Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pola asuh orangtua merupakan segala bentuk dan proses interaksi


yang terjadi antara orangtua dan anak yang merupakan pola pengasuhan
tertentu dalam keluarga yang akan memberi pengaruh terhadap
perkembangan kepribadian anak. Baumrind (dalam Irmawati, 2002).
Menurut Surbakti (2009), pola asuh merupakan pola perilaku yang
diterapkan pada anak dan bersifat relatif dari waktu ke waktu. Pola perilaku
ini dapat dirasakan oleh anak, dari segi positif dan negatif.
Pola asuh sendiri memiliki beberap jenis, seperti menurut Baumrind
(dalam santrock, 2011) 4 jenis pola asuh yang biasa diterapkan oleh orang
tua biasanya yaitu, yang pertama Pola Asuh Otoriter, yaitu pengasuhan
otoriter (authoritarian parenting) adalah gaya pengasuhan yang membatasi
dan menghukum, ketika orang tua memaksa anak-anak untuk mengikuti
arahan mereka dan menghormati pekerjaan serta upaya mereka. Yang kedua
Pola Asuh Otoritatif yaitu, pengasuhan otoritatif (authoritatif parenting),
pengasuhan ini sering disebut juga demokratis. Pola asuh yang
meprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu
mengendalikan mereka. Yang ketiga Pola Asuh Lalai yaitu, pengasuhan
lalai (neglectful parenting), merupakan gaya pengasuhan ketika orang tua
tidak terlibat dalam kehidupan anak. Dan yang terakhir Pola Asuh
Permisif/Memanjakan Pengasuhan permisif (indulgent parenting)
merupakan suatu pengasuhan ketika orang tua sangat terlibat dengan anak-
anak mereka tetapi menempatkan beberapa control atau tuntutan atas
mereka.
Tahun 2007 berdasarkan laporan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) diperoleh data gangguan mental emosional dengan
menggunakan SRQ untuk menilai kesehatan jiwa penduduk, prevalensi

1
2

gangguan mental emosional pada penduduk Indonesia yang berusia >15


tahuns ebesar 11,6%.Di Jawa Timur terjadi penurunan prevalensi gangguan
mental emosional dari 11,6 persen (2007) menjadi 6,0 persen (2013). Dan di
Malang sendiri memiliki total 53,7 % (2007), dengan Kota Malang 29,6 %
dan Kabupaten Malang 23,7%.
Munculnya Gangguan Mental Emosional sendiri bisa dikarenakan
pola asuh otoriter orang tua, pengertian pola asuh otoriter sendiri menurut
(Hart dkk dalam santrock, 2011), adalah gaya pengasuhan yang membatasi
dan menghukum, ketika orang tua memaksa anak-anak untuk mengikuti
arahan mereka dan menghormati pekerjaan serta upaya mereka. Pola asuh
orang tua yang tepat dan benar sangat berpengaruh bagi pertumbuhan dan
perkembangan pada anak di usa remaja, khususnya untuk membentuk
mental yang baik tanpa adanya masalah gangguan mental yang dapat
berkembang menjadi keadaan patologis, berdasarkan uraian yang diatas
sehingga peneliti tertarik meneliti pola asuh orang tua pada anak gangguan
mental emosional.

1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan
masalah pada penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimanakah pola asuh orang tua pada anak dengan gangguan
mental emosional di SMPN 10 Malang di wilayah Puskesmas Kedung
Kandang?

1.3 TujuanPenelitian
Untuk mengetahui persepsi pola asuh orang tua pada remaja dengan
gangguan mental emosional.
3

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Orang tua
Manfaat bagi orang tua adalah orang tua mampu memberikan pola
asuh pada anak dengan gangguan mental secara tepat/benar.

1.4.2 Bagi Peneliti


Manfaat bagi peneliti adalah meningkatkan pengetahuan peneliti
dalam memberikan pola asuh yang benar kepada pasien/remaja dengan
gangguan mental emosional.

1.4.3 Bagi Institusi


Manfaat penelitian ini bagi institusi adalah sebagai sumber informasi
penambahan ilmu pengetahuan tentang pola asuh orang tua pada anak
dengan gangguan mental emosional.

Anda mungkin juga menyukai