Anda di halaman 1dari 10

1

ANALISIS KARAKTER TOKOH PADA FILM DUA GARIS BIRU KARYA GINA S. NOER
(PENDEKATAN MIMESIS)
Indah Fatmawati 1710221035
Universitas Muhammadiyah Jember
Alamat e-mail: indahfatmawati94@gmail.com
ABSTRAK
Karakter tokoh ialah sifat atau watak yang dimilki pelaku cerita.Tujuan penelitian ini
adalah mendeskripsikan penerapan mimesis pada karakter tokoh Bima, Dara, dan
orang tua Bima dan Dara pada film Dua Garis Biru karya Gina S. Noer. Jenis penelitian
ini adalah deskriptif kualitatif. Objek atau sumber data pada penelitian adalah film
Dua Garis Biru karya Gina S. Noer. Data dalam penelitian dianalisis dengan metode
analisis data deskriptif kualitatif yaitu kata-kata yang diperoleh diinterpretasikan
dengan membaca data, menemukan data, mengidentifikasi data, mengklasifikasi data,
menganalisis data, dan menyimpulkan data. Hasil analisis data menunjukkan adanya
karakter-karakter tokoh pada film Dua Garis Biru karya Gina S. Noer yaitu tokoh Bima,
Dara dan Orang tua Bima dan Dara yang ditemukan sebanyak 28 data yang
menunjukkan karakter tokoh diantaranya yaitu karakter baik dan buruk yaitu (1)
karakter baiknya yaitu malu (Al-haya), tanggung jawab, jujur atau benar (siddiq),
sopan, kasih sayang, cerdas, ikhlas, pemaaf, dan pekrja keras. Sedangkan (2) karakter
baiknya yaitu ceroboh, lalai, bohong (dusta), dan iri hati, yang merupakan peniruan
atau cerminan dari kenyataan kehidupan sehari-hari.

Kata kunci: karakter, tokoh, film Dua Garis Biru, mimesis

ABSTRACT
Figure The character of the character is the nature or character of the actor in the story.
The purpose of this study is to describe the application of mimesis to the characters of
Bima, Dara, and Bima and Dara's parents in the film Dua Garis Biru by Gina S. Noer.
This type of research is descriptive qualitative. The object or source of data in this
research is the film Dua Garis Biru by Gina S. Noer. The data in the study were analyzed
using qualitative descriptive data analysis methods, namely the words obtained were
interpreted by reading the data, finding data, identifying data, classifying data,
analyzing data, and concluding data. The results of data analysis show that there are
characters in the film Dua Garis Biru by Gina S. Noer, namely the characters of Bima,
Dara and Bima and Dara's parents, which found 28 data showing the character of the
characters, including good and bad characters, namely (1) characters The good things
are shame (Al-haya), responsibility, honest or right (siddiq), polite, affectionate,
intelligent, sincere, forgiving, and hard working. While (2) his good characters are
careless, negligent, lying (lie), and jealous, which is an imitation or reflection of the
reality of everyday life.

Keywords: character, character, Blue Two-Line film, mimesis


2

1. PENDAHULUAN Secara tradisional unsur-unsur


pembangun karya sastra
Karya sastra merupakan suatu
dikelompokkan menjadi dua, yaitu
seni dimana dalam karya sastra
unsur intrinsik dan ekstrinsik
tersebut banyak unsur kemanusiaan
Nurgiyantoro (2015, hal. 30). Unsur
yang melibatkan ungkapan pribadi
intrinsik merupakan unsur
manusia berupa pengalaman,
pembangun karya sastra yang
pemikiran, ide, semangat, keyakinan
berasal dari dalam karya itu sendiri.
dalam bentuk suatu gambaran
Adapun unsur intrinsik tersebut
kehidupan. Selain novel, puisi,
berupa tema, alur, penokohan, latar,
cerpen dan drama juga ada film,
sudut pandang, gaya bahasa dan
drama dan film merupaka karya
amanat. Adapun dalam penelitian ini
sastra imajinatif karena film
nanti akan menganalisis karakter
merupakan karya sastra yang
tokoh yang terdapat pada film.
menggungkapkan cerita melalui
dialog-dialog tokohnya. menurut Abrams (dalam
Nurgiyantoro, 2015, hal. 247),
Menurut Kridalaksana (1984,
tokoh cerita (character) adalah
hal. 32), film adalah alat media
orang (-orang) yang ditampilkan
massa yang mempunyai sifat lihat
dalam sesuatu karya naratif, atau
dengar (audio-visual) dan dapat
drama, yang oleh pembaca
mencapai khalayak yang banyak.
ditafsirkan memiliki kualitas moral
Film juga merupakan suatu
dan kecenderungan tertentu
kreativitas seni orang yang membuat
seperti yang diekspresikan dalam
karya film itu sendiri, karena itu film
ucapan dan apa yang dilakukan
mempunyai kemampuan yang
dalam tindakan. Karakter adalah
kreatif karena film mampu
prilaku yang tampak dalam
menggambarkan realitas yang ada
kehidupan sehari-hari baik dalam
dengan gambaran imajinasi yang
bersikap maupun dalam bertindak
dapat mengguyahkan hiburan,
Warsono (dalam Samani dan
renungan, dan refleksi bagi
Hariyanto, 2012, hal. 32)
penonton atau masyarakat yang
menyaksikannya. Peneliti memilih Menurut Nurgiyantoro (2015, hal.
film sebagai sumber penelitian 258), tokoh-tokoh dalam sebuah
karena film dianggap lebih menarik cerita fiksi dapat dibedakan
penikmat cerita, dalam film kita bisa kedalam beberapa jenis penamaan
melihat langsung bagaimana berdasarkan sudut pandang mana
karakter tokoh melalui dialog tokoh penamaan itu dilakukan. Dalam
dan tingkah laku tokoh. penelitian ini peneliti memilih
menganalisis tokoh berdasarkan
3

perwatakannya yaitu tokoh ada dalam kenyataan yang tampak.


sederhana dan tokoh bulat. Tokoh Maka dapat disimpulkan bahawa
sederhan adalah tokoh yang mimesis ialah suatu tiruan dari
memilki satu kualitas pribadi kenyataan kehidupan sehari-hari.
tertentu, satu sifat watak tertentu
Dua Garis Biru adalah sebuah
saja (Nurgiyantoro, hal. 265).
novel yang ditulis oleh Lucia
Sedangkan tokoh bulat lebih
Priadarani yang kemudian diangkat
menyerupai kehidupan manusia
menjadi sebuh film yang
yang sesungguhnya karena
sekenarionya ditulis oleh Gina S.
disamping memilki berbagai
Noer, kisah ini bercerita tentang
kemungkinan sikap dan tindakan ia
sepasang kekasih yang masih duduk
sering memberi kejutan (Abrams,
dibangku SMA, mereka menjalin
1999, hal. 33).
kedekatan hingga mereka nekat
Pendekatan mimetik atau melakukan hubungan diluar nikah
mimesis adalah pendekatan kajian yang menyebabkan dara hamil.
sastra yang menitikberatkan Keduanya kemudian dihadapkan
kajiannya terhadap hubungan karya pada kehidupan yang tak
sastra dengan kenyataan diluar terbayangkan bagi anak seusia
karya sastra. Pendekatan yang mereka sebagai orang tua.
memandang karya sastra sebagai Mengapa peneliti memilih film ini
imitasi dari realitas Menurut sebagai sumber data karena pada
Abrams dalam (Siswanto, 2013, film ini sangat menarik untuk
hal.173), sedangkan menurut mengungkap kehidupan anak
Rokhmansyah (2014, hal. 9), remaja, pada film ini juga sarat
pendekatan mimesis adalah dunia akan pesan moral mendidik untuk
pengalaman, yaitu karya sastra itu remaja dan peneliti tertarik untuk
sendiri yang tidak bisa mewakili melihat penerapan mimesis dalam
kenyataan yang sesungguhnya film ini. Dari sini peneliti ingin
melainkan hanya peniruan mengetahui bagaimanakah
kenyataan. Kajian semacam ini penerapan karakter tokoh bulat
dimulai dari pendapat Plato tentang dan tokoh sederhana pada film
seni. Plato berpendapat bahwa seni “Dua garis biru karya Gina S. Noer”
hanya dapat meniru dan dengan kenyaataan.
membayangkan hal-hal yang ada
Tujuan dari penelitian ini
dalam kenyataan yang tampak.
yaitu mendeskripsikan penerapan
Berdasarkan pendapat diatas maka
mimesis pada karakter tokoh bulat
peneliti menggunakan teori Plato
di film Dua Garis Biru karya Gina S.
bahwa seni hanya dapat meniru
Noer dengan realita, Penerapan
dan membayangkan hal-hal yang
4

mimesis pada karakter tokoh dilakukan peneliti saat ini memiliki


sederhana yang dimaksud adalah kesamaan yaitu sama-sama meneliti
(a) Nilai karakter yang berhubungan karakter tokoh dan film Dua Garis
dengan diri sendiri, (b) Nilai Biru. Sedangkan yang membedakan
karakter yang berhubungan ialah pada penelitian terdahulu ialah
keluarga, (c) Nilai karakter yang sumber datanya, kemudian di
mencakup hubungan dengan Tuhan penelitian terdahulu meneliti
dan mendeskripsikan penerapan karakter tokoh utama sedangkan
mimesis pada karakter tokoh bulat penelitian yang dilakukan oleh
di film Dua Garis Biru karya Gina S. peneiliti saat ini meneliti karakter
Noer dengan realita, Penerapan tokoh dengan memfokuskan pada
mimesis pada karakter tokoh yang tokoh bulat dan tokoh sederhana
dimaksud adalah Penerapan menggunakan pendekatan mimesis.
mimesis pada karakter tokoh
2. METODE PENELITIAN
sederhana yang dimaksud adalah
(a) Nilai karakter yang berhubungan Penelitian ini ialah penelitian
dengan diri sendiri, (b) Nilai deskriptif kualitatatif artinya data
karakter yang berhubungan terurai dalam bentuk kata-kata atau
keluarga gambar, bukan dalam bentuk angka-
angka. Maka dalam penelitian ini
peneliti mengupumpulkan data yang
Penelitian yang relevan diperoleh dari film Dua Garis Biru,
sebelumnya pernah dilakukan oleh kemudian data-data berupa kata-
Sri Mulyati (2020) yang meneliti kata, frasa, kalimat dan tindakan
tentang “Analisis karakter tokoh tokoh yang detemukan dan akan
Andrea Hirata dalam film The Devil dianalisis akan dideskripsikan secara
Wears Prada berdasarkan rinci dan mendalam mengenai
pendekatan Humanistik”, kemudian karakter tokoh dalam film Dua garis
Ayuk Fitri Lifiana (2019) yang biru karya Gina S.Noer.
meneliti tentang “Karakter tokoh
Siswantoro (2016, hal. 70),
utama dalam Film Yowis ben”,
data adalah sumber informasi yang
Yulinar (2020) yang meneliti tentang
akan diteliti sebagai bahan analisis,
Nilai edukatif pada novel “Dua Garis
kualitas dan ketepatan pengambilan
Biru” karya Lucia Priadarini, dan
data tergantung pada ketajaman
Bayu Setyawaningrum (2018)
menyeleksi yang dipandu oleh
dengan judul “Analisis karakter
penguasaan konsep atau teori. Data
tokoh utama dalam film Dear
dalam penelitian ini ialah data
Nathan”. Dari keempat peneliti
berupa kalimat-kalimat (dialog
terdahulu dengan penelitian yang
tokoh) atau prilaku dan tindakan-
5

tindakan tokoh dalam film Dua Garis meningkatkan ketekunan lagi saat
Biru yang menggambarkan karakter menonton film yang dianalisis
tokoh yang telah difokuskan yaitu tersebut, kemudian mengecek lagi
karakter tokoh bulat dan tokoh data yang sudah diperoleh dan
sederhana. Kemudian sumber melakukan pemeriksaan, jadi
datanya adalah film Dua Garis Biru dengan meningkatkan ketekunan ini
Karya Gina S. Noer, yang disutradarai dapat memberikan deskripsi data
oleh Gina S. Noer, dirilis pada yang akurat.
tanggal 27 Juni 2019 dengan durasi
3. PEMBAHASAN
113 menit.
Berdasarkan tujuan
Teknik pengumpulan data
penelitian, hasil penelitian
dilakukan melului langkah-langkan
menunjukkan adanya sejumlah
pengumpulan data dengan cara
temuan data berupa karakter tokoh
mereduksi, yaitu (1) Menyiapkan
pada film Dua Garis Biru karya Gina
lembar pengumpulan data, (2)
S. Noer berdasarkan pendekatan
Menyeleksi data, (3) Memberi
mimesis yang meliputi (1) karakter
deskripsi, dan (4) Menarik
tokoh Bima pada film Dua Garis Biru
kesimpulan
karya Gina S. Noer dengan
Pada penelitian ini peneliti pendekatan mimesis. (2) karakter
terlibat langsung pada kegiatan tokoh Dara pada film Dua Garis Biru
pengumpulan data dan analisis data, karya Gina S. Noer dengan
maka peneliti menggunakan tabulasi pendekatan mimesis. (3) karakter
data untuk memudahkan analisis tokoh orang tua Bima dan Dara
dan klasifikasi data. Teknik analisis pada film Dua Garis Biru karya Gina
data ini meliputi empat tahap yaitu, S. Noer dengan pendekatan mimesis.
(1)pengelompokan data, (2) Hasil-hasil penelitian tersebut
mengklasifikasi data, (3) mengkode dipaparkan secara deskriptif.
data, dan (4) interpretasi data serta
Karakter Baik Tokoh Bima pada film
mendeskripsikan data.
Dua Garis Biru karya Gina S. Noer
Pada penelitian ini untuk
Bima: saya gak akan lepas
menguji kesahihan data peneliti
tangan kok om saya pasti
menggunakan uji kredibilas data
tanggung jawab (00:38:25)
yaitu meningkatkan ketekunan,
menurut Sugiyono (2010, hal. 370), Bima: saya terima nikahnya
meningkatkan ketekunan yaitu dan kawinnya Dara Yurika
berarti melakukan pengamatan lagi binti David Farhadi dengan
secara lebih cermat dan maskawin tersebut tunai
berkesinambungan. Maka peneliti (Bima melakukan ijab qobul
6

untuk menikahi Dara) Karakter Buruk Tokoh Bima pada


(01:02:59) (B/TJ/5) Film Dua Garis Biru Karya Gina S.
Noer dengan Pendekatan Mimesis
Pada kode data (B/TJ/5) tokoh Bima
memiliki karakter baik yaitu salah Bima mencium kening Dara
satu indikatornya tanggung jawab, dirumah Dara sepulang
ditunjukkan menit (00:38:25) sekolah (B/CR/1) (00:02:07)
dinarasikan saat itu mama dan papa
Pada kode data (B/CR/1)
Dara merasa kecewa pada Dara
tokoh Bima merupakan tokoh yang
karena Dara hamil dan ia mengaku ia
memiliki karakter buruk dalam salah
sayang sama Bima, kemudian Bima
satu indikator yaitu karakter
dinilai memiliki karakter yang baik
ceroboh, karena pada saat sepulang
yaitu bertanggung jawab karena,
sekolah saat Bima pergi ke rumah
dalam dialognya Bima mengatakan
Dara yang saat itu sedang kosong
bahwa ia akan bertanggung jawab
tidak ada kedua orag tuanya
dia akan menampung Dara dan
dirumah, kemudian dengan
anaknya dan tidak akan lepas
seenaknya tiba-tiba Bima mencium
tangan, dan pada menit (01:02:59)
kening Dara, hal tersebut
Bima terlihat sedang melakukan ijab
merupakan tidakan yang tidak baik
qobul untuk menikahi Dara.
dalam islma dan merupakan
Disitulah dapat dilihat bahwa Bima
kecerobohan karena Bima tidak
memiliki karakter bertanggung
berlaku sopan dan kurang ajar
jawab. Karena tidak semua laki-laki
terhadap wanita yang bukan
yang sudah menghamili wanita ia
muhrimnya. Dalam penerapannya
mau menikahi wanita tersebut.
dengan mimesis teori dari plato yang
Dalam penerapannya dengan
menyatakan bahwa mimesis adalah
mimesis yaitu teori dari plato maka
peniruan atau cerminan dari
hal ini merupakan peniruan yang
kenyataan, dapat dilihat bahwa
dapat dilihat dab didengar dari
bima mencium Dara tanpa ijin
dialognya bahwa seorang ia
merupakan tindakan kurang ajar dan
menikahi Bima sebagai bentuk
tidak sopan, ia tidak memikirkan
tanggung jawab, kenyataannya
akibatnya dari tindakan yang
seorang yang bertanggung jawab
dilakukan, kenyataanya seorang
adalah ia berani menanggung apa
yang sudah berani terang-terangan
yang sudah ia perbuat sebelumnya,
mencium wanita adalah tindakan
dan ia yang sadar akan kesalahannya
yang kurang ajar dan tidak baik.
ia mempertanggung jawabkan
perbuatannya dengan menikahinya. Karakter Baik Tokoh Dara pada Film
Dua Garis Biru Karya Gina S. Noer
dengan Pendekatan Mimesis
7

Dara ingin membeli test S. Noer dengan Pendekatan


pack, tetapi dia tidak jadi Mimesis
mengambilnya ketika ada
Dara membawa Bima masuk
pelayan yang
ke dalam kamarnya berdua
menghampirinya (00:11:34)
(00:02:48) (D/CR/1)
(D/ML/2)
Pada kode data (D/CR/1) tokoh Dara
Pada kode data (D/ML/2) tokoh Dara
merupakan tokoh yang memiliki
merupakan tokoh yang memiliki
karakter buruk dalam salah satu
karakter baik dalam salah satu
indikator yaitu karakter ceroboh,
indikator yaitu karakter malu,
karena Dara yang tanpa berpikir
karena saat Dara ingin mengambil
mengajak teman laki-lakinya masuk
test pack untuk mengecek apakah ia
kedalam kamarnya berduaan tanpa
hamil, ia tidak jadi untuk membeli
memikirkan akibat yang akan terjadi,
karena saat akan memgambilnya ia
dalam islam hal ini merupakan sifat
dihampiri karyawan toko yang ingin
buruk karena tidak seharusnya laki-
membantunya tapi ia merasa malu
laki dan perempuan hanya
dan tidak jadi mengambilnya sifat
berduanan didalam kamar. Dalam
malu ini ialah perasaan tidak enak
penerapannya dengan mimesis teori
hati, sifat malu dalam islam adalah
dari plato, pendekatan mimesis
akhlak terpuji karena dengan sifat
adalah dunia pengalaman, yaitu
malu seseorang akan malu terhaap
karya sastra itu sendiri yang tidak
pada diri sendiri dan orang lain.
bisa mewakili kenyataan yang
Dalam penerapannya dengan
sesungguhnya melainkan hanya
mimesis teori dari plato yang
peniruan kenyataan. dikatakan
menyatakan menyatakan bahwa
realita yaitu apabila bisa kita indrai
mimesis adalah peniruan atau
atau kita lihat, rasakan, dan
cerminan dari kenyataan, dapat kita
dengarkan, maka dari kutipan diatas
lihat saat Dara kebingungan dan
merupakan peniruan yang dapat
salah tingkah yang menggambarkan
dilihat dapat dilihat bahwa Dara
bahwa ia malu saat ingin mmembeli
memiliki karakter ceroboh yaitu
test pack, kenyataanya seorang anak
kurang hati-hati dan tidak
remaja yang masih SMA pasti
memikirkan akibatnya,
merasa malu dan tidak enak hati
kenyataannya seorang yang yang
saat membeli suatu yang sensitif
memiliki karakter ceroboh adalah ia
yang biasa dibeli oleh seorang yang
yang tidak hati-hati dalam bertindak.
sudah berkeluarga.
Ia ceroboh karena memasukkan laki-
5.2.2 Karakter Buruk Tokoh Dara laki kedalam kamarnya hingga ia
pada Film Dua Garis Biru Karya Gina hamil.
8

Karakter Baik Tokoh Orang Tua sesungguhnya melainkan hanya


Bima dan Dara pada Film Dua Garis peniruan kenyataan. dikatakan
Biru Karya Gina S. Noer dengan realita yaitu apabila bisa kita indrai
Pendekatan Mimesis atau kita lihat, rasakan, dan
dengarkan, maka dari kutipan diatas
Adapun tokoh orang tua
merupakan peniruan yang dapat
pada film Dua Gari Biru karya Gina S.
dilihat mama menenangkan Dara
Noer yang memilki karakter baik
sambil mengelus Dara sebagai
antara lain yaitu, mama Dara yang
bentuk kasih sayang, kenyataanya
malu dan perhatian, kekemudian ibu
pelukan dan elusan sebagai tanda
Bima yang memilki karakter malu,
ungkapan sayang kita pada suatu
bertaqwa dan kasih sayang, dan
hal, dan seorang ibu meskipun ia
tokoh bapak Bima yang memilki
merasa kecewa tetapi akan tetap
karakter ramah dan ikhlas, masing-
menyayangi anaknya dan
masing peneliti menjabarkan satu
menenangkan anaknya saat anaknya
karakter baik tokoh orang tua Bima
merasa khawatir sebagai bentuk
dan Dara, adapun beberapa
kasih sayangnya.
karakternya sebagai berikut.
Karakter Buruk Tokoh Orang Tua
Mama Dara mengelus-elus
Bima dan Dara pada Film Dua Garis
perut Dara sambil tiduran
Biru Karya Gina S. Noer dengan
seraya meneteskan air mata
Pendekatan Mimesis
(01:17:00) (MD/KS/14)
Adapun tokoh orang tua pada film
Pada kode data (D/ML/2) tokoh
Dua Gari Biru karya Gina S. Noer
mama Dara merupakan tokoh yang
yang memilki karakter buruk antara
memiliki karakter baik dalam salah
lain yaitu papa Dara yang pemarah
satu indikator yaitu karakter kasih
dan iri hati kemudian mama Dara
sayang, karena pada menit
yang pemarah, kekemudian ibu Bima
(01:17:00) terlihat saat Dara merasa
yang memilki pemarah, masing-
kaget dengan perubahan-peruban
masing peneliti menjabarkan satu
yang ia alami ketika hamil mamanya
karakter buruk tokoh orang tua Bima
menghampirinya menenangkan dara
dan Dara, adapun karakternya
dan berbaring bersama Dara sambil
sebagai berikut.
mengelus perut Dara agar Dara
merasa tenang. Dalam Papa Dara: berani-beraninya
penerapannya dengan mimesis teori kamu ngehamili anak saya,
dari plato, pendekatan mimesis gak punya otak kamu (
adalah dunia pengalaman, yaitu mengangkat leher baju Bima
karya sastra itu sendiri yang tidak dengan ekspresi wajah
bisa mewakili kenyataan yang marah) (00:34:40) (PD/MR/2)
9

Pada kode data (PD/MR/2) tokoh biru karya Gina S. Noer dengan
papa Dara merupakan tokoh yang pendekatan mimesis, adapun
memiliki karakter buruk dalam salah tokohnya yaitu tokoh Bima, Dara
satu indikator yaitu karakter marah, dan orang tua Dara dan Bima.
karena terlihat pada menit
Karakter tokoh Bima memiliki
(00:34:40) papa Darasudah tidak
karakter yang buruk dan baik yaitu
bisa mengontrol emosinya saat ia
karakter ceroboh, lalai, bohong
mengetahui anak perempuannya
(dusta), malu (Al-haya), tanggung
hamil maka ia mengangkat leher
jawab, jujur atau benar (siddiq), dan
baju Bima dan marah-marah pada
pekrja keras. yang kemudian
Bima dengan nada tinggi. Dalam
dianalisis menggunakan pendekatan
penerapannya dengan mimesis teori
mimesis, kemudian tokoh Dara juga
dari plato, pendekatan mimesis
memilki karakter yang baik dan
adalah dunia pengalaman, yaitu
buruk yaitu ceroboh, lalai, malu (Al-
karya sastra itu sendiri yang tidak
haya), sopan, patuh, pandai
bisa mewakili kenyataan yang
(fathonah), kasih sayang, dan tokoh
sesungguhnya melainkan hanya
orang tua Dara dan Bima memilki
peniruan kenyataan. dikatakan
karakter marah, iri hati, malu (Al-
realita yaitu apabila bisa kita indrai
haya), kasih sayang, ramah, kasih
atau kita lihat, rasakan, dan
sayang, bertaqwa, dan pemaaf. Yang
dengarkan, maka dari kutipan diatas
kemudian karakter-karakter yang
merupakan peniruan yang dapat
telah ditemukan tersebut dianalisis
dilihat kita dan dengar dari dialognya
menggunakan pendekatan mimesis
papa Dara memaki-maki Bima yang
teori dari plato yang menyatakan
menggambarkan bahwa ia marah,
bahwa karya sastra merupakan
kenyataanya seorang yang marah
peniruan atau cerminan dari
maka ia cenderung tidak suka dan
kenyataan. Dan karakter-karakter
berlaku kasar, dan seorang ayah
tokoh Bima, Dara, dan orang tua
pasti akan marah dan bisa saja
Bima dan Dara diatas setelah
melakukan hal lebih kasar lagi
dianalisis merupakan cerminan dari
terhadap orang yang sudah berani
kehidupan sehari-hari.
menghamili anaknya.
DAFTAR RUJUKAN
4. SIMPULAN
Ismawati, Esti. (2011). Metode
Berdasarkan hasil penelitian dan
penelitian bahasa dan sastra.
pembahasan yang dilakukan pada
Surakarta: Yuma Pustaka.
bab sebelumnya, diperoleh simpulan
dengan ditemukannya 28 data Kridalaksana. (1984). Kamus
karakter tokoh pada film Dua garis Linguistik. Jakarta: Gramedia.
10

Lifiani, Ayuk Putri. (2019). Karakter


Tokoh Utama Dalam Film
Yowis Ben. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.

Mulyati, Sri. (2020). Analisis Karakter


Tokoh Andrea dalam Film The
Devil Wears Prada
Berdasarkan Pendekatan
Humanistik. Jurnal bahasa dan
sastra. 12

Nurgiyantoro, Burhan. (2015). Teori


Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta:Gajah Mada
University Press

Rokhmansyah, Alfian. (2014). Studi


Dan Pengkajian Sastra
Perkenalan Awal Terhadap
Ilmu Sastra. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Samani, M., Hariyanto. (2012).


Konsep dan Model Pendidikan
Karakter. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Semi, Atar. (2013). Kritik Sastra.


Bandung: CV Angkasa

Siswanto, Prof. Dr. Wahyudi. (2013).


Pengantar Teori Sastra.
Yogyakarta: Aditya Media
Publishing

Siswantoro. (2016). Metode


Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian


Kualitatif Kuantitatif & RND.
Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai