Anda di halaman 1dari 27

USULAN PENELITIAN

“Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan kejadian Tempertantrum dan


Regulasi Emosi pada anak di TK-NURUL HUDA di
Kota Kadiri ”

Penelitian ANALITIK CROSS SECTIONAL

OLEH :
BENNY P
NIM. 19621228

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
TAHUN 2022
BAB 1
LATAR BELAKANG
• Pendidikan yang diperoleh seorang anak berawal dari lingkungan keluarga,tidak
terkecuali dalam hal emosi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Izard (Retnowati
dkk:2016) bahwa “Kehidupan keluarga merupakan tempat anak pertama kali dalam
mempelajari emosi, berupa bagaimana mengenal emosi, merasakan emosi,
menanggapi situasi yang menimbulkan emosi serta mengungkapkan emosi”.
Orangtua memiliki peranan penting dalam kualitas perkembangan emosi seorang
anak. Emosi adalah aspek perkembangan yang tidak bisa muncul secara tiba-tiba,
maka diperlukan adanya peran orang tua dalam menerapkan pembiasaan-pembiasaan
yang melatih emosi anak, ada banyak peran orang tua dalam perkembangan dan
pertumbuhan anak yaitu orang tua berperan penting menstimulus semua aspek
perkembangan anak, tidak terkecuali aspek emosi.
BAB 1 con't....LATAR BELAKANG
• peranan lingkungan di keluarga terutama orang tua sangat
penting dalam pembentukan emosi seorang anak. Sebagaimana
hasil penelitian (Bariola dkk, 2011) tentang Relationship Between
Parent and Child Emotion Regulation Strategy yang menekankan
pentingnya peran orang tua terutama ibu dalam perkembangan
anak dalam mengolah emosinya.
• jika pola asuh orang tua meningkat maka regulasi emosi anak
juga akan meningkat, semakin baik pola asuh yang diberikan
orang tua pada anak maka semakin tinggi pula kemampuan
regulasi emosinya. Begitupun sebaliknya semakin buruk pola
asuh orang tua pada anak maka semakin rendah pula regulasi
emosi anak (Amanda, 2016).
BAB 1 con't....LATAR BELAKANG
• Perkembangan anak dalam mengolah emosinya disebut sebagai
proses sosialisasi emosi, dan orang tua memiliki peranan penting
dalam mengenalkan proses mengontrol emosi atau yang disebut
sosialisasi emosi pada diri anak sejak usia dini.
con't....LATAR BELAKANG
 Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul :

hubungan antara pola asuh orang tua dengan kejadian temper


tantrum dan regulasi Emosi pada anak usia pra- sekolah di TK-RA
Nurul Huda Kota Kediri.
BAB 1
RUMUSAN MASALAH

Adakah hubungan antara pola asuh orang tua dengan kejadian temper tantrum dan regulasi Emosi pada
anak usia pra- sekolah di TK-RA Nurul Huda Kota Kediri?

TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS

Untuk mengetahui 1. Untuk mengidentifikasi pola asuh orang tua pada anak usia pra- sekolah di TK-RA Nurul
Huda Kota Kediri.
hubungan antara pola 2. Untuk mengidentifikasi kejadian tempertantrun pada anak usia pra- sekolah di TK-RA
asuh orang tua dengan Nurul Huda Kota Kediri.
3. Untuk mengidentifikasi regulasi emosi pada anak usia pra-sekolah di TK-RA Nurul Huda
kejadian temper Kota Kediri.
tantrum dan regulasi 4. Untuk menganalisis hubungan antara pola asuh orang tua dengan kejadian temper
tantrum dan regulasi Emosi pada anak usia pra- sekolah di TK-RA Nurul Huda Kota
Emosi pada anak usia Kediri.
pra- sekolah.
BAB 1
MANFAAT PENELITIAN

 Manfaat Keilmuan.
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan wawasan khususnya
mengenai pola asuh orang tua dengan kejadian temper tantrum dan regulasi
Emosi pada anak usia pra- sekolah.
 Manfaat Bagi Institusi
Sebagai masukan bagi Institusi terkait dalam melakukan perencanaan program
pendidikan dan pelayanan khususnya bagi orang tua untuk mengasuh anak usia
dini.
 Manfaat Bagi masyarakat

BAB 1 Untuk menambah pengetahuan tentang pola asuh orang tua dengan kejadian
temper tantrum dan regulasi Emosi pada anak usia pra- sekolah.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
POLA ASUH

 Pola asuh orang tua akan mempengaruhi kepribadian dan perilaku anak (Dariyo, 2012: 97). Hurlock (1998:94)

mengemukakan tentang 3 pola asuh orang tua yang dikenal dengan pola asuh otoriter, pola asuh demokratis

dan pola asuh permisif. Baumrind (dalam Kin, 2010:172) meyakini jika orang tua berinteraksi dengan anaknya

lewat salah satu dari empat cara pola asuh yaitu pola asuh authoritarian, pola asuh authoritative, pola asuh

neglectful, atau pola asuh indulgent.

 Dapat disimpulkan bahwa pola asuh adalah bentuk pengasuhan orang tua untuk menanamkan disiplin pada

anaknya yang pada akhirnya akan membentuk kepribadian dan perilaku anak. Terdapat tiga tipe pola asuh

yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh permisif.
BAB 2
TEMPERTANTRUM

 Tempertantrum adalah suatu luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol. Temper tantrum
seringkali muncul pada anak suai 15 bulan hingga 6 tahun (Zaviera, 2015).
 Umumnya anak kecil lebih emosional daripada orang dewasa karena pada usia ini anak masih relatif
muda dan belum dapat mengendalikan emosinya. Pada usia 2-4 tahun, karakteristik emosi anak muncul
pada ledakan marahnya atau temper tantrum (Hurlock, 2013).
 Sikap yang ditunjukkan untuk menampilkan rasa tidak senangnya, anak melakukan tindakan yang
berlebihan, misalnya menangis, menjerit-jerit, melemparkan benda, berguling-guling, memukul ibunya
atau aktivitas besar lainnya (Hurlock, 2013).
 Tantrum lebih mudah terjadi pada anak-anak yang dianggap sulit dengan ciri-ciri memiliki kebiasaan
tidur, makan dan buang air besar yang tidak teratur, sulit menyukai situasi, makanan dan orang-orang
baru, lambat beradaptasi terhadap perubahan, suasana hati lebih sering negative, mudah terprovokasi,
gampang merasa marah dan sulit dialihkan perhatiannya (Zaviera, 2014).
BAB 2
REGULASI EMOSI
 Regulasi emosi ialah kapasitas untuk mengontrol dan menyesuaikan emosi yang timbul pada tingkat
intensitas yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Regulasi emosi yang tepat meliputi kemampuan
untuk mengatur perasaan, reaksi fisiologis, kognisi yang berhubungan dengan emosi, dan reaksi yang
berhubungan dengan emosi (Shaffer Anggraeny, 2014).
 Sedangkan menurut Gottman dan Katz (Anggraeny, 2014) regulasi emosi merujuk pada kemampuan
untuk menghalangi perilaku tidak tepat akibat kuatnya intensitas emosi positif atau negatif yang
dirasakan, dapat menenangkan diri dari pengaruh psikologis yang timbul akibat intensitas yang kuat
dari emosi, dapat memusatkan perhatian kembali dan berorganisir diri sendiri untuk mengatur perilaku
yang tepat untuk mencapai suatu tujuan.
 Regulasi emosi adalah dimensi yang sangat penting dari kecerdasan emosi. Anak yang mampu
mengatur emosinya dengan baik maka akan mudah dalam mengontrol perilakunya dan perkataannya
(Alarcon,2015). Karena Kecerdasan berpikir biasanya dilihat dari ranking, nilai, atau prestasi akademik
lainnya. Dan hal ini bertolak belakang dengan yang dikemukakan Goleman (2017) , bahwa kecerdasan
intelektual (IQ) hanya menyumbang sebesar 20% bagi kesuksesan seseorang, sedangkan 80% terdiri
dari faktor-faktor lain, diantaranya adalah kecerdasan emosi atau Emotional Quotient (EQ).
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
HIPOTESA PENELITIAN
(H1) : Ada Hubungan Antara Pola Asuh (H0) : Tidak Ada Hubungan Antara Pola
Orangtua Dengan Kejadian Asuh Orangtua Dengan Kejadian
Tempertantrum Dan Regulasi Emosi Tempertantrum Dan Regulasi Emosi Pada
Pada Anak Usia Pra-Sekolah Di TK- Anak Usia Pra-Sekolah Di TK-RA NURUL
RA NURUL HUDA Kota Kediri Tahun HUDA Kota Kediri Tahun 2022
2022

BAB 3
BAB 4 METODE PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN

 Rancangan dalam penelitian ini adalah jenis rancangan cross


sectional. Rancangan cross sectional merupakan rancangan
penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan
pada saat bersamaan (sekali waktu) antara faktor
resiko/paparan dengan penyakit (Hidayat, 2011).
POPULASI, SAMPEL, BESAR SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

POPULASI SAMPEL

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang Sampel dalam penelitian ini adalah orang tua anak usia pra
tua anak usia pra sekolah di TK-RA NURUL HUDA sekolah di TK-RA NURUL HUDA Kota Kediri sebanyak 30
Kota Kediri dengan total populasi 30. orang.
.

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Teknik sampling pada penelitian ini adalah


menggunakan total sampling yaitu pengambilan
sampel dengan mengambil sampel secara
keseluruhan(Notoatmodjo, 2010). Pertimbangan
dalam pengambilannya adalah jumlah total siswa
TK-RA NURUL HUDA Kota Kediri sebanyak 30
orang, dimana populasi dianggap kecil atau kurang
dari 100 (Notoatmodjo, 2010).

BAB 4
VARIABEL PENELITIAN

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

Variabel bebas adalah variabel yang Variabel terikat adalah variabel yang
tidak tergantung pada variabel lain dan merupakan hasil atau akibat dari pengaruh
dapat mempengaruhi suatu respon variabel bebas. Variabel terikat dalam
dalam penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kejadian Temper
penelitian ini adalah Pola asuh orang Tantrum dan Regulasi Emosi anak.
tua

BAB 4
DEFENISI OPERASIONAL
No Variabel Defenisi operasional Parameter Alat ukur Skala Kategori

1.   Pola asuh Bentuk pengasuhan orang tua untuk menanamkan disiplin Dibedakan Kuisioner Nominal 1. Demokoratis (Skor 0 - 35 )
orang tua pada anaknya yang pada akhirnya akan membentuk menjadi 3 yaitu 2. Permisif (Skor 36 - 70)
kepribadian dan perilaku anak. Otoriter, 3. Otoriter (Skor 71 - 104 )
ppermisif dan Jawaban “Tidak pernah”
demokratis diberikan scor 1. Jawaban
“Jarang” diberi scor 2. Jawaban
“Sering” diberi scor 3. Jawaban
“Sangat sering” diberi scor 4.
2. Temper Suatu luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak Dibedakan Kuisioner Ordinal 1. Baik (Skor 0 - 40 )
Tantrum terkontrol. Temper tantrum seringkali muncul pada anak menjadi 3, yaitu 2. Sedang ((Skor 41 - 80)
  usia 15 bulan hingga 6 tahun (Zaviera, 2008). baik, sedang, 3. Buruk(Skor 81 - 120)
  buruk Jawaban “Tidak pernah”
  diberikan scor 1. Jawaban
  “Jarang” diberi scor 2.
  Jawaban “Sering” diberi scor
  3. Jawaban “Sangat sering”
  diberi scor 4.
 
 
DEFENISI OPERASIONAL

No Variabel Defenisi operasional Parameter Alat ukur Skala Kategori

3 Regulasi kapasitas untuk mengontrol dan Dibedakan menjadi 3, Kuisioner Ordinal 1. Baik (Skor 0 - 24 )
Emosi menyesuaikan emosi yang timbul pada yaitu baik, sedang, 2. Sedang (Skor 25 - 48 )
  tingkat intensitas yang tepat untuk buruk 3. Buruk (Skor 49 - 72 )
  mencapai suatu tujuan. (Anggraeny, Jawaban “Tidak pernah”
  2014). diberikan scor 1. Jawaban
  “Jarang” diberi scor 2.
  Jawaban “Sering” diberi
  scor 3. Jawaban “Sangat
  sering” diberi scor 4.
 
BAHAN PENELITIAN, INSTRUMEN PENELITIAN DAN VALIDITAS INSTRUMEN

• Kuisioner
BAHAN • Informed Consent
• Alat Tulis
PENELITIAN •

Lembar Penilaian
Program SPSS

• Instrusman adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau alat
INSTRUMEN untuk mengukur nilai variabel yang diteliti (sugiyono, 2010).
• Dalam penelitian ini mengunakan lembar kuesioner yaitu ukuran yang
PENELITIAN digunakan dengan cara responden menjawab pertanyaan yang ada.

• Uji validitas data yang digunakan adalah menggunakan uji Pearson.


• Koefisien uji validitas untuk pola asuh orangtua antara 0,612 – 0,820 dan 26
VALIDITAS kuisioner dinyatakan valid semua. Sementara kuisioner tempertantrum 30
pertanyataan valid dengan kuefisien validitas 0,617 – 0,959. Dan koefisien
uji validitas untuk Regulasi emosi adalah 0,361 dan 18 kuisioner dinyatakan
INSTRUMEN valid semua.
BAB 4
LOKASI & WAKTU PENELITIAN

LOKASI PENELITIAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan juni


Penelitian ini dilakukan di TK-RA tanggal 8, 2022
NURUL HUDA Kota Kediri.

BAB 4
PROSEDUR PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

TAHAP PERENCANAAN
TAHAP PELAKSANAAN
1. Peneliti melakukan survey pendahuluan dan perizinan
1. Peneliti melakukan perizinan pada pihak TK-RA
pada pihak TK-RA NURUL HUDA Kota Kediri.
NURUL HUDA Kota Kediri.
2. Menyusun instrumen penelitian.
2. Pendekatan kepada calon responden untuk
3. Validasi instrumen penelitian kepada dosen sebagai
menjelaskan tujuan penelitian dan memberikan
validator ahli.
Informed consent .
4. Uji instrumen penelitian dengan uji coba lapangan
3. Melaksanakan observasi dan pengisian kuisioner
pada responden yang bukan bagian dari sampel
tentang pola asuh orang tua terhadap temper
penelitian.
tantrum dan reulasi emosi .
5. Validitas butir pertanyaan secara empiris yang
4. Meneliti pengisian lembar observasi, bila belum
meliputi validitas dan reliabilitas tes.
lengkap maka dilakukan observasi lagi.
BAB 4
PROSEDUR PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

TAHAP AKHIR

1. Menganalisis data penelitian yang diperoleh.

2. Membahas hasil penelitian yang diperoleh.

3. Menarik kesimpulan penelitian yang telah dilakukan.

4. Memberikan saran yang komunikatif untuk penelitian selanjutnya.

BAB 4
PROSEDUR PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
PENGOLAHAN DATA
EDITING CODING

Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan Coding mengklarifikasi jawaban dari para responden ke dalam kategori.

yang telah diserahkan oleh pengumpul data, Klarifikasi data merupakan usaha untuk menggolongkan,

tujuannya adalah mengurangi kesalahan dan mengelompokkan dan memilah data berdasarkan klarifikasi tertentu.

atau kekurangan yang ada didaftar pertanyaan. kegiaatan ini akan memudahkan dalam menguji hipotesis. Pada proses

Kemudian data yang terkumpul selanjutnya coding peneliti melakukan pengklarifikasian jawaban responden.

disusun.

BAB 4
PROSEDUR PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
PENGOLAHAN DATA
SCORING
TABULATING

Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang


perlu diberi penilaian atau scor. Scoring dalam pemberian nilai  Tabulating adalah perkerjaan membuat tabel. Jawaban-

pada setiap item, pada skala pola asuh orangtua dengan 30 jawaban yang telah diberikan kode kemudian
pertanyaan, tempertantrum dengan
dimasukan kedalam tabel. Langkah terakhir dari

 33 pertanyaan, dan regulasi emosi dengan 18 pertanyaan penelitian ini adalah melakukan analisa data.
masing-masing dengan scoring : Selanjutnya data dimasukan ke komputer untuk
Jawaban “Tidak pernah” diberikan scor 1. Jawaban “Jarang”
dianalisa secara statistik.
diberi scor 2. Jawaban “Sering” diberi scor 3. Jawaban
“Sangat sering” diberi scor 4.

BAB 4
ANALISA DATA

 Analisa univariat, dimana data yang telah terhimpun selanjutnya dianalisa dengan menggunakan

metode deskriptif presentase. Analisa univariat yang dilakukan pada tiap variabel dari hasil

penelitian pada umumnya hanya menggunakan distributif dan presentase dari tiap variabel.

BAB 4
TEKNIK ANALISA DATA
ANALISA DATA BIVARIAT

 Analisis data secara inferensial untuk mencari perbedaan variabel independen dan dependen. Setelah data

diolah dan ditabulasi kemudian dilakukan analisa data dengan menggunakan uji statistik.

 Uji statistik yang digunakan adalah Uji spearman Rank terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang

hendak dianalisis untuk mengetahui hubungan Stain Gigi Dan Halitosis dengan Body Image dada

Mahasiswa Perokok di Fakultas Teknik Universitas Kadiri secara komputerisasi.

 Untuk menguju hipotesis penelitian (tes signifikansi) dengan cara : Nilai signifikansi (p) vslue dibandingkan

dengan (α) = 0,05.


BAB 4
KRITERIA PENGAMBILAN KEPUTUSAN HASIL UJI STATISTIK
TINGKAT SIGNIFIKAN DENGAN HUBUNGAN

 Jika ρ < α maka H0 ditolak H1 diterima  Jika ρ > α maka H0 diterima dan H1 ditolak
maka Ada Hubungan Antara Pola maka tidak Ada Hubungan Antara Pola
Asuh Orangtua Dengan Kejadian Asuh Orangtua Dengan Kejadian
Tempertantrum Dan Regulasi Emosi Tempertantrum Dan Regulasi Emosi Pada
Pada Anak Usia Pra-Sekolah Di TK- Anak Usia Pra-Sekolah Di TK-RA
RA NURUL HUDA Kota Kediri NURUL HUDA Kota Kediri Tahun 2022.
Tahun 2022.

BAB 4
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai