Anda di halaman 1dari 9

SellaPutri Ani1, Edi Harapan 2, Kurnia Sari3

ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

JURNAL ILMU PENDIDIKAN, PSIKOLOGI, BIMBINGAN & KONSELING

PENGARUH POLA ASUH PERMISIF ORANG TUA TERHADAP SELF-


CONTROL PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 RAMBANG
KABUPATEN MUARA ENIM

SellaPutri Ani1, Edi Harapan 2, Kurnia Sari3


BimbingandanKonseling, Universitas PGRI Palembang

e-mail:
sellaputriani00@gmail.com1,
ehara205@gmail.com2,
3
kurniasari@univpgri-palembang.ac. .

Abstract

The low self-control in adolescents is influenced by age and family environment. Family
environment, especially parents who determine how the ability to control oneself. If parents apply
permissive parenting to be indifferent (ignoring) then it will cause teenagers do not have good
self-control. This study aims to determine the effect of parental permissive parenting on self-
control in eighth grade students of SMPN 2 Rambang Muara Enim Regency. The method used is a
quantitative method with a simple correlation design form. The population of this study was all
students of class VIII, amounting to 145 students. The sample of this study were 50 students. The
technique used in sampling in this study is to use purposive sampling. Based on the results of data
analysis, the results show that parental permissive parenting affects the self control of students of
SMPN 2 Rambang Muara Enim Regency. proven by the results of the calculation of the
significance coefficient test with the results of the high category It is said that the high category
because parental permissive parenting is one of the factors that influence the low self control in
students, and other factors that affect self control, namely from within the individual and the
individual environment.

Keywords: Parenting, Permissive, Self-Control

Abstrak

Rendahnya self-control pada anak usia remaja di pengaruhi oleh faktor usia dan lingkungan
keluarga. Lingkungan keluarga terutama orang tua yang menentukan bagaimana kemampuan
mengontrol diri seseorang. Apabila orang tua menerapkan pola asuh permisif bersikap acuh tak
acuh (mengabaikan) maka akan menyebabkan anak usia remaja tidak mempunyai kontrol diri yang
baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola asuh permisif orang tua terhadap
self-control pada siswa kelas VIII SMPN 2 Rambang Kabupaten Muara Enim. Metode yang
digunakan yaitu metode kuantitatif dengan bentuk desain korelasi sederhana. Populasi dari
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 145 siswa. Sampel dari penelitian ini
adalah berjumlah 50 siswa. Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan sampling purposive. Berdasarkan hasil analisis data, di
dapatkan hasil bahwa pola asuh permisif orang tua berpengaruh dalam self control siswa SMPN 2
Rambang Kabupaten Muara Enim. terbukti pada hasil perhitungan uji keberartian koefisien
dengan hasil kategori tinggi Dikatakan kategori tinggi karena pola asuh permisif orang tua
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya self control pada siswa, dan faktor
yang mempengaruhi self control lainnya yaitu dari dalam diri individu dan lingkungan individu.

Kata Kunci : Pola Asuh, Permisif, Self-Control


JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 5, NO: 1Juni 2020| 55|
SellaPutri Ani1, Edi Harapan 2, Kurnia Sari3
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

PENDAHULUAN diinginkannya. Biasanya mereka tidak


Pola asuh merupakan podasi awal terlalu banyak memberikan bimbingan dan
pembentukan kepribadian anak yang didapat arahan kepada anaknya, karena orangtua
dari orang tuanya. Masing-masing orangtua dengan tipe ini cenderung memberikan
memiliki cara tersendiri dalam mendidik kepercayaan penuh kepada anak untuk
anaknya. Setiap orang tua memiliki menentukan pilihannya, anak bebas
pandangan masing-masing dalam memilih mengekspresikan perasaan sesuai dengan
pola asuh yang diterapkan kepada anak- keinginannya sehingga kebutuhan psikisnya
nanaknya. Pola asuh mencakup bagaimana tidak terganggu. Kedua menurut Santrock
orang tua memelihara anak yang masih (Muin, 2015) pola asuh permisif tidak peduli
kecil, laki-laki ataupun perempuan, atau (Permissive indifferent) adalah suatu pola
memelihara yang sudah besar tapi belum asuh dimana orang tua sangat tidak terlibat
dewasa, menjaganya dari sesuatu yang dalam kehidupan anak, tipe pengasuhan ini
menyakiti atau merusaknya, mendidik diasosiasikan dengan inkompetensi sosial
jasmani, rohani dan akal anak dengan sadar anak, khususnya kurang kendali diri. Pola
dan disertai dengan tanggung jawab agar pengasuhan ini menjauh (bersifat
mampu berdiri sendiri, membimbing anak memusuhi) dan sangat permisif (terlalu
agar dapat memikul tanggung jawab dalam membolehkan). Pola asuh ini berkaitan
hidupnya (Susanto, 2015). Pola asuh dengan perilaku sosial anak yang tidak
tersebut tentu akan berbeda antara satu cakap, teruma kurangnya pengendalian diri
keluarga dengan keluarga lainnya. Jika salah (self-control).
pilih penerapan pola asuh, kemungkinan Calhoun dan Acocella (Intani, 2018)
akan menghasilkan anak yang tidak dapat bahwa kontrol diri (self-control) adalah
mengendalikan dirinya sendiri (self-control). sebagai pengaturan proses-proses fisik,
Ada dua dimensi dalam pola asuh psikologis dan perilaku seseorang, dengan
permisif menurut Maccoby dan Martin kata lain serangkaian proses yang
(dalam Zahara, 2015) yaitu pola asuh membentuk dirinya sendiri. Faktor-faktor
permisif memanjakan. Pola asuh permisif yang turut mempengaruhi kotrol diri
memanjakan merupakan pola asuh ini seseorang biasanya disebabkan oleh banyak
mengandung undemanding dan responsive, faktor. Menurut Ghufron & Risnawita
dicirikan dengan orang tua yang terlalu (2017) mengenai faktor yang mempengaruhi
membebaskan anak dalam segala hal tanpa kontrol diri terdiri dari dua, yaitu faktor
adanya tuntutan maupun kontrol. Anak internal dan eksternal. 1) Faktor internal
dibolehkan untuk melakukan apa saja yang yang ikut andil terhadap kontrol diri adalah

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 5, NO: 1Juni 2020| 56|


SellaPutri Ani1, Edi Harapan 2, Kurnia Sari3
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

usia. Semakin bertambah usia seseorang, yang tibul akibat kurang pengawasan dan
maka semakin baik kemampuan mengotrol bimbingan orangtua yang menerapkan pola
diri seseorang itu, 2) Faktor Ekternal ini asuh permisif.
diantaranya adalah lingkungan keluarga. Anak yang memiliki orangtua yang
Lingkungan keluaraga terutama orang tua mengabaikan merasa bahwa aspek lain
menentukan bagaimana kemampuan kehidupan orang tua lebih pentingdaripada
mengontrol diri seseorang. diri mereka. Anak-anak cenderung tidak
Rendahnya self-control di kalangan memiliki kemampuan sosial.Banyak
remaja maka akan cenderung bertindak atau diantaranya memiliki pengendalian diri
perilaku negatif, seperti perilaku bolos (self-control) yang buruk dan tidak
ketika jam pelajaran, terlambat datang ke mandiri.Anak sering kali memiliki harga diri
sekolah, tidak mengerjakan tugas, dan yang rendah, tidak dewasa, dan mungkin
sebagiannya. Hal ini tentu saja bukan terasing dari keluarga dan berperilaku
peristiwa yang biasa, sebab jika tidak destruktif terhadap lingkungan sekitar. Rice
dilakukan perhatian dan penanganan secara (dalam Zahara, 2015), mengemukakan
khusus, akan semakin bertambah kasus- beberapa sikap orang tua yang kurang tepat
kasus siswa membolos ketika jam pelajaran yang mengganggu self control remaja,
atau bahkan melakukan pelanggaran- beberapa sikap orangtua tersebut meliputi:
pelanggaran tatatertib sekolah lainnya. 1). Pengabaian fisik 2). Pengabaian
Pravitasari (2012) menyatakan bahwa 30,6% emosional, 3). Pengabaian intelektual
perilaku membolos dipengaruhi oleh pola termasuk didalamnya kegagalan untuk
asuh permisif. Pola asuh permisif memberikan pengalaman yang menstimulasi
memberikan kebebasan sepenuhnya pada intelek remaja, 4). Pengabaian sosial, 5).
anak, mereka tidak memberikan pengarahan Pengabaian moral.Kurangnya bimbingan
dan penjelasan tentang apa yang sebaiknya orang tua terhadap anak akan
dilakukan anak, akhirnya anak menunjukkan mengakibatkan anak beberapa permasalahan
pengendalian diri yang buruk dan tidak bisa yang berkaitan dengan self-control.
menangani kebebasan dengan baik, serta Kemampuan self-control yang rendah
tidak memiliki kemampuan sosial. membuat remaja melakukan hal-hal yang
Akibatnya anak mengalami penyimpangan- kurang dapat diterima oleh lingkungan
penyimpangan perilaku, misalnya suka tidak sekitar khususnya lingkungan sekolah,
masuk sekolah (membolos), tidak memakai misalnya kurangnya kesopanan remaja pada
atribut sekolah, tidak membuat pekerjaan guru dan personal lainnya,kurangnya etika
rumah dan masih banyak lagi permasalahan dalam bergaul dengan teman-teman,

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 5, NO: 1Juni 2020| 57|


SellaPutri Ani1, Edi Harapan 2, Kurnia Sari3
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

menunjukkan sikap negatif, serta melanggar penelitian lebih jauh tentang pengaruh
peraturan sekolah. polaasuh permisif orang tua terhadap self
Dilihat dari hasil observasi awal di control padasiswakelas VIII SMPN 2
SMPN 2 Rambang Kabupaten Muara Enim Rambang Kabupaten Muara Enim.
di peroleh bahwa terdapat beberapa siswa
yang memiliki self–control yang rendah, METODOLOGI
sehingga siswa melakukan perilaku Jenis penelitian yang digunakan
melanggar tatatertib sekolah seperti adalah penelitian kuantitatif korelasional.
membolos ketika jam pelajaran, tidak Penelitian korelasional adalah penelitian
mengerjakan tugas, terlambat dating yang bertujuan menyelidiki sejauh mana
kesekolah dan terjadi perkelahian. variasi pada satu variable berkaitan dengan
Hasil penelitian Hastuti variasi pada satu atau lebih variable lain,
(2015)mengemukakan bahwa Gaya berdasarkan koefisien korelasi. Pada
pengasuhan permisif ayah berpengaruh penelitian ini peneliti tidak memberikan
positif sangat signifikan terhadap perlakuan tertentu terhadap variable
kecenderungan merokok siswa. Artinya, penelitian, sehingga berjalan seperti apa
semakin tinggi gaya pengasuhan permisif adanya, yang kemudian digambarkan secara
yang dilakukan orang tua, maka akan deskripsi.
berpeluang memiliki kecenderungan Populasi dalam penelitian ini adalah
kenakalan siswa lebihtinggi. Berdasarkan siswa kelas VIII SMPN 2 Rambang
penjelasan teori di atas Asumsi peneliti Kabupaten Muara Enim. Pengambilan
adalah salah satu penyebab rendahnya self- sampel dalam penelitian ini menggunakan
control di usia remaja adalah pola asuh teknik purposive sampling. Karakteristik
permisif dari orangtua siswa yang terlalu populasi yang diambil adalah siswa yang
memberikan kebebasan kepada anak. Oleh bersekolah di SMPN 2 Rambang Kabupaten
karena itu peneliti tertarik untuk meneliti Muara Enim yang memilikiself-control
masalah rendahnya self-control disebabkan rendah dengan mendapat pola asuh
pola asuh permisif orang tua sehingga permisif.Populasi dari penelitian ini adalah
ditemukannya carau ntuk mengatasi masalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 145
siswa yang berkaitan dengan rendahnya self- siswa. Sampel dari penelitian ini adalah
control. berjumlah 50 siswa.
Permasalahan yang terlihat pada Penelitian ini menggunakan teknik
hasil penelitian awal tersebut memberikan pengumpulan data berupa angket. Peneliti
ketertarikan pada peneliti untuk melakukan memilih angket tertutup untuk memperoleh

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 5, NO: 1Juni 2020| 58|


SellaPutri Ani1, Edi Harapan 2, Kurnia Sari3
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

data terkait pengetahuan, prestosi maupun sebanyak 30 item dengan skor 1-5, sehingga
motivasi siswa, dengan harapan dapat nilai tertinggi ideal sebesar 30 x 5 = 150.
memperoleh data sesuai dengan keadaan Berdasarkan rentang skor tersebur, maka
yang responden alami. Keseluruhan aspek standar deviasi ideal sebesar (113,12) : 6 =
menggunakan skala likert untuk 18,85 dan mean ideal = (113,12: 2) + 50 =
mempermudah pengolahan data numerik 106,56.
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Pola
Asuh Permisif
Uji validitas dapat diukur dengan Kriteria F %
korelasi product moment (Sudjanah, SangatTinggi 11 22%
Tinggi 10 20%
2015).Ujinormalitas data bertujuan untuk Sedang 13 26%
Rendah 8 16%
mengetahui normal tidaknya sebaran yang SangatRendah 8 16%
digunakan dalam penelitian ini. Uji Jumlah 50 100

normalitas pada penelitian ini ditentukan


Berdasarkan tabel 1, di atas dapat
pada hasil kemiringan kurva. Ujilinearitas
diketahui bahwa secara keseluruhan pola
dalam penelitian ini bertujuan untuk
asuh permisif berada pada kategori sedang
mengetahui apakah ada dua variable
dengan persentase 26%. Disamping itu
mempunyai hubungan yang linear atau tidak
kategori sangar rendah sebanyak 8 orang
secara signifikan. Uji keberhasilan koefisien
(16%).
pada penelitian ini menggunakan rumusuji t
Skor self contol di peroleh dari
dengan ketentuan, apabila nilai
penyebaran kuesioner dengan item sebanyak
signifikasinya> 0.05.
30 item dengan skor 1-5, sehingga nilai
Kriteria pengujian hipotesis
tertinggi ideal sebesar 30 x 5 = 150.
penelitian ini sebagai berikut. (1) H0
Berdasarkan rentang skor tersebur, maka
diterima, jika t hitung ≤ t tabel: Dengan
standar deviasi ideal sebesar (108,3) : 6 =
Kriteria Pola Asuh Permisif Tidak
18,5 dan mean ideal = (108,3 : 2) + 50 =
Berpengaruh Terhadap Self Control Siswa
104,15.
SMPN 2 Rambang Kabupaten Muara Enim.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Self
(2) Ha diterima, jika t hitung ≥ t tabel. : Control
Kriteria F %
Dengan Kriteria Pola Asuh Permisif
SangatTinggi 10 19%
Berpengaruh Terhadap Self Control Siswa Tinggi 12 23%
Sedang 13 25%
SMPN 2 Rambang Kabupaten Muara Enim. Rendah 9 17%
HASIL DAN PEMBAHASAN SangatRendah 8 16%
Jumlah 50 100
Skor pola asuh permisif di peroleh
dari penyebaran kuesioner dengan item

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 5, NO: 1Juni 2020| 59|


SellaPutri Ani1, Edi Harapan 2, Kurnia Sari3
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

Berdasarkan tabel 2, di atas dapat terhadap self control pada siswa kelas VIII
diketahui bahwa secara keseluruhan self- SMPN 2 Rambang Kabupaten Muara Enim.
contol berada pada kategori sedang dengan Pengaruhpola asuh permisif orangtua
persentase 25%. Di samping itu kategori terhadap self-control sebesar 5,897 termasuk
sangaT rendah sebanyak 8 orang (16%). dalam kategori cukuptinggi. Dikatakan
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Korelasi Pola Asuh kategori tinggi karena pola asuh permisif
Permisif Dan Self-Control.
Aspek N thitung ttabel Kesimpulan orang tua merupakan salah satu faktor yang
X 50 -1 =49 5,89 1,67 Berkorelasi
mempengaruhi rendahnya self-control pada
Y
siswa, dan faktor yang mempengaruhi self-
Setelah diperoleh harga thitung control lainnya yaitu dari dalam diri
selanjutnya dikonsultasikan dengan harga individu dan lingkungan individu.Menurut
kritik ttabel yaitu dengan mengkonsultasikan Logue (1995) faktor-faktor yang
thitung dengan ttabel untuk α = 0,05 dengan mempengaruhi perkembangan self-control
kebebasan (dk) = 50-1 = 49, maka dicari yakni faktor genetik dan faktor
pada tabel txy didapat ttabel = 1,670 dengan lingkungan.Faktor lingkungan tersebut
kriteria pengujian sebagai berikut. Tolak Ha termasuk di dalamnya adalah pola asuh
tidak terdapat pengaruh pola asuh permisif orangtua.Orang tua adalah orang pertama
orang tua terhadap self control pada siswa yang membentuk self-control pada
kelas VIII di SMPN 2 Rambang Kabupaten anak.Anak akan belajar dari bagaimana
Muara Enim. Kriteria selanjutnya adalah Ha orang tua bersikap dan berperilaku kepada
bila thitung ≥ ttabel berarti tolak Ho, terdapat anak dalam kehidupan sehari-hari termasuk
pengaruh pola asuh permisif orang tua polaasuh yang digunakan. Sejalan dengan
terhadap self control pada siswa kelas VIII hasil penelitian Hartini, dkk (2015) bahwa
di SMPN 2 Rambang Kabupaten Muara semakin remaja mempersepsikan pola asuh
Enim. Ternyata thitung ≥ ttabel atau 5,897 ≥ orangtua sebagai pola asuh permisif maka
1,670. Hasil tersebut menjelaskan bahwa semakin rendah kontrol diri remaja tersebut.
ada pengaruh pola asuh permisif orang tua Siswa yang mempersepsi orang
terhadap self-control pada siswa kelas VIII tuanya tidak memberikan pola asuh permisif
di SMPN 2 Rambang Kabupaten Muara akan memberikan sikap yang positif yaitu
Enim diterima kebenararnya. Jadi nilai cenderung lebih berhati-hati dalam berfikir
koefisien determinasi pada regresi adalah dan bertindak karena mereka merasa bahwa
42,45%. Dengan nilai koefisien Determinasi apa yang mereka lakukan harus dapat
pada regresi yang positif maka terdapat dipertanggungjawabkan kepada orangtua
pengaruh pola asuh permisif orang tua mereka yang selalu memperhatikan dan

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 5, NO: 1Juni 2020| 60|


SellaPutri Ani1, Edi Harapan 2, Kurnia Sari3
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

menjaga mereka. Sebaliknya, siswa yang Layanan bimbingan kelompok menjadicara


mempersepsi orang tuanya memberikan pola yang tepat untuk mengembangkan self-
asuh permisif mereka cenderung bersikap controlsiswa.Selanjutnya Guru BK juga
negatif karena mereka merasa tidak diawasi dapat bekerjasama dengan pihak sekolah
dan tidak dikontrol oleh orang tua. Orang untuk dapat mendukung kegiatan BK
tua permisifmemberikan kebebasan dengan memberikan sarana dan prasarana
sepenuhnya pada anak, mereka tidak kegiatan kerjasama dengan orangtua siswa.
memberikan pengarahan dan penjelasan Teknik yang dapat digunakan dalam
tentang apa yang sebaiknya dilakukan anak, program self-control salah satunya adalah
akhirnya anak menunjukkan pengendalian modeling (Martin & Pear, 1992). Orang tua
diri yang buruk dan tidak bisa menangani dapat menjadi model dalam kehidupan
kebebasan dengan baik, serta tidak memiliki sehari hari siswa dalam merespon dan
kemampuan sosial. Akibatnya anak menanggapi berbagai hal yang bersifat
mengalami penyimpangan-penyimpangan emosional. Maka dari itu perlunya kerja
perilaku, misalnya suka tidak masuk sekolah sama dengan orangtua siswa untuk
(membolos) dan kenakalan remaja. menyelesaikan permasalahan self-control.
Perilaku demikian tentu saja menjadi
tanggung jawab dari pihak sekolah SIMPULAN DAN SARAN
khususnya Guru Bimbingan dan Konseling Berdasarkan hasil analisis data maka
untuk dapat menyelesaikan permasalahan dapat disimpulkan bahwa, pola asuh
yang ditimbulkan dari pola asuh orangtua permisif orang tua berpengaruh dalam self
yang permisif yang menimbulkan dampak control siswa SMPN 2 Rambang Kabupaten
negatif pada siswa yaitu siswa memiliki self- Muara Enim. terbukti pada hasil perhitungan
control yang rendah sehingga rentan terjadi uji keberartian koefisien dengan hasil
perilaku yang melanggar peraturan sekolah. kategori tinggi Dikatakan kategori tinggi
Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan karena pola asuh permisif orang tua
bagi Guru Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan salah satu faktor yang
di SMPN 2 Rambang Kabupaten Muara mempengaruhi rendahnya self control pada
Enim untuk dijadikan bahan pertimbangan siswa, dan faktor yang mempengaruhi self
dalam memberikan layanan konseling, baik control lainnya yaitu dari dalam diri
bersifat prefentif maupun kuratif. Self- individu dan lingkungan individu.
control individu dapat ditingkatkan melalui Melihat pentingnya peran orang tua
setting kelompok (Logue, dan pendidik dalam membentuk karakter
1995).Berdasarkan pendapat tersebut, pada siswa, maka memilih pola asuh yang

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 5, NO: 1Juni 2020| 61|


SellaPutri Ani1, Edi Harapan 2, Kurnia Sari3
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

baik dan meningkatkan bidang bimbingan Muin, Salwa. Peran Pola Asuh Permisif,
Iklim Sekolah, dan Motivasi
atau materi layanan mengenai pembentukan
Berprestasi Terhadap Perilaku
self control yang baik diterapkan dalam Membolos Siswa. Jurnal Psikologi.
2015 ; 4 (2). 96-97.
mendidik, hal ini anak akan bisa membentuk
karakter dan perilaku yang baik untuk Pravitasari, Titis. Pengaruh Persepsi
Pola Asuh Permisif Orang Tua
lingkungan keluarga, sekolah dan
terhadap Perilaku Membolos.
lingkungan sosial sehingga dapat Semarang: Universitas Negeri
Semarang. (Jurnal Psikologi. 2012 ;
mengembangkan karakter siswa yang
1(1). 6-7.
mandiri dan bertanggung jawab dalam
Sudjanah. 2015. Metode Statistik.
sebuah tindakan yang dilakukan.
Bandung: Tarsito.

Susanto, Ahmad. 2015. Bimbingan


DAFTAR PUSTAKA
Konseling di Taman Kanak-Kanak.
Gufron, M & Risnawita, R. (2017). Jakarta: Prenadmedia Group.
Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta:
AR-Ruzz Media. Zahara, Hanan Fidia. Pengaruh Self
Control, Komunikasi Interpersonal,
Hartini Nurul & Wulaningsi Ratna. dan Pola Asuh Permisif terhadap
Hubungan antara Persepsi Pola Game Online pada Remaja. Skripsi
Asuh Orang Tua dan Kontrol Diri Universitas Syarif Hidatullah
Remaja terhadap Prilaku Merokok Jakarta. 2015 ; 29-31.
di Pondok Pesantren. Jurnal
Psikologi Klinis dan Kesehatan
Mental. 2015 ; 4 (2). 124.

Hastuti, Dwi & Husnah Fadilahtul. Ayah


Permisif Meningkatkan Risiko Anak
untuk Merokok. Jurnal Psikologi.
2015 ; 8 (3). 45.

Intani, Putri Citra. Hubungan Kontrol


Diri dengan Prestasi Belajar
Siswa. Jurnal Psikologi. 2018 ; 4
(2).66.

Logue A. W. (1995). Self-control:


Waiting until tomorrow for what
you want today. New York: Prentic
Hall. [Google Scholar]

Martin & Pear. (1992). Behavior


Modification: What it is and How
To Do it. USA: Prentice-Hall
International, Inc.

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 5, NO: 1Juni 2020| 62|


JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 5, NO: 1Juni 2020| 63|

Anda mungkin juga menyukai