singkat, dan gejala yang disebabkan oleh cidera pada diskus
tidak terlihat selama beberapa bulan atau bahkan dalam beberapa tahun.
sakus doral atau terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal (Helmi,
2012).
2. Kebiasaan sikap duduk yang salah dalam rentang waktu yang sangat
lama. Hal ini sangat berpengaruh pada tulang belakang ketika kita sedang
C. Klasifikasi
dan belakang tumit dan telapak kaki. Di tempat itu juga akan terasa nyeri
tekan.
D. Patofisiologi
Penyebab utama terjadinya penyakit HNP karena adanya cedera yang diawali
dengan terjatuh atau trauma pada daerah lumbal, tetapi lebih sering terjadi karena
posisi menggerakkan tubuh yang salah. Pada posisi gerakan yang tidak tepat inilah,
sekat tulang belakang dan terdorong ke satu sisi sehingga pada saat itulah bila beban
yang mendorong cukup besar maka akan terjadi perobekan pada annulus pulposus
yaitu cincin yang melingkari nucleus pulposus dan mendorongnya merosot keluar
( JS, 2013).
bagian belakang vertebra terdapat serabut saraf spinal beserta akarnya, dan apabila
sampai tertekan oleh prolapsus discus intervertebralis akan menyebabkan nyeri yang
hebat pada bagian pinggang bahkan juga dapat menyebabkan kelumpuhan anggota
Menurut (Yusuf, 2017) gejala yang sering ditimbulkan akibat HNP adalah:
1. Nyeri punggung bawah, nyeri daerah bokong, rasa kaku atau tertarik pada
punggung bawah
2. Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum dan dapat disertai baal, yang
dirasakan dari bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki,
tergantung bagian saraf mana yang terjepit, rasa nyeri sering ditimbulkan setelah
mengecilnya otot-otot tungkai bawah dan hilangnya refleks tendon patella (KPR)
dan archilles (APR), bils mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi
Bila stress vertical yang kuat mengenai kolumna vertebra maka nucleus
fibrosus, yang berbentuk cincin dan kaya inervasi nosiseptor, menyebabkan nyeri
yang sangat hebat sebagai nyeri punggung bawah yang terlokalisir. Sementara itu,
karena perengangan yang sangat kuat, annulus fibrosus bisa ruptur atau pecah
sehingga material diskus akan ekstrusi dan dapat menekan radiks saraf
F. Pemeriksaan Penunjang
Menurut nanda (2015) pemeriksaan yang dilakukan pada pasien HNP yaitu
meliputi :
a) Foto Rontgen
b) Elektroneuromiografi (ENMG)
c) Sken Tomografi
d) RO Spinal
Pemeriksaan ini dilakukan jika gejala klinis dan patologiknya tidak terlihat
- Pemeriksaan laboratorium
b) Pemeriksaan darah
G. Penatalaksanaan
HNP yaitu:
1. Terapi konservatif meliputi tirah baring disertai obat analgetik dan obat pelemas
otot. Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan intradiskal,
Metode yang dikembangkan oleh Robin Mc. Kenzie yaitu merupakan sebuah
latihan yang spesifik untuk tulang belakang. Spekulasi dari metode ini adalah
bahwa arah lentur berpusat pada rasa sakit yang justru sesuai dengan arah dimana
isi nucleus pulposus telah berpindah untuk menghasilkan gejala mekanis yang
merangsang annulus
Dari pelaksanaan metode ini adalah untuk menurunkan nyeri pada pasien HNP.
perilaku nyeri, hasil dari penatalaksanaan nyeri dapat berupa perubahan dalam
toleransi ketika duduk, berdiri dan berjalan, perilaku sakit dan performance dalam
pekerjaan.
memanaskan area. Teknik ini lebih efektif dalam memanaskan masa otot besar
dan mengakibatkan otot menahan panas lebih lama Dengan pemberian SWD akan
memberi efek berupa pengurangan nyeri dan memberi dampak rileksasi pada
jaringan otot dengan adanya pengurangan spasme otot terutama pada punggung
bawah.
H. Prognosis
operasi laminektomi memiliki angka mortalitas 0,3%. Pasien yang mendapat terapi
I. Komplikasi
3) Perforasi esofagus
1) Terjadi pengulangan herniasi pada tempat yang sama atau tempat lain.
3) Rasa nyeri seperti terbakar pada daerah belakang bagian bawah yang
saraf spinal dan dura, yang akibat radang dapat menyebabkan neurotic
ketidakmampuan.
Repture diskus
B1 B3 B6
Pola nafas
tidak efektif
Gangguan mobilitas
fisik
III. Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
medis.
Keluhan utama
Pengkajian psikososiospiritual
c) Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
1) B1 (Breathing)
2) B2 (Blood)
3) B3 (Brain)
4) B4 (Bladder)
5) B5 (Bowel)
6) B6 (Bone)
B. Diagnosa keperawatan
Menurut (SDKI,2016)
C. Perencanaan
HASIL
nafas nafas
- Kedalaman fowler
membaik hangat
- Penggunaan g. Lakukan
<15 detik
i. Berikan oksigen
jika perlu
j. Anjurkan asupan
cairan 2L/hari
k. Anjurkan batuk
efektif
l. Kolab
u/pemberian
bronkidilator,
ekspektoran,
mukolitik. Jika
perlu
nyeri verbal
- Meringis komplementer
- Gelisah farmakologi.
jika perlu
ekstermitas ambulasi
menurun
D. Implementasi
E. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA