OLEH :
BENNY P
NIM. 19621228
Adakah hubungan antara pola asuh orang tua dengan kejadian temper tantrum dan regulasi Emosi pada
anak usia pra- sekolah di TK-RA Nurul Huda Kota Kediri?
TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS
Untuk mengetahui 1. Untuk mengidentifikasi pola asuh orang tua pada anak usia pra- sekolah di TK-RA Nurul
Huda Kota Kediri.
hubungan antara pola 2. Untuk mengidentifikasi kejadian tempertantrun pada anak usia pra- sekolah di TK-RA
asuh orang tua dengan Nurul Huda Kota Kediri.
3. Untuk mengidentifikasi regulasi emosi pada anak usia pra-sekolah di TK-RA Nurul Huda
kejadian temper Kota Kediri.
tantrum dan regulasi 4. Untuk menganalisis hubungan antara pola asuh orang tua dengan kejadian temper
tantrum dan regulasi Emosi pada anak usia pra- sekolah di TK-RA Nurul Huda Kota
Emosi pada anak usia Kediri.
pra- sekolah.
BAB 1
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat Keilmuan.
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan wawasan khususnya
mengenai pola asuh orang tua dengan kejadian temper tantrum dan regulasi
Emosi pada anak usia pra- sekolah.
Manfaat Bagi Institusi
Sebagai masukan bagi Institusi terkait dalam melakukan perencanaan program
pendidikan dan pelayanan khususnya bagi orang tua untuk mengasuh anak usia
dini.
Manfaat Bagi masyarakat
BAB 1 Untuk menambah pengetahuan tentang pola asuh orang tua dengan kejadian
temper tantrum dan regulasi Emosi pada anak usia pra- sekolah.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
POLA ASUH
Pola asuh orang tua akan mempengaruhi kepribadian dan perilaku anak (Dariyo, 2012: 97). Hurlock (1998:94)
mengemukakan tentang 3 pola asuh orang tua yang dikenal dengan pola asuh otoriter, pola asuh demokratis
dan pola asuh permisif. Baumrind (dalam Kin, 2010:172) meyakini jika orang tua berinteraksi dengan anaknya
lewat salah satu dari empat cara pola asuh yaitu pola asuh authoritarian, pola asuh authoritative, pola asuh
Dapat disimpulkan bahwa pola asuh adalah bentuk pengasuhan orang tua untuk menanamkan disiplin pada
anaknya yang pada akhirnya akan membentuk kepribadian dan perilaku anak. Terdapat tiga tipe pola asuh
yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh permisif.
BAB 2
TEMPERTANTRUM
Tempertantrum adalah suatu luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol. Temper tantrum
seringkali muncul pada anak suai 15 bulan hingga 6 tahun (Zaviera, 2015).
Umumnya anak kecil lebih emosional daripada orang dewasa karena pada usia ini anak masih relatif
muda dan belum dapat mengendalikan emosinya. Pada usia 2-4 tahun, karakteristik emosi anak muncul
pada ledakan marahnya atau temper tantrum (Hurlock, 2013).
Sikap yang ditunjukkan untuk menampilkan rasa tidak senangnya, anak melakukan tindakan yang
berlebihan, misalnya menangis, menjerit-jerit, melemparkan benda, berguling-guling, memukul ibunya
atau aktivitas besar lainnya (Hurlock, 2013).
Tantrum lebih mudah terjadi pada anak-anak yang dianggap sulit dengan ciri-ciri memiliki kebiasaan
tidur, makan dan buang air besar yang tidak teratur, sulit menyukai situasi, makanan dan orang-orang
baru, lambat beradaptasi terhadap perubahan, suasana hati lebih sering negative, mudah terprovokasi,
gampang merasa marah dan sulit dialihkan perhatiannya (Zaviera, 2014).
BAB 2
REGULASI EMOSI
Regulasi emosi ialah kapasitas untuk mengontrol dan menyesuaikan emosi yang timbul pada tingkat
intensitas yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Regulasi emosi yang tepat meliputi kemampuan
untuk mengatur perasaan, reaksi fisiologis, kognisi yang berhubungan dengan emosi, dan reaksi yang
berhubungan dengan emosi (Shaffer Anggraeny, 2014).
Sedangkan menurut Gottman dan Katz (Anggraeny, 2014) regulasi emosi merujuk pada kemampuan
untuk menghalangi perilaku tidak tepat akibat kuatnya intensitas emosi positif atau negatif yang
dirasakan, dapat menenangkan diri dari pengaruh psikologis yang timbul akibat intensitas yang kuat
dari emosi, dapat memusatkan perhatian kembali dan berorganisir diri sendiri untuk mengatur perilaku
yang tepat untuk mencapai suatu tujuan.
Regulasi emosi adalah dimensi yang sangat penting dari kecerdasan emosi. Anak yang mampu
mengatur emosinya dengan baik maka akan mudah dalam mengontrol perilakunya dan perkataannya
(Alarcon,2015). Karena Kecerdasan berpikir biasanya dilihat dari ranking, nilai, atau prestasi akademik
lainnya. Dan hal ini bertolak belakang dengan yang dikemukakan Goleman (2017) , bahwa kecerdasan
intelektual (IQ) hanya menyumbang sebesar 20% bagi kesuksesan seseorang, sedangkan 80% terdiri
dari faktor-faktor lain, diantaranya adalah kecerdasan emosi atau Emotional Quotient (EQ).
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
HIPOTESA PENELITIAN
(H1) : Ada Hubungan Antara Pola Asuh (H0) : Tidak Ada Hubungan Antara Pola
Orangtua Dengan Kejadian Asuh Orangtua Dengan Kejadian
Tempertantrum Dan Regulasi Emosi Tempertantrum Dan Regulasi Emosi Pada
Pada Anak Usia Pra-Sekolah Di TK- Anak Usia Pra-Sekolah Di TK-RA NURUL
RA NURUL HUDA Kota Kediri Tahun HUDA Kota Kediri Tahun 2022
2022
BAB 3
BAB 4 METODE PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
POPULASI SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang Sampel dalam penelitian ini adalah orang tua anak usia pra
tua anak usia pra sekolah di TK-RA NURUL HUDA sekolah di TK-RA NURUL HUDA Kota Kediri sebanyak 30
Kota Kediri dengan total populasi 30. orang.
.
BAB 4
VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas adalah variabel yang Variabel terikat adalah variabel yang
tidak tergantung pada variabel lain dan merupakan hasil atau akibat dari pengaruh
dapat mempengaruhi suatu respon variabel bebas. Variabel terikat dalam
dalam penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kejadian Temper
penelitian ini adalah Pola asuh orang Tantrum dan Regulasi Emosi anak.
tua
BAB 4
DEFENISI OPERASIONAL
No Variabel Defenisi operasional Parameter Alat ukur Skala Kategori
1. Pola asuh Bentuk pengasuhan orang tua untuk menanamkan disiplin Dibedakan Kuisioner Nominal 1. Demokoratis (Skor 0 - 35 )
orang tua pada anaknya yang pada akhirnya akan membentuk menjadi 3 yaitu 2. Permisif (Skor 36 - 70)
kepribadian dan perilaku anak. Otoriter, 3. Otoriter (Skor 71 - 104 )
ppermisif dan Jawaban “Tidak pernah”
demokratis diberikan scor 1. Jawaban
“Jarang” diberi scor 2. Jawaban
“Sering” diberi scor 3. Jawaban
“Sangat sering” diberi scor 4.
2. Temper Suatu luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak Dibedakan Kuisioner Ordinal 1. Baik (Skor 0 - 40 )
Tantrum terkontrol. Temper tantrum seringkali muncul pada anak menjadi 3, yaitu 2. Sedang ((Skor 41 - 80)
usia 15 bulan hingga 6 tahun (Zaviera, 2008). baik, sedang, 3. Buruk(Skor 81 - 120)
buruk Jawaban “Tidak pernah”
diberikan scor 1. Jawaban
“Jarang” diberi scor 2.
Jawaban “Sering” diberi scor
3. Jawaban “Sangat sering”
diberi scor 4.
DEFENISI OPERASIONAL
3 Regulasi kapasitas untuk mengontrol dan Dibedakan menjadi 3, Kuisioner Ordinal 1. Baik (Skor 0 - 24 )
Emosi menyesuaikan emosi yang timbul pada yaitu baik, sedang, 2. Sedang (Skor 25 - 48 )
tingkat intensitas yang tepat untuk buruk 3. Buruk (Skor 49 - 72 )
mencapai suatu tujuan. (Anggraeny, Jawaban “Tidak pernah”
2014). diberikan scor 1. Jawaban
“Jarang” diberi scor 2.
Jawaban “Sering” diberi
scor 3. Jawaban “Sangat
sering” diberi scor 4.
BAHAN PENELITIAN, INSTRUMEN PENELITIAN DAN VALIDITAS INSTRUMEN
• Kuisioner
BAHAN • Informed Consent
• Alat Tulis
PENELITIAN •
•
Lembar Penilaian
Program SPSS
• Instrusman adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau alat
INSTRUMEN untuk mengukur nilai variabel yang diteliti (sugiyono, 2010).
• Dalam penelitian ini mengunakan lembar kuesioner yaitu ukuran yang
PENELITIAN digunakan dengan cara responden menjawab pertanyaan yang ada.
BAB 4
PROSEDUR PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
TAHAP PERENCANAAN
TAHAP PELAKSANAAN
1. Peneliti melakukan survey pendahuluan dan perizinan
1. Peneliti melakukan perizinan pada pihak TK-RA
pada pihak TK-RA NURUL HUDA Kota Kediri.
NURUL HUDA Kota Kediri.
2. Menyusun instrumen penelitian.
2. Pendekatan kepada calon responden untuk
3. Validasi instrumen penelitian kepada dosen sebagai
menjelaskan tujuan penelitian dan memberikan
validator ahli.
Informed consent .
4. Uji instrumen penelitian dengan uji coba lapangan
3. Melaksanakan observasi dan pengisian kuisioner
pada responden yang bukan bagian dari sampel
tentang pola asuh orang tua terhadap temper
penelitian.
tantrum dan reulasi emosi .
5. Validitas butir pertanyaan secara empiris yang
4. Meneliti pengisian lembar observasi, bila belum
meliputi validitas dan reliabilitas tes.
lengkap maka dilakukan observasi lagi.
BAB 4
PROSEDUR PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
TAHAP AKHIR
BAB 4
PROSEDUR PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
PENGOLAHAN DATA
EDITING CODING
Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan Coding mengklarifikasi jawaban dari para responden ke dalam kategori.
yang telah diserahkan oleh pengumpul data, Klarifikasi data merupakan usaha untuk menggolongkan,
tujuannya adalah mengurangi kesalahan dan mengelompokkan dan memilah data berdasarkan klarifikasi tertentu.
atau kekurangan yang ada didaftar pertanyaan. kegiaatan ini akan memudahkan dalam menguji hipotesis. Pada proses
Kemudian data yang terkumpul selanjutnya coding peneliti melakukan pengklarifikasian jawaban responden.
disusun.
BAB 4
PROSEDUR PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
PENGOLAHAN DATA
SCORING
TABULATING
pada setiap item, pada skala pola asuh orangtua dengan 30 jawaban yang telah diberikan kode kemudian
pertanyaan, tempertantrum dengan
dimasukan kedalam tabel. Langkah terakhir dari
33 pertanyaan, dan regulasi emosi dengan 18 pertanyaan penelitian ini adalah melakukan analisa data.
masing-masing dengan scoring : Selanjutnya data dimasukan ke komputer untuk
Jawaban “Tidak pernah” diberikan scor 1. Jawaban “Jarang”
dianalisa secara statistik.
diberi scor 2. Jawaban “Sering” diberi scor 3. Jawaban
“Sangat sering” diberi scor 4.
BAB 4
ANALISA DATA
Analisa univariat, dimana data yang telah terhimpun selanjutnya dianalisa dengan menggunakan
metode deskriptif presentase. Analisa univariat yang dilakukan pada tiap variabel dari hasil
penelitian pada umumnya hanya menggunakan distributif dan presentase dari tiap variabel.
BAB 4
TEKNIK ANALISA DATA
ANALISA DATA BIVARIAT
Analisis data secara inferensial untuk mencari perbedaan variabel independen dan dependen. Setelah data
diolah dan ditabulasi kemudian dilakukan analisa data dengan menggunakan uji statistik.
Uji statistik yang digunakan adalah Uji spearman Rank terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dianalisis untuk mengetahui hubungan Stain Gigi Dan Halitosis dengan Body Image dada
Untuk menguju hipotesis penelitian (tes signifikansi) dengan cara : Nilai signifikansi (p) vslue dibandingkan
Jika ρ < α maka H0 ditolak H1 diterima Jika ρ > α maka H0 diterima dan H1 ditolak
maka Ada Hubungan Antara Pola maka tidak Ada Hubungan Antara Pola
Asuh Orangtua Dengan Kejadian Asuh Orangtua Dengan Kejadian
Tempertantrum Dan Regulasi Emosi Tempertantrum Dan Regulasi Emosi Pada
Pada Anak Usia Pra-Sekolah Di TK- Anak Usia Pra-Sekolah Di TK-RA
RA NURUL HUDA Kota Kediri NURUL HUDA Kota Kediri Tahun 2022.
Tahun 2022.
BAB 4
TERIMAKASIH